NovelToon NovelToon
Dibalik Tirani Pernikahan

Dibalik Tirani Pernikahan

Status: sedang berlangsung
Genre:Tukar Pasangan / Selingkuh / Balas Dendam
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Rama dan Ayana dulunya adalah sahabat sejak kecil. Namun karena insiden kecelakaan yang menewaskan Kakaknya-Arsayd, membuat Rama pada saat itu memutuskan untuk membenci keluarga Ayana, karena kesalahpahaman.

Dalih membenci, rupanya Rama malah di jodohkan sang Ayah dengan Ayana sendiri.

Sering mendapat perlakuan buruk, bahkan tidak di akui, membuat Ayana harus menerima getirnya hidup, ketika sang buah hati lahir kedunia.

"Ibu... Dimana Ayah Zeva? Kenapa Zeva tidak pelnah beltemu Ayah?"

Zeva Arfana-bocah kecil berusia 3 tahun itu tidak pernah tahu siapa Ayah kandungnya sendiri. Bahkan, Rama selalu menunjukan sikap dinginya pada sang buah hati.

Ayana yang sudah lelah karena tahu suaminya secara terbuka menjalin hubungan dengan Mawar, justru memutuskan menerima tawaran Devan-untuk menjadi pacar sewaan Dokter tampan itu.

"Kamu berkhianat-aku juga bisa berkhianat, Mas! Jadi kita impas!"

Mampukah Ayana melewati prahara rumah tangganya? Atau dia dihadapkan pada pilihan sulit nantinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 15

Deg!

Deg!

Deg!

Jantung Devan berpacu kuat ditatap Ayana sedekat itu. Ia sampai enggan menurunkan tisu tadi pada bibir Ayana.

Sementara yang ditatap, Ayana mendadak salah tingkah. Ia langsung tertunduk dan melanjutkan makannya, hingga Devan menarik tubuhnya ke belakang.

Wajah keduanya sama-sama memerah, seperti kepiting rebus.

5 menit kemudian, keduanya sudah habis menyantap steak tadi. Gelas jus milik Ayana juga sudah kosong, dan hanya menyisakan sedikit saja.

"Sudah selesai?"

"Sudah, Dokter! Terimakasih atas traktiran Anda siang ini. Maaf jika saya belum bisa membalas kebaikan Anda. Kalau begitu saja permisi!"

Ayana sudah bangkit. Ia mengambil dua bekal pesanannya tadi.

"Ayana... Hati-hati!" ucapnya juga ikut bangkit.

Ayana menoleh sekilas. Ia mengangguk, tak lupa memberikan senyuman terbaiknya untuk Dokter persendian itu. Selanjutnya ia berjalan ke depan, juga melewati pintu samping yang langsung menghubungkan dengan parkiran motor.

"Alhamdulillah, lumayan kenyang juga ya, hehe..." kekeh Ayana sambil memasukan pesanan tadi ke dalam jog. "Orang kaya makan begituan tanpa nasi, apa kenyang? Kalau aku, pasti udah tak tambahin nasi tuh daging," gerutunya.

Baru saja ia akan memakai helmnya kembali, tiba-tiba saja lengannya ada yang menahan kembali.

Ayana menoleh, sambil tanganya menggantung pada pengait helm.

Deg!

"Mas Rama?"

"Ayo ikut saya!"

Ayana urungkan niatnya memakai helm, dan langsung mengimbangi langkah suaminya, sebab tangannya saat ini di tarik Rama menuju belakang parkiran.

"Mas Rama, lepasin!" Ayana menarik tangannya, merasa kesal dengan sikap arogan suaminya itu.

"Kamu ngapain ke sini, Ayana? Kamu sengaja bertemu dengan pria asing itu?"

Ayana menekuk wajahnya sambil berkacak pinggang. "Mas Rama apa-apaan, sih?! Saya kesini di suruh Bu Anita memesankan makanan untuk adiknya Mas Rama! Lagian ya... Kenapa kalau memang saya tadi makan dengan pria lain?" wajah Ayana begitu menantang.

Rama sedikit berpikir. Namun detik kemudian wajahnya memerah mendengar kalimat tantangan dari istrinya itu.

"Ya, kalau sudah dapat pesanannya itu langsung pulang! Atau memang kamu sengaja 'kan tebar pesona dengan pria tadi?!"

Ayana hanya tersenyum getir. Ia membuang nafas sejenak, lalu berkata, "Mas Rama kesini juga pasti makan siang dengan Mbak Mawar 'kan? Lalu... Kenapa Mas Rama nggak suka kalau saya juga makan siang sama pria lain?! Saya juga berhak dong di bahagiakan orang lain!"

Jleb!

