Tuntutan Keluarga, Membuat Anya Harus Melanjutkan Kuliahnya. Sebenarnya dia ingin bekerja saja atau membangun bisnis. karena dia sudah sangat lelah berurusan dengan tugas terutama belajar.
Dia yang suka kebebasan, namun takut membangkang pada orang tua. Akhirnya memutuskan untuk Kuliah.
Dan disana lah, dia bertemu dengan seorang laki-laki tampan. Rangga, dosen yang sekaligus menjadi pembimbing akademiknya.
Anya selama perkuliahan sering bolos dan tidak pernah mengerjakan tugas. Hal inilah yang membuatnya mau tidak mau harus bertemu Rangga setiap hari.
Hingga muncul benih-benih cinta dari sisi Rangga. Tapi Anya sangat membenci dosen itu, karena selalu mengganggu dan menggagalkan kenakalannya. Lalu Bagaimana kisah mereka? Cari tahu di Novel ini ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Person S, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketauan
Anya kembali ke kamarnya dengan perasaan kesal.
"Bagaimana ya caraku agar dia tidak mengenaliku nanti. Entah kenapa aku sangat malu bertemu dengannya" ucap Anya pada sosok dirinya di cermin saat ini.
"Hmmm, oke aku tahu" ucap Anya.
Dia pun langsung melakukan aksinya. Dia mengambil kaca mata peninggalan neneknya.
Kancing kemejanya dia kancing sampai ke leher. Lalu rambutnya dia ikat dua.
"Oke, sepertinya dia tidak akan mengenaliku jika seperti ini" ucap Anya.
Anya pun mengambil tasnya lagi kemudian pergi ke meja makan.
"Ma Pa, bagaimana?" Tanya Anya.
"Pffttttt" Alex menyemburkan air yang sedang di minumnya.
"Hahaha, hey kau ngapain sih?" Tanya Antarez.
"Diam kau, aku tidak meminta penilaian mu. Ma Pa bagaimana?" Tanya Anya pada kedua orang tuanya lagi.
"Terserah kamu saja lah Anya. Ayo cepat sarapan. Nanti telat loh berangkatnya" ucap Nadin yang akhirnya pasrah. Walaupun dia berkomentar, anaknya pasti akan merubah penampilannya dengan lebih aneh lagi. Dia yakin Anya pasti sedang malu jika bertemu dengan dosennya karena kejadian tadi malam.
Anya langsung tersenyum gembira. Dia mengambil duduk dan mulai memakan sarapannya. Dia memakannya dengan sangat lahap.
"Ma Pa, Anya sudah selesai. Anya berangkat dulu. Ini sudah sangat telat" ucap Anya kemudian berpamitan pada kedua orang tuanya.
"Hey kau tidak mencium tanganku?" Tanya Antarez.
"Ogah" ucap Anya kemudian pergi.
***
Saat di perjalanan ke kampus, dia tidak henti-hentinya bersenandung. Sesekali dia bernyanyi menyanyikan semua lagu di kepalanya. Mulai dari lagu Korea hingga dangdut. Suka-suka hatinya.
"Aku yakin, pak Rangga tidak akan mengenaliku" ucap Anya begitu yakin.
"Drrrtttt" tiba-tiba Hpnya berdering.
Dia pun mengangkatnya. Hingga membuat satu tangannya sibuk memegang Hp, dan satu lainnya mengendalikan motor.
"Ha.." belum selesai dia mengucapkan 'Hallo" sebuah mobil tiba-tiba berhenti mendadak di depannya.
Hingga membuatnya harus mengerem mendadak.
"Brukkkk" Dia berhasil mengerem, namun motornya tetap mengenai mobil tersebut.
Anya langsung turun dari motornya. Dia meletakkan Hpnya kembali kemudian mendekati mobil tersebut.
"Heyyyyy" teriakk Anya.
"Turun-turun" ucap Anya.
Orang yang ada di mobil tersebutpun turun.
Orang yang sangat dia kenal turun dari mobil tersebut.
"Astagaaaaaaaa" batin Anya yang mematung seketika.
Bagaimana tidak, orang yang sangat dia hindari sedang di depannya sekarang.
"Aku harap dia tidak mengenaliku. Tolong Jangan mengenaliku" batin Anya.
"Mohon maaf, tadi saya mengerem mendadak karena ada kucing yang menyeberang. Saya akan membayar kerugian Anda" ucap Rangga.
Anya langsung bersorak dalam hatinya. Ternyata Rangga tidak mengenalinya.
Tapi sekarang masalahnya, dia harus merespon seperti apa. Tidak mungkin dia bicara. Dia takut jika Rangga akan mengenali suaranya.
Anya pun langsung meletakkan kedua tangannya, kemudian menggeleng seakan mengatakan tidak apa-apa.
Namun Rangga malah terlihat bingung.
"Aku tidak pernah menghadapi orang tuli sebelumnya" batin Rangga.
"Mohon maaf mba, saya tidak mengerti" ucap Rangga.
Anya semakin bingung harus menjelaskan seperti Apa.
"Tidak usah ganti rugi. Saya tidak apa-apa" ucap Anya namun dalam bahasa isyarat.
"Mohon maaf mba. Saya tidak mengerti. Tapi saya buru-buru sekarang. Saya ada kelas mengajar hari ini. Ini uang ganti ruginya. Apa cukup?" Tanya Rangga.
Anya langsung menggeleng.
Lalu Rangga menambahkan uangnya.
Anya semakin menggeleng.
"Lalu mba maunya berapa? Saya rasa ini sudah lebih dari cukup" ucap Rangga.
Anya sepertinya sudah tidak mampu lagi menahan diri untuk bicara. Dia begitu kesal.
"Tidak usah ganti rugi. Astagaaaaaaa" ucap Anya kemudian.
Hal itu sontak membuat Rangga terdiam.
"Bilang dong dari tadi mba. Saya pikir mba tuli atau tidak bisa bicara. Tapi jelas-jelas tadi mba juga sudah teriak. Jadi saya bingung" ucap Rangga lega karena dia akhirnya mengerti apa yang orang di depannya katakan.
"Ya sudah, saya permisi dulu" ucap Anya kemudian meninggalkan Rangga dengan kesal.
Namun baru berjalan dua langkah. Rangga menarik tangannya.
"Sebentar. Sepertinya suara Anda tidak asing" ucap Rangga.
"Mati aku" batin Anya.
"Anyaaaa Putri Alexandra?" Ucap Rangga kemudian.
-Bersambung-
d kmpng hlmnq ada stasiun radio antarez, duluuu