Milik Sahabat Ku!

***

"Thanks yah Felix,  thanks tebengan nya hehe" ujar Septi yang baru saja sampai di depan pintu kelas di antar oleh Felix si salah satu mantan nya.  Felix dan Septi memang terkenal akan para mantan yang cinta damai.

"you 'are welcome manis. " sahut Felix melenggang pergi.

Tanpa Septi sadari sudah ada Andra yang di selimuti kemarahan dan kecemburuan menatapnya dari kursi .  Hatinya berkecamuk.  Kini ucapan Randy tumpang tindih dengan ucapan Septi di kepalanya.  Ia tak tahu, mana yang benar.

"Ndra,  kenapa? " tanya Septi yang melihat Andra seperti melamun.

"gak apa - apa Sep " sanggah nya.

Aisyah yang memperhatikan Andra dan Septi mengetahui asal masalah nya yaitu karna Septi yang pergi dengan Felix.

"itu kan gebetan baru Septi yah?  Ganteng sih,  pasti bakal jadi koleksi yang kesekian deh"

"haha kasian yah cowok nya haha"

"buat apa kasian,  gue mah pro Septi.  Dia pacarin dan permainkan cowok yang hobi nge php ini cewek.  Yah para cowok ini biar tau rasa gimana rasanya di PHP in!! "

"yah sudah saat nya kaum cewek bangki!"

Suara gosipan itu berasal dari kumpulan wanita di sebelah kanan Andra. Mereka memilih perpustakaan untuk tempat Charge Hp sih sebenarnya .

Gosipan para perempuan ini memiliki dampak luar biasa di pikiran Andra di tambah Septi yang hari ini tak ingin menemani Andra karna ada urusan dengan Felix.

"oh,  jadi dia udah di campak kan sama Septi? "

"duh padahal ganteng.  Mending sama gue aja"

Gosipan dari kedua belah sisi nya ini membuatnya tak tahan lagi. Andra beranjak bangkit dari  mejanya.

"panas telinga lo? Gak tahan dengerin cacian ini? " suara itu terdengar begitu familiar,  suara itu milik Aisyah yang saat ini tengah mengambil buku di samping Andra.

"Aisyah?  Lo disini? "

"kenapa?  Gak boleh? "

"gak juga"

"humph!  Terserah soal perasaan Ndra.  Yang jelas gue kasih tau ke elo.  Septi orang yang baik, gue gak bakal terima waktu ada orang yang jelekin dia,  apalagi orang itu adalah orang kepercayaan dia"

"maksud lo gue orang yang spesial buat dia? "

"lo pikir aja sendiri. Tapi ingat,  penyesalan selalu datang di akhir Ndra. Gak pernah di awal" lanjut Aisyah mengambil sebuah buku bertuliskan 'Tanaman Herbal' ia langsung melenggang pergi meninggalkan Andra.

Gue emang gak terima lo sama Septi Ndra,  tapi gue lebih gak terima  kalau ada yang berpikiran jelek terhadap Septi, termasuk elo.  Hari ini bantuin Septi bersihin namanya, ntahalah... Apa yang gue lakuin ini bener atau salah?

Batin nya menyodorkan buku kepada penjaga perpus. Menandatangani surat peminjaman buku.

Andra masih diam terpaku,  dirinya masih berpikir.  Terlalu banyak anggapan buruk dan baik diri Septi yang melayang di kepala Andra.

***

Hari itu hujan turun sore hari tepat saat dia pulang sekolah,  Septi tidak membawa mobil.  Membuatnya menunggu hingga hujan nya reda.  tentu Ada Andra yang menemaninya naik angkot.

Sekarang juga masih sama,  Menunggu Angkot di tempat biasa bersama dengan Andra.  Hanya berdua.

"Septi Aulia Fauzira... Kalo lo deketin gue,  cuma karna penasaran. Deketin gue,  cuma agar bisa jadiin gue salah satu dari sekian banyak mantan koleksi lo. Mending lo,  mulai dari sekarang jauhin gue. Gue gak sudi deket sama elo" ketus Andra masih terlihat sangat dingin di tengah hujan yang dingin ini. Menambah efek dingin berkali - kali lipat.

