Stuck In Love CEO

🍂🍂🍂

.

.

Surat itu masih dipandanginya, dan belum ditanda tangani nya. Bryan melihat Alma yang sedang melamun.

" Tunggu apa lagi? kamu tidak akan tanda tangan?"

Sebenarnya ada apa dengan semua ini? ada apa dengan sikap pak Bryan.

" Aku kan sudah meralatnya ini hadiah untukmu, bukan bayaran untuk bibir mu "

" Saya tidak butuh hadiah, lagipula saya melakukan hal apa untuk bapak sampai saya harus mendapatkan hadiah?" tanya Alma polos

Karena kamu sudah mengambil hatiku. Tapi masa aku mau bilang begitu? kamu pasti akan terkejut dan tidak percaya jika aku bilang sekarang.

" Ini hadiah untuk memulai dari awal "

" Memulai dari awal?"

" Iya, hubungan kita. "

" Hubungan kita? "

Apa pak Bryan mau mengatakan cinta padaku?

" Mari kita memulai hubungan yang baru sebagai teman hidup, sebagai pasangan menikah pada umumnya " kata Bryan

Alma terpana mendengar kata teman hidup yang lolos dari mulut Bryan barusan. Ia mengira bahwa teman hidup yang di maksud Bryan adalah menjadi suami istri yang sesungguhnya.

Untuk meyakinkannya Alma bertanya lagi pada Bryan dengan wajah bingung yang menaruh harapan. " Apa maksud bapak?"

" Maksud ku ayo kita mulai dari awal lagi, sebagai rekan hidup yang akan tinggal bersama dalam satu rumah. Jadi ,mari kita bekerjasama sebagai teman hidup yang baik?"

Ya, begini saja dulu. Lagipula ini masih terlalu awal untuk mengatakan cinta. Aku juga tidak yakin bagaimana perasaan bocah ini padaku.

Kedua bola mata Alma yang berwarna coklat itu sedikit memincing, menyiratkan kekecewaan dan kesedihan. Lagi-lagi ia sudah kepedean sendiri, dan mengira setelah Bryan menciumnya maka pria itu akan mengatakan cintanya. Ternyata hanya ia sendiri yang memiliki perasaan suka padanya.

Tanpa banyak bicara lagi Alma menandatangani surat pengalihan 30% saham atas namanya. Dianggap sebagai hadiah dari Bryan untuk kelangsungan hidup Alma ke depannya. Sementara itu untuk membayar hutang 350 juta pada Bryan, Alma harus bekerja di rumah Bryan melayani semua keperluan nya selama 3 tahun kontrak pernikahan mereka. Setelah waktu itu habi, maka hutang Alma pada Bryan akan lunas.

Alma berdiri dari sofa dengan wajah cemberut

" pembicaraan nya sudah selesai kan pak?"

" Hm.. tunggu, kemana cincin mu?" tanya Bryan sambil melihat ke arah jari Alma yang tidak ada apapun terpasang disana.

" Saya menyimpan nya "

Karena kamu yang meminta ku sebelumnya untuk menyimpan nya.

" Mana cincinnya?" tanya Bryan

Tanpa banyak bicara Alma pergi ke kamarnya dan mengambil cincin pernikahan mereka. Alma memberikan nya pada Bryan, karena Alma menyangka Bryan akan mengambil nya.

Namun, tanpa disangka-sangka Bryan malah memasangkan cincin berlian itu di jari manis Alma. Lagi-lagi Alma merasa berdebar-debar saat Bryan memakaikan nya cincin.

" Mulai sekarang pakai selalu cincin itu di jarimu " ucap Bryan tegas

" Apa? kalau saya memakainya bukankah itu artinya pernikahan kita .."

" Ya, beritahu saja pada orang-orang terdekat mu kalau kau sudah menikah. Terutama pada pria yang bernama Leonardo atau siapa lah itu " kata Bryan

Kenapa dia mengubah pikiran nya?

