Asti seorang gadis yang berusia 28 tahun, dan memiliki wajah yang baby face, banyak orang yang mengira bahwa Asti seperti gadis belia.
Asti memiliki otak yang cerdas, piawai dalam berkomunikasi dan mempunyai sifat penyayang.
Berjalannya waktu, Asti mengenal sosok pria bernama Tomi.
Asti terkenal dengan sifatnya yang cuek dan jutek.
Apakah sosok Tomi Berhasil meruntuhkan hati sang dosen cantik yang jutek?
Di balik sikap Asti yang cuek dan jutek, ia bersama-sama temannya memiliki wadah untuk saling bertukar informasi, berbanding terbalik keseruan pada saat dia bersama sama di geng bucin.
Keseruan apa yang ada di geng bucin?
mari kita bersama membaca keseruannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RADISYA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tomi Memperkenalkan Dirinya Di ruang Kuliah
Asti berlagak cuek tak hendak menunjukkan bahwa ia mengenali lelaki itu. Bukan saja karena ia masih belum bisa melenyapkan rasa dongkolnya terhadap lelaki yang bernama Tomi itu, tetapi juga karena saat itu ia melihat air muka Tomi seperti mengandung arti.
Pandangan matanya seolah hendak mengatakan, biar pun semester yang lalu aku tidak mengikuti kuliah anda tetapi saya mempelajarinya sendiri'.
Terima kasih.''
Asti lekas- lekas berkata untuk menutupi perasaan sebenarnya.
Sebelumnya silahkan memperkenalkan diri menyebut nama saudara lebih dahulu supaya saya dan teman- teman yang belum tahu siapa saudara, bisa mengetahuinya, ujar Asti!..
Nama saya, Tomi Bu. Hartomo nama panjangnya...''
Ujar Tomi.
Dengan cara yang sedikit konyol lelaki itu mengenalkan dirinya telah mengundang tawa teman- temanya. Seketika ruang kuliah langsung riuh.!!
Asti tak mau terlalu larut bersama mereka kendati cara bicara Tomi persis tukang obat yang memperkenalkan dirinya kepada kerumunan orang disekitarnya.
Baik...'' Asti menghentikan tawa mahasiswa- mahasiswanya dengan sikap anggun. Nah silakan menjawab pertanyaan saya tadi?''
''Begini Bu, definisi ilmu pengetahuan adalah pengetahuan metodis, sistematis dan koheren atau bertalian tentang suatu bidang tertentu dari kenyataan.''
Baik!!..Dan filsafat?'' Asti memotong. Kesal dia melihat lagak Tomi yang mau menunjukkan kebolehannya secara terang- terangan itu.
''Filsafat adalah pengetahuan metodis, sistematis dan koheren tentang seluruh kenyataan!''
Benar. Silakan duduk kembali!'' Asti bicara tanpa senyum.
Terima kasih Ibu, Asti,''
Tomi masih belum duduk kembali kendati sudah diminta oleh Asti untuk duduk.
Malahan ia menantang lagi dengan kata- kata yang diucapkan dengan nada lucu tetapi dengan sikap formil seperti menghadapi pejabat tinggi.
Ada lagi yang ingin Ibu tanyakan ?
saya siap menjawab !''
Ujar Tomi!..
Para mahasiswa lainnya tertawa lagi. Dan karena Tomi berada dibaris paling belakang, para mahasiswa itu menolehkan kepalanya. Asti merasa jengkel sekali. Ia tidak tahu apakah harus memarahi Tomi ataukah akan membiarkannya saja. Kalau memarahinya, bukankah lelaki itu tidak melakukan suatu kesalahan. Dan kalau tidak, bagaimana ia melepaskan rasa jengkelnya itu?
Sebab hanya dia seoranglah yang tahu bahwa Tomi sedang memamerkan kebolehan otaknya tanpa teman- temannya menyadari hal itu.
Sungguh, belum pernah Asti merasa tolol dan tak tahu apa yang harus dilakukannya seperti yang dihadapinya di muka lelaki itu. Ia benci sekali kepadanya!.
Sejak Asti melihat Tomi kembali, ia merasa kampus tempatnya mengajar itu terlalu sempit kendati pada kenyataanya gedungnya luas dan bertingkat dengan halaman parkir yang luas.
Rasanya dimana- mana ia bertemu dengan lelaki itu. Kalau tidak di dalam ruang kuliah, tentu di ruang perpustakaan.
Dan kalau bukan dilorong atau sekretariat, maupun di halaman parkir.
(kog dimana- mana ada Tomi ya,pikir Asti🤔).
Asti benar- benar merasa kesal dibuatnya. Sebab ia yakin sekali lelaki itu memang sengaja menarik perhatiannya.