Dada Rama bak terhantam benda berat, hingga membuatnya terasa sesak.

Sebab merasa kesal, ia langsung menarik satu lengan istrinya.

"Putra kamu itu di rumah sedang sakit, Ayana! Bisa-bisanya kamu keluar, dan makan siang dengan pria lain tanpa memikirkan kesehatan putramu-"

Plak!

Rama mematung saat wajahnya terhempas kesamping oleh tamparan Ayana.

Tangan Ayana bahkan sampai bergetar.

Kedua matanya memanas, hingga berkaca-kaca. Ibu Zeva itu menudingkan jari telunjuknya, menatap Rama dengan penuh kekecewaan.

"Tidak usah Mas Rama bersikap sok peduli dengan putra saya, jika Mas Rama lah disini yang menjadi penjahatnya! Dan perlu Mas Rama ingat, jika Zeva juga darah daging Mas Rama sendiri!"

Rama masih berdiri kaku.

Setelah mengatakan itu, Ayana langsung melenggang begitu saja sambil mengusap kasar air matanya.

"Ayana, saya belum selesai berbicara!" Rama menoleh, menekan kalimatnya dengan berat.

Namun Ayana sudah tak mempedulikan itu. Ia segera menuju motornya, memakai helm dan segera pergi meninggalkan resto itu.

Rama sedikit berlari, namun tetap saja tak dapat mengejar istrinya. Satu lenganya terkepal setelah memukul angin.

"Rama... Kamu kok disini sih, aku cari-cariin sejak tadi loh!" Mawar segera menghampiri kekasihnya di parkir samping.

Rama menoleh.

"Kamu ngapain disini?" tanya Mawar lagi.

"Em, itu... Tadi aku habis bertemu rekan bisnisku-"

"Sebentar-sebentar! Ini... Ini wajah kamu kenapa kok merah gini?" Mawar menatap wajah Rama begitu telisik, hingga ia usap lembut wajah kekasihnya yang memerah akibat tamparan tadi.

Rama menurunkan tangan Mawar, "Nggak papa, mungkin karena tadi aku makan seafood, jadi alergiku kambuh!" dalih Rama. "Kamu makannya sudah selesai 'kan? Oh ya, nanti kamu pulang sendiri!"

"Rama, kita harus ke Dokter dulu! Aku nggak mau kamu kenapa-kenapa," tolak Mawar menatap dengan cemas. "Kamu tadi bilang apa? Kamu suruh aku buat pulang sendiri? Sejak kapan kamu membiarkan aku sendiri?!"

"Mawar, pekerjaanku masih banyak! Ayolah, sekali aja kamu dapat ngertiin posisiku. Aku cuma nyuruh kamu pulang aja, bukan buat pergi!" Rama menatap arloji di tangannya sekilas. "Udah ya, kamu hati-hati."

Mawar terdiam merasa tidak terima.

Sementara Rama, ia langsung melenggang begitu saja menuju parkiran mobil, sebab Deril sudah menunggu disana.

"Rama keterlaluan banget!" Mawar kesal, dan juga langsung ikut pergi dari sana.

*

*

Beberapa menit berlalu. Dan tepat pukul 14.10 wib, Ayana baru saja tiba di rumah utama.

Baru saja ia selesai menyajikan menu pesanan Mertuanya itu, tetiba Rama juga sudah tiba, dan tampak tergesa berdiri di sebrang meja makan.

"Loh, Rama... Kok pulang? Ada apa, kayak di kejar setan aja!" Bu Anita bangkit, berjalan menghampiri putranya dengan dahi berkerut.

Ayana masih sibuk menata makanan itu, tanpa berniat menatap kearah suaminya.

"Ini mana spageti nya?" bentak Milya sambil mendorong kotak makanan didepannya.

Srekkk!

Ayana melonjak kaget begitupun Bu Anita dan juga Rama. Keduanya menoleh saat Milya sudah berdiri menatap Ayana dengan kesal.

"Milya, ada apa sih?" Bu Anita kembali berpindah menghampiri putrinya.

"Ini, Mah... Masak nggak ada spagetinya?! Kan tadi Milya suruh pesenin spageti!" ucapnya dengan wajah di tekuk.

Bu Anita hanya mampu mengusap bahu putrinya dengan lembut. Lalu ia menatap Ayana dengan tajam, "Heh, Babu! Kamu itu gimana sih, Milya itu 'kan suka spageti, gimana bisa makanan sebanyak ini nggak ada spagetinya?!"

"Tau tuh si Babu!" sahut Milya menatap geram.

Melihat ada segelas orens jus, tangan Milya tampak terasa gatal. Ia dengan cepat menyambar gelas itu, hingga...

Byur!

