Hari bahagia yang harus nya menjadi milik nya ternyata bukan milik nya. sakit, kecewa itu yang Vania rasakan. Mencintai orang yang tak mencintai nya selama ini. Sang pria mencintai nya hanya karena kasihan.
Yuk baca hanya di Novel Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisah Cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Saat di kantor nya Aska langsung menemui Mahesa orang kepercayaan nya yang berada di ruangan nya.
"Bagaimana Mahes? Siapa yang sudah berani mengusik perusahaan saya?" Tanya Aska.
"Perusahaan Samudra grup yang membuat saham perusahaan ini turun tuan." ucap Mahesa.
"Samudra! Siapa pemilik perusahaan itu? Berani sekalian dia mengusik perusahaan saya. Saya akan temui pimpinan nya dan memberi dia pelajaran." jawab Aska.
"Tak ada yang tau siapa pimpinan sebenar nya tuan. Setelah kematian Tuan Reynaldi." jawab Mahes.
Mendengar ucapan Mahes. Aska langsung pergi dan Mahesa hanya mengikuti saja kemana bos nya pergi. Mahes melajukan mobil menuju ke kantor Samudra Grup untuk bertemu langsung dengan pimpinan tertinggi perusahaan tersebut.
*****
Sedangkan di kampus Arvin hanya tersenyum mendengar hinaan Aurora yang memandang rendah dirinya.
"Masuk lah Van. jangan hiraukan ocehan orang gak penting, pulang nya saya akan jemput." ucap Arvin.
Vania menatap Arvin dan langsung mengangguk saja, Vania yang memang tak ingin dekat lagi dengan Aurora langsung saja menuju ke kelas nya. Sedangkan Aurora yang melihat Vania pergi langsung mengikuti nya dia ingin berteman kembali dengan Vania. Arvin pergi setelah memastikan Vania masuk ke dalam kelas.
"Van tunggu." panggil Aurora.
Vania mengabaikan panggilan Aurora dia memang sudah tak ingin kenal lagi dengan Aurora.
"Tunggu Van! Kamu kenapa sih sombong bangat." ucap Rara dengan menarik tangan Vania saat dia sudah sampai Kelas.
"Kamu mau apa? Saya sudah tak ingin mengenal kamu lagi. Jadi berhenti mengganggu saya." ucap Vania.
"Astaga Van...! Kamu marah sama saya. Saya kan sudah minta maaf Van." ucap Aurora.
"Iya saya sudah maafin, tapi untuk berteman lagi saya butuh waktu." jawab Vania.
Saat Aurora ingin bicara lagi dosen masuk ke kelas mereka, hingga Aurora tak bisa berbicara apa pun lagi.
******
Aska dan asisten nya sampai di kantor Arvin dia langsung masuk ingin bertemu langsung dengan pimpinan tertinggi di perusahaan tersebut.
"Saya ingin bertemu dengan atasan perusahaan ini." ucap Aska.
"Maaf pak bos tidak ada di ruangan nya, yang ada hanya asisten pribadi nya saja pak Putra." jawab nya.
"Hubungi siapa saja yang ada di kantor ini saya ingin bertemu dengan atasan kalian." ucap Aska dengan kesal.
"Baik Pak tunggu sebentar."
Dia pun langsung menghubungi Putra asisten pribadi Arvin yang ada di ruangan nya. Putra yang mendepat telpon dari seseorang langsung saja menyuruh Aska untuk menunggu di ruang tunggu.
"Mari pak saya antar anda ke ruang tunggu, pak Putra akan menghubungi bos untuk datang, karena hari ini juga akan ada perkenalan dengan atasan." ucap nya untuk mengantar Aska dan asisten nya ke ruang tunggu.
******
Di tempat Arvin setelah memastikan Vania masuk ke dalam kelas, dia melajukan mobil nya menuju ke kantor. Ini kesekian kali nya dia datang kekantor, karena Arvin jarang sekali datang kekantor sehingga karyawan nya saja tak ingat wajah atasan mereka.
