Genre : Xianxia, Action, Adventure, System, OverPower, Romance.
Update 2 Chapter/Hari. Jam tidak tentu.
Lanjutan dari Strongest God System
Tidak terasa sudah dua tahun lebih ia bereinkarnasi ke Dunia Kultivator.
Berbagai masalah terus datang kemanapun ia pergi. Namun dari masalah-masalah itulah ia mendapatkan jawaban dari misteri-misteri yang ada.
"Kemarilah! Bergabung denganku! Kumpulkan semua kepingan yang terpisah!"
"Siapa kau?!"
"Kemarilah! Bergabung denganku! Kumpulkan semua kepingan yang terpisah! Cepat!"
Suara-suara yang memanggilnya terus muncul dalam pikirannya. Semakin kuat dirinya, semakin banyak pula perkataan yang muncul dibenaknya.
Lin Chen pergi ke Alam Dewa untuk membalas dendam dan mencari jawaban dari semua pertanyaan. Apakah petualangannya di Alam Dewa dapat berjalan dengan lancar? Ataukah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaKertas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 016 : Penjelasan
Lin Chen berdiri dari tempat duduknya sembari membanting kedua tangannya di atas meja dengan pelan. Ia berjalan menghampiri orang-orang yang sedang membicarakan tentang kejadian di Kota Tianhang. "Permisi Senior. Jika boleh tahu, apa yang para Senior maksud dengan Kekaisaran Hu yang bertikai dengan Sekte Pedang Dewa?"
Keempat orang di meja makan itu mendongak menatap Lin Chen. Kemudian mereka memandang satu sama lain dan hanya terdiam sembari mengalihkan perhatiannya ke sisi lain.
Lin Chen terdiam, ia sudah sering menjumpai orang-orang seperti ini yang pura-pura tidak ingin menjawab. Ia menghela napas panjang, kemudian merogoh lengan bajunya dan mengeluarkan sekantung penuh Batu Roh kualitas Menengah.
Salah satu dari mereka yang berpakaian cokelat menolehkan kepala menatap kantung dengan mata bersinar-sinar. Beberapa detik kemudian ia tersentak dan mencoba untuk tenang kembali. "Anak muda. Aku tidak tahu apa yang kau maksu—" Belum sempat menyelesaikan perkataannya, ia membelalakkan matanya lebar saat melihat apa yang dikeluarkan oleh Lin Chen.
Batu Roh kualitas Tinggi! Satu kantung!
"Uhuk!" Pemuda itu terbatuk, ia menolehkan kepalanya melihat sekitar. Ketika dirasa cukup aman, ia membuka mulutnya mulai menjelaskan.
"Ini adalah kejadian yang sangat lama, tapi masih berdampak sampai sekarang. Tapi sebelum itu, ini adalah apa yang dikatakan oleh pendahuluku. Itu terjadi beberapa ratus ribu tahun yang lalu, pada masa itu Empat Kekaisaran sudah berdamai tanpa adanya percekcokan. Tapi ..."
Pemuda itu terdiam sejenak, ia kembali mengamati keadaan sekitarnya dan menatap ketiga rekannya. "Tuan Muda Sekte Pedang Dewa, dia mencari masalah di Kekaisaran Hu. Lebih tepatnya dengan Putri Kaisar Hu, dia memperkosa anak dari Kaisar, dan membunuhnya. Kemudian kedua kekuatan ini mulai berperang kembali, tapi Sekte Pedang Dewa memiliki kekuatan yang sangat besar, ditambah dengan mendapatkan bantuan dari Kekaisaran Lu ..."
Tuan Muda Sekte Pedang Dewa? Ratusan ribu tahun yang lalu? Bukankah dia hanya berusia 50.000 tahun? Apakah ada dua?
"Ah! Mungkin kau tidak tahu, Tuan Muda yang ku maksud adalah Patriak Mu, Patriak Sekte Pedang Dewa." Pemuda itu menjelaskannya lebih lanjut saat melihat ekspresi bingung di wajah Lin Chen.