Ayana sampai mundur, berdecih beberapa kali. Wajah serta tubuhnya sudah basah oleh air jeruk yang di siramkan adik iparnya itu.

Bu Anita hanya mampu tertawa puas sambil bersedekap dada.

Namun, tiba-taba...

"MILYA!"

Deg!

Milya menoleh kaku pada suara bariton Kakaknya. Bu Anita juga menatap tidak percaya.

Rama beranjak dari tempatnya, dan kini sudah ada disamping istrinya.

"Mas Rama membentakku?" suara Milya sudah parau, menahan gelombang besar yang sebentar lagi meledak.

Wajah Rama sudah memerah. Entah mengapa, ia merasa tidak terima Ayana di perlakukan seperti itu.

"Jelas Mas marah sama kamu! Jika kamu tidak suka, maka pergilah sendiri ke Resto dan makan disana! Kamu itu sudah besar, Milya! Jangan apa-apa menggunakan jasa pelayan dengan semena-mena!" Rama sampai menudingkan jari telunjuk kearah wajah Adiknya.

Milya menangis. Ia langsung melenggang pergi begitu saja.

"Rama... Kamu ini apa-apaan sih?! Lihat adikmu sampai menangis seperti ini," geram Bu Anita. Setelah itu ia juga pergi dari sana menyusul putrinya.

Rama menatap Ayana sekilas.

"Sekarang kamu duduk, biar saya ambilkan tisu!"

Ayana cukup bergeming. Ia berniat untuk pergi, namun lagi-lagi lengannya ditahan oleh Rama. Rasanya ia tak percaya mendapati dua hal sekaligus dalam hidupnya. Di siram ... Dan mendapati perlakuan suaminya dengan lembut.

Shock? Jelas!

"Duduk dulu!"

Ayana duduk dengan terpaksa meskipun wajahnya saat ini acuh tanpa ekspresi. Sementara Rama, pria itu menarik satu kursi untuk ia duduki di depan istrinya.

"Nggak usah, Mas! Saya bisa sendiri!" Ayana bermaksud menyambar tisu itu, namun tangan Rama lebih dulu menghindar.

Hah!

Rama sampai mendesah dalam. "Kamu bisa diam nggak sih? Saya sedang bantuin kamu mengelap jus tadi!"

"Iya, saya tahu! Saya juga bisa kok melakukannya sendiri. Lagian... Mas Rama pasti seneng 'kan, melihat saya menderita? Nggak usah sok peduli-"

Husttt!

Rama menutup mulut istrinya dengan jari telunjuk.

"Kamu ini cerewet banget sih?! Bisa nggak sih, nurut, diem gitu? Sekarang diem!" paksa Rama sambil satu tangannya mengunci kedua tangan Ayana dibawah. Kalimat pria itu juga sangat lembut, tidak seperti biasanya.

Pria tampan itu begitu telaten mengelap wajah istrinya dari sisa air jus yang menempel terkesan lengket itu. Kepala Ayana juga tak lepas dari usapan lembut Rama saat ini. Dan untuk sejenak, pria itu seolah bersikap hangat sama seperti perlakuan suami terhadap istrinya.

Dan baru kali ini Ayana mampu menatap wajah tenang Rama dari dekat. Wajah yang sangat hangat tanpa tuntutan atau tekanan dari manapun. Sorot mata Rama begitu intens mengikuti gerakan tangannya yang menari diwajah Ayana.

"Kenapa harus kamu yang menempati hati saya, Mas? Padahal cintamu hanya untuk Mbak Mawar! Kenapa juga harus ada pernikahan di antara kita, jika kamu tidak dapat memberikan perasaanmu untuku?!" Ayana tertunduk, sebab ia tak mampu lebih lama menatap manik mata suaminya.

Rama menghentikan gerakan tangannya dan melepas tangan Ayana. "Sudah! Sekarang lebih baik kamu mandi, dan bersihkan rambutmu juga!"

Ayana masih terdiam.

Rama menggeser kursinya, lalu bangkit dan beranjak dari sana.

****

Malam itu, pukul 19.30 wib.

Keluarga Jayantaka baru saja selesai dengan makan malamnya.

Rama tampak sibuk di ruangan kerjanya, sementara Bu Anita kini sedang berdiri di tepi kolam sambil menunggu panggilannya pada sang suami terjawab.

Setelah beberapa menit itu, akhirnya Tuan Ibrahim menerima panggilan istrinya.

"Hallo, ada apa Anita?" ucapnya dingin.

Bu Anita mencoba memaksakan senyumnya, "Hallo, Pah... Bagaimana kabar Papah disana? Kok lama banget nggak pernah kasih kabar sama Mamah?!"

