NovelToon NovelToon
Unconditional Love (Ben And Jeslin)

Unconditional Love (Ben And Jeslin)

Status: sedang berlangsung
Genre:Playboy / Selingkuh / Cerai / Pelakor
Popularitas:14.6k
Nilai: 5
Nama Author: Osi Oktariska

Adrian tiba tiba ketahuan menjalin hubungan dengan Astrid, sahabat Jeslin sendiri. Hal ini membuat hubungan ketiganya rusak. Sehingga membuat Jeslin terpaksa pergi dari Ibukota. Namun, sebelum itu terjadi, Jeslin sempat dekat dengan Ben, Sahabat adiknya sendiri. Tapi hubungan mereka masih menggantung.

Jeslin pergi ke Bali, di mana kakek dan neneknya tinggal. Namun dia tidak menyangka kalau di sana dia akan bertemu lagi dengan Ben. Kisah cinta mereka yang dulu belum berlanjut membuat keduanya makin dekat. Sayangnya, Jeslin baru tahu kalau Ben sudah punya tunangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Osi Oktariska, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17. berkumpul

"Aku capek banget!" ungkap Jeslin begitu sampai di apartemen. Dia langsung merebahkan tubuh di sofa.

Dapurnya terdengar ramai. Sejak ia masuk, Astrid terlihat sedang mondar mandir di dapur membuat sesuatu. Aroma masakan tercium di pangkal hidung Jeslin. Tapi kedua matanya justru sangat berat untuk terbuka lagi. Tanpa melepas pakaian kerja, dia meraih bantal yang ada di sofa lalu memeluknya erat. Ia lapar, tapi ia juga mengantuk, dan yang Jeslin pilih adalah tidur.

Tangan dingin seseorang menempel pada pipi kanan Jeslin. Membuat gadis itu mengerjap tapi kembali menutup mata itu lebih erat. "Makan dulu, Nona Penulis. Aku yakin kamu belum makan malam. Jangan sampai nggak makan, ya. Lambungmu pasti kambuh lagi nanti," kata Astrid yang kini lebih mirip Ibunya ketimbang seorang sahabat.

"Makan? Kamu masak apa, Trid?" Kali inu Jeslin tertarik pada aroma makanan yang disebutkan Astrid. Ia lantas duduk, sambil membetulkan rambutnya dan mengikat ke atas.

Meja makan sudah tampak oenuh dengan beberapa piring dan mangkuk. Astrid masih sibuk menata meja tersebut dengan berbagai makanan yang berwarna warni. Tak lama pintu apartemen Jeslin diketuk. Jeslin langsung tau siapa tamu yang datang. Karena termasuk manusia yang anti mainstream. Biasanya jika ada tamu yang berkunjung ke apartemennya, maka bel pintu yang akan berdering. Tapi tidak bagi Daniel. Daniel lebih suka mengetuk pintu sebanyak tiga kali. Jika tidak ada sahutan dari dalam, dia akan mengetuk lagi tiga kali. Begitu seterusnya.

Jeslin berjalan sempoyongan ke pintu. Saat pintu terbuka, memang benar terlihat Daniel di depannya. Ia tersenyuk dengan wajah yang segar.

"Astaga, kakak pasti belum mandi? Baru pulang?" tanya Daniel langsung masuk tanpa disuruh.

"Hey, kenapa harus ketuk pintu? Kamu kan tau kode pintu apartemenku apa?"

"Tau. Tapi aku pengem dibukain pintu. Hehehe." Daniel segera mendekat ke meja makan.

"Hai, Dan!" seru Astrid. Mereka berdua pun saling berpelukan karena lama tidak bertemu. Daniel dan Astrid juga cukup dekat. Karena Astrid memang sudah bukan lagi sahabat Jeslin, tapi sudah dianggap keluarga. Daniel pun sudah dianggap adik nya sendiri.

"Wah, enak nih," kata Daniel menatap satu persatu menu makan malam mereka yang masih hangat dan panas.

"Kamu yang suruh dia datang?" tanya Jeslin ke Astrid.

"Iya. Kan aku juga kangen Daniel, bukan cuma kamu aja!"

"Hm. Yayaya. Ya udah aku mandi dulu," kata Jeslin hendak pergi ke kamarnya.

"Eh, nanti aja mandinya. Mending makan dulu!" suruh Astrid.

