Rembulan anak kedua dari pasangan pak Hermawan dan Ibu Tika, Rembulan anak yang keras kepala dan bertingkah laku seperti wanita yang berbeda, selalu ceria dan polos. Rembulan menyetujui perjodohan dengan seorang pria yang tidak ia kenal. Tepatnya ia di jual oleh orang tuanya karena hutang akibat perusahaan Papahnya yang bangkrut, dan banyak hutang yang harus di bayar oleh Papahnya.
Apakah Rembulan mau dan menerima perjodohan tersebut???
Yuk kepoin ceritanya 💃💃💃
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon neng_yanrie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 17
Mau tak mau pun Rembulan harus pulang ke rumah suaminya itu, ia sudah di beri pengertian oleh Papah mertuanya agar tak boleh kalah dengan istri pertamanya itu. Ia harus tunjukkan jika dirinya lebih baik di bandingkan dengannya.
Perjalanan yang memakan waktu begitu lama, Rembulan hanya terdiam saat perjalanan ke rumah yang memberikan ia luka. Rembulan harus belajar dan belajar untuk melupakan kejadian itu dan mulai menerima semuanya. Ia tak ingin menjadi seorang wanita yang lemah di mata istri pertamanya suaminya itu.
"Ayo turun," titah Tuan Raditya setelah sampai di rumahnya dan membukakan pintu mobil untuk Rembulan.
"Ah, ternyata sudah sampai," ucap pelan Rembulan yang melihat ke depan dan ia pun turun saat pintu mobil telah di buka oleh suaminya.
Kesan pertama Tuan Raditya memperlakukannya dengan baik, entah sampai kapan saat bertemu dengan istri pertamanya itu, apakah ia akan di perlakukan seperti ini lagi?
Masuk kedalam rumah dan di sambut oleh Siska yang tersenyum kearah suaminya itu, Rembulan hanya membuang napasnya dengan kasar.
"Ayo, Ta." ajak Rembulan tak ingin melihat dua manusia yang ingin memperlihatkan kemesraan di depan matanya.
"Baik, nyonya." jawab Tata yang begitu patuh, ia tahu apa yang di rasakan oleh majikannya itu.
Tuan Raditya yang meras bersalah dan mulai menggeser tubuhnya satu langkah untuk menghindari Siska yang akan memeluknya.
"Kamu kenapa? Gak biasanya, apa gara-gara bocah tengil itu," protes Siska yang tak terima, sudah cukup ia tak di perlakukan kayaknya seorang istri, ia ingin lebih dari ini dan menjadi seorang istri yang sesungguhnya melayani suaminya di dapur dan di ranjang.
"Aku lelah," alasan Tuan Raditya berlalu meninggalkan Siska yang sedang merengut kesal padanya.
"Ini pasti gara-gara bocah itu, awas aja kamu," gurutu Siska yang mengepalkan kedua tangannya karena tak terima jika suaminya mulai tak respect dengannya.
.
.
.
Malam yang semakin larut, Rembulan begitu kedinginan dan tak enak badan. Tata yang sudah tidur di kamarnya tak enak jika ia bangunkan untuk menemaninya.
"Dingin sekali," lirih Rembulan merasa tubuhnya mulai menggigil ia pun mengambil sesuatu ada di laci untuk membantu agar tubuhnya lebih baik.
Cek lek.
"Kamu sedang apa?" tanya Tuan Raditya yang melihat istrinya sedang mencari sesuatu.
"Aku sedang mencari obat," jawab Rembulan dengan suara lemah.
Segera Tuan Raditya membopong tubuh istrinya yang lagi demam, ia rebahkan dengan pelan.
"Kenapa gak bilang? Kemana pelayan itu," ucap Tuan Raditya yang begitu khawatir dengan keadaan Rembulan seperti ini.
"Tata sudah tidur, aku tak enak jika membangunkannya." jawab Rembulan dengan getaran dalam tubuhnya.
Tuan Raditya pun keluar untuk mengambil air hangat dan kain untuk mengompres Rembulan, Tuan Raditya masuk dan melakukan yang pernah sang Mamah lakukan saat ia demam.
"Dingin." lirih Rembulan masih merasakan demam.
Tuan Raditya yang bingung harus bagaimana untuk meringankan demam Rembulan tak ada perubahan, dengan rasa panik yang luar biasa Tuan Raditya naik ke atas ranjang dan mulai memeluknya agar tak kedinginan.
"Gimana apa masih dingin?" tanya Tuan Raditya pada Rembulan.
Rembulan menganggukkan kepalanya, ia benamkan kepala di dada bidang suaminya tersebut. Rasa nyaman dalam diri Rembulan begitu ia rasakan saat ada di dalam pelukan tubuh pria yang selalu ia benci.
"Aku akan memeluk mu agar kamu tak kedinginan lagi, sekarang kamu tidur lah" titah Tuan Raditya yang sudah tertidur di samping istri mungilnya.
Rembulan yang membutuhkan pelukan hangat dari seseorang yang selalu ia benci, ia pun mendongakkan kepalanya melihat Tuan Raditya dengan tatapan sayu. Terlihat jelas bahwa ia begitu membutuhkan pelukan dari pria yang sudah memberikan ia luka.
