30 Tahun belum menikah!
Apakah itu merupakan dosa dan aib besar, siapa juga yang tidak menginginkan untuk menikah.
Nafisha gadis berusia 30 tahun yang sangat beruntung dalam karir, tetapi percintaannya tidak seberuntung karirnya. Usianya yang sudah matang membuat keluarganya khawatir dan kerap kali menjodohkannya. Seperti dikejar usia dan tidak peduli bagaimana perasaan Nafisha yang terkadang orang-orang yang dikenalkan keluarganya kepadanya tidak sesuai dengan apa yang dia mau.
Nafisha harus menjalani hari-harinya dalam tekanan keluarga yang membuatnya tidak nyaman di rumah yang seharusnya menjadi tempat pulangnya setelah kesibukannya di kantor. Belum lagi Nafisha juga mendapat guntingan dari saudara-saudara sepupunya.
Bagaimana Nafisha menjalani semua ini? apakah dia harus menyerah dan menerima perjodohan dari orang tuanya walau laki-laki itu tidak sesuai dengan kriterianya?"
Atau tetap percaya pada sang pencipta bahwa dia akan menemukan jodohnya secepatnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 19 Agan Tidak Ngotak
Nafisha terlihat berjalan di kantor menuju lobby dengan langkahnya sangat terburu-buru sembari memegang ponselnya.
Penampilannya setiap hari sangat anggun dan modis menggunakan blus yang selalu dipadukan dengan rok dan tidak lupa memakai heels dan juga beleazer Korea.
"Apalagi mau laki-laki sinting ini," umpatnya dengan kesal tidak berhenti mengoceh dan akhirnya sampai pada parkiran.
Melihat mobil Agam terparkir di sana membuat Nafisha menghela nafas, kemudian menghampiri pria tersebut dengan memasuki mobil dengan sangat kasar.
"Pelan-pelan dong sayang, kamu kenapa kerjanya setiap hari marah-marah," ucap Agam.
"Stop, telingaku sakit mendengar kata-katamu," jawab Nafisha semakin naik tensi dengan ulah laki-laki tersebut.
"Semakin pernikahan kita semakin dekat dan kamu semakin menunjukkan sifat asli kamu yang sangat bawel, awal-awal kamu berbicara begitu lembut dengan memanggilku panggilan Mas padahal usiaku jauh lebih mudah beberapa tahun di bawah kamu," ucap Agam dengan tersenyum, membuat Nafisha sangat jijik dengan perkataan Agam.
Laki-laki itu benar-benar tidak merasa bersalah atas apa yang dilakukan kemarin malam dan membuatnya mendapatkan teguran dari atasannya.
"Katakan langsung kenapa mengajakku bertemu?" tanya Nafisha tidak suka basa-basi sudah ingin muntah di dalam mobil itu.
"Kita hari ini harus fitting baju pengantin bukan," jawab Agam dengan tersenyum penuh kemenangan.
"Agam, apa kau tuli, aku sudah mengatakan tidak ingin menikah denganmu dan kau sebaiknya batalkan semua ini jangan menjadi laki-laki bodoh seperti ini!" tegas Nafisha menyadarkan laki-laki di sebelahnya itu.
"Sayang kasar sekali perkataan kamu," sahut Agam dengan nada suara mengejek.
"Aku tidak ingin banyak bicara denganmu, aku tegaskan sekali lagi kepadaku, batalkan pernikahan ini!" tegas Nafisha.
"Oke!" sahut Agam membuat Nafisha mengerutkan dahi ketika laki-laki keras kepala di sebelahnya itu tiba-tiba saja setuju.
"Nafisha, aku juga harus berpikir beribu kali untuk menikahi gadis tua sepertimu, jangan terlalu percaya diri, jika aku mempertahankan pernikahan ini," ucapnya dengan kata-kata menohok pasti membuat ulu hati Nafisha terasa begitu sesak.
"Kau benar-benar tidak pernah bersyukur dan pantas saja kau tidak menikah-menikah sampai saat ini, kau perempuan egois, keras kepala, selalu menang sendiri dan kata-katamu kepada laki-laki sangat kasar. Aku sangat yakin kau tidak menikah sampai sekarang, karena sumpah para lelaki kepada dirimu yang sok jual mahal," ucap Agam membuat tangan Nafisha terkepal.
"Jangan kau pikir aku juga tidak ingin membatalkan pernikahan ini, jika kau ingin membatalkan pernikahan ini maka bayar semua kerugiannya sudah aku keluarkan," ucap Agam dengan tersenyum miring sangat puas melihat wajah amarah Nafisha.
"Berapa yang harus aku bayar?" tanya Nafisha semakin menunjukkan kesombongannya.
Agam dan Nafisha saling melihat satu sama lain, bagaimana dari bola mata Nafisha dia benar-benar sudah membenci laki-laki yang awalnya dia kagumi itu, tidak ada rasa respect pada laki-laki tersebut dan justru sangat jijik dan sementara Agam benar-benar memanfaatkan kelemahannya dan menghinanya dengan sesuka hati.
Pertemuan mereka hanya singkat dan Nafisha yang akhirnya keluar kembali dari mobil tersebut. Agam juga langsung melajukan mobilnya dengan kencang.
Nafisha terlihat memejamkan mata dengan membuang nafasnya perlahan ke depan, air mata di pipinya juga bahkan jatuh kembali.