Septi?  Beri gue jawaban yang memuaskan maka gue janji bakal jadiin elo perempuan paling beruntung di Dunia ini.  Apapun yang lo mau,  gue bakal berikan bahkan dua kali lipatnya.  Asal lo tetap di sisi gue.  Gue bisa lakuin apapun.

Batin Andra menatap lurus ke depan,  menatap hujan yang jatuh menghantam tanah. Kali ini,  hujan adalah saksinya.

"Gue serius sama lo Ndra.. Gue kan udah bilang, Gue bakal jadi cahaya elo.. Gue serius" Sahut Septi dengan nada penuh keyakinan.  Namun,  tak dapat di pungkiri hatinya saat ini hancur. bagaimana tidak? Andra yang sebelumnya begitu lembut dan hangat kali in secara tiba - tiba mengucapkan hal yang begitu menyayat hati seperti ini.  Dirinya sudah di buat terbang tinggi dengan perlakuan Andra selama ini.  Namun,  inikah yang di sebut jika terbang terlalu tinggi maka jatuhnya akan semakin sakit? Air matanya  jatuh membasahi pipinya, lirih isak tangisnya terdengar menyayat hati.  Teriris, terbelah,  menjadi potongan yang hancur.  Dengan segala macam usaha yang dilakukan nya selama ini.  Andra masih belum percaya padanya. Tatapan dingin itu masih terpancar dari Andra.

"ini payung gue.. Lo balik.. Gue mau balik duluan" ucap  Andra sangat dingin mengabaikan Septi yang tengah dalam isak tangis nya.

Langkah Andra menembus membelah hujan terhenti seketika saat gadis modis itu, iyah Septi memeluk nya dari belakang.

PLAKKK!!

Tamparan dari Septi yang terdengar sangat keras dan pedas itu,  sukses meninggalkan bekas merah keunguan di pipi kiri Andra. Namun Andra masih diam tak bergeming, badan nya kaku,  mulut nya masih mengatup rapat.  Hanya tatapan tertegun yang ada di wajah nya. Terkejut melihat apa yang Septi lakukan barusan.  Apa maksud dari tamparan ini?? Mungkinkah Septi menyerah akan Andra?!!  Mungkin kah Septi muak pada Andra yang selama ini selalu saja dingin padanya?!!

Apa gue mengujinya terlalu berlebihan?  Hingga membuatnya marah?!  Bodoh gue emang bodoh!  Andra lo bodoh!

Batin Andra mencaci maki dirinya ini. Kini ia menyesali perbuatan nya.. Padahal Aisyah sudah memperingatkan nya. 

"mmphhh" Septi secara paksa mencium Andra di tengah hujan deras itu. Mata mereka masih saling menatap.

"heh... Heh.. Ndra...kalo lo gak cinta sama gue. Gpp.  Gak masalah. Tapi gue cinta ke elo. Kalau emang lo gak mau sama gue,  seenggak nya gue mau ciuman pertama gue elo yang pertama. Maaf kalau gue kelewatan!!  Gue bakal tetep cinta sama lo Ndra sampai maut menjemput" ucap Septi ingin pergi.  Namun,  Andra mencegah nya,  menahan tangan Septi menarik nya kembali dalam dekapan di dada bidang milik nya.

"maafin gue Sep... Gue baru sadar gue cinta ke elo.. Bahkan sayang banget ke elo.  Makasih tamparan nya,  karna itu juga udah nyadarin gue. Selangkah setelah lo ingin pergi,  di situ gue menyadari satu hal.  Bahwa,  gue gak bisa kehilangan lo,  walau hanya satu langkah. Septi... Jadilah cahaya gue?  Lo bisa kan?? " tanya Andra mendekap erat tubuh Septi.

Hujan yang begitu dingin menyerang Andra dan Septi tanpa lapisan payung.  Tak dapat mengalahkan kehangatan dari pelukan yang mereka ciptakan.

***

Ayoo like,  komen,  and vote yah

Rini Ir