NovelToon NovelToon
Dinikahi Om Dari Sang Penghianat

Dinikahi Om Dari Sang Penghianat

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Selingkuh / Beda Usia / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Seorang gadis muda bernama Alya dikhianati oleh kekasihnya, Raka, dan sahabat dekatnya, Mira, yang menjalin hubungan di belakangnya. Dunia Alya runtuh. Namun, tanpa diduga, dia justru dinikahi oleh Davin, om dari Raka , seorang pria dewasa, mapan, dan berwibawa. Hidup Alya berubah drastis. Dia bukan hanya menjadi istri sah seorang pengusaha kaya, tapi juga tante dari Mira dan mantan pacarnya. Dari situ, kisah balas dendam elegan dan kisah cinta tak terduga pun dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 Awal Perhitungan

Makan malam itu berakhir dengan ketegangan yang membeku. Beberapa anggota keluarga diam-diam mendukung Alya, menyukai keberaniannya yang langka di antara kalangan atas yang terlalu banyak basa-basi.

Namun, Bibi Ratna dan anak-anaknya tidak tinggal diam.

Malam itu, saat Alya dan Davin sudah kembali ke rumah mereka, sebuah pesan misterius masuk ke ponsel Alya.

📩 “Kami belum selesai. Kamu pikir kamu bisa mencuri keluarga kami dan hidup damai? Lihat saja nanti.”

Alya hanya tersenyum.

“Mereka pikir aku akan mundur hanya karena ancaman?” ujar Alya

Davin memeluk Alya dari belakang. “Kamu tidak sendiri. Kali ini... kamu punya aku.”

Pagi di rumah Davin selalu tenang. Matahari menyusup masuk melalui jendela besar, dan suara burung berkicau menambah kedamaian. Tapi pagi ini, hati Alya tidak lagi damai seperti langit biru di luar sana. Malam tadi, pesan ancaman yang masuk ke ponselnya masih tertanam jelas di pikirannya.

Dia tahu, Mira, Clara, dan Raka takkan tinggal diam.

Davin sedang di ruang kerja ketika Alya menghampirinya sambil membawa secangkir kopi.

“Sayang,” ucap Alya lembut, “aku ingin mulai bekerja.”

Davin menatap istrinya dengan lembut, meski tampak sedikit khawatir. “Kamu baru seminggu menikah, Alya. Nikmati dulu waktumu, ya?”

Alya duduk di sisi meja, menatap mata suaminya penuh tekad. “Justru karena aku tidak ingin terlihat hanya sebagai istri dari seorang Davin Ardian. Aku ingin mereka tahu aku bisa berdiri sendiri. Aku ingin membalas mereka... tapi bukan dengan emosi. Dengan pencapaian.”

Davin terdiam sejenak, lalu tersenyum bangga. “Kalau begitu, kamu akan kubawa ke Sandler Creative. Perusahaan advertising milik temanku. Kamu bisa mulai dari sana. Aku tahu kamu suka dunia kreatif.”

Alya tersenyum bahagia.

“Terima kasih.”

Dua hari kemudian, Alya resmi mulai bekerja. Ia mengenakan blouse putih dan celana bahan hitam, tampil sederhana namun elegan. Di kantor Sandler Creative, semua mata langsung tertuju padanya—bukan karena ia istri Davin, melainkan karena aura percaya dirinya yang kuat.

Dalam waktu singkat, Alya mulai membuktikan kemampuannya. Ia memimpin tim kecil untuk proyek iklan digital, dan dalam satu minggu saja, hasil konsepnya membuat klien terpukau.

Namun kabar itu sampai ke telinga Clara—yang ternyata juga bekerja di perusahaan mitra Sandler Creative.

Dan amarahnya meledak.

Sore itu, Clara dengan sengaja datang ke kantor Alya. Ia berdiri di depan meja resepsionis dengan gaya angkuh, mengenakan blazer merah menyala dan kaca mata hitam mahal.

“Alya,” panggilnya dengan nada menyebalkan.

Alya yang baru keluar dari ruang meeting menatapnya datar. “Ada perlu apa ke sini?”

Clara melangkah mendekat, lalu membisikkan kalimat tajam.

“Kamu pikir kamu hebat sekarang? Kamu pikir hanya karena kerja di kantor ini, kamu sudah bisa menyamai levelku?” bisik Clara.

Alya tidak menjawab. Ia menatap Clara dalam-dalam.

“Aku tidak datang ke kantor ini untuk menyamai siapa pun. Aku datang untuk membangun hidupku sendiri, Clara. Kamu boleh tetap hidup dalam lingkaran iri dan dendammu... tapi aku sudah selesai dengan semua itu.” jawab Alya

Clara menyipitkan mata. “Lihat saja. Dunia kecil ini tak akan cukup menampung dua orang seperti kita.”

“Bukan dunia ini yang kecil, Clara,” balas Alya pelan, “tapi hatimu.”

Setelah kejadian itu, Clara mulai menjalankan rencananya. Ia menyebarkan kabar buruk tentang Alya ke beberapa kolega bisnis, berusaha menjatuhkan reputasi perempuan yang dulu ia pandang sebelah mata.

Namun Alya bukan perempuan lemah.

Alih-alih terpukul, ia justru membalas dengan strategi cerdas.

Melalui proyek digital berikutnya, Alya merancang kampanye iklan besar untuk salah satu brand kecantikan ternama. Proyek ini diam-diam disiapkan untuk menghadapi proposal yang juga diajukan oleh perusahaan tempat Clara bekerja.

