tentang Gueen, wanita 18 tahun yang terpaksa harus tinggal dengan kakak tirinya karena sebuah alasan.
hidup Gueen di penuhi dengan lika-liku yang menyakitkan. Dia berpikir tinggal dengan Kalindra yang tak lain Kakak tirinya akan membuat hidupnya jauh lebih baik, tapi ternyata tidak.
Kalindra malah membencinya. Setiap hari dilalui Gueen dengan makian-makian dan makian. Karena KaIindra sangat membenci Gueen, karena dulu Ibu Gueen merebut ayahnya hingga sekarang dia melampiaskan amarah dan kekesalannya pada adik tirinya.
Berbeda dengan Kalindra yang membenci Gueen, Gueen malah mempunyai perasaan yang aneh pada kakanya sendiri. Bukan perasaan semacam sayang adik pada kakanya tapi perasaan yang lain, seperti perasaan Cinta pada lawan jenis. Tapi, di sisi lain Gueen pun sadar Kalindra adalah kakanya.
Tanpa mereka duga ada rahasia di balik kisah keluarga mereka. Mampukan Gueen bertahan bersama adik Kalindra di tengah kebencian Kalindra padanya. Ataukan Gueen akan pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Aaaaa!” Gueen berteriak ketika dia sudah terjun. Tapi ternyata ada yang menahan tangannya.
“Apa kau bodoh, Hah!” Teriak Kalindra. Rupanya, dia melihat tas Gueen di dekat tangga darurat yang merupakan satu-satunya jalan yang menghubungkan ke rooftop. Pikiran kalindra langsung blank, sejahat-jahatnya dia tapi dia tidak akan membiarkan orang lain bunuh diri termasuk Gueen.
Dan benar saja, ketika dia pergi ke rooftop dia melihat Gueen akan meloncat dan dengan cepat Kalindra berlari, dia langsung menahan tangan Gueen. “Lepaskan aku!" teriak Gueen.
“Seandainya aku tidak takut hukum, sudah kulepaskan kau!” umpat Kalindra lagi, dan dengan cepat dia langsung menarik tubuh Gueen ke atas hingga sekarang Gueen berhasil diselamatkan dan tak lama Gueen berteriak kesakitan ketika tubuhnya di hempaskan oleh Kalindra.
Setelah bisa mengatur nafasnya, kalindra menekuk kakinya menyetarakan diri dengan Gueen yang sedang duduk di tanah.
“Kauu itu mau hidup atau mati pun sama sekali tidak berguna, seeandainya aku tidak takut hukum Aku tidak akan mencegahmu untuk berbuat seperti ini. Sekarang pulang,” ucap kalindra dengan gemas.
“Kenapa kau membuatku selamat?” tiba tiba Kalindra menghentikan langkahnya, ketika Gueen berbicara.
“Sudah kubilang, aku takut terkena hukum. Aku yang akan di salahkan jika kau mati di sini, otomatis aku yang akan di salahkan. Aku sama sekali tidak peduli kau mau mati. Tapi, bunuh diri di tempat lain, bukan di sini!" Teriak Kalindra di penuhi emosi.
“ Ya sudah siksa saja aku lagi sampai mati,” jawab Gueen, dia sudah terlalu putus asa dengan hidupnya, hingga dia berbicara seperti itu.
“Kau yakin, ingin aku melakukan seperti kemarin?” tanya Kalindra yang yang semakin tersulut emosi, dan Gueen langsung mengangkat kepalanya, kemudian dia menatap Kalindra dan untuk pertama kalinya Kalindra tertegun ketika melihat wajah Gueen, terlihat jelas di sana banyak luka yang wanita itu tanggung.
“Siksa saja aku sampai mati, aku tidak keberatan,” jawab Gueen, dia benar-benar seperti tidak mempunyai minat lagi untuk hidup.
Baru saja Kalindra akan melepaskan sabuknya dan berniat untuk mencambuk Gueen karena emosi, tiba-tiba Kalindra menghentikan niatnya, ketika Gueen terus menatapnya seolah wanita itu mengharapkan siksaan darinya. Dan entah kenapa sekarang hati Kalindra sepertinya sedikit mempunyai belas kasih untuk wanita itu.
Dan tanpa perasaan, Kalindra langsung menarik lengan Gueen, lalu menyeret tubuh Gueen untuk keluar dari rooftop karena Kalindra takut Gueen kembali nekat.
Sedangkan Gueen yang sedang merasa kesakitan di kakinya karena berjalan tanpa tongkat sama sekali tidak mengeluh, dia bahkan tidak meminta Kalindra untuk memperlambat langkah hingga pada akhirnya mereka pun sampai di bawah.
“Pulang sana,” ucap Kalindra. Setelah mengatakan itu, kalindra langsung menutup pintu rooftop kemudian menguncinya lewat kunci otomatis agar Gueen tidak kembali lagi ke atas dan setelah itu Kalindra pergi meninggalkan Gueen yang sedang berada di titik hancurnya.
Perlahan Gueen berjalan memegang tembok karena dia tidak bisa berjalan tanpa tongkat, tangis Gueen sudah tidak bisa dibendung, beberapa orang yang berpapasan dengannya menatap heran pada Gueen, tapi Gueen seolah tidak memperdulikan tatapan orang-orang hingga pada akhirnya Gueen berhasil sampai di lobi dan Dia memutuskan untuk pulang.
Saat berada di dalam taksi, Gueen menangis sekencang-kencangnya, hatinya fisiknya mentalnya benar-benar dihabisi oleh masalah hidupnya yang tidak selesai, dan dia tidak tahu kapan semuanya akan berakhir.
hingga pada akhirnya taksi ditumpangi Gueen pun sampai di apartemen dan dengan pelan Gueen turun dari taksi yang dia tumpangi, kemudian dia menghentikan langkahnya sejenak karena kakinya terasa ngilu dan tak lama tatapannya teralih pada seseorang yang sedang menunggu di lobby yaitu Joseph.
Ketika Gueen sedang melamun memperhatikan Joseph, Joseph pun langsung melihat ke arah Gueen, hingga tatapan kedua kakak dan adik itu saling mengunci, dan dengan cepat Joseph langsung menghampiri Gueen, hingga ....
ranjang adlh tmpt penyelesaian masalah suami istri 🤭