Kimmy mencoba berusaha melupakan Jasson, laki-laki yang sudah ia sukai sejak dari kecil. Ia memilih fokus dengan pendidikannya untuk menjadi calon dokter.
Setelah tiga tahun, Kimmy kembali menjadi wanita dewasa dan mendapat gelar sebagai seorang dokter muda. Namun pertemuannya kembali dengan Jasson, pria yang memiliki sikap dingin itu justru malah membuat usahanya selama ini menjadi sia-sia.
Sebuah jebakan memerangkap mereka berdua dalam sebuah ikatan pernikahan. Namun pernikahan mereka berdua semata hanya tertulis di atas kertas dan di depan keluarga saja. Perjanjian demi perjanjian mereka sepakati bersama. Meskipun dalam hubungan ini Kimmy yang paling banyak menderita karna memendam perasaannya.
Banyak sekali wanita yang ingin mendapatkan hati Jasson, tak terkecuali teman sekaligus sekretaris pribadinya. Lantas, akankah Kimmy mampu meluluhkan hati laki-laki yang ia sukai sejak kecil itu?
Kisah ini bagian dari My Introvert Husband 3
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nona lancaster, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tatapan dingin
Kimmy dan Jesslyn menggantikan tempat duduk Jasson untuk bersantai di sana. Menikmati teduhnya langit jingga dan senja yang melintas hanya sekejap mata. Tak sedikit obrolan yang mereka lewatkan. Merasa bosan akan perubahan warna langit yang mereka pandang hingga akhirnya mereka berdua mengakhiri bersantainya dan turun dari sana.
***
Malam harinya, semua orang yang ada di rumah itu berkumpul di meja makan namun tidak dengan Jasson yang belum terlihat di sana. Setelah perdebatan dengan Jesslyn di atas balkon sore tadi, laki-laki itu tidak menampakan dirinya sama sekali. Gio tidak akan memulai makan malamnya jika anak-anaknya belum berkumpul semua. Hal itu mengharuskan Merry yang baru saja mendapatkan tempat duduknya terpaksa beranjak berdiri kembali untuk pergi memanggil putranya yang ia yakini sedang berada di dalam kamar yang letaknya ada di lantai dua, tugas ini tidak mungkin ia serahkan kepada Jesslyn, karna yang ada hanya akan memicu perdebatan di antara saudara kembar itu.
Merry menaiki anak tangga dan berhenti di depankamar yang pintunya hanya tertutup sebagian, putranya itu terlihat sedang duduk berselonjor di atas tempat tidur, kedua telapak tangannya menumpu sebuah buku novel favoritnya, Harry Potter, laki-laki itu seperti lupa waktu ketika membaca buku kesukaannya tersebut, bahkan buku yang memiliki ketebalan 800 halaman pun bisa ia habiskan dalam waktu itu juga.
Beberapa tumpukan buku dengan sampul berbeda juga terlihat di sampingnya. Meskipun sudah berulang kali membacanya, Jasson tidak pernah bosan sedikitpun untuk membaca novel favoritnya tersebut.
"Jasson ...." Wanita yang pernah melahirkan tiga orang anak itu masih berdiri di ambang pintu dengan kedua tangannya yang baru saja ia sedekapkan, tatapannya menuju ke arah putranya yang masih asyik dengan buku miliknya.
"Iya, Ma?" Jasson masih sibuk membaca buku yang ia pegang tanpa mengalihkan tatapan matanya ke arah mamanya sedikitpun.
"Ayo kita turun dan makan malam bersama sayang!" perintah Merry.
"Sebentar, Ma. Jasson akan menyusul nanti."
Mendengar jawaban putranya, Merry mendengus sambil menggeleng kepalanya, ia membuyarkan dekapan tangannya dan berjalan mendekati putranya tersebut, buku yang ada di tangan Jasson tiba-tiba menghilang dari pandanganya saat tangan mamanya merampas buku itu secara paksa.
"Sayang, kau sudah berulang kali membaca koleksi bukumu! Kau bisa membaca ini lagi nanti setelah selesai makan malam. Jangan membuat papa menunggu!" Merry menutup buku yang berhasil ia rampas tersebut dan meletakannya di tumpukan buku yang lainnya.
"Ayo turun!" perintahnya sekali lagi, hingga membuat Jasson tak bisa membantahnya.
"Baiklah, Ma." Jasson menuruti perintah mamanya dengan diakhiri dengusan kecil. Jasson beranjak dari tempat tidurnya, lalu ia melingkarkan tangan kanannya di bahu Merry dan mengajak wanita yang telah melahirkannya itu meninggalkan kamarnya dan menuruni anak tangga untuk segera menuju ke dapur.
Suara langkah anak dan ibu itu mengalihkan pandangan Gio dan Jesslyn ke arah mereka. Kedua alis Jesslyn menaut akan rasa kesalnya karna menunggu saudaranya itu.
"Lama sekali! Kau tidak tau kami kelaparan hanya karna menunggumu!" Jesslyn melototkan kedua matanya kepada saudara kembarnya tersebut. Tidak terkejut, seperti inilah pemandangan setiap hari yang dilihat oleh Gio dan Merry, melihat anak kembar mereka berdebat bahkan untuk hal yang kecil sekalipun.
"Memangnya siapa yang menyuruhmu untuk menungguku!" sashut Jasson.
"Kalau--"
"Jesslyn!" teguran Gio membuat Jesslyn mengurungkan niatnya untuk menyauti perkataan saudaranya tersebut.
Jasson menarik salah satu kursi, hendak mendudukan tubuhnya di sana, namun saat tau jika kursi yang ia hendak duduki ternyata dekat dengan Kimmy, ia segera mengurungkannya dan berpindah tempat duduk dekat dengan mama Merry.
***
Seusai makan malam, Jasson berpamitan terlebih dulu meninggalkan meja makan dan melanjutkan kembali aktivitas membaca bukunya yang sempat terputus akibat makan malam tadi, namun sebelum meninggalkan meja makan, ia sekilas menatap Kimmy dengan tatapan dingin, hingga membuat Kimmy selalu bertanya-tanya.
"Kenapa dia selau memandangku seperti itu? apa dia sebegitunya membenciku?" gumam Kimmy.
"Kimmy, setelah makan malam apa yang ingin kau lakukan?" Pertanyaan Jesslyn sambil mengunyah makanan di dalam mulutnya itu membuyarkan lamunan Kimmy.
"I-iya, Jesslyn. Sepertinya membaca buku menyenangkan," sahut Kimmy/
"Baiklah, setelah ini kau ambilkan buku di perpustakaan sementara aku akan menyiapkan makanan ringan untuk menemani kita nanti."
"Baiklah ...."
🥰🥰🥰