Paula adalah anak seorang Count yang sudah jatuh, di ambang kebangkrutan keluarganya, dia dijodohkan untuk menikahi seorang Duke.
"Aku menikahimu agar aku dijauhkan dari para wanita yang menganggu. Tahu batasanmu!"
Setelah berkali-kali disakiti oleh ucapannya, Paula masih mau bertahan untuk menyelamatkan wajah orang tuanya hingga Mereka menghabiskan malam bersama dan Paula hamil.
"Wanita murahan sepertimu mengaku hamil anakku?"
Sampai akhir pun Paula masih saja disakiti.
Lalu bagaimana nasib Paula selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Peri Bumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Madam Joe datang ke mansion Duke yang megah di siang hari. Dia sudah disambut Duchess Grovan yang baru menikah satu bulan yang lalu.
"Selamat siang Duchess..."
Paula tersenyum dan menyambut penjahit kelamaan Kerajaan Birud tersebut.
"Ya madam... selamat siang juga."
Keduanya lantas pergi ke ruang yang lebih pribadi karena Paula harus melakukan pengukuran untuk membuat baju Ball di istana.
Madam Joe sangat kagum dengan bentuk badan Paula. Dadanya berisi tapi perutnya ramping bahkan padat. Bokongnya juga berisi. Jarang qda gadis bangsawan yang punya bodo bagus. Biasanya entah dadanya yang terlalu gepeng, perut rampung juga kebanyakan diet sehingga saat disentuh terlihat sangat lembek. Jadi Madam Joe harus membuat baju dengan simpanan khusus agar dadan dan bokong mereka terlihat berisi. Untuk kasus Duchess Grovan, sepertinya Joe tak perlu melakukan trik tersebut.
"Badan Duchess sangat bagus, pasti Duke sangat menyukainya."
Paula tampak risih dengan pertanyaan Madam Joe. Menyadari bahwa Duchess sangat tidak nyaman, Madam Joe segera mengoreksi pertanyaannya. "Ah, maafkan saya Duchess kalau pertanyaan menyinggung dan terlalu masuk ke ramah pribadi Duchess."
"Tidak papa Madam. Memang benar apa yang dikatakan madam. Duke sangat suka dengan body saya." Paula berbohong.
'Si Duke itu tak nafsu denganku madam!' batin Paula.
Di seberang pintu, Delta yang tadinya mau masuk untuk memberikan instruksi gaun dan baju untuk dirinya itu pun berdiri di luar pintu mencuri dengar apa yang dikatakan mereka.
Delta tersenyum menyeringai. Dia akhirnya masuk dan membuat dua orang itu gelagapan.
"Apa kabar Madam." Suara berat Delta membuat Paula kaget. Paula takut kalau Delta juga mendengar omongannya.
"Ah Duke.... membuat kaget saja."
Madam Joe adalah seorang wanita bangsawan juga, dia bergelar Baroness. Karena kepiwaiannya dalam membuat gaun dan baju, usahanya dalam merintis butik pun sukses. Dia bahkan bertaraf mahal dan sulit di booking. Dia juga lebih suka dipanggil Madam dari pada gelarnya Baroness.
"Bagaimana pengukurannya? Apakah berjalan lancar?"
Paula yang di ukur dengan baju dalaman saja itu pun tidak enak karena di ruangan itu ada Delta. Baju dalaman itu berupa kemban yang menutupi payudara dan perutnya. Lalu juga celana sampai lutut dengan bahan yang sedikit tipis.
"Apakah sudah selesai madam?" Paula ingin segera memakai bajunya dan menutupi dirinya.
Delta yang melihat tingkah Paula sedikit grogi itu pun tersenyum nakal. "Kenapa buru buru istri. Aku kan sudah sering melihatnya juga." Delta hanya meneruskan apa yang Paula katakan pada Madam Joe.
Paula menggigit bibir bawahnya.
"Omo...." Madam Joe merasa seolah dia menjadi obat nyamuk bagi keduanya.
"Saya harus segera menyelesaikan pekerjaan dan pergi dari sini sepertinya." Madam Joe bercanda dan tertawa genit melirik ke Paula.
Paula harus mengikuti akting Delta. Melihat lirikan Madam Joe ke arahnya. Paula pura pura tertipu dengan memegang pipinya dan menatap ubin lantai.
'*ajingan!'
"Madam harus membuat baju pasangan yang bagus. Ini pertama kalinya saya tampil dengan pasangan di perjamuan istana." Delta memberikan banyak penekanan seperti kata pertama kali dan kata pasangan.
"Duke tenang saja, kalian akan menjadi bahan perbincangan era ini." Madam Joe sangat percaya diri dengan kemampuannya.
"Saya permisi Madam." Kata Paula hendak melangkah pergi karena harus memakai kembali gaun yang dia lepas.
Leah sudah pergi karena Duke menyuruhnya pergi. Satu satunya orang yang bisa menolong Paula untuk mengenakan pakaian yang banyak tapi di belakang punggungnya itu hanya Madam Joe. Itu pun dia sedang mengobrol dengan Duke.
Duke melihat kegelisahan Paula dan tersenyum penuh kemenangan.
Paula sudah terlanjur masuk bilik ruang gantu. "Sialan!" Dia benar benar tak bisa memakai pakaiannya dengan benar.
Tak lama Madam pamit kepada Duke, Tadinya (Madam) menunggu Duchess untuk berpamitan, tapi dia tak keluar keluar dari bilik ganti. Jadilah dia hanya pamit kepada Duke saja karena harus buru buru ke istana ada janji dengan Permaisuri.
Delta lalu menuju bilik ganti tempat Paula memakai baju dan tak kunjung keluar.
Delta tersenyum menyeringai, "Butuh bantuan?" tawarnya.
"Tolong panggilkan Ann atau Leah."
"Tidak asa mereka."
"Tolong panggilkan kalau begitu."
"Tidak ada permintaan Tolong yang seperti itu."
"....."
"Hanya ada aku." Delta menawarkan dirinya.
'Baj*ngan mesum!'
"Tidak terimakasih."
"Kalau begitu, keluarlah dengan baju yang seperti itu."
Baju Paula kini hanya masuk ke lengannya saja dengan bagian dada yang mengendur ke bawah. Sebagai Duchess tentu citranya tak akan baik jika keluar dengan kondisi seperti itu. Delta terus menghinanya sampai ke jurang.
"Pilihlah."
Masih berlanjut atau sudah tamat?? Authornya 😁😁
Udah naik 2 Kg pas sakit Turun 3 Kg,kan Ngeselin 🤦🏿
Orang Miskin hanya bisa Gigit jari kalo di Hina,jadi udah ga Aneh lagi Miskin selalu Salah di mata Hukum mana pun 😓.