"Iya, Kak. Mending makan dulu. Makan bareng bareng kan lebih enak," kata Daniel lagi. Akhirnya mereka bertiga segera makan malam dengan menu spesial buatan Astrid.

Berbagai obrolan seru dan menyenangkan tersaji di atas meja. Daniel, Astrid, dan Jeslin terlibat pembicaraan tentang kehidupan masing masing. Hingga sampai ke rencana Jeslin pergi ke Latvia. Daniel sangat senang dengan berita baik itu, begitu pun Astrid.

"Eh, Dan ... Temen kamu itu kenapa sih, deketin aku terus?" tanya Jeslin yang langsung teringat seseorang begitu membahas Latvia.

"Temen aku? Siapa? Yang mana?" tanya Daniel bingung.

"Ben."

"Ben? Memangnya Ben ngapain, Kak?" Daniel malah kebingungan saat kakak membahas sahabatnya. Karena Daniel memang tidak tahu menahu perihal perasaan Ben pada Kakaknya. Walau ia bisa menebak, tapi Daniel tidak mengerti arah pembicaraan Jeslin saat ini.

"Dia selalu datang ke kantor kakak, hampir setiap hari."

"Astaga! Dia ngapain?" tanya Daniel terkejut dengan penuturan kakaknya.

"Ngajak makan siang."

"Hah?" Daniel menatap Astrid yang sedang menyimak obrolan ini sambil makan. "Serius, Kak? Kok aku nggak tau. Ben juga nggak bilang apa apa sih. Udah berapa lama? Terus kakak mau pergi sama dia?"

"Baru dua kali sih. Oh tiga, tiga kali ketemu Ben di kantor. Ben itu gila, ya?"

"Ben gila? Maksudnya?"

"Masa dia bilang suka sama kakak?"

"Hah? Pfffttt ...." Daniel lantas tertawa terbahak bahak mendengar hal itu. "Serius, Kak? Ben bilang ke kakak gimana?"

"Ya bilang gitu aja sih. Dia bilang suka sama kakak. Cuma ... Gimana ya. Dia aneh. Ngejar mulu. Muncul terus. Tadi aja dia kasih buket bunga."

"Lah mana bunganya?" tanya Astrid sambil tengak tengok.

"Aku tinggal di meja kantor. Malas mah dibawa. Susah."

"Wah, gila emang ini anak. Memang sih, Ben pernah bilang ke aku, kalau dia suka sama Kakak. Oh bukan! Bukan dia bilang ke aku, tapi aku tanya ke dia."

"Kamu tanya apa?"

"Aku kan kenal dia udah lama banget. Jadi paham lah ya, tentang gerak gerik Ben selama ini. Nah, pas kakak ke kantorku, kan Ben juga ada di sana. Aku udah bisa tebak kalau Ben suka sama kakak. Cuma nggak sangka aja bakal se- agresif itu. "

"Terus tadi, dia nanya ke aku tentang Latvia. Masa kata Ben gini, 'nanti kalau aku kangen kamu, gimana?' Kakak bingung dong."

"Kamu jawab apa, Lin?" tanya Astrid penasaran.

"Aku bilang, terserah."

Daniel dan Astrid tertawa lepas. Daniel membayangkan wajah Ben saat kakaknya mengatakan hal itu. Sementara Astrid justru merasa cerita ini adalah hal paling manis yang diceritakan Jeslin padanya. Karena Astrid belum pernah mendengar ada pria yang berhasil mendekati Jeslin dalam kurun waktu yang cukup lama. Biasanya, kebanyakan lelaki akan mundur dari hari pertama mendekati Jeslin. Jadi Ben adalah laki laki pertama yang berhasil membuat Jeslin terganggu. Justru itu adalah hal baik. Karena sikap dingin Jeslin yang membuatnya terlihat mengerikan dan membuat orang orang yang berniat mendekatinya langsung balik kanan.

Gawai Jeslin berdering. Ada sebuah pesan masuk dari nomor yang tidak dikenal. Ia mengabaikan hal itu, karena berpikir kalau itu adalah pesan iseng dari orang yang tidak dia kenal. Pesan lain masuk dan hanya dilirik oleh gadis itu. Hingga akhirnya beberapa pesan lain mulai memenuhi notifikasi hapenya. Tapi ada satu kalimat yang membuatnya sangat tertarik.

[Ian sudah nggak akan ganggu kamu lagi. Jadi kamu jangan khawatir.]

