Cinta Sang Ceo

Chuup...

Ciuman Alexander yang panas malam itu membuat Catya menyerah "Zzzhhhh!" Bunyi masakan itu mengganggu ke tenangan Alexander.

Berisik bunyi itu sungguh sangat mengganggu ku! Tapi... kenapa wangi nya terasa enak sekali. Lidahku bergoyang hingga serasa meleleh dan perutku mengamuk ingin menyicipi bau masakan itu... Bathin Alexander.

Lekas Alexander melepas kecupannya malam itu dan menatap ke arah wajan di depan Catya "Apa yang kamu masak... kenapa terasa sangat menggoda" Tanya Alexander menatap wajan di depan Catya bersemangat. Catya pun menoleh ke arah masakannya itu "Oh. ini adalah orek telur... ini memang makanan murah tapi, rasanya sangat enak dan hemat di dompet..." Jelas Catya. Mata Alexander belum bergeming " Tampaknya orek terlurnya sudah matang, jadi duduklah, aku akan memindahkan nya ke piring..." Pinta Catya. Alexander pun mengangguk patuh dan segera menjatuhkan tubuhnya di matras dengan posisi terduduk lalu menyender di dinding kamar kost Catya.

Catya datang lalu menyerahkan piring tersebut ke hadapan tuan Alexander yang agresif "Ini... silahkan di nikmati... kupikir tuan muda seperti mu pasti akan sedikit mual saat memakan nya" Ucap Catya. Alexander menggelengkan kepalanya "Tidak..." Jawab Alexander, Catya mengangkat sebelah alisnya heran "Kenapa?" Tanya Catya sedikit kesal.

"Tidak mau makan sendiri..." Jawab Alexander lagi, ia ampak seperti bayi besar malam itu.

"Yasudah jika tidak mau, biar aku saja yang makan sendiri!" Jelas Catya kesal.

"Aku tidak mau makan sendiri, jadi Suapi aku, jika kamu yang melakukannya maka makanan apapun yang masuk ke mulutku pasti rasanya akan terasa nikmat" Jelas Alexander menatap Catya dengan mata yang berbinar.

'Cih. Apa-apaan ini, permintaan nya makin hari semakin aneh-aneh saja. Bathin Catya.

"Sayang, lekas suapi aku..." Ucap Alexander membuka mulut nya sraya memejamkan mata nya.

'Menyebalkan! Kenapa aku harus bertemu dengan pria manja macam orang ini. Bathin Catya menggumam.

"Huh! Baiklah... aku akan memasukan sendok berisikan orek telur ini ke mulut Anda... tuan muda bayi besar" Ucap Catya seraya menyingkup sendok dengan orek telur di atasnya. Saat hendak masuk mulut Alexander, Alexander pun membukan matanya "Duduklah di atas paha ku'' Jelasnya seraya menarik paksa Catya " Huaaaahhh!"Catya terpekik karena kaget, nyaris saja orek telur itu tumpah di paha sang tuan muda.

"Posisi ini sangat pas, aku sungguh menyukainya" Ucap Alexander menggoda Catya.

'Menyebalkan, semakin dia merayu ku... kenapa aku jadi semakin membencinya, Bahkan. Kasihar tak pernah memaksaku untuk melakukan apa yang jadi ke inginannya. Bathin Catya.

Saat suara hatinya bergumam, tiba-tiba saja suara Kaishar terdengar di relung hati Catya yang terdalam "Enyahlah! Jangan tunjukan wajah menjijikan mu itu lagi di depan ku! Sungguh memalukan!"

Degh! Catya tersadar dari lamunannya "Sayang... ayo suapi aku... kok jadi malah melamun" Imbuh Alexander menyamarkannya.

Kaishar mencampakanku... Bathin Catya. Catya pun menoleh ke arah pria di depannya "Sayang, cepat Suapi aku... mulutku pegal gara-gara mengangap terlalu lama" Pinta Alexander.

'Ah... apa yang ku lakukan? Tuan messum ini sampai kepegalan gara-gara bayangan Kaishar yang tiba-tiba memakiku. Jelas saja semuanya telah berlalu, tapi kenapa aku sama sekali tak mau melupakan nya sedikit pun dari otakku. Ini sungguh menyiksa. Bathin Catya.

"Buka kembali mulutmu tuan..." Pinta Catya. Alexander lekas menuruti permintaan Catya dan kembali membuka mulutnya.

Sesendok orek itu pun mulai masuk ke dalam mulut pria itu hingga membuatnya menutup kembali mulut nya seraya lekas mengunyah.

"Bagai mana rasanya? Apakah tuan suka?" Tanya Catya. Alexander sungguh terbelalak hingga bola matanya terbuka lebar dan membulat sempurna.

'Ma-makanan apa ini? Rasanya sungguh sangat nikmat sekali... bahkan ini lebih lezat dari makanan apapun yang pernah masuk mulutku. Tak bisa di bandingkan dengan makanan mana pun. Wanita ini sungguh ferpack dalam segala hal. Bathin Alexander menggumam takjub tak percaya. Ia pun hanyut dalam lezatnya makanan itu.

"Wan... tuan... tuan apakah kamu baik-baik saja?" Tanya Catya bingung. Alexander mulai bergeming dan semua lamunanya buyar "Suapi lagi, aku sungguh suka" Ucap Alexander meminta Catya menyuapi nya lagi.

Catya pun kembali menyingkup orek telur itu lagi-lagi dan lagi, hingga orek telur dalam piringan tersebut habis tak bersisa.

"Aaaaaaa..." Sementara Alexander masih membuka mulutnya tampak masih kelaparan.

"Yah. Habis..." Jelas Catya. Alexander pun membuka matanya "Apa? Kok habis?" Tanya Alexander seraya menatap piring di genggaman Catya.

"Kan sedari tadi tuan minta melulu..." Jawab Catya lelah.

"Padahal aku begitu menikmatinya..." Balas Alexander menatap. Catya menghelan napas panjangnya "Haaah... baiklah aku akan memasak lebih banyak lagi untuk Anda tuan..." Jelas Catya. Alexander begitu antusias bahkan amat sangat bersemangat.

Dengan lelahnya Catya kembali mengocok beberapa telur ayam itu lalu menggorengnya. Namun saat orek telur itu kembali Matang. Yang ia dapati hanyalah sebuah dengkuran keras.

"Hah?" Catya sungguh kaget. Dilihatnya pria itu telah terlelap di matras kamar kost miliknya "Yah, dia malah tidur... dasar orang aneh" Lirih Catya kesal. Catya pun menyimpan orek telur itu di meja atas kompor portabel miliknya.

"Oh Tuhan, kenapa aku bisa-bisa nya bertemu pria aneh macam ini..." Bisiknya seraya melangkahkan kakinya ke arah sang tuan muda. Lalu menarik selimut dan mulai menyelimuti sang tuan muda itu. Ketika lengan Catya sampai di punggung kekar itu, sebuah tangan mulai menjuntai dan menariknya ke pelukan pria itu "Aaahhh!" Pekik Caranya. Aleksander mulai menggumam "Jangan pergi... Aku tak bisa hidup tanpamu" Jelasnya.

Catya berontak dan berusaha keluar, tapi tenaga Alexander terlalu besar hingga Catya pasrah dan terlelap.

"Seyra, kembalilah..." Tambahnya. Lantas saat nama itu terdengar Catya sungguh kaget Hingga terbelalak.

Se-seyra? Bathin Catya menggumam.

BERSAMBUNG...