NovelToon NovelToon
The Prisoner

The Prisoner

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintamanis / CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Miss Loxodonta

Kembali ke Kota kelahirannya di Hamburg—Jerman menjadi awal penderitaan Lenka Lainovacka. Dia disekap di ruangan bawah tanah oleh Steven Gershon—pria yang sangat membencinya karena mengira ia adalah orang suruhan Piero—musuh bebuyutannya Stevan dan turut terlibat dalam kecelakaan yang menewaskan kekasih pria itu.


"Kau ingin mati, bukan?" menautkan kedua tangan di bawah dada, Steven bersandar pada dinding ruangan itu. "Tapi aku belum rela, Len—ka," dia menekan nama perempuan itu sampai suara gemeratuk giginya terdengar. "Aku harus menyiksamu setengah mati dulu."

***

Ig : @missloxodonta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Loxodonta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mimpi Buruk Lenka

Mendapati kebisuan di bibir Steven, Lenka sudah menemukan jawabannya sendiri. Tapi sedetik kemudian, pria itu mencengkram pipinya.

“Jelas aku sangat bahagia, apalagi setiap kau menitikkan air mata. Aku begitu puas.” Ujar Steven dengan seringai tipis di bibirnya.

“Baguslah, semoga kebahagiaanmu tidak semu,” Lenka menepis tangan Steven dari pipinya. “Aku ingin kembali ke kamar inap sekarang.” Menahan sakit di perutnya karena terlalu banyak bergerak, berlahan Lenka bangkit berdiri dan duduk di atas kursi roda.

“Kupikir kau sudah kuat berjalan ke bawah.” Sindir Steven sebab tadi Lenka dengan berani memanjat tembok dan tak mengkhawatirkan sedikitpun luka diperutnya. Pria itu juga ikut berdiri dan mengambil tempat di belakang Lenka.

“Kalau kau mau, aku bisa berjalan bersamamu sekarang.” Sungguh Lenka begitu mahir bermain kata, sebab kalimat yang baru saja ia ucapkan membuat Steven kesal. Bagaimana tidak? Situasi sekarang seakan-akan membuat pria itu begitu perhatian pada Lenka.

“Kau mau tidak?” Tanya Lenka lagi. Tapi Steven mengabaikannya, pria itu segera mendorong kursi roda dengan sedikit kencang.

“Hati-hati, jangan sampai aku terjatuh. Nanti kau mendonorkan darah lagi.” Lenka menguatkan pegangan di bagian arm rest kursi roda, perempuan itu juga tidak mau jika sampai terjungkal ke depan.

“Sialan!!” Umpat Steven dalam hati. Mengurangi laju kursi roda secara signifikan, jelas dia juga tidak mau mendonorkan darah untuk yang kedua kalinya.

-

-

Waktu menunjukkan pukul 02.00 dinihari, Lenka sudah hampir lima jam terlelap tapi Steven masih terjaga. Pria itu kembali bergelut dengan pekerjaannya yang sempat tertunda karena tadi menemani Lenka ke rooftop.

Fokus Steven terganggu karena mendengar teriakan Lenka yang tiba-tiba, menggema kuat memenuhi setiap sudut ruangan itu. Dia segera beranjak menghampiri ranjang perempuan itu.

“Nyonyaaa!!!!” Lenka terbangun dari mimpi buruknya. Dia terduduk dengan kedua tangan terkepal, tampak buliran keringat membasahi kening perempuan itu. Kecelakaan yang ia alami bersama Airen menghampiri alam bawah sadar Lenka, membuat rasa takut—kehilangan dan keterlukaan perempuan itu kembali muncul ke permukaan.

“Kau kenapa?! Steven duduk di sisi ranjang, menatap bingung wajah Lenka yang basah oleh peluh.

“Sepertinya dia mengalami mimpi buruk.” Gumam Steven dalam hati.

Mendapati Steven di dekatnya, Lenka berhambur ke pelukan pria itu. “Aku—“ Lenka tak sanggup meneruskan kalimatnya, dadanya terasa sesak.

Tepat disaat tubuh mereka saling bertaut, Steven menegang dan entah mengapa dia tidak punya kekuatan untuk menjauhkan tubuh Lenka darinya. Isak tangis perempuan itu mememuhi indra pendengaran Steven, terdengar pilu dan sangat menyayat hati. Dan di luar kendali pria itu, tangannya mengusap lembut punggung Lenka.

Hampir satu jam lamanya Lenka menangis di pelukan Steven. Setelah sedikit merasa tenang, dia melepas tautan tubuh mereka. “Maaf.” Ujarnya lirih.

“Hmm.” Steven berniat pindah ke sofa tapi Lenka menggenggam kuat tangannya. Baru saja perempuan itu sedikit tenang, buliran keringat kembali membasahi keningnya.

“A—aku ta—kut, ja—ngan tinggalkan a—ku.” Ujar Lenka sambil tergugu, maniknya membola menatap ke depan. Melalui kaca yang terdapat di pintu, tadi dia melihat seorang pria dengan pakaian hitam menatap tajam ke arah mereka.

