Secret Wedding ( Jimmy & Alisa )

"Hey bro, baru dateng Lo? Tumben telat." Sapa Alex, sahabat baik Jimmy yang sekaligus bawahan nya di geng kelelawar. 

"Ngelonin bini nya dulu, biasalah." Celetuk Farhan membuat Jimmy melempar sepupu nya itu dengan sepatu. Beruntung nya refleks pria itu sangat baik, jadi dia bisa menghindari lemparan sepatu itu dengan baik.

"Gue gak tahu sih bini Lo kek gini wajah nya." 

"Kalo tahu buat apa? Gak usah godain dia." Ucap Jimmy datar seperti biasa, dia menyalakan rokok nya dan menyesap nya perlahan, menghembuskan asap nya hingga melayang bebas ke udara.

"Enggak kali, kayak gak ada cewek lain aja. Gak minat kok."

"Itu sebelum Lo liat betapa menggemaskan nya bini bos Jimmy, Lex." Celetuk Dery yang ikut nimbrung. 

"Seriusan ini?"

"Seriusan lah, jangan sampai Lo liat aja deh. Nanti oleng bisa di tabok bos Jimmy." Ucap Dery menggoda Alex. Semua orang di basecamp tahu kalau Alex itu playboy cap ayam jago. Ehh, perasaan ayam jago itu gambar di mangkok bakso ya.

Ganti deh, playboy cap serutan jagung. Semua cewek dia embat, dan setelah puas memoroti mereka dia akan meninggalkan perempuan itu dengan alasan bosan. Dia sering berganti wanita nyaris satu minggu sekali.

 Berbekal wajahnya yang tampan tak membuat Alex kesulitan untuk mencari mangsa baru.

"Takut dong, gue cuma pengen liat orang nya aja. Kok bisa bikin bos Jimmy bucin gitu."

"Heh, siapa yang Lo bilang bucin? Gue kagak bucin ya!" Tegas Jimmy membuat nyali Alex menciut.

"Sekarang kagak, gak tahu besok atau lusa." Kini giliran Farhan yang bicara, pria itu gak ada kapok-kapoknya, padahal tadi udah kena lempar sepatu, entah sekarang akan di lempar apa. 

Kebetulan di meja ada botol plastik, dan itu lah yang Jimmy gunakan untuk melempar sepupu nya, dan kali ini tepat sasaran. Botol itu mendarat mulus di kepala Farhan, membuat nya meringis. 

"Aauhhh, sakit bos elah." 

"Gak usah ngadi-ngadi kalo ngomong."

"Iya iya, maaf bos." Jawab Farhan. Mereka pun lanjut ngobrol dan sesekali membahas kegiatan mereka selama di basecamp. 

Jimmy lebih banyak diam, dia memilih menyimak obrolan anggota geng. Sesekali dia hany nimbrung saat anggota nya butuh pendapat pemimpin mereka.

"Dah malem banget, gue balik duluan." Pamit Jimmy, entah kenapa dia terus mengingat ucapan Alisa tadi yang menyuruh nya pulang cepat kalau sudah selesai dengan urusan nya. Dan lagi-lagi dia tak tau kenapa, dia ingin menuruti permintaan istrinya itu. 

"Oke bos, hati-hati di jalan."

"Gua, sebagai wakil ketua yang baik, gue juga balik ya biar ngawal bos." Ucap Farhan membuat anggota lain menyoraki nya.

"Udah, bilang aja ngantuk pengen rebahan."

"Itu tahu, yaudahlah gue balik duluan ya. Jagain basecamp, kalo ada apa-apa telepon gua, jangan bos Jimmy takutnya lagi ehem." 

Anggota pun mengangguk mengerti, karena bos mereka sudah menikah, jadi jika ada sesuatu yang gawat, mereka akan menghubungi wakil ketua yaitu Farhan, kalau menghubungi Jimmy, takutnya mengganggu kegiatan malam antara Jimmy dan istrinya.

Tak ada yang tahu kalau mereka menikah karena perjodohan kecuali Farhan, jadi mereka mengira bahwa hubungan Jimmy dan istrinya itu normal selayaknya pasangan suami istri lain nya. Padahal sebenarnya tidak begitu, dua minggu menikah dia hanya baru mencium bibir dan kening istrinya, itu saja tak lebih.

Jimmy melajukan motor sport nya dengan kecepatan tinggi, di ikuti Farhan di belakang nya. Sudah biasa bagi keduanya mengendarai motor dengan ugal-ugalan seperti ini. 

Bahkan tak jarang harus berurusan dengan pihak berwajib karena ulah mereka benar-benar mengganggu pengguna jalan lain. Tapi hal itu tak membuat mereka jera.

Singkatnya, Jimmy sampai di rumahnya. Dia membuka helm dan mencabut kunci motor nya. Dia masuk dengan wajah datar nya seperti biasa, di ruang tamu ada Raksa yang masih terjaga karena menonton sepak bola.