Lin Chen terdiam, ia tak habis pikir dengan apa yang didengarnya. Memperkosa seorang wanita yang bahkan usianya seharusnya cocok untuk dianggap sebagai anaknya sendiri? Tapi tunggu, dia tadi mengatakan jika Kekaisaran Lu bekerjasama dengan Sekte Pedang Dewa? Ini berarti ... aku akan memiliki lebih banyak Point Pengalaman.
"Lalu. Apakah Sekte Pedang Dewa memiliki kekuatan lainnya selain Patriak Mu? Berada ditingkatan apa dia?"
Pemuda itu terdiam, ia menyilangkan kedua tangannya di depan dada sembari menundukkan kepala. Ia memejamkan matanya mencoba untuk mengingat-ingat informasi yang diketahuinya. "Aku tidak tahu—"
"Jika kau ingin mengetahui kekuatan di belakangnya karena ingin menyerangnya. Aku sarankan untuk menyerah saja, Leluhur Mu, kakek dari Patriak Mu tinggal setengah langkah lagi untuk menembus Ranah Kaisar Dewa. Sama halnya dengan ayahnya, dia tinggal selangkah lagi." Pemuda berpakaian kuning menjawab menggantikan temannya.
Lin Chen menaikkan sebelah alisnya, jika informasi tentang Sekte Pedang Dewa yang baru saja diterimanya benar. Maka ada pertanyaan lain yang terbesit dalam pikirannya, Sekte Pedang Dewa bekerjasama dengan Kekaisaran Lu. Lalu mengapa Kekaisaran Hu masih berdiri?
Akan sangat tidak mungkin jika Kekaisaran Hu akan tetap berdiri kokoh jika berhadapan dengan Sekte Pedang Dewa dan Kekaisaran Lu sekaligus. Kecuali jika ada kekuatan tersembunyi lainnya di Daratan Tianhu, yang secara diam-diam membantu Kekaisaran Hu untuk membunuh orang-orang dari Daratan Tianlu.
"Terimakasih, Senior." Lin Chen menangkupkan kedua tangannya, dan kemudian berbalik menuju meja makannya.
Sesaat setelah ia duduk kembali di meja makannya, ia menjelaskan semua informasi yang didapatnya. Meski jarak antara mejanya dengan meja keempat orang sebelumnya cukup dekat, tapi perkataan mereka tidak dapat didengar oleh orang lain. Itu karena salah satu dari keempat orang itu memasang array yang mengurung suara mereka.
Ketika mendengar penjelasan Lin Chen, mereka semua hanya bisa terdiam dengan mulut terbuka, mereka tidak menyangka akan ada permasalahan seperti itu. Meski dikatakan menjelaskan, tapi untuk Yan Lin dan Ling Ji Yue, telinga mereka berdua ditutup oleh Yan Xue dan Ling Ji Lin. Pembasahan kali ini agak sedikit tidak nyaman untuk wanita, terutama untuk dua gadis kecil yang masih tidak tahu apa-apa.
"Jadi, untuk saat ini kita harus membuat cara bagaimana agar bisa bertemu Kaisar. Kita akan bekerjasama sama dengan Kekaisaran Hu untuk menghancurkan Kekaisaran Lu dan Sekte Pedang Dewa, bahkan jika perlu, mungkin seluruh Daratan Tianlu."
Seluruh Daratan Tianlu? Ini terdengar sangat kejam untuk membantai habis penduduk di Daratan Tianlu, yang mana penduduknya mungkin lebih dari dua miliar orang. Tapi, jika dipikirkan kembali, Daratan Tianlu dikuasai oleh Kekaisaran Lu yang mana memiliki banyak kerajaan, jika perang kembali pecah, maka semua orang di Daratan Tianlu akan ikut berperang.
"Itu hanyalah kemungkinan terburuknya. Yang pasti kita harus menghabisi Sekte Pedang Dewa, dan menyerang Ibukota Kekaisaran Lu." Lin Chen melanjutkan perkataannya, ia berbicara dengan suara normal tanpa harus takut jika didengar oleh orang lain. Itu karena di sekitar mejanya, ia memasang array yang dapat mengurung suaranya.