Acapkali lelaki ganteng itu berbuat sedemikian rupa sehingga mereka berpapasan dan ia dapat melantunkan sapaannya kepada dosennya yang cantik itu.
Selamat pagi, Bu Asti!!
atau selamat siang, Bu Asti!!
Atau pula ''Baru datang, Bu Asti?..
Dan selalu saja sapaannya terhadap Asti itu di warnai oleh senyumnya yang manis dan hangat itu.( yang membuat hati Asti mencair seperti es cream hehehe😜).
gimana tidak cair di godain sama cowok ganteng bikin hati gua klepek klepek bathin Asti...
kalau menuruti keinginannya. Asti ingin sekali membuang muka dan pura- pura tak melihat atau pun mendengar kehadiran mahasiswanya itu. Ia merasa sebal sekali...
Rupanya ingatan tentang kedatangan Tomi yang tak di sangka ke rumahnya beberapa waktu yang itu masih melekat di kepalanya.
Bahkan cukup sering juga ia ingin memperlihatkan kemarahan hatinya kepada lelaki itu. Lebih- lebih lagi kalau teringat bagaimana seenaknya Tomi datang untuk meminta tanda- tanganya, padahal mengetahui bahwa ia dosennya saja pun lelaki itu tidak tahu.
Sudah begitu, matanya begitu kurang ajar ketika menatapnya dan menyudutkannya sebagai obyek pemandangan. Betapa tidak kalau saat itu ia masih dalam keadaan tidak siap sama sekali untuk menerima tamu.
Apalagi menemui mahasiswanya.
Sedangkan Tomi tampak begitu rapi dan menarik.
Namun apapun yang mendasari rasa jengkelnya terhadap lelaki bernama Tomi itu, ada satu hal yang paling mengusik perasaan Asti dalam menghadapi kehadiran lelaki itu dalam kehidupannya sehari- hari di kampus.
Yaitu ia mulai kehilangan ketenangan bathin yang selama ini di nikmatinya dengan bebas.
Kenyataan seperti sekarang ini sungguh merupakan semacam bencana bagi Asti.
ia tak dapat merasakan suasana yang menentramkan dan santai di kampus. Bahkan juga di rumah sekalipun.
Sebab baru pertama kali ia dapat merasa sebal sampai demikian rupa kepada seorang lelaki. Sebab itu pula baru sekali ini ia bisa mengalami kekacauan perasaan dan kehilangan kemantapannya berdiri sebagai dosen apabila menghadapi Tomi,..Asti selalu gelisah dibuatnya.
Di ruang kuliah, Asti selalu berusaha dengan mati- matian lebih dahulu sebelum ia mampu memperlihatkan sikap yang wajar seolah- olah tidak ada Tomi, dalam ruang tempat ia mengajar itu.
Tetapi susahnya dan tentu saja sebalnya, lelaki itu seperti berusaha menunjukkan dirinya bahwa ia hadir di ruang kuliah itu.
Kalau tidak bertanya ini dan itu dan menguras ingatan Asti mengenai ilmu yang berada dalam perbendaharaan otaknya, tentu ia pula yang paling cepat mengangkat jari tangannya apabila Asti melontarkan suatu pertanyaan atau bahan pemikiran. Sedemikian seringnya hal itu terjadi sampai- sampai teman- teman kuliah Tomi tersenyum- senyum menggoda lelaki itu.
Asti yakin di belakang punggungnya pastilah namanya di bawa- bawa apabila teman- temannya Tomi menggoda lelaki itu.
Suatu hal yang amat di mengerti olehnya, sebab pengalamannya sebagai mahasiswa dulu, baik ketika kuliah di psikologi maupun di filasafat, hal- hal khusus yang terjadi di ruang kuliah acapkali di bawa- bawa keluar. Apalagi kalau itu menyangkut nama salah seorang dosennya. Dan lebih- lebih kalau dosen itu seorang wanita muda yang cantik. Yang membuat Mahasiswa cowok betah lama- lama mengikuti kuliah nya.
Menjelang ujian mid- semester, Asti mencari upaya agar ia dapat menggodok Tomi. Karenanya ia mengumumkan kepada mahasisw- mahasiswanya yang mengikuti mata kuliahnya untuk memilih dua macam cara ujian.
Boleh mengikuti ujian sebagaimana biasanya yaitu ujian tertulis. Boleh juga dengan cara ujian lisan.
Asti yakin sekali bahwa Tomi akan menempuh cara kedua, yaitu ujian lisan.
Apa yang di duganya itu tidak meleset. Tomi memang memilih ujian lisan.
