Definisi pernikahan menurut Alya yaitu saling mencintai dan menerima kelebihan serta kekurangan masing-masing, akan tetapi Bagaimana jika pernikahan itu hanya menguntungkan pasangan sedangkan kita merasa dirugikan?
Belum lagi suami yang dipilih oleh orang tuanya adalah Pria beristri bahkan tidak tanggung-tanggung istrinya itu sampai ketiga yaitu Alya, hanya karena menginginkan anak cowok sebab kedua istrinya yang lain yaitu hanya bisa memberikan dirinya anak cowok membuat Bagas mau tidak mau memilih pasangan hidup satu lagi.
jika kata orang istri muda bakalan selalu disayang tetapi sepertinya kata orang itu hanya kebohongan, karena buktinya Bagas tidak pernah menghampiri istri mudanya itu lagi ketika mengetahui Alya sudah hamil Jadi untuk apa sering bersama jika hasilnya sudah terlihat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mima ah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kunci dari dalam
Aulia yang merasa moodnya hari ini benar-benar hancur memilih untuk mengunci pintu dari dalam karena dirinya yakin pasti sebentar malam Bagas bakalan masuk ke dalam kamarnya, dan karena dirinya sedang tidak ingin melihat wajah pria itu maka dirinya terpaksa melakukan hal itu biarlah dikatakan sebagai istri durhaka tidak masalah daripada menjadi istri penurut tetapi hasil akhir bakalan terjadi perang dunia ke sekian kalinya.
"Dia kan punya dua istri, kalau datang ke sini terus aku tutup pintu pasti dia bakalan pergi ke istri nomor 1 atau nomor 2 Jadi untuk apa aku pusing ya? Terserah dia mau mengamuk model apapun karena itu merupakan haknya dia, dan juga aku punya hak untuk tidak membiarkan diriku disentuh oleh siapapun. "gumam Aulia tersenyum penuh kemenangan.
Safira benar-benar dibuat kesel kali ini karena melihat ketidakberdayaan Bagas yang selama ini selalu saja bersikap kasar kepada dirinya dan juga Davina Entah kenapa saat Aulia datang suaminya itu tiba-tiba berubah, dirinya malah merasa perubahan Bagas itu bukan bagus tetapi malah akan mengancam posisinya di rumah itu dan membuat Aulia bakalan tambah di atas angin.
"Pokoknya ini tidak bisa dibiarkan, aku bakalan cari cara agar wanita itu bisa pergi dari sini sebelum dia bisa hamil! Bila perlu sebelum Mas Bagas tidur dengannya aku harus melakukan semua itu, karena aku tidak rela kalau sampai perhatian Mas Bagas diberikan kepadanya!"ujar Safira yang masih didengar oleh Davina Karena Wanita itu sedang yang pergi ke kamar istri tua suaminya itu.
Davina menatap Jengah ke arah Safira yang tidak kapok dimarahi oleh Bagas terus menerus akibat tingkahnya yang selalu menolak kehadiran Aulia di rumah itu, padahal seharusnya wanita itu bercermin dengan sikapnya yang memilih untuk cuek dan tidak peduli Yang penting intinya uang bulanannya tetap terjamin dan perutnya juga selalu terisi penuh serta tidurnya tenang di atas kasur empuk dan juga King size.
"kamu itu sepertinya Kuping kamu harus segera di dempul agar bisa sadar kalau Sebenarnya kata-kata kamu ini nanti kalau didengar sama Mas Bagas yang ada kamu yang bakalan kena batunya, bisa tidak lebih baik bersabar saja tidak usah banyak komentar toh Kita juga tidak dirugikan kalau pernikahan ini tetap terjadi?"Davina benar-benar tidak tahu lagi harus berkata seperti apa kan kepada adik madunya itu karena tidak mau mendengarkan sedikit saja apa yang dia katakan selama ini bahkan terkesan Safira itu seperti selalu saja mengulang kembali topik yang sama setiap harinya.
