Sistem Kekayaan Tak Terbatas

Bab 33. Perkumpulan ONE. (Organisasi Naga Emas.) Bagian 2.

Saat keluar dari tempat parkir, matanya menatap sekeliling. Ia pun memperlambat langkahnya, bukan karena takut atau apa, tapi karena takjub.

Bagaimanapun, ia tetaplah orang biasa yang tiba-tiba kaya mendadak dan masih belum terbiasa dengan kemewahan dengan level semacam ini.

Pintu masuknya saja sudah seperti pilar raksasa. Seolah pilar itu adalah sebuah pilar kuno yang akan membawa seseorang untuk menyeberang ke dunia lain. Tinggi pilarnya saja mencapai 12 meter, terlihat begitu megah.

Terbuat dari batu marmer biru kehitaman yang dihiasi ukiran emas berbentuk heliks seperti DNA, seolah menandakan jika tempat ini bukan hanya mewah, tetapi juga cerminan dari kekuatan dan kecanggihan teknologi modern.

Di atasnya tergantung sebuah lampu kristal raksasa. Cahayanya memancarkan sinar lembut keperakan, seolah itu adalah cahaya bulan.

Langit-langitnya tinggi dan berlapis dengan ukiran perak, memantulkan cahaya dari ribuan kristal yang tersebar di seluruh ruangan.

Hanya dengan melihatnya saja, Rangga bisa membayangkan berapa banyak uang yang dikeluarkan untuk membangun sebuah gedung dengan bahan-bahan yang tidak biasa ini.

Tiba-tiba terbesit ide aneh di kepalanya.

"Apakah jika aku membuat kerajaanku sendiri dan membelanjakan banyak uang, aku akan mendapatkan poin sistem yang besar?"

Ding...

[Sistem mendeteksi pikiran aneh Tuan Rumah. Membangun sebuah kerajaan hanya akan menarik perhatian pemilik sistem dari dimensi lain. Tidak akan ada masalah jika Tuan Rumah sudah kuat, akan tetapi Tuan Rumah masih lemah. Disarankan untuk tidak berpikir yang macam-macam atau Tuan Rumah akan mati muda.]

"Uhuk!"

Mendengar apa yang dikatakan oleh sistem secara mendadak, Rangga tak kuasa untuk tidak tersedak. Akibatnya ia batuk mendadak, dan itu sangat tidak nyaman.

Kata-kata sistem benar-benar membuatnya nyaris muntah darah. Namun, berkat kata-kata yang tajam dan menohok itulah, ia akhirnya menyadari jika dirinya tidak bisa sembarangan dalam bertindak.

Kata-kata "mati muda" itu kemungkinan besar bisa saja terjadi jika ia ceroboh. Ia masih ingat pemilik sistem sebelumnya yang berada di kawasan kediamannya. Memiliki kekuatan setara Dewa Level 9 tahap puncak. Eksistensi semacam itu bukanlah sesuatu yang bisa ia lawan. Bukan hanya melawan, hanya menahan satu pukulannya saja, bisa dipastikan ia akan langsung mati.

Tiba-tiba, ada tangan seseorang yang menepuk pundak Rangga. Saat Rangga melihat siapa orangnya, ternyata itu adalah Miko.

"Ada apa denganmu? Apakah kau baik-baik saja?"

Mendengar itu, Rangga hanya tersenyum dan mengangguk.

"Ya, jangan khawatir. Aku baik-baik saja."

"Baiklah kalau begitu, ikuti aku. Aku akan memperkenalkanmu kepada orang penting yang menjadi salah satu pendiri ONE."

"Oke!"

Kemudian, mereka berdua pun mulai berjalan berdampingan ke arah tertentu. Dan baru saat itulah Rangga menyadari jika di sekelilingnya ternyata banyak sekali orang-orang terkenal yang sebelumnya hanya bisa ia lihat di layar televisi dan juga artikel berita.

Artis-artis kelas atas dengan balutan gaun dan jas berkelas dari brand-brand ternama dunia, model-model top yang biasa menghiasi sampul majalah fashion internasional, dan influencer-influencer yang memiliki jutaan pengikut di seluruh platform.

Semuanya berkumpul di sini.

Tidak hanya itu, ia juga melihat para pengusaha ternama yang selama ini dianggap legenda hidup di bidangnya.