Jeslin mengerutkan kening, ia lantas meraih benda pipih itu dan membuka oesna tersebut. Ada sekitar 20 pesan yang belum ia baca dan semua pengirimnya adalah nomor yang sama. Jeslin membuka satu persatu pesan itu untuk mengetahui siapa pengirimnya dan apa yang ia maksudkan dengan Ian.

Akhirnya Jeslin tau siapa pengirimnya. Dia tentu adalah Ben. Orang gila yang sedang jatuh cinta pada Jeslin. Daniel dan Astrid tampak asyik mengobrol. Jeslin akhirnya lebih tertarik pada pengirim pesan tersebut. Ia pun membalas.

[Maksud kamu apa? Ini siapa?]

[Ha? Kamu nggak tau siapa aku? Jadi nomorku nggak kamu simpan? Kejamnya. 🥲]

Akhirnya Jeslin mengerti dan langsung mengenali siapa pengirim pesan misterius diponselnya. Ia beranjak, dan tak lama ada panggilan telepon dari Ben.

Jeslin berjalan menuju balkon, begitu sampai di sana ia kembali melihat ke dalam, di mana Adik dan sahabatnya masih asyik ngobrol.

Layar dia geser ke atas. Benda pipih itu ia letakkan di telinga kanan.

"Ya?"

"Hai , Jes. Kamu sudah sampai rumah, kan?"

"Udah. Tadi maksud kamu apa, Ben?"

"Tentang Ian?"

"Iya."

"Aku cuma mau bilang, kamu nggak perlu takut lagi sama Ian. Aku janji dia nggak akan ganggu kamu lagi."

"Kamu serius?"

"Iya. Kalau dia muncul lagi, kamu hubungin aku aja langsung."

"Kamu habis ketemu Ian?"

"Iya, Jes. Aku ... Aku udah tau semuanya."

"Maksud kamu?"

"Tentang Ian."

Jeslin diam sesaat. Pikirannya kacau. Yang menjadi pertanyaan Jeslin saat ini, adalah bagaimana Ben bisa mengetahui tentang dirinya dengan Ian. Lantas apa yang Ben pikirkan setelah tau hal ini. Jeslin penasaran.

"Bagaimana kamu tau?"

"Aku ketemu dia di tempat karaoke biasa dia nongkrong. Aku tau semua. Mungkin untuk sementara dia nggak akan muncul lagi, tapi kalau lain kali dia datang ganggu kamu lagi, kamu kasih tau aku, ya."

"Sementara dia nggak akan muncul lagi? Memangnya kenapa?"

"Nggak apa apa kok. Ya sudah, kamu istirahat ya. Pasti capek, baru pulang kerja. Sudah makan, kan?"

"Udah."

"Oke. Selamat malam, Jeslin."

Jeslin tidak menjawab, dan panggilan pun di akhiri. Jeslin masih tidak mengerti pada perkataan Ben barusan. Tapi satu hal yang Jeslin yakini, kalau setelah ini pasti Ben akan mulai menjaga jarak dengannya. Itu pasti. Ben sudah tau yang terjadi di antara dirinya dan Ian. Iti artinya masalah ini bisa saja sampai ke telinga Daniel.

Jeslin menoleh ke meja makan. Di mana sang adik tampak bahagia. Jeslin tidak ingin merusak hal itu dengan masalah yang telah terjadi karena Ian.

1
kalea rizuky
lanjut donk
kalea rizuky
Astrid bner bner jalang pcr sahabat di embat
kalea rizuky
Astrid bner bner jalang
Asmaiyyah AjjhLah
semangat kak
Asmaiyyah AjjhLah
ceritanya lompat ini gimana kak, kadi gak nyambung🥲
SnowySecret
lanjut Thor seru dan bagus ceritanya SEMANGAT AUTHOR
ruby sunn
akhirnya up juga sekian lama perjuangan ku menunggu .hehehe lanjut ! cemangat
estycatwoman
good job jes 👍
Wajah Boneka
Malesnya aku jadi senyum-senyum sendiri baca ceritanya thor.. daku tunggu nextnya
SoftMambo
Yo ayo thor! aku selalu mendukungmu dalam doa hehehe
skyeandstaghorn
jangan gantung Thorr Cepetan Up ya Thorr Semangat
Prasetya Wibowo
Next thor💕
estycatwoman
ditggu updteya ka makasih 🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!