"Udah balik, Jim?"

"Udah." Jawabnya singkat, tanpa menoleh sedikitpun.

"Dari mana?" Tanya Raksa.

"Basecamp." 

"Kamu izin dulu sama istri kamu sebelum pergi?" 

"Sudah."

"Alisa mengizinkan?" Tanya Raksa lagi, tiba-tiba saja dia penasaran.

"Ya, tentu saja." 

"Ohh ya sudah kalau begitu, tidurlah."

"Ya, selamat malam." Jimmy pun mulai menaiki anak tangga menuju kamarnya, meninggalkan Raksa yang masih anteng dengan televisi nya.

Jimmy membuka pintu dan menyalakan lampu, dia melihat Alisa tidur miring ke kanan sambil memeluk guling yang biasa nya selalu ada di tengah, sebagai pembatas jika mereka tidur bersama.

Pria itu membuka jaketnya, membuka celana jeans nya dan mengganti nya dengan celana training longgar yang tadi sempat dia pakai, agar lebih nyaman. Rasanya jelas tak nyaman jika tidur menggunakan celana jeans.

Jimmy merebahkan tubuhnya di ranjang yang sama dengan Alisa. Posisi mereka berbaring berhadapan, Jimmy bisa melihat jelas wajah cantik istrinya. 

'Kok bisa sih dia gemesin gini, padahal dia lagi tidur?' Batin Jimmy, dia merapikan anak rambut Alisa ke belakang telinga nya. Lalu memeluk pinggang istrinya, dia pun mulai mengantuk dan larut dalam dunia mimpi.

Keesokan paginya, seperti biasa Alisa akan bangun lebih dulu sebelum Jimmy. Dia merasakan kehangatan yang tak biasa di perut nya, dia membuka mata nya yang masih terasa berat. Seketika dia membulatkan mata nya saat melihat wajah Jimmy hanya berjarak beberapa centi dari wajahnya.

Dia menahan nafas sesaat saat merasakan hembusan nafas hangat Jimmy menerpa wajahnya.

'Kyaaakkkk, ganteng banget suami gue!' teriak Alisa dalam hati.

Lagi-lagi dia di buat melotot saat merasakan tangan Jimmy yang besar itu memeluk pinggang nya dengan posesif, tunggu tangan nya juga berada di dada bidang Jimmy. Aasshh apa-apaan ini, kenapa dia bangun dengan keadaan seperti ini?

Semalam dia ingat benar, dia tidur sendirian karena Jimmy pergi. Tapi kenapa sekarang dia terbangun dengan posisi saling memeluk? 

"Eungg.." Jimmy melenguh pelan, lalu membuka kedua mata nya. Sedangkan Alisa, refleks kembali menutup matanya berpura-pura masih tertidur. 

Jimmy tersenyum kecil saat melihat istrinya, dia tahu benar kalau Alisa hanya berpura-pura tertidur.

"Saking nyaman nya pelukan gue, sampai Lo rela pura-pura tidur demi bisa lebih lama di pelukan gue ya?" Celetuk Jimmy yang membuat Alisa langsung membuka matanya. 

"Kenapa Lo meluk gua?"

"Idih, Lo sendiri yang mulai. Lo duluan yang meluk gue, Lis." Jawab Jimmy apa adanya. Memang awalnya dia yang memeluk pinggang Alisa, tapi entah kenapa setelah beberapa waktu malah Alisa yang memeluk nya erat. 

"Gak usah halu Lo, mana ada gue gitu!" Bantah Alisa.

"Lo kan tidur, mana inget Lo nyosor sama gue." 

"Ya terus, harusnya kalo Lo sadar gue meluk Lo, singkirin tangan gue dong, ini malah balas pelukan nya." Ketus Alisa sambil menyedekapkan dada nya. Pantas saja tidurnya terasa lebih nyenyak dari biasanya, ternyata benda yang dia anggap guling itu adalah Jimmy, pelukan hangat nya membuat dia sangat nyaman.

"Gue normal kali, yaudah gue peluk balik. Lagian enak sih pelukan, hangat." 

"Sialan Lo, dahlah gue mandi duluan aja." 

"Wajah Lo merah banget, Lis. Malu apa gimana?" Goda Jimmy membuat Alisa melayangkan tatapan permusuhan pada Jimmy.

Alisa membanting pintu kamar mandi sekuat tenaga, sedangkan Jimmy tersenyum kecil melihat tingkah istrinya itu. 

Alisa menyandarkan tubuhnya di balik pintu sambil memegangi dada nya. Untung saja dia tidak mimisan tadi saking terkejutnya.

"Sialan banget, masa iya gue meluk Jimmy sih? Tapi, tubuh Jimmy wangi banget."

"Aihhh Alisa, cepetan mandi lah gak usah mikir aneh-aneh." Ucap Alisa sambil menggelengkan kepala nya, lalu masuk ke bilik shower dan memulai acara mandi nya. 

.....

🌻🌻🌻🌻