Ada yang disebut Raja Kuliner, yang mana sosoknya punya jaringan restoran di lima negara. Ada juga seorang yang disebut Dewa Properti, yang mana proyeknya sudah diakui oleh orang-orang penting dari kota besar di luar Kota Greenville.

Ada juga orang penting, pemilik tambang batu bara, yang rumornya bahkan beberapa negara sampai memohon pertemuan untuk menjalin kerja sama.

Bahkan, ada juga beberapa sosok terkenal dari media besar yang mengendalikan arus informasi publik.

Semua orang yang ada di sini adalah orang-orang hebat yang memiliki kekayaan yang tidak biasa. Semuanya benar-benar berkumpul dalam satu tempat yang sama.

Tiba-tiba terdengar suara yang seketika memecah lamunan Rangga.

"Rangga, kemarilah. Biar aku perkenalkan kepadamu. Ini adalah Kevin Admaja, salah satu pendiri ONE," kata Miko sambil mengenalkan seorang pemuda yang ada di sampingnya.

Saat itulah, Rangga benar-benar mengalihkan perhatiannya kepada Miko dan orang yang ada di sampingnya yang bernama Kevin.

Sekilas, Rangga menatap Kevin. Dan kebetulan saat itu Kevin juga menatapnya.

Dalam sekejap, kedua mata mereka bertemu. Keduanya pun saling menyipitkan mata, seolah saling mengukur satu sama lain.

Rangga sendiri merasa terkejut saat mengamati Kevin. Ternyata dia bukan orang biasa, melainkan seorang petarung, dan kekuatannya berada di Ranah Surga Level 3 tahap awal.

"Ranah Surga Level 3, kah? Lumayan," ucapnya pelan.

Namun, kata-kata itu tetap bisa didengar oleh telinga Kevin yang sangat tajam dan sensitif. Bagi dirinya yang seorang petarung di Ranah Surga, kelima indranya tidak bisa dibandingkan dengan indra manusia biasa.

Suara Rangga, meskipun kecil, namun itu terdengar sangat jelas di telinganya.

Sebaliknya, saat Kevin menatap Rangga dan mencoba untuk mengukur kekuatannya, ia sama sekali tidak bisa melihatnya. Hal ini hanya membuktikan satu hal, yaitu Rangga jauh lebih kuat darinya.

Dalam hati, dia berpikir.

"Menarik! Ternyata muncul lagi satu orang dengan kekuatan yang tak terduga di Kota Greenville. Bahkan kekuatanku yang berada di Ranah Surga Level 3 tahap awal saja dianggap lumayan," ucapnya sambil terkekeh. Namun di saat yang sama, ia juga menghela napas tak berdaya.

Bagaimanapun, dunia ini sangat luas, dan di atas langit pasti ada langit. Itulah faktanya.

"Aku tidak sabar melihat ekspresi terkejut di wajah mereka berenam saat melihat ada satu lagi seorang petarung dengan kekuatan yang tak terduga," kata Kevin terus bermonolog.

Yang dimaksud mereka berenam tentu saja adalah teman-temannya sesama pendiri ONE.

Seolah segala hal yang terjadi di antara keduanya berlangsung lama, namun sebenarnya itu sangat cepat, hanya beberapa detik saja. Hingga akhirnya, Kevin memutuskan untuk menyapa terlebih dahulu dan mengulurkan tangan.

"Hai bro, aku Kevin," ucapnya.

Mendengar itu, Rangga pun mengangguk dan tersenyum, kemudian mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Kevin.

"Aku Rangga."

"Bagus sekali karena kalian sudah saling berkenalan, mari kita gabung ke anggota pendiri ONE yang lainnya," kata Miko.

Rangga pun mengangguk. Namun, dia sedikit penasaran akan satu hal, dan akhirnya dia bertanya pada Miko.

"Miko, tampaknya kau sangat akrab dengan anggota pendiri ONE. Apakah kau salah satu pendiri juga?"

Seketika, raut wajah Miko berubah menjadi agak canggung.

"Ah... tidak, tidak, bukan aku. Tapi itu kakak sepupuku," jawabnya.

"Oh, jadi begitu. Aku mengerti," jawab Rangga sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

Akhirnya, ketiganya pun melangkah ke arah tertentu, ke sebuah tempat khusus yang memang sudah disediakan untuk para pendiri ONE.

Dan di sinilah akhirnya Rangga benar-benar bertemu dengan enam orang lainnya, yang artinya kini ia berhadapan dengan tujuh Tuan Muda paling kaya dari tujuh keluarga paling berpengaruh.