Mendengar itu, semuanya menganggukkan kepala. Terutama untuk Yan Xue, dan Bing Lan Ran, dendam keduanya terhadap Sekte Pedang Dewa sudah berada di puncaknya. Bagaimanapun mereka adalah penghuni Alam Rendah, saat melihat kampung halamannya dibumihanguskan, tentu saja akan merasakan rasa sakit yang mendalam dan akan melakukan apapun untuk bisa membalasnya.
Lin Chen, meski ia hanya tinggal tidak sampai satu tahun di Alam Rendah. Ia juga sudah merasa nyaman tinggal di sana, ia menganggap jika Alam Rendah adalah kampung halamannya, saat bepergian di Alam Rendah, ia mengenal banyak orang baik seperti penjual daging di Kota Shan. Ketika ia melihat seluruh daratan di sana hancur, ia tidak bisa menahan amarahnya.
Tapi kesampingkan dulu tentang balas dendam. Yang menjadi pertanyaannya sampai saat ini adalah perihal Dimensi Dewi Bulan. Dari mana Sekte Pedang Dewa mengetahui Dimensi Dewi Bulan, dan akan digunakan sebagai apa jika menemukannya.
Lin Chen menyilangkan kedua tangannya di depan dada, ia menundukkan kepala dengan mata terpejam mencoba memikirkan jawaban.
Yan Xue yang melihat Lin Chen seperti itu hanya bisa terdiam dan menghela napas panjang, ia tahu jika Lin Chen sedang memikirkan sesuatu yang sangat berat. Meski ia sudah berulang kali mencoba menghentikannya, tapi Lin Chen tetap akan memikirkan hal yang tidak seharusnya.
Beberapa menit kemudian, masih dengan mata terpejam. Lin Chen membuka matanya perlahan dan menghela napas panjang, untuk saat ini ia hanya dapat menyimpulkan jika Sekte Pedang Dewa menginginkan Kediaman Dewi Bulan yang diambilnya dulu.
Kediaman yang dapat terbang di langit dan menahan serangan-serangan Kultivator Ranah Dewa, siapa yang tidak ingin memilikinya.
Terlebih lagi mengenai Air Surgawi 9 Warna. Itu adalah mata air yang sangat langka, mungkin di Alam Dewa tidak ada satupun yang memilikinya, bahkan untuk setetes.
"Gege. Apakah sudah selesai?" tanya Yan Xue sembari melambaikan tangannya di depan wajah Lin Chen.
"Ah!" Lin Chen tersentak, ia menolehkan kepalanya ke kanan menatap wajah Yan Xue. "Maafkan aku."
Yan Xue menggeleng pelan. "Tidak apa-apa. Jadi, apa yang sedang Gege pikirkan?"
Lin Chen terdiam sejenak, ia tidak tahu apakah harus menjelaskan mengenai Dimensi Dewi Bulan yang ditemukannya. "Aku sedang memikirkan alasan dibalik penyerangan Sekte Pedang Dewa di Alam Rendah. Akan sangat tidak masuk akal jika kekuatan besar di Alam Dewa akan pergi ke sana tanpa tujuan."
Yan Xue hanya bisa terdiam dan mengangguk kecil, meski apa yang dikatakan Lin Chen seperti itu. Tapi sebenarnya ia tahu apa yang di dalam pemikiran Lin Chen sangat berbeda, dan untuk mengapa perkataannya berbeda, ia juga tahu akan hal itu. Itu karena Lin Chen tidak ingin membuat semua orang khawatir, atau ada rahasia besar yang mungkin saja nyawa taruhannya jika mengetahui rahasia itu.
Yan Xue mendekatkan bibirnya ke telinga Lin Chen. "Gege, aku tidak akan menanyakannya lebih jauh. Tapi Xue'er harap Gege berhati-hati dan jangan membahayakan diri," bisiknya pelan.
Lin Chen terdiam dengan mulut sedikit terbuka, ia menolehkan kepalanya menatap wajah Yan Xue. "Terimakasih."
Puluhan menit kemudian, mereka semua menghabiskan makanan yang berada di atas meja, yang mana porsinya tiga kali dari jumlah mereka. Kemudian mereka semua berjalan menuju meja resepsionis, lalu naik ke lantai teratas tempat di mana mereka menginap.
...
***
*Bersambung...