"Bukan begitu mbak! Akan tetapi aku itu sedang memperjuangkan hak kita sebagai istri-istri Yang Tidak Dianggap nantinya, Memangnya Mbak Davina mau kalau nanti wanita itu yang bakalan selalu disayang sama Mas Bagas dan kita dilupakan?"tanya Safira penasaran.
"Ya tidak masalah yang penting intinya Mas Bagas tetap menjalankan nafkah yang harus dia kasih ke kita tanpa melewatkan ataupun melupakannya, Jadi kalau nafkah tetap berjalan dan juga tidak melakukan kekerasan dalam rumah tangga kenapa malah mempermasalahkan hal-hal yang tidak perlu? Kalau Mas Bagas tidak perlu lagi dengan kehadiran kita ya kitanya saja yang harus tetap peduli dengan diri kita sendiri tidak usah membuat beban pikiran bertambah karena pikiran itu tidak ada obatnya, yang ada kamu bakalan menyiksa diri sendiri sedangkan batas-batas tidak peduli dan mungkin dia malah enak-enakan dengan istri mudanya yang rugi siapa coba nantinya?"tanya Davina yang benar-benar sudah capek kalau tiap hari harus mendengar ocehan Safira yang unfaedah menurutnya.
"Tapi kan aku tidak ikhlas, soalnya...
"ikhlas tidak ikhlas pokoknya kamu harus tetap ikhlas sama seperti aku dulu saat Mas Bagas membawa kamu ke rumah ini, jadi tolong kalau kamu masih mau membahas soal hal ini lebih baik bahasanya kepada orang lain mungkin kepada Mama Nella begitu Mungkin dia punya jawaban yang tepat?"Safira mendengus kesal ketika mendengar saran yang diberikan oleh Davina barusan kalau sampai dirinya curhat kepada Nella yang ada itu namanya cari mati.
"ah semua orang di rumah ini tidak ada yang mengerti dengan keinginanku, pokoknya nanti kalau bakalan Melarat jangan mencari seorang Safira karena aku akan mencari kebahagiaanku sendiri!"ujar Safira sambil menghalentak kan kakinya dan pergi dari situ membuat Davina hanya menggelengkan kepalanya.
"Mau aku bolak-balik dokumen ini sampai kepalaku meledak tetap tidak ada yang masuk ke dalam otakku jika pikiranku masih tetap saja travelling kemana-mana, padahal Dari awal kan aku selalu mengatakan bahwa tidak akan melibatkan perasaan ketika berhubungan dengan wanita itu tetapi kenapa sekarang malah jadi memikirkan kata-katanya ya?"gumam Bagas yang benar-benar sangat frustasi sebab Baru beberapa hari Aulia masuk ke dalam rumah itu tetapi sudah membuat dirinya seperti orang yang sedang ditekan berbagai macam beban pikiran selama bertahun-tahun.
"Lebih baik aku tidur, mungkin malam ini kami bisa melakukan ritual suami istri? Sebab bukankah lebih cepat lebih bagus jika apa yang aku inginkan itu bisa segera menjadi kenyataan, dan dengan begitu dia juga lebih mengurangi kata-kata perpisahan yang selalu saja ia ucapkan terus-menerus tanpa henti itu?"gumam Bagas selalu memilih untuk pergi dari situ dan tidak peduli dengan semua yang ada sebab hati dan pikirannya sedang tidak bekerja sama saat ini.
Sesampainya di depan kamar Aulia pria itu menarik handle pintu karena dalam pikirannya tidak mungkin Aulia menutup pintu dari dalam sebab dirinya kan belum masuk ke dalam kamar itu, Namun sayang ternyata harapannya itu tidak sesuai dengan kenyataan sebab Aulia Mengunci pintu double dari dalam sehingga membuat dirinya yang ingin masuk menjadi tak bisa.
"Yah kok dikunci dari dalam pintunya?"ujar Bagas sambil mengacak rambutnya frustasi.