"Kabar saya baik! To the point saja, tidak usah berbasa basi!" tekan Tuan Ibrahim.

"Pah... Papah pulang 'kan, saat lamaran Rama nanti?"

Tuan Ibrahim terdengar mendesah kasar, "Hah! Jika saya datang. Itu sama saja saya mendukung hal gila yang kamu rencanakan dengan putramu, Anita. Tidak! Saya tidak akan setuju sampai kapanpun! Saya sudah memiliki menantu dan cucu. Dan saya tidak ingin Rama menikahi wanita lain!"

Dada Bu Anita bergemuruh kuat.

1
Daulat Pasaribu
jgn sampai kau buat kesalahan fatal rama,kasihan zeva
Daulat Pasaribu
aku sih gk mau si rama sama ayana pisah,klo bisa jgn sampai kesalahan si rama fatal
Daulat Pasaribu
pasti si milya yg curi.jgn sampai si rama bodoh kesekian kalinya.mau mauan ketipu sama ibunya
Rieya Yanie
mungkin sebaiknya ayana pergi saja dr pada km, zefa dan ibumu makan ati dan diinjak ijak tiap hari
Daulat Pasaribu
takutnya si rama ingkar janji besok,kasian si zeva uda senang
Septi.sari: palingan nanti juga lupa kak😭
total 1 replies
Dini Anggraini
Jangan mau ayana itu jebakan dari myla agar kamu masuk dan menuduhmu mencuri uangnya anita bunda author tolong jangan jahat2 sama ayana padahal pencuri sebenarnya myla sendiri dan di berikan Brandon kemarin. 🙏🙏😍😍😍
Septi.sari: si milya biang kerok🤧
total 1 replies
Dini Anggraini
Apa yang membunuh irsyad pacarnya myla ya bunda author dan pak susilo juga yang membunuh orang yang sama tapi kenapa hanya irsyad, Rama tidak di bunuh juga. Semoga segera terpecahkan misteri pembunuhan irsyad dan pak susilo tapi saat mawar sudah bahagia dan sukses setelah keluar dari rumah neraka itu bunda. Q tunggu penyesalan Rama, ibu anita dan myla karena telah melepaskan berlian demi batu kali dan mawar menantu kesayangannya gak bisa apa2 bisanya hanya menghabiskan uangnya Rama saja saya tidak sabar menunggu penyesalan keluarga itu bunda author. 🙏👍👍👍😍😍😍
Dini Anggraini: maaf kak komentar saya salah yang sukses ayana bukan mawar keenakan dong mawar sudah jadi pelakor hidup bahagia sama Rama. 🙏🙏🙏
total 3 replies
Dew666
💃💃💃💃💃
Daulat Pasaribu
lawan aja terus ayana,emang dia aja yg boleh selingkuh.klo bisa balas ayana kamu pun brarti dimata pria lain
Septi.sari: Ayana mah gas aja🤭
total 1 replies
Daulat Pasaribu
ntah kenapa aku curiga thor si arsyad,abangnya rama masih hidup.klo terbukti mamanya rama yg sengaja membunuh arsyad.apa gk nyesal si rama salah balas dendam sama ayana
Septi.sari: biar nyesel aja kak🤭
total 1 replies
Daulat Pasaribu
apa gk menyesal seumur hidup sirama klo tau abangnya dibunuh sama mamanya sendiri.salah balas dendam ama ayana.
Septi.sari: ntar ada plot twistnya kak🤭
total 1 replies
Daulat Pasaribu
giliran si ayana uda mau nyerah sok sok an si rama merasa korban
Septi.sari: playing victim banget🤭
total 1 replies
Daulat Pasaribu
mau nya papa ibrahim nikah lagi biar tau si anita rasanya dipoligami
Rieya Yanie
bu Anita jahat banget klo g mau sama ayana minimal kan sayang sama zeva
Septi.sari: ini cucu aja ngga di akuin lo kak🤧
total 1 replies
Dew666
🔥🔥🔥🔥🔥
Daulat Pasaribu
kok aku nebaknya malah mamanya si rama ya.ibu tiri rupanya ku kira ibu kandung
Septi.sari: iya kak, ibu tirinya Arsyad.
total 1 replies
Siti Koyah
ini mh kaya nya ulh si anita mak tere
Septi.sari: biar anaknya lebih unggul kak🤭
total 2 replies
Daulat Pasaribu
gk sabar sih liat penyesalan si rama
Septi.sari: nanti kita liat sama2 kak🤭
total 1 replies
Dew666
👄❤️‍🩹
Daulat Pasaribu
klo uda di tinggal baru nyahok kamu rama
Septi.sari: iya kak nangis deh🤧
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!