Ketika kedua proposal dibandingkan oleh klien, proposal Alya menang mutlak. Konsepnya segar, berani, dan menyentuh hati perempuan dan mengangkat tema “Bangkit dari Luka, Berdiri dengan Kecantikan.”

Bahkan, presentasi Alya ditayangkan di hadapan banyak CEO mitra, membuatnya dikenal sebagai bintang baru dalam dunia periklanan.

Clara murka. Tapi ia tak bisa melakukan apa-apa. Dunia profesional tak bisa ditaklukkan dengan sekadar nama keluarga.

Di rumah, Davin memeluk Alya penuh bangga.

“Kamu membuat semua orang takjub. Bahkan aku pun kalah pesonanya,” gurau Davin.

Alya tersenyum. “Aku hanya melakukan apa yang seharusnya. Aku tidak ingin mereka berkata aku naik derajat karena kamu. Aku ingin mereka tahu... aku pantas berdiri sejajar dengan siapa pun.”

Davin mengelus kepala istrinya. “Dan sekarang kamu melangkah jauh di depan mereka.”

Tapi malam itu, Alya mendapat email anonim. Isinya hanya satu kalimat:

 “Kita belum selesai. Masa lalumu akan kuporak-porandakan.”

Alya menatap layar ponsel, matanya dingin.

“Baiklah,” gumamnya.

 “Kalau mereka ingin perang, aku tidak akan sembunyi lagi. Ini waktunya... perhitungan dimulai.” lanjut Alya

*

*

*

Pagi itu hujan turun tipis, membasahi jendela ruang kerja Alya di kantor. Di tangannya tergenggam sebuah flashdisk kecil berwarna hitam yang baru saja dikirim oleh kurir tanpa nama. Tak ada label. Tak ada catatan.

Ia menatap benda itu cukup lama sebelum akhirnya menyambungkan ke laptopnya. File yang muncul hanya satu, video dengan judul "AlyaRahasia.mp4".

Jantungnya berdetak cepat.

Tangannya sedikit gemetar saat membuka file tersebut.

Video itu memperlihatkan rekaman CCTV sebuah ruangan kampus—wajah Alya yang sedang menangis di hadapan seorang dosen pria. Suaranya samar, tapi beberapa kalimat bisa terdengar:

 “Tolong jangan keluarkan aku, Pak... Aku bersumpah aku nggak pernah menyontek…”

 “Sudah ada bukti, Alya. Kamu ketahuan mengambil lembar jawaban temanmu.”

Alya menutup mulutnya. Video itu adalah masa lalu—satu-satunya insiden yang pernah mencoreng reputasinya di kampus. Ia memang pernah difitnah oleh Mira dan teman-temannya. Tapi karena kurang bukti, dosennya saat itu lebih memilih mengabaikan pembelaan Alya.

Kini video itu muncul lagi dan dikirim padanya seperti bom waktu. Di ujung file, ada satu kalimat tambahan yang muncul di layar hitam.

 “Siap-siap. Semua orang akan tahu siapa kamu sebenarnya.”

Alya tahu... ini ulah Mira.

Sore harinya,

 Davin pulang lebih cepat dari kantor dan langsung menemukan Alya duduk termenung di ruang tengah.

“Ada apa?” tanyanya.

Alya menyerahkan flashdisk itu tanpa kata. Davin menonton video tersebut dengan rahang mengeras. Setelah selesai, ia memandang istrinya.

“Ini fitnah, kan?”

Alya mengangguk pelan. “Waktu itu Mira yang mengambil lembar jawaban temanku. Tapi dia menyelinap ke tasku dan menaruhnya di sana. Aku hampir dikeluarkan, kak Davin, kalau saja aku tidak punya rekam jejak baik, mungkin aku sudah dicoret dari kampus.”

Davin memeluk Alya erat. “Mereka pikir bisa menghancurkan kamu hanya dengan ini?”

“Masalahnya bukan itu.” Alya menatap suaminya. “Mereka akan menyebarkan video ini. Dan jika aku bereaksi salah, mereka akan menang.”

Davin tersenyum kecil, lalu mengambil ponsel dan menekan nomor seseorang.

“Reno, aktifkan tim media. Aku ingin menyebarkan kampanye personal Alya minggu ini. Tema tentang perjuangan, tentang perempuan yang difitnah tapi bangkit dan membuktikan diri.”

Alya menatapnya kaget. “Kamu mau...?”

“Ya,” potong Davin.

 “Kalau mereka ingin mengungkap masa lalu kamu, kita buka sekalian. Tapi versi kamu. Versi yang jujur. Dan publik akan menilainya sendiri.” jawab Davin

bersambung

1
Nay
👍👍👍
Cindy
lanjut kak
Diyah Pamungkas Sari
saking serunya bca smpe merinding deg deg an pula loh
Diyah Pamungkas Sari
suka karakter alya!! 👍👍👍❤️❤️❤️
Cindy
lanjut kak
Noey Aprilia
Kpn sih mreka kna krma???
kn ksel kl trs ngusik alya sm davin....
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Noey Aprilia
Woooowwww....
raka bnrn tlus atwcma modus????
kya'nya dia pduli sm alya,tkut d skiti ktanya....
Noey Aprilia
Hai kk....
aku udh mmpir lg...tp gmes pgn getok kplanya tu orng,gila bgt smp ftnah plus neror sgla sm alya....pdhl kn mreka yg udh jht....
Cindy
lanjut kak
Astrid Fera
kak inda knpa gk bkin gnre krjaan lgi kak,,pdhl lo yg bikn kak inda seru lo,,crtax
inda Permatasari: sudah ada tapi belum di publish saja,
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!