Caca gadis muda berusia 21 tahun, hidup sebatang kara, semenjak Ayah dan Ibunya meninggal Caca tinggal dirumahnya sendiri, Paman Jaka, adik dari Ayah Caca sudah beberapa kali mengajak Caca untuk tinggal bersama, tapi Caca selalu menolaknya.
Niat baik Caca untuk menolong seorang pria yang ditemukan Pingsan di pingir sungai samping rumahnya, harus berakhir dengan mengakhiri masa lajangnya, dan menikah dengan lelaki yang tidak di kenalnya.
Tidak ada rencana, malam ini Caca harus menikah dengan Arkana pria tampan yang tidak di cintanya, semua itu terjadi karena kesalahpahaman warga, yang melihat Caca membawa masuk pria kedalam rumahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aa zigant, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Resepsi
Malam ini akan di gelar acara Resepsi pernikahan Arkana dan Caca, beberapa tamu undangan sudah mulai berdatangan dari rekan bisnis Arkana sampai sahabatnya datang.
Caca yang sudah selesai di make up, terlihat sangat cantik, bik Anis yang melihatnya merasa bahagia bercampur sedih, andai Bundanya masih ada pasti akan merasakan bahagia.
"Bibik kenapa lihatin Caca terus?" tanya Caca yang duduk membelakangi cermin.
"Kamu terlihat cantik, mirp dengan teh suci," jawab bik Anis sambil mengusap air matanya.
Caca langsung terdiam. setelah mendengar ucapan bik Anis. bik Anis yang melihat perubahan Caca langsung memeluk tubuh kecil ponakannya itu,
"Jangan bersedih, maafkan bibik sayang, pasti Ayah dan Bunda bahagia melihat dari atas sana," ucap bik Anis menghibur Caca.
"Ia bik terimakasih," jawab Caca.
Tiba-tiba pintu terbuka, mami Arini masuk tersenyum melihat wajah Caca yang terlihat cantik.
"Sayang jangan lupa pakai cadarnya," kata mami Arini mengingatkan.
"Ia Mam," jawab Caca sambil tersenyum.
"Sini Bibik bantu, aduh sudah dandan cantik gini kenapa harus di tutup kanjeng Mami," ucap bik Anis.
"Aduh jangan panggil Kanjeng Mami, panggil Arini saja Mbak," jawab mami Arini.
"Eh..ia maaf atuh," kata Bik Anis
Setelah selesai memakai cadar Caca langsung di bawa ke luar dari ruang make up, di dekat ruangan terpisah Arkana sedang duduk di dampingi oleh Doni dan Ayah Joni.
"Bagaimana dengan ke amanannya Don?" tanya Arkana, entah kenapa perasaannya tidak enak dari tadi.
"Insyaallah sudah bos," jawab Doni yang selalu mengawasi sekelilingnya.
Tak lama Caca sampai, Arkana langsung berdiri menyambut tangan istrinya, di bantunya Caca duduk.
"Sayang kenapa tanganmu dingin sekali?" tanya Arkana.
"Mas.... aku takut," jawab Caca sambil memegang tangan Arkana.
"Insyaallah semua akan baik-baik saja." kata Arkana yang langsung mengecup kening Caca.
Mami Arini yang melihat itu langsung menghampiri Arkana.
"Dasar anak nakal! Arkana tahan sampai jam 10 Nak, nanti make upnya rusak." ucap mami Arini sambil melotot ke arah Arkana.
"Ya ..ampun Mami, cuma cium kening saja sudah kena marah." ucap Arkana.
Semua yang ada di situ hanya tersenyum melihat Arkana dan Maminya.
Tak lama terdengar MC mempersilahkan kedua mempelai untuk memasuki ruangan, Arkana dan Caca berdiri, berjalan dengan pelan di ikuti Mami Arini dan bik Anis, di susul oleh paman Jaka dan Papi Adrian.
Semua mata memandang takjub melihat kedua mempelai, Arkana tersenyum sesekali melirik ke arah Caca yang memegang lengannya dengan erat.
Sampai mereka di pelaminan, Arkana duduk dengan tangan Caca tak pernah lepas dari genggamannya.
MC mempersiapkan sambutan dari perwakilan pihak keluarga mempelai, dengan gagahnya Papi Adrian berdiri menuju ke panggung.
'Assalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh, saya ucapkan terima kasih kepada segenap tamu undangan yang sudah datang untuk menghadiri acara pernikahan anak saya yang paling tampan, tapi masih tampan saya, canda Papi Arkana yang langsung di sambut tawa oleh semua undangan.
"Saya kira hanya itu saja yang bisa saya ucapkan, dan silahkan sambil menikmati menu yang sudah di sediakan. saya rasa cukup apa yang saya sampaikan kurang lebihnya saya mohon maaf Billahi Taufik Walhidayah Wassalamu'alaikum Wr. Wb." tepuk tangan dari para undangan langsung menggema di ruangan.