Setelah itu Tuan Raditya mencium kening Rembulan saat ada di dalam pelukannya saat ini. Rasa nyaman yang kini ia rasakan saat bersama istri keduanya ini.
Rembulan begitu nyaman didalam pelukan Tuan Raditya yang sudah memberikan kehangatan yang ia butuhkan sampai ia terbuai kedalam mimpi. mereka pun tidur dalam keadaan saling berpelukan untuk mencari kehangatan dan kenyamanan.
.
.
.
.
Jam 07:00
Pagi hari yang begitu cerah Rembulan membuka kedua matanya dengan perlahan, ia mencoba bangun dari tempat tidurnya yang berbeda dari biasanya ada rasa aneh yang ia rasakan saat ini. Setelah ia membuka lebar kedua matanya ia mendapati sosok yang aneh ada di dalam kamarnya.
Lalu, dimana keberadaan pelayan pribadinya itu hingga sekarang tidak muncul untuk membangunkan dirinya.
Rembulan mengingat ingat sesuatu yang terjadi tadi malam, ada rasa malu saat ia mengingat semua yang terjadi di malam itu. Ingin rasanya Rembulan berlari dan menghilang saat ini, tapi itu mustahil untuk dirinya yang sudah di kurung di kediaman rumah ini.
Rasa yang semalam saat tubuhnya tak enak badan, ia mengingat jika semalam dirinya demam.
Memandang kearah wajah rupawan milik suaminya tersebut kalau bukan Tuan Raditya yang saat ini ada disampingnya.
"Dia lebih ganteng kalau sedang tidur kayak gini," gumam Rembulan yang saat ini memandang suaminya tersebut.
Memandangi Tuan Raditya dengan seksama, Rembulan mencoba untuk menyentuh bagian dari tubuh Tuan Raditya. Rembulan mengarahkan jarinya untuk menyentuh wajahnya yang begitu tampan dan rupawan.
Rembulan tersenyum, ia bahagia bisa berada di dalam pelukan suaminya itu. Kedua kalinya ia tidur dengannya dan kali ini Tuan Raditya memperlakukannya dengan baik tak seperti di rumah Papah mertuanya memaksanya untuk di layani dengan paksa.
Rembulan terkekeh, ia tidak habis pikir dengan Tuan Raditya yang tidak terusik sedikit pun oleh kelakuan yang menggangu tidurnya.
"Dari pada memainkan itu, lebih baik kau peluk orang saja," sahut Tuan Raditya yang membuka kedua matanya perlahan.
Rembulan kaget, ia ingin berlari untuk menyembunyikan rasa malunya karena ketahuan olehnya. Saat ingin menjauh, lagi dan lagi Rembulan kalah oleh Tuan Raditya yang sudah menariknya kedalam pelukannya
Seketika Rembulan terkejut dengan tindakan Tuan Raditya begitu dadakan. Ingin Rembulan protes atas tindakan yang dilakukan oleh Tuan Raditya tersebut. Tapi, nyalinya ciut saat ada di dalam pelukan yang begitu hangat.
"Ya Allah, kenapa dengan perasaan ku ini, ada apa hatinya yang merasakan perasaan yang berbeda saat ada di dalam pelukan ini, Jangan, jangan sampai aku jatuh cinta pada pria ini," batin Rembulan dalam hatinya.
"Lepaskan gak?" titah Rembulan yang memberanikan diri untuk menghindari perasaan tersebut.
"Gak," tolak Tuan Raditya dengan singkat.
"Pergi sana ke kamar mu," titahnya lagi, ia tidak ingin berada dalam kondisi yang terasa aneh.
"Bukannya kamu yang menyuruh ku untuk di sini saat kamu kedinginan?" tanya Tuan Raditya yang mengingatkan kejadian semalam agar Rembulan tahu siapa yang duluan memerintahkannya.
Rembulan tahu dan ia malu saat di ingatkan kejadian semalam dirinya lah yang meminta di saat ia kedinginan butuh seseorang untuk memeluknya.
"A-ku tidak mau kalau kak Siska tau kau sedang ada di sini," ucap Rembulan mencari alasan agar terhindar dari pelukan ini.
"Memangnya kenapa kalau aku ada di sini? Kamu kan istriku juga,"
"Aku takut kalau kak Siska marah dan membenciku," jawabnya lagi.
"Jika dia berani menyentuh mu atau mengganggu mu, aku yang akan menghukumnya," balas Tuan Raditya yang sedang memandang istrinya.
"Ini sudah jam 08:09, apa kamu tidak bekerja?" tanya Rembulan, ia ingin lepas dari dekapan hangat tersebut.
"Aku yang punya perusahaannya, jadi karyawan ku yang berkerja, aku tinggal nunggu hasilnya saja," jawab Tuan Raditya yang terkekeh dengan kelakuan istri kecilnya ini.
Belum sempat Rembulan membalas perkataan Tuan Raditya, ia di kejutkan lagi dengan tindakan.
.
.
.
.
.
.
Cup... Diamlah, jangan banyak protes. Selagi aku baik hari ini...
yg menunjukan bahwa Laura sudah punya ank
knp sekarang malah gak ada yg awasin aduuuuuhhhh
😠😠😠hedeeeh
apa ceritanya d ubah