Asti sudah mempersiapkan dirinya ketika lekaki itu masuk keruang tempat ia menguji mahasiswa yang memilih ujian lisan denganya.
Tetapi meskipun demikian, hatinya berdebar- debar juga waktu melihat langkah kaki Tomi begitu mantap dan tenang ketika menyeberangi ruangan dan menuju ke kursi di depannya.
Hanya sebuah meja saja yang memisahkan mereka berdua.
Selamat siang, Bu Asti sapa Tomi mengangukkan kepalanya begitu menempati tempat duduknya.
''Siang,..Asti menjawab acuh tak acuh tanpa sedikit pun berniat menatap matanya.
' Sudah siap?''
''Siap Bu.''
''Bagus,..Sekarang baru Asti mengangkat wajahnya dan matanya memandang ke arah lelaki yang sedang di ajaknya bicara itu.
Di dalam hatinya, ia memaki dirinya sebab sulit menghindari rasa kagumnya demi menatap wajah Tomi siang itu.
hatinya seperti melompat mencelat keluar sangking terkejutnya dia melihat Tomi. Rasanya, dia semakin ganteng saja . Kumisnya rapi, pakaian rapi dan modis. Sekilas pun ia tidak mempunyai persangkaan bahwa saat itu Tomi pun tengah mengangguminya.(Eheem rupa- rupanya sama- sama ada hati hehehe😜).
Memang, pagi itu Asti berpakaian agak resmi jika di banding biasanya. Pikirnya, menguji mahasiswa adalah suatu kehormatan dan penghargaan dari pihak universitas, bahkan dari pemerintah atas kepercayaan dan tanggung jawab yang di letakkan di pundaknya.
Jadi, dia memakai gaun siang yang cerah berupa rok ringkas dan blus model semi jas berwarna pink polos.
Blus dalamnya yang kotak- kotak putih dan pink amat serasi dengan pakaian luarnya dan di sempurnakanya dengan kalung mutiara putih berikut giwangnya.
Mutiara- mutiara itu asli oleh- oleh pamannya dari jepang. Singkat kata hari itu Asti tampak cantik, menarik, dan menawan.
Untuk beberapa detik lamanya keduanya berpandangan mata sampai akhirnya Asti yang lebih dulu sadar, mengalihkan pandangan matanya ke arah meja kembali. Ia pura- pura sibuk membalik- balikkan kertas yang ada di hadapannya itu untuk beberapa saat lamanya.
''Mengapa Saudara memilih ujian lisan?..
tanyanya kemudian dengan sikap acuh tak acuhnya.
''Ini pertanyaan ujian atau....?''
Asti mengangkat wajah nya. Sekali lagi pandang mata mereka bertemu. Ada siratan rasa geli pada bola mata Tomi.
''Ini ruang ujian, Saudara Tomi!!!
kata Asti dengan suara tegas.
''Saya harap Saudara bersikap sebagaimana mestinya !.
''Maaf !..
Siratan rasa geli yang melumuri bola mata Tomi berubah menjadi sinar menghargai.
Rupanya lelaki itu menilai positif ketegasan sikap Asti.
Sebab sebenarnya, tadi ia bermaksud sedikit menggoda dosen muda yang cantik di hadapan ini.
(Gimana caranya nya ya mau deketin Asti ini bawaan jutek mulu bathin Tomi,🤔).
Asti melirik Tomi dengan lirikan tajam yang di lontarkannya selama beberapa detik. Betapa pun jengkelnya dia terhadap lelaki itu, ucapan permintaan maaf dan sikap Tomi yang segera berubah begitu mendengar tegurannya, menimbulkan semacam penghargaan juga dalam bathinnya terhadap lelaki itu.
''Nah sekarang jawablah pertanyaan saya tadi sebelum kita memasuki ujian yang sebenarnya!''
katanya, masih dengan sikap dan suara tegas.
''Yah, saya memilih ujian lisan ada beberapa sebab yang menjadi alasannya!..sahut Tomi.
Pertama, ujian lisan memberi semangat dan daya juang untuk menguasai materi. Sebab pasti akan malu sekali kalau sampai terjadi pertanyaan- pertanyaan yang di ajukan dosen penguji tidak bisa saya jawab.
Alasan ke dua, ujian lisan lebih singkat waktunya. Baik dalam hal waktu ujiannya maupun waktu yang di perlukan oleh dosen maupun oleh mahasiswa untuk mendapatkan hasil penilaian ujian itu.
Ke tiga, kalau mahasiswa menjawab pertanyaan dengan jawaban yang salah, biasanya sang dosen penguji akan membetulkan di luar nilai ujian itu sendiri
sehingga mahasiswa bisa dengan cepat mengetahui ke salahannya sehingga lebih melekat dalam ingatan.