“Masih adakah rasa takut untuk perempuan iblis sepertimu?” Sarkas Steven, meski begitu ia menarik sebuah kursi yang terletak di samping nakas dan mendudukkan tubuhnya di sisi Lenka.

Merasa aman karena Steven di dekatnya, Lenka pun berbaring dan mencoba melanjutkan tidurnya lagi.

“Terimakasih.” Ujar Lenka dan kembali memejamkan mata.

“Siapa kau sebenarnya? Mengapa kau hadir di kehidupanku dan Airen?” Memindai wajah Lenka yang pucat, Steven bergumul dengan dirinya sendiri.

***

Di tempat lain...

“Menemuiku di jam berat seperti ini, pasti kau ingin meminta uang lagi, kan?” Seorang pria menatap tajam pada sosok perempuan yang duduk berhadapan dengannya.

“Peralatan rumah sakit tempat Alvan di rawat kurang memadai dan itu tidak akan mendukung kesembuhannya.” Ujar perempuan itu sambil menundukkan pandangan.

“Anak itu lagi, anak itu lagi. Sudah kukatakan padamu untuk menggugurkannya dulu. Kau lihatkan sekarang, dia hanya menyusahkan saja.” Pria itu memutar malas kedua bola matanya, mengingat sudah banyak uang yang ia habiskan untuk pengobatan Alvan.

Perempuan itu hanya bisa diam mendengar kalimat menyakitkan dari pria itu. Dia tidak bisa berbuat apa-apa karena dirinya membutuhkan pria itu sekarang, demi putranya Alvan—tepatnya demi putra mereka yang mengidap anemia sel sabit—kelainan genetik yang menyebabkan bentuk sel darah merah menjadi tidak normal. Hal tersebut mengakibatkan distribusi oksigen menjadi tidak optimal dan membuat organ-organ penting di dalam tubuh akan kekurangan pasokan untuk bekerja.

Ya, hubungan tanpa ikatan pernikahan di antara mereka menghadirkan seorang anak laki-laki yang sangat tampan seperti ayahnya. Namun kelahiran sang putra ternyata tidak pernah diharapkan pria itu.

“Berapa uang yang kau perlukan?” Tanya pria itu to the point.

“Di rumah sakit yang baru, Alvan akan melakukan medical check up. Aku khawatir terjadi komplikasi padanya, biaya yang diperlukan sekitar seratus juta dan itu belum dengan biaya pengobatannya.” Terang perempuan itu.

Pria itu menarik sudut bibirnya, dia berjalan mendekati perempuan itu. “Akan kuberikan, tapi kau tahu ‘kan aku tidak akan memberikannya secara gratis,” dia memegang tengkuk perempuan itu. “Layani aku, hmm.” Ujarnya sambi tersenyum smirk.

Manik pria itu sudah diselimuti nafsu, menatap lapar pada sosok di depannya—seseorang yang selalu berhasil membangkitkan gairahnya. Dia me*lumat rakus bibir ranum perempuan itu dan tangan pria itu langsung menjelajah ke dalam pakaian yang perempuan itu kenakan. Hasratnya semakin memuncak saat satu de*sahan lolos dari mulut perempuan itu.

“Aku tahu kau selalu menikmati permainanku, Vlorin.” Tampak seringai tipis di bibir pria itu. Melayangkan sebuah ciuman dan gigitan kecil di ceruk leher perempuan itu, dia meninggalkan banyak tanda merah disana.

Sofa sepertinya menghambat ruang gerak pria itu, dia memindahkan tubuh ramping Vlorin ke atas ranjang. Pria itu segera menanggalkan seluruh pakaiannya pun juga yang perempuan itu kenakan. Dengan lidahnya, dia mulai menyisiri setiap lekuk tubuh Vlorin dan dengan satu kali hentakan, terdengar lenguhan panjang dari mulut mereka.

Pergulatan itu terjeda saat dering ponsel pria itu berbunyi berkali-kali.

“Shi*t!!” Umpatnya, tangannya meraih ponsel yang sempat ia abaikan dari atas nakas.

“Aku akan memotong lidahmu jika yang kau katakan tidak penting.” Ujar pria itu mengancam.

“Perempuan bernama Lenka ada bersama Steven di rumah sakit Hoffen, tuan.” Seseorang memberikan informasi penting untuk pria itu.

“Kerja bagus, aku akan menambah bayaranmu.” Ujarnya dan langsung menutup sambungan telepon.

“Kabar baik yang barusan kudengar membuatku menjadi semakin bergairah.” Pria itu tertawa dan kembali melanjutkan kegiatannya yang tertunda.

1
Ivonovi
thor lanjutin dong 🙏🙏
narrehSha
love in strugell gmn kak kok ga ada kelanjutannya
F.T Zira
sudah mampir thor..
salam kenal yaa...
kalo berkenan mampir juga di karyaku Silver Bullet
muna aprilia
lnjut
marrydianaa26
mampir thor, semangat updatenya🔥
mampir juga di karya aku ya😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!