Ayana Frandrika harus diusir oleh kedua orangtuanya karna ia kedapatan hamil dengan posisi masih menjadi
siswi disalah satu sekolah Negeri disebuah kota. tak ingin menanggung malu, orangtua Ayana dengan tega menyuruh Ayana pergi dan mencari pria yang telah menghamilinya.
Ayana terpaksa datang pada Kelvin, kekasihnya yang juga termasuk ayah biologis dari calon anak yang dikandung Ayana.
Namun karna keadaan ekonomi Kelvin yang pas-pasan, membuat Kelvin selalu menyalahkan Ayana yang harus hamil diusia mereka yang masih sangat muda. Pernikahan bahagia yang diimpikan Ayana selama ini jika bersama Kelvin ternyata hanya sebuah mimpi saja. pada kenyataannya Ayana harus teraniaya dan tersakiti terus-terusan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Leo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku akan menggantinya
Bab 17
.
.
Karna Kelvin tak kunjung datang, Davian terpaksa masuk keruang rawat Ayana.
Kesadaraan Ayana perlahan pulih seiring dengan terbukanya kedua matanya.
Kembali terasa nyeri ditangannya, ayana sudah menduga jika dirinya kini ada dirumah sakit.
Saat kesadarannya pulih sempurna, Ayana mencoba meneliti sekeliling dan kembali mendapati Davian yang juga mendekatinya
"Kau sudah sadar ?? syukurlah. Aku juga sudah menghubungi suamimu, tapi dia belum datang, makanya aku belum pulang."terang Davian yang tak mau sampai Ayana salah faham
"dia tidak akan datang. jika kau akan pulang, pulanglah."ujar Ayana lirih.
"Bagaimana kau tau ?? Em.. Maksudku itu tidak mungkin kan..Dia suamimu Ay, pasti rasa kawatirnya sangat dalam." timpal Davian.
Ayana terdiam seketika. Mengingat yang dilihat tadi. Sakit sekali rasanya dadanya Ayana.
"Em.. Ay, Kata kakakku kau tidak boleh kelelahan dan juga jangan stress. Kau hampir terkena Fertigo" Davian mencoba mengalihkan tema.
"Iya. Terima kasih ya sudah menolongku. Pulanglah dav, Ini sudah malam."Balas Ayana berusaha biasa. Bahkan Ayana juga menatap dengan senyuman pada Davian.
" em.. aku sepertinya menemani kakakku jaga malam. Dan dari pada aku diruangannya, lebih baik disini saja. Mengobrol denganmu. Sudah lama kan kita tidak ngobrol bareng."Davian mencoba mencari alasan.
" tidak ada yang menarik untuk dibicarakan Dav, aku tidak seberuntung kau."Balas Ayana.
"Kau jangan begitu. Namanya manusia itu memang sudah punya jalannya masing-masing,"Timpal Davian.
" tapi jika manusianya sepertiku sudah pasti bukan karna takdir Tuhan. Tapi karna kelalaian ku sendiri Dav.."Ayana meresapi penyesalan yang teramat dalam.
"Ay.. Semua orang punya masa lalu. Ada yang baik ada juga yang buruk. baik buruknya masalalu jadikan pelajaran untuk kita. Jangan malah menjadi tumpuan penyesalan seumur hidup. Mungkin dimasa lalu kau begitu salah, nah dimasa depan sekarang kau harus bisa memperbaiki kesalahanmu itu."Nasehat Davian.
"Sudah. Jangan menangisi apapun yang terjadi dikehidupanmu. Pasti akan ada hikmah dari semua ini. Tenang saja."Davian terus berusaha menghibur Ayana.
Ayana sedikit dibuat tenang dengan perkataan Davian. Kata-kata yang sangat diharapkan Ayana keluar dari mulut Kelvin, nyatanya malah terlontar dari bibir Pria lain.
.
.
Pagi hari, Ayana yang sudah merasa lebih sehat sudah diperbolehkan pulang. Atas saran dokter, Ayana masih dilarang bekerja ektra.
Davian yang memang sejak semalam tidak pulang membuat Ayana menjadi sangat tidak enak.
"Dav. Kau pulanglah. Aku bisa pulang sendiri." ucap Ayana saat melihat Davian masuk keruangannya.
"Nanti aku juga pulang. Setelah mengantarmu. Dokter bilang kau jangan kecapekan." balas Davian.
"Ayo.."Ajak Davian yang berbalik dan keluar terlebih dahulu. Ayana sampai bingung bagaimana mencegah pria itu. Ayana dengan sangat terpaksa mengekor dibelakang Davian.
"Aku urus administrasi dulu ya Dav." pamit Ayana.
"Tidak perlu. Sudah ada yang membayara nya."Balas Davian dengan santai.
"Dav.."Panggil Ayana. Langkah Davian terhenti. Pria tampan itu segera menoleh kebelakang.
"Kenapa kau seperti ini ?? Kau sudah banyak sekali membantuku ??" Tatapan Nanar Ayana begitu membuat hati Davian sangat tersentuh.
"Ay, kau ini kenal aku sudah berapa Tahun ?? Aku kan memangkan seperti. Kau temanku dan kau butuh bantuanku, apa salahnya jika aku membantu."Balas Davian.
Ayana tidak tau akan membalas kata apa pada Davian. "Nanti kalau aku sudah punya uang. Aku akan menggantinya."
"Boleh saja. Nanti aku tunjukan struknya."Timpal Davian dengan senyum sumringahnya. Ayana dan Davian segera keluar dari rumah sakit itu.
Tak jauh dari mereka tadi bicara, David tak sengaja mendengar percakapan Adik dan juga teman adiknya itu.
"Ada apa Sayang ??" tegur Eretha, istri David yang juga dokter diRumah sakit itu.
"aku takut Davian menyukai istri orang."Balas David mengungkapkan kecemasannya.
"Itu tidak mungkin. Kau seperti tidak mengenal Davian saja. Percayalah dia itu hanya berniat baik membantu. Tidak akan lebih. Dan aku sangat yakin akan hal itu." tutur Eretha.
David membuang nafasnya dengan kasar seraya menggangguk pelan. "Ayo masuk.."ajak David. Keduanya beriringan masuk kedalam menuju ruangan masing-masing.
.
.
.
Belum sadar juga?
Trauma tapi sering tu ciuman dg Davian bahkan sering curi ciuman lagi.Waras gak si