NovelToon NovelToon
High School Iyuna

High School Iyuna

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Teen Angst / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Menjadi NPC / Romansa
Popularitas:922
Nilai: 5
Nama Author: Anggara The Blukutuk³

Setelah berhasil kabur dari Ayah angkatnya, Iyuna Marge memutuskan untuk bersekolah di sekolah elite school of all things Dengan Bantuan Pak kepala yayasan. Ia dengan sengaja mengatur nilainya menjadi 50 lalu mendapat kelas F. Di kelas F ia berusaha untuk tidak terlihat mencolok, ia bertemu dengan Eid dan mencoba untuk memerasnya. Begitu juga beberapa siswa lainnya yang memiliki masa lalu kelam

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggara The Blukutuk³, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kencan palsu part 2

Setelah berkeliling taman bermain, tersisa satu lagi agenda dalam rencana Arga dan Rakha. Hari juga sudah mulai gelap, perkiraan sudah jam 06.30 PM. Langit telah berganti warna menjadi semburat jingga keunguan, lampu-lampu taman bermain mulai berkedip menyala satu persatu.

«Flashback setelah kejadian di kamar mandi (Chapter 08) On» :

Iyuna menoleh ke arah Rakha, memandangnya lurus dengan matanya yang dingin. "Itu tadi—" ucapnya pelan, mengambil tisu untuk mengeringkan wajahnya.

"—Hanya Akting" Jawab Iyuna datar, membuang tisu ke tempat sampah dengan gerakan presisi.

Rakha hanya menghela napas panjang, bahunya turun dengan berat. "Begitu yah," ucapnya kecewa, jemarinya mengacak rambut dengan frustasi. "Padahal kalau senyumannya begitu manis, tapi mengapa?" monolog Rakha kecewa, matanya meredup menatap lantai kamar mandi.

"Kau yang menyuruhku bertindak sebagai pacarmu kan?" Tanya Iyuna, menyilangkan tangannya di depan dada dan bersandar pada wastafel dengan sikap menantang.

"I-iya benar, lanjutkan saja!" Ucap Rakha, mengangkat tangannya dengan gestur menyerah dan memaksakan senyum di wajahnya.

«Flashback setelah kejadian di kamar mandi (Chapter 08) Off»

Mereka berempat saat ini sedang berjalan bersama menyusuri jalanan taman yang dihiasi lampu-lampu kecil di sepanjang sisinya. Sherin mempercepat langkahnya sedikit untuk menyejajarkan diri dengan Arga. "Kita akan kemana lagi?" tanya Sherin penasaran menatap Arga, sembari memegang gelas minuman dan menyedotnya dengan suara pelan.

"Kita akan ke bioskop," jawab Arga, menoleh ke arah Sherin dengan senyum lebar terkembang, matanya berbinar penuh antusias.

"Bi-bioskop yah? Aku jadi kepikiran buat ajak Eid ke bioskop nanti," monolog Sherin dalam hati, menggigit sedotan minumannya sambil melamun jauh.

"Hei Iyuna, apa kau pernah ke bioskop sebelumnya?" tanya Rakha, menoleh ke Iyuna yang berjalan antusias dengan langkah-langkah kecil yang ringan.

"Belum," jawabnya, tersenyum ke arah Rakha dengan bibir melengkung sempurna dan mata yang menyipit hangat.

"Senyum palsunya ini sangatlah mengganggu," monolog Rakha kesal, mengepalkan tangannya di saku celana.

"Be-begitu yah," ucap Rakha, mengangguk canggung dan menendang kerikil kecil di jalan.

Mereka kemudian sampai di tempat yang dituju, kaki mereka melangkah serentak memasuki ruang tiket yang dipenuhi poster-poster film terbaru. Aroma popcorn yang baru dimasak menyeruak memenuhi udara, menggoda selera.

"Kalian sudah mereservasi ini juga?" tanya Iyuna, matanya menjelajahi sekeliling ruangan dengan penasaran.

"I-iya, Arga sudah mengatur semuanya," jawab Rakha, menunjuk ke arah Arga dengan gerakan dagu.

"Begitu yah," respon Iyuna datar, jemarinya memainkan ujung rambutnya dengan gerakan monoton.

Setelah pemesanan tiket dan membeli popcorn dan soda, mereka berjalan ke ruang pemutaran filmnya, melangkah hati-hati di lorong yang remang-remang. Lampu di sana mati dan gelap, hanya diterangi lampu kecil di pinggir lantai. Mereka pun duduk di kursi yang ditentukan, kaki mereka meraba-raba anak tangga menuju kursi di barisan paling atas.

Film dimulai, layar besar menyala menerangi wajah penonton dengan cahaya kebiruan. Arga berada paling kiri di samping kiri Sherin, dan Rakha duduk yang paling kanan di samping kanan Iyuna. Sedangkan Iyuna dan Sherin duduk bersebelahan, bahu mereka sesekali bersentuhan.