"Yaallah, hamba tidak tahu dosa apa yang hamba lakukan, sehingga tidak laki-laki dan tidak wanita, selalu berbicara seperti itu kepada hamba," batin Nafisha memegang dadanya dengan nafasnya yang masih naik turun.
Tubuhnya seketika menjadi lemas dengan pandangannya samar-samar, bagaimana tidak mentalnya dijatuhkan habis-habisan oleh seorang pria dan itu pasti lebih sakit daripada perkataan mulut tetangga dan keluarganya.
Saat melangkahkan kaki tiba-tiba saja tubuh itu tidak seimbang dan hampir saja terjatuh dan untung saja tertahan dengan telapak tangannya yang memegang lengan seseorang berdiri di belakangnya membuatnya menoleh.
Dalam pandangan matanya samar, ternyata orang tersebut tak lain adalah Arthur.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Arthur dengan kedua alisnya saling bertautan mencoba menyelidiki kondisi wanita di hadapannya itu.
"Maaf, Pak," ucap Nafisha melepaskan tangannya dari penopang tersebut.
"Kamu bisa berjalan?" tanya Arthur.
"Iya, saya tidak apa-apa. Permisi!" ucap Nafisha menundukkan kepalanya berjalan kembali memasuki perusahaan.
Arthur hanya melihat bagaimana wanita itu berjalan tetap tidak seimbang dan memang terlihat dari poster tubuhnya tidak baik-baik saja. Nafisha memang sedikit lemas karena semua perkataan Agam terlalu menyakiti hatinya.
***
"2 Miliyar!" Nadine dan Denny terpakai kaget di kantin perusahaan ketika mendengar cerita dari Nafisha.
"Shutttt, kalian berdua ini berisik banget sih!" Nafisha panik melihat dua orang tersebut masih melotot yang bola mata mereka oleh-oleh ingin jatuh pada makanan.
Bagaimana tidak suara mereka berdua sangat berisik yang membuat orang-orang di kantin juga langsung melihat ke arah meja mereka.
"Nggak meski satu kantor tahu, berisik tahu!" tegas Nafisha.
"Ya habisnya, Dajjal itu seenaknya aja melontarkan uang 2 M. Dia pikir uang segitu daun apa," sahut Nadien.
"Dasar banci," Denny juga tidak kalah kesalnya.
"Tetapi itu adalah kenyataannya, dia bahkan menunjukkan kepadaku apa saja yang sudah dia lakukan dalam proses persiapan pernikahan. Dia benar-benar sangat effort untuk menikahiku, sudah menyiapkan gedung, catering dan printilan yang lainnya, bahkan hotel untuk tamu-tamu yang akan diundang. Katanya saja terpaksa menikahi perawan tua dan lihatlah dia saja yang sudah tidak sabar menikah denganku," oceh Nafisha masih dongkol dengan perkataan Agam.
"Si, mulut lemes itu benar-benar keterlaluan, ini namanya pemerasan, kalau membatalkan pernikahan ya dibatalkan saja, apa-apaan kamu harus sampai membayar 2 M," ucap Nadien.
"Sekarang aku benar-benar pusing, yang bisa membatalkan semua ini hanya keluarganya dan keluargaku," ucap Nafisha.
"Kalau begitu kembali saja ke rencana awal. Kita harus membuktikan bahwa dia memang bukan laki-laki yang baik, dengan seperti itu kamu bisa protes pada keluarga kamu dan juga pada keluarganya. Iya kali keluarganya akan membela kelakuan anaknya kalau sudah terlihat bagaimana aslinya," sahut Denny.
"Entahlah, aku juga tidak yakin apakah rencana itu berhasil atau tidak," ucap Nafisha.
"Nafisha tidak ada salahnya mencoba dan daripada kamu menikah dengannya, kamu juga tidak mungkin punya uang 2M. Gaji kamu saja habis-habis untuk biaya keluarga kamu," sahut Nadien yang pasti selalu menjadi tempat curahan dari sahabatnya itu.
"Kamu tenang saja Nafisha, aku pasti akan membantu kamu," ucap Denny.
"Aku ikut saja apa kata kalian dan semoga saja rencana kita berhasil," ucap Nafisha.
"Lalu bagaimana dengan desain kemasan produk baru yang sudah dirobek-robek oleh laki-laki sinting itu, kamu sudah menggantinya dan bukannya hari ini harus kamu serahkan kepada Pak Arthur?" tanya Nadien.
"Kamu tidak lihat mataku sudah menghitam seperti ini yang artinya sampai jam 04.00 subuh tadi malam aku tidak tidur untuk menyelesaikan semua itu," jawab Nafisha sampai menunjukkan matanya dengan melotot.
"Ya, ampun, kenapa sih wanita yang berjuang seperti ini tidak beruntung dalam percintaan, Nafisha, mungkin Allah itu sekarang sedang mempersiapkan jodoh yang benar-benar sempurna untukmu, maka dari itu kamu terus saja diuji," ucap Nadien dengan puitis tetap memberi semangat temannya.
"Iya-iya," sahut Nafisha.
Bersambung.....
tapi aku kok agak takut Agam bakalan balas dendam yaa...dia kan aslinya laki2 begajulan
wanita sholekhah jodohnya pria yg sholeh.nafish gadis yg baik kasihan banget dapet laki2 keong racun hia huaa