Milik Sahabat Ku!

Milik Sahabat Ku!

Episode 1

***

"Sep, please dong. Jadian sama gue?" Pinta Randy.

"Maaf yah Ran, gue gak bisa." Balas Septi yang melenggang pergi.

Dia adalah Septi Aulia Fauzira, gadis terkaya di SMA ini, ayahnya pemilik SMA Merah Putih ini. Kaya, Cantik, dan berkuasa. Itulah yang di cerminkan dari diri Septi. Wajahnya yang elok dan body gitar spanyol membuat Septi menjadi incaran setiap pria. Tak terhitung sudah berapa banyak pria Playboy yang Septi PHP-in. Setiap weekend main dengan banyak cowok berbeda, bukan hal baru baginya. Wekeend ini juga seperti itu, dia jalan dengan Randy si playboy anak dari pengusaha kaya.

"Pak, kita kerumah Aisyah aja." Pinta Septi kepada pak supir. Maklum saja dia pakai supir, Septi itu termasuk anak holkay.

"Siap non!"Sahut Pak Supir yang langsung melajukan mobilnya.

***

"Aisyah, Aisyah mana tan??" Tanya Septi yang sudah duduk di ruang tamu bersama mamanya Aisyah.

"Lagi beli buku tadi," jawab mamanya, Nizar dengan lembut. "Kamu ke kamar nya aja dulu, Tante lagi mau pergi. Ntar kalo Aisyah udah pulang kasih tau ada bubur di kulkas yah. Tante pergi dulu!" Tambah Nizar yang langsung pergi.

"Oh okeh. Siap Tan!  Hati - hati di jalan yah~" Septi melambaikan tangannya sopan.

Lelah rasa badan Septi. Segera ia ke kamar Aisyah dan membaringkan badan nya, melepas lelah nya.

Krekkk... Suara pintu terbuka. Terlihat gadis berbadan mungil, berwajah imut memakai busana muslimah lengkap berwarna biru muda.

"Eh, Septi?! Ngapain lo di sini?? Bukan nya lagi jalan sama Randy??" Tanya Aisyah meletakkan tas nya di meja, dan ikut membaringkan badan nya.

"Muak gue sama cowok modal tampang dan harta orang tua kayak gitu!"

"Oh. Eh tadi gue ketemu cowok loh, ganteng terus dia baik loh. Tadi gue hampir mau jatuh, terus dia yang nolongin!"  Seru Aisyah Antusias.

"Jadi lo jatuh hati gitu sama dia?? "

"Emmm... Nggak tau juga sih Sep, yang gue tau ada rasa deh sama dia."

"Duh, ketika sang ustadzah, jatuh hati~"

"Diem akh, makan yuk ke bawah, mama buat puding loh." Ajak Aisyah yang menuruni tangga di ikuti Septi.

***

"Duh, jangan telat deh gue, jangan Enam menit lagi bel nih!" Gumam Septi berlari dari gerbang sekolah.

GduBrakkk!!!

Karna berlari begitu cepat Septi menabrak seorang cowok ganteng, tinggi, dan keren, tiga kata, 'calon suami idaman'. Bahkan Septi sampai mendongak untuk menatap cowok itu. Terlihat raut wajah dingin di sana, aura suram dan kelam. Itilah yang terpancar dari cowok di hadapannya ini.

"Kalo jalan, liat liat dong. Jatuh kan gue. Kalo gue lagi lari lo minggir deh!" ketus Septi dengan nada tinggi.

Di dongakkan nya kepalanya. Pandangan nya jatuh pada pria tinggi ini.

"Buta! " balas pria itu dingin berjalan pergi.

Gila?!! Baru kali ini, ada cowok yang ngabaikan gue!! Dan aura nya, kenapa kelam banget?? Kayak sedih banget!!

Batin Septi heran.

"Menarik. Bisa nih buat main - main." Gumam Septi lagi menatap Punggung cowok itu.

Senin pagi, seperti biasa Septi mengikuti Upacara Bendera bersama Aisyah. Karna sikap Septi yang playgirl dan arogan, membuat banyak orang terkhusus nya cewek tidak menyukainya. Di tambah lagi, karna hampir semua cowok ganteng sukanya sama Septi.

Hanya Aisyah yang selama ini bersama septi. Meski begitu, tak membuat Aisyah sendiri di jauhi anak lain. Mungkin karna sikap dan perawakan Aisyah yang baik dan lembut.

"Dih, liat tuh si Septi mentang kaya seenak hati aja mainin cowok!"