"Terima kepada Pak Adrian sebagai perwakilan dari kedua mempelai, dan untuk para tamu undangan di persilahkan untuk mengucapkan selamat kepada mempelai."
Satu jam sudah berlalu, Tapi tamu undangan belum juga surut, Caca yang sudah terlihat lelah, beberapa kali menghela nafas panjang.
"Sabar ya satu jam lagi acaranya selesai," ucap Arkana,
"Tapi tamunya masih banyak Mas," jawab Caca yang terus tersenyum, saat tamu undangan mengucapkan selamat.
Tanpa mereka sadari ada seorang wanita yang sedang duduk melihat sekeliling, sambil memainkan ponselnya.
Di saat melihat yang antrian untuk mengucapkan selamat kepada ke dua mempelai berjubel. langsung saja menyelip di antrian.
Matanya menatap wanita yang duduk di pelaminan dengan sinis, setelah sampai tangga untuk menuju ke pelaminan, sengaja kakinya di silangkan yang membuat salah satu tamu undangan terjatuh dari panggung.
Teriak histeris tak terelakkan, sebagian antrian berkerumun di panggung, saat itu semua fokus ke wanita yang terguling ke bawah panggung.
Arkana dan Caca yang terkejut ikut panik, saat melihat kejadian tadi, beberapa penjaga segera mengurusnya.
Saat Caca ingin duduk melihat ada wanita yang berjalan ke arahnya, dan tiba-tiba wanita itu langsung menghampiri Arkana, Caca yang melihat tangan wanita itu memegang pisau dengan cepat Caca mendorong tubuh Arkana sehingga pisau itu menancap di perut Caca.
"Caca," teriak Arkana saat melihat tubuh Caca mulai limbung, Arkana segera menangkapnya.
Tamu undangan yang melihat darah di baju Caca segera berhamburan turun dari panggung.
Beberapa pengawal langsung melindungi keluarga kedua mempelai.
Arkana segera, mengangkat tubuh Caca yang sudah bersimbah darah.
"Sayang, aku mohon bertahanlah," ucap Arkana sambil menangis.
Mobil Doni yang sudah di depan hotel langsung meluncur dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit Caca langsung di tangani pihak medis, Arkana bersandar di pintu samping UGD, tak lama Dokter keluar.
"Keluarga pasien," kata Dokter.
"Saya suaminya Dok," jawab Arkana langsung menghampiri Dokter yang memeriksa Caca.
"Alhamdulillah pasien selamat, tusukan tidak mengenai organ vitalnya. tapi cukup banyak ke habisan darah, kebetulan stok darah kami ada.
"Terimakasih Dok," ucap Arkana yang sudah merasa lega.
Tak lama datang rombongan mami Arini dan Paman Jaka.
"Bagai mana keadaan Caca?" tanya mami Arini menatap anaknya.
"Caca sudah di tangani, Alhamdulillah tusukan pisaunya tidak mengenai organ vitalnya." kata Arkana.
Semua bisa bernafas lega, Arkana mentap Ayah Joni, Ayah Joni yang mengerti tatapan Arkana segera menjauh di ikuti Arkana dan Doni.
"Bagaimana kita bisa kecolongan Don?" tanya Arkana yang terlihat frustasi.
"Tenanglah Nak, wanita itu sudah di bawa ke markas sekarang." jawab Ayah Joni
"Siapa dia Ayah? berani sekali bermain-main denganku!" ucap Arkana dengan tatapan dingin .
"Wanita itu belum mau bicara, Nak."
"Apa ini ada hubungannya dengan Laras." kata Doni.
"Tapi tadi sebenarnya yang mau di tusuk aku, Don, Caca hanya korban salah sasaran," ucap Arkana.
"Sebaiknya kamu tetap disini Nak, tunggu istrimu sampai sadar, biar wanita itu kami yang mengurusnya." kata Ayah Joni.
"Don, tolong perketat penjagaan rahasia di sekitar ruang rawat Caca, jangan lupa rumah besar juga." ucap Arkana sambil pergi meninggalkan Ayah Joni dan Doni.
Setelah kepergiannya Arkana ayah Joni dan Doni pergi menuju ke Markas di pinggir kota.
Arkana melihat Maminya yang kebingungan, seperti sednag mencari sesuatu.
"Mami kenapa?" tanya Arkana.
"Astagfirullah Arkana, kamu dari mana saja, hah! itu Caca sudah di pindahkan ke ruang rawat, kamu malah ngilang saja, Mami malu sama besan Mami tau." ucap Mami yang kesal .
"Arkana mengurus wanita yang menusuk Caca Mam." jawab Caca.
Bersambung ya .
Waah gercep banget Doni langsung meluk2 aja..🤔🤔