Dering ponsel Arvin berdering dia langsung menjawab panggilan tersebut.
"Pak Arvin, Pak Aska dari perusahaan Damian grup ingin bertemu." ucap nya.
"Saya akan datang apa semua sudah siap?" Tanya Arvin.
"Sudah pak."
"Baik saya akan datang biar kan dia menunggu sejenak." jawab Arvin yang sengaja tak ingin buru - buru untuk bertemu dengan Aska.
Saat sampai Arvin langsung di sambut oleh Putra orang yang selalu setia mendampingi nya.
"Selamat datang di perusahaan pak." ucap Putra dengan memberi hormat.
Beberapa karyawan menatap kearah Putra yang memberi hormat kearah orang yang tak di kenal oleh mereka. Putra memberi instruksi ke salah satu karyawan untuk berkumpul karena akan ada perkenalan.
"Apa om Raihan sudah datang?" tanya Arvin.
"Baru saja datang bos." ucap Putra memberi tahu.
Selama ini ayah Daffa lah yang mengajari Arvin cara mengelola perusahaan peninggalan ayah nya Arvin. Hingga Arvin siap untuk memimpin dua perusahaan besar milik kedua orang tua nya.
"Baik lah kita langsung mulai saja." jawab Arvin.
Arvin langsung menuju keruangan di mana Raihan sudah menunggunya dan semua karyawan berkumpul di suatu ruangan, Putra langsung mempersilahkan Raihan untuk memperkenalkan Arvin sebagai pimpinan sekaligus putra dari pemilik perusahaan.
"Silahkan tuan Raihan." ucap Putra.
Raihan ayah Daffa langsung berdiri untuk memperkenalkan Arvin sebagai pimpinan baru mereka.
Di ruang tunggu Aska melihat jam tangan nya sudah menunjukkan pukul 9 pagi, tapi dia masih belum juga bertemu dengan pemilik perusahaan. Dia yang sudah mulai kesal langsung menyuruh asisten untuk mencari tahu apa yang terjadi.
"Mahes kamu tanya berapa lama lagi kita harus menunggu! Berani sekali dia membuat saya menunggu." kesal Aska.
Mahes langsung keluar ruang tunggu dan melihat melihat banyak orang berkerumun dia bertanya ke office girl yang sedang bekerja.
"Kenapa di sana begitu ramai?" tanya Mahes.
"Oh hari ini putra Almarhum pemilik perusahaan yang sah datang dan hari ini adalah hari perkenalan." jawab nya.
Mahes yang mendengar langsung memberi tahu ke bos nya apa yang dia dengar, Aska langsung menuju ke ruang di mana semua orang berkumpul.
"Langsung saja saya Raihan Pradipta akan memperkenalkan atasan baru kalian, putra tunggal almarhum kakak saya Reynaldi Pradipta, Arvin Evano Pradipta. Mulai sekarang beliau lah yang akan mengganti posisi kakak saya Reynaldi. Karena dia putra tunggal kakak saya." ucap Raihan Om Arvin sekaligus ayah dari Daffa.
"Selamat datang Pak Arvin Evano." ucap semua karyawan yang ada di sana menyambut Arvin dengan senang hati kedatangan bos baru mereka.
Aska yang melihat seorang pria berjas hitam menatap dengan tatapan tak percaya, jika yang ada di hadapan nya sekarang adalah Arvin keponakan dari ayah Daffa.
"Apa saya tidak salah lihat Arvin pemilik perusahaan Samudra grup dan saya seperti nya tidak asing dengan nama Evano." batin Aska.
Setelah memperkenalkan pemilik sesungguhnya perusahaan, Raihan langsung pamit pulang untuk menuju kekantor, Sedangkan Aska langsung berjalan mendekat kearah ruangan tersebut.
"Arvin, om pulang dulu! Selamat menjalankan