Masih ada lagi beberapa alasan lainnya Bu, tetapi karena tidak ada relevansinya dengan study, sebaiknya tak usah saya sebutkan di sini!''.
Kalimat terakhir itu di ucapkan oleh Tomi dengan nada suara yang membangkitkan rasa ingin tahu pada diri Asti.
Tetapi dengan susah payah di tenggelamkannya keinginan itu dan ia segera menundukkan kepalanya kembali untuk kemudian menarik kertas yang berisi kumpulan soal- soal ujian yang akan diberikannya kepada sekitar dua puluhan mahasiswanya yang memilih ujian lisan.
''Baiklah sekarang kita mulai saja...gumamnya.
''Nah, saudara Tomi, coba beri penjelasan mengenai filsafat manusia menurut apa yang saudara ketahui !.
''Wah itu luas sekali...
''Apa pun itu, batasi menurut pemahaman Saudara seandainya ditanya orang apakah filsafat manusia itu!..
Asti memotong kata- kata Tomi sebelum lelaki itu menyelesaikan kalimatnya.
Baik lah,'' Tomi menganggukan kepalanya.
''Secara tradisional, filsafat dibagi dalam beberapa bidang.
Satu, filsafat tentang pengetahuan. ini terdiri dari epistemologi, logika dan kritik ilmu- ilmu.
Kedua, filsafat tentang seluruh kenyataan yang di sebut metafisika.
Ketiga, filsafat tentang manusia yang biasa di sebut antropologi filsafat.
Keempat, filsafat tentang Tuhan yang biasa di sebut sebagai filsafat Ketuhanan .
Kelima, filsafat tentang alam atau kosmologi .
Keenam, filsafat mengenai tindakan manusia yang di sebut Etika atau filsafat moral.
Ketujuh, filsafat mengenai keindahan yang di sebut estetika.
Jadi, filsafat manusia atau antropologi filsafat adalah salah satu cabang filsafat.''
''Jelaskan lebih mendalam!'' pinta Asti lagi.
'' Tentu sejauh yang sudah saudara pelajari. Sebab kalau yang saya uji itu mahasiswa jurusan filsafat, saya akan meminta jawaban yang jauh lebih mendalam sesuai dengan bidang ilmu yang di pelajarinya.''!
Tomi mengerti, Asti sedang berusaha menjewer telinganya. Di ruang kuliah gadis itu pernah mengatakan hal senada.
''Pertanyaan Saudara Tomi terlalu menyimpang dari materi pengajaran yang harus di berikan kepada mahasiswa di sini.
Kalau anda ingin mempelajari secara lebih mendalam dan luas, sebaiknya anda kuliah di filsafat saja..
Rasa ingin tahu Saudara akan bisa lebih terpuaskan !..
Tomi memang menyadari bahwa dirinya sudah terlalu banyak menyela Asti, ketika gadis itu sedang menerangkan materi yang diberikannya diruang kuliah sehingga lama- kelamaan gadis itu merasa terganggu.
Meskipun mahasiswa yang lain tidak merasakannya, tetapi bagi yang bersangkutan, hal itu menimbulkan semacam pemahaman bahwa Tomi sedang menunjukkan kepada Asti bahwa ia hadir di sana, di ruang kuliah tempat gadis itu mengajar .
Dan itu sudah pasti ada kaitannya dengan teguran Asti waktu Tomi kerumahnya, bahwa untuk mendapatkan nilai ujian perlu mahasiswanya hadir bertatap muka di ruang kuliah.
Tidak dengan cara sulapan, memalsukan tanda tangan dan mengakali sekretariat untuk mendapat surat tanda mengikuti ujian dengan meminta tanda tangan dari dosen yang bersangkutan.
Apalagi kalau ternyata si mahasiswa itu satu kali pun belum pernah melihat dosen yang mengajarnya.!!
''Baik, Bu Asti.''
Tomi menjawab sesudah menarik nafas panjang. Filsafat manusia mempunyai obyek material di mana manusia di lihat sebagai obyek.
Sedangkan obyek formalnya adalah manusia di lihat sebagai manusia. Kemudian untuk istilah antropologi sendiri menunjukkan tiga disiplin ilmu yang berbeda.
Pertama, studi mengenai manusia di lihat dari aspek asal- usul fisiknya.
Ini adalah antropologi ragawi.
Kedua, studi tentang manusia di lihat dari aspek asal- usul historinya. Ini di sebut antropologi budaya.
Dan ketiga, studi mengenai manusia dari segi asas- asas fundamentalnya. ini lah yang di sebut antropologi filsafat atau filsafat manusia!'''.
sangat keren