"Iyah, kemarin aja dia Phpin si Randy, anak pengusaha kaya itu!"

"Kok mau sih si Aisyah temenan sama dia!"

"Kalau aja bukan bokap dia yang punya sekolah ini. gue pasti bakal labrak dia!"

Bisikan gosipan para wanita kurang kerjaan itu selalu terdengar. Yang mereka bisikan tentu saja keburukannya Septi.

" Septi... Gak usah di ambil hati. Biarin aja." Ucap Aisyah mencoba menenangkan.

"Santai aja, mereka ngomong gitu karna mereka iri sama kehidupan yang gue miliki." Jelas Septi tenang.

Septi yang sudah terbiasa dengan gosipan itu, tidak mengambil pusing. Yang terpenting, selama Aisyah masih menjadi temannya. Dia tidak keberatan satu sekolah menjadi musuhnya.

Upacara selesai, mereka kembali ke kelasnya. Kelas 12 IPA 2. Meski hampir seluruh murid di sekolah tidak menyukainya. Tapi kelas nya ini selalu menerima nya.

"Pagi 'Dua sejoli'! " Sapa Ikhsan, cowok tengil nan rese, yang hobinya gangguin Aisyah. Soalnya kalo mau gangguin Septi, dia playgirl, cepet marah lagi. Dan yang terpenting,  Ikhsan Cintanya Ke Aisyah. Enggak yang lain.

"Pagi San. Mau gangguin my bes pren gue?? " Tanya Septi, matanya terlihat mengerikan. Septi melenggang pergi duduk

"ukhh... Ampun bos que. Eh btw, Syah, ntar ada acara gak? Jalan sama gue mau gak?? " Tanya Ikhsan, duduk di atas meja, tepat di hadapan Aisyah.

"Gue gak bisa San, maaf yah." sanggah Aisyah menolak dengan sangat lembut.

"Kalo besok nya lagi, bisa gak Syah?? "

"Gak bisa. Ntar kalo gue ada waktu, gue kabarin deh."

"Si Aisyah gak suka sama lo San. Nyadar deh, jangan gangguin dia mulu. Enek liat nya tau!" celetuk Septi menatap Ikhsan.

"Sok tau lo, si Aisyah gak suka sama gue?!"

"Emang iyah kok, si Aisyah udah suka sama cowok lain. Kalo gak percaya, tanya aja nih sama orangnya!"

"Beneran Syah??!!" Tanya Ikhsan menatap Aisyah.

"Gue mau fokus di pendidikan aja kok." Balas Aisyah tersenyum.

Septi hanya mengernyitkan dahinya heran, menatap temannya ini.

"Selamat pagi semua! " sapa Pak Adan, wali kelas mereka. Guru yang menempati posisi terkiller di sekolah. Kalo ngomong biasanya mah ada hujan bertebaran. Guru MTK itu yang hawanya selalu serius duduk di meja guru.

"Pagi pak!!" Saut murid di kelas itu.

"Hari ini, ada murid baru. Pindahan dari Bandung!" Pemberitahuan dengan nada tegas khas milik pak Adan.

Seorang cowok muda yang ganteng masuk melangkah. Kaki nya yang panjang dan gaya rambut yang sedikit acak, karna hembusan angin. Membuatnya terlihat semakin keren.

Cowok Suram yang tadi?!!

Batin Septi menatap cowok di hadapan kelas ini.

Dia, cowok yang nolongin gue kemaren??

Batin Aisyah tersenyum hangat menatap pria ini.

"Gue Andra! " Ucap Andra singkat berjalan di bangku kosong milik Ikhsan. Ikhsan mah gitu, Guru telat bentar aja, orang nya udah lari entah kemana.

Pak Adan, tidak heran melihat sikap Murid ini. Bagaimana pun si Andra ini adalah keponakan pak Adan.

Hehe... Kegelapan akan selalu sirna dengan cahaya, dan gue Septi Aulia Fauzira, akan menjadi cahaya yang akan hilangin kegelapan lo. Andra!! 

Batin Septi tersenyum tipis menatap Andra.

"Andra yah?? Nama yang keren" Batin Aisyah.

***

Ayooo like, komen and vote yah

Jangan lupa follow author juga

Terpopuler

Comments

Devia Ratna

Devia Ratna

mampir ya aku

2022-12-23

0

Yuli Rahma

Yuli Rahma

mampir kesini dlu
penasaran soalnya

2020-08-20

0

Novi Aurora

Novi Aurora

mmpir jg 😂

2020-08-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!