Saat film sudah berjalan, film itu bergenre romansa. Yah, benar, Iyuna tidak tertarik dengan filmnya. Jadi, dia hanya meminum soda kesukaannya saja sembari menikmati popcorn, tangannya masuk dan keluar dari wadah dengan gerakan mekanis. Sedangkan Arga berusaha menggenggam tangan Sherin, jemarinya perlahan merayap di sandaran kursi, namun Sherin selalu menghindarinya dengan cepat, menyibukkan tangannya dengan minuman atau popcorn. Dia malah lebih memilih untuk menggenggam tangan Iyuna, jemarinya mengunci erat seolah mencari perlindungan. Sementara Rakha tampaknya menikmati filmnya dengan tenang, matanya tak lepas dari layar. Benar, Rakha awalnya tidak tertarik pada apapun yang berbau romantis. Namun, setelah ia melihat awal film ini, ia jadi antusias.

Setelah film habis, lampu-lampu bioskop menyala secara bertahap. "Nahh! Akhirnya selesai yah," ucap Arga, meregangkan tangannya ke atas dengan desahan lega, punggungnya melengkung seperti kucing.

Sherin kemudian menyangklong tasnya dengan gerakan anggun, lalu menatap layar ponselnya yang berkedip menyala, menunjukkan sudah pukul 07.50 PM. Jarinya mengusap layar, memeriksa notifikasi yang masuk.

Mereka pun berjalan bersama hingga ke pintu keluar, kaki mereka menyeret lelah di atas karpet merah bioskop. Setelahnya, "Bye!" ucap Sherin, melambaikan tangannya ke Iyuna dengan gerakan riang. Mereka menempuh jalan yang berbeda. Sherin dengan Arga melangkah ke kiri, dan Iyuna dengan Rakha berbelok ke kanan.

Beberapa menit setelah perpisahan itu, Arga tiba-tiba menyambar tangan Sherin dengan cengkeraman kuat dan memojokkannya ke tembok dingin di lorong sepi. "Akhh!" teriak Sherin, punggungnya membentur dinding.

Arga mendekatkan wajahnya, napasnya terasa panas menerpa pipi Sherin. "Kau.., mengapa kau selalu menghindariku tadi? Ha?" ucap Arga, tatapannya mengancam, matanya menyipit berbahaya.

Sherin hanya terdiam, tubuhnya menegang, tangannya kaku tak bisa bergerak dari cengkeraman kuat Arga, sedangkan tangan satunya lagi memegang ponsel dan lemas, nyaris menjatuhkannya ke lantai.

"Apa ini semua karenanya? Si Eid sialan itu?" ucap Arga, giginya menggertak menahan amarah, urat di lehernya menonjol.

Sherin hanya menggeram rendah, mata berkilat marah. "Kalau iya kenapa? Jangan pernah kau menyentuh Eid ku!" teriak Sherin, nadanya meninggi, dadanya naik turun menahan emosi.

Arga kemudian mendesak Sherin dengan dengkulnya yang naik ke selangkangan, menekan kuat. Sherin hanya mengerang menahan sakit, matanya terpejam dengan dahi berkerut.

"Kau tau? Ini tidak termasuk dalam kesepakatan," ucap Sherin, matanya menatap tajam langsung ke mata Arga, napasnya terengah menahan emosi.

Arga memegang dagu Sherin dengan jemarinya yang kasar, menekannya hingga bibir Sherin sedikit terbuka. "Lalu kenapa? Aku bisa melakukan apapun kepadamu saat ini loh," ancam Arga, ia semakin menaikkan dengkulnya, membuat Sherin berjinjit menahan sakit.

Sherin hanya menyeringai, bibirnya melengkung dalam senyuman dingin. "Jika kau melakukan ini padaku, dua hari kedepan kau tidak akan pernah terlihat lagi disekolah," ucapnya, nadanya mengancam, matanya tak berkedip menatap Arga.

Arga semakin mencengkeram lengan Sherin, jarinya membenamkan kuku ke kulit Sherin. "Benarkah?" ucapnya, alis terangkat menantang.

"Be-benar," jawab Sherin, suaranya sedikit bergetar namun tatapannya tetap tajam dan yakin.

Arga menyipit, matanya menyelidiki wajah Sherin untuk mencari kebohongan. "Baiklah, ma-maaf," ucapnya ragu, ia melepaskan Sherin dan mundur perlahan, tangannya terangkat dalam gestur menyerah.

"Tolong jangan lakukan itu, aku akan ikut grup belajar sampahmu itu," ucap Arga, nadanya berat penuh kekalahan, ia kemudian berjalan keluar lorong dengan langkah cepat, bahunya menegang.

Sherin menatap ponselnya, menghela napas lega dan menyandarkan tubuhnya ke dinding. "Tak kusangka, saran Iyuna benar-benar berguna," gumamnya, jemarinya mengusap lengan yang masih terasa nyeri dari cengkeraman Arga.

Sherin menatap layar ponselnya yang menampilkan chattingannya dengan Iyuna. Cahaya layar menerangi wajahnya yang pucat dalam lorong gelap. Seperti ini chattingannya:

1
Jumpri Cry
lanjut
SukiDenial
Mcnya keren. Dan ada banyak fanservicenya😍. Iyuna itu waifu ku banget titik🤬
Dimas Saputra
lanjut thor, dan Saling suport
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!