" Kamu dengar aku tidak?!" tanya Bryan setengah membentak

" Ya, pak. Jadi, apakah itu artinya tidak apa-apa membicarakan soal pernikahan pada orang lain?" tanya Alma

" Iya tidak masalah " jawab Bryan " oh ya sebelum tidur, aku mau makan malam dulu. Aku lapar "

" Saya sudah memasak tadi sore, mari kita makan bersama pak " Alma tersenyum ramah

Suasana makan malam yang hening karena canggung setelah apa yang terjadi di mobil. Alma bahkan tak berani menatap pria yang sedang makan dengan lahap di depannya itu. Adegan ciuman itu masih terngiang-ngiang di kepala Alma. Melihat Bryan yang terlihat santai dan biasa saja, sedikit membuat Alma kecewa.

Apa ciuman itu sama sekali tidak berarti apa apa untuk Bryan? ya pasti itu benar, mungkin Alma dianggap sama dengan wanita wanita Bryan yang ada di luar sana.

Tak,

Bryan meletakkan sendok nya dan mengambil gelas berisi air minum yang sudah disediakan oleh Alma. Makanan nya tidak bersisa di piring.

Melihat Bryan yang sedang meneguk air dengan elegan, membuat Alma bertanya-tanya dalam hatinya. Mengapa Bryan diciptakan begitu indah oleh Tuhan? apakah untuk menggoyahkan hatinya? Siapapun yang melihat Bryan, pasti akan terpesona melihat wajah dan perangai nya. Pantas saja dia memiliki banyak wanita, kekuatan, kekuasaan, ketampanan, tubuh sixpack. Semua nya ia miliki, dan jika ada yang tidak bisa ia miliki, ia pasti bisa memilikinya.

Sedangkan Alma? dia selalu merasa dirinya tidak cantik, tidak punya keluarga, tidak punya kekayaan, status rendah. Jadi ia berfikir wajar saja nyonya Delia sangat menentang pernikahan mereka dan tak ragu menunjukkan kebencian nya pada Alma. Jikalau suatu saat nanti Bryan jatuh cinta pada seseorang, pastilah dia akan jatuh cinta pada wanita cantik, elegan, seperti wanita wanita yang selalu menemani malamnya. Begitulah pikir Alma di dalam hatinya. Akan tetapi gadis itu masih menaruh sedikit harapan.

Bryan tiba-tiba mengagetkan Alma dan memecah keheningan diantara mereka

" Kenapa kamu bisa ke pesta bersama dia? maksud ku kenapa kamu bisa kenal dia?"

" Dia dosen di kampus saya, dosen pembimbing saya. Dan saya punya janji dengannya untuk pergi bersama "

" Bagaimana dosen mu bisa menjadi CEO perusahaan besar?"

" Saya juga tidak tahu, saya baru tau hari ini. " jawab Alma

Kenapa pak Bryan sangat tertarik pada pak Leon?

Bryan terlihat memikirkan sesuatu, tak lama setelah itu ia beranjak dari kursinya. Mengingatkan agar Alma tidak dekat-dekat dengan Leon ataupun laki-laki manapun.

" Kenapa pak? atas dasar apa saya harus menuruti bapak?" tanya Alma kaget.

" kamu ingat poin perjanjian kita no 6?" Bryan tersenyum tipis

" Pihak B harus mengikuti semua aturan pihak A " jawab Alma yang mempunyai ingatan yang bagus

" Nah itu kamu tau. Jangan banyak tanya dan turuti saja aku. "

" Tidak bisakah pak Leon menjadi pengecualian?" tanya Alma.

" Kenapa? " Bryan terlihat kesal

" karena beliau adalah dosen pembimbing saya, tentu saja saya akan selalu bertemu dengannya di kampus "

" .... " Bryan terdiam

" Saya tidak bisa memenuhi permintaan bapak yang satu itu, karena hal ini bukan saya yang memutuskan "

" Tidak bisa, kamu tetap tidak bisa "

" Pak Bryan, kenapa bapak seperti ini?" tanya Alma

Mata Alma menaruh harapan besar atas jawaban yang akan diberikan oleh Bryan. Berharap Bryan akan menjawab bahwa pria itu cemburu melihatnya bersama pria lain. Atau mengatakan bahwa pria itu peduli padanya walau hanya sedikit.

" Kamu boleh bertemu dengan nya, tapi tidak boleh berdekatan dengannya. Karena aku akan tau " Bryan menatap tajam gadis yang ada di depannya itu

" Baik saya akan usahakan, kalau begitu bisakah bapak melakukan satu hal sebagai gantinya?" tanya Alma memberanikan diri nya

" Apa?"

" Bisakah bapak tidak bertemu dengan wanita wanita itu lagi? " tanya Alma tegas

Apa yang ku lakukan? aku ini bicara apa sih. Memangnya aku siapa bicara seperti ini padanya? siapa aku berhak melarangnya? aku pasti sudah gila! menanyakan pertanyaan yang sudah ku ketahui jawabannya.

Gadis itu melangkah pergi setelah melihat Bryan terdiam, dan ia berfikir bahwa Bryan tak akan menjawab apalagi menyanggupi permintaan nya. Bryan tersenyum mendengar pertanyaan Alma, ia terlihat senang.

GREP

Alma belum jauh melangkah, Bryan memegang tangannya seraya berkata " kamu belum mendengar jawaban ku, dan sudah mau pergi?"

" Ya?" Alma melihat ke arah Bryan dan bertanya tanya

" Baiklah, aku tidak akan menemui mereka lagi. Para wanita itu. Tapi kamu juga tidak boleh berdekatan dengan pria lain "

Karena aku tidak butuh wanita-wanita itu lagi, kamu saja sudah cukup.

" Apa?" Alma kaget dengan jawaban tidak terduga dari Bryan.

Dia pasti bercanda kan?

" Kamu tidak percaya dengan kata-kata ku? kalau tidak percaya kamu bisa melihatnya sendiri " Bryan melepaskan tangan Alma, Dann terlihat serius

🎵🎵🎵📞

Drett...Dreet... ponsel Alma berdering dan bergetar di saku piyama nya. Gadis itu segera mengangkat ponselnya dan hendak menjawab panggilan itu. Bryan masih berdiri tak jauh darinya. Merasa tidak nyaman dengan keberadaan Bryan, Alma ingin mengangkat telponnya di sisi rumah yang lain. Tapi Bryan mengisyaratkan padanya untuk mengangkat telpon itu di depannya. " Aku suamimu, aku berhak tau siapa yang menelpon istriku malam-malam begini " sorot mata tajam itu Bryan tunjukkan pada Alma.

Deg Deg Deg

Alma terbawa perasaan lagi, saat mendengar kata-kata Bryan dan sikap Bryan padanya. Berusaha tenang, ia mengangkat telponnya.

" Halo pak Leon?"

Bryan terlihat kesal saat mendengar nama Leon yang meluncur dari mulut istrinya. Alma meneruskan pembicaraan nya dengan Leon lewat ponselnya. Leon menanyakan keberadaan Alma yang menghilang begitu saja dari pesta, suara pria itu terdengar cemas.

" Saya minta maaf karena pergi tanpa pamit pak, saya ada urusan mendadak. " Alma tak enak hati karena berbohong pada Leon, ia juga merasa tak nyaman dengan Bryan yang ada di samping nya.

Bryan masih mendengarkan pembicaraan istrinya dengan Leon.

" Tidak apa Alma, aku cemas kamu menghilang begitu saja. Aku takut terjadi sesuatu padamu, tapi syukurlah kamu baik-baik saja " suara Leon terdengar lega.

" Saya baik-baik saja pak "

" Kalau begitu kamu beristirahat lah, besok aku ingin bicara sesuatu padamu "

" Ya pak, bapak juga. Sampai ketemu besok " kata Alma ramah

" Ya baiklah "

Padahal Leon ingin menunjukkan sesuatu yang penting pada Alma, tapi Alma malah pergi begitu saja.

Tut...

Alma menutup telponnya.

Mendengar Alma begitu ramah pada pria lain, membuat Bryan terganggu. Apa ini yang namanya cemburu? baru pertama kalinya ia mengalami hal seperti itu karena seorang wanita, perasaan nya bisa bahagia dan kacau dalam satu waktu. Itu semua karena Alma.

" Seperti nya dia perhatian banget ya sama kamu. Kayak bukan sikap dosen ke mahasiswi nya "

Aku yakin pasti ada sesuatu. Kenapa CEO perusahaan besar merangkap kerja jadi dosen? pasti ada motifnya.

" Bapak ngomong apa sih? udah ya pak, saya mau tidur dulu ngantuk "

Tolong pak jangan bicara yang bisa buat aku salah paham. Karena aku gak mau berharap.

Alma melangkah pergi. " Ingat ya, kamu tidak boleh berdekatan dengan lelaki manapun, ingat itu !" seru Bryan

🍂🍂🍂

Pagi itu Alma melakukan pekerjaan rumah, beres beres rumah, memasak, mencuci, karena kebetulan hari itu ia mempunyai jadwal bimbingan agak siang. Bryan sudah bersiap-siap memakai kemeja dan setelan jas, pria itu duduk di meja makan seperti nya akan sarapan pagi, tapi ia heran melihat Alma yang memasak banyak.

" Kenapa kamu masak sebanyak itu? kita kan cuma tinggal berdua disini?" tanya Bryan sambil mengunyah makanan nya.

" Saya masak makanan untuk mama mertua, dan kakek. Apa bapak bisa mampir dulu ke rumah kakek?" tanya Alma sambil mengepak makanan ke dalam kotak bekal

" Aku tidak akan sempat, suruh Jeffry saja !"

" Ya baiklah pak, tidak apa "

"Ngomong-ngomong kenapa kamu tidak pakai baju yang ku belikan? apa baju-baju itu hanya jadi pajangan di lemari saja?" tanya Bryan kesal melihat istrinya masih memakai celana jeans dan kemeja yang terlihat kucel baginya.

" Saya tidak terbiasa memakai baju mewah seperti itu pak "

" Itu tidak mewah. Pokoknya kamu harus pakai, kalau tidak aku bakar semua bajunya !"

Aku sengaja membelikan baju-baju itu untuknya. Dan dia sama sekali tidak mau pakai.

" Haah.. ya baiklah akan saya pakai lain kali ya pak "

" Sekarang !" teriak Bryan

Ya ampun dia mulai lagi.

Ancaman Bryan yang ingin membakar baju ternyata bukan sekedar omongan kosong belaka. Bryan mengambil korek api dan hendak menyiramkan bensin pada baju-baju yang sudah dibelinya itu. Untung saja Alma menghentikan nya,akhirnya ia mengalah pada Bryan dan memakai salah satu baju yang ada di lemarinya.

Gaun yang cantik sederhana berwarna biru, tampak mengembang, dan tak terlalu pendek, cocok untuk tubuh mungil Alma. Bryan sudah mengira bahwa Alma akan sangat cocok dan cantik memakai rok itu. Seperti ia melihat Alma memakai gaun semalam.

Bryan baru sadar, bahwa istrinya itu sudah cantik natural. Mau dia pakai make up atau tidak, kecantikan nya tetap terpancar. Pria itu sadar karena selalu menghina Alma, terlebih lagi di depan ibu nya.

" Maaf, aku bilang kamu kampungan. Lain kali aku tidak akan bilang begitu lagi"

" Pak Bryan.. "

Alma tercengang mendengar kata-kata maaf dari mulut Bryan. Kemana Bryan yang dingin dan sombong itu? bisa-bisa nya ia mengucapkan kata maaf pada Alma? bahkan anehnya dari kemarin, kata-kata bocah kampungan itu sudah tidak terdengar olehnya.

Kali ini Alma benar-benar terbawa perasaan oleh sikap lembut Bryan yang tiba-tiba.

" Kamu itu cantik, jadi kamu harus percaya diri memakai baju apapun juga. " tangan Bryan menyentuh pipi Alma dengan lembut, lalu menariknya lagi dengan cepat.

Debaran ini datang lagi? rupanya aku benar-benar jatuh cinta.

" Pak Bryan.."

" Aku sudah mengatakan berulang kali jangan panggil aku bapak. Seperti nya aku harus menulis ini dalam poin kontrak kita " kata Bryan

" Apa?"

" Panggil aku Bryan, aku ingin dengar dari bibirmu kamu memanggil namaku. "

" Mana berani saya.."

" Alma "

" Bry.. Bryan.." jawab Alma gugup

" Ternyata namaku terdengar indah jika kamu yang memanggil nya " Bryan tersenyum lembut.

Mereka berdua saling menatap satu sama lain.

🎵🎵🎵

Ponsel Bryan berdering dan membuat Bryan harus mengangkat telponnya. " Andre ada apa?" tanya Bryan.

" APA?" entah apa yang dikatakan Andre pada nya, membuat Bryan sangat kaget.

" Ada apa pak?" tanya Alma cemas

" Aku harus segera ke kantor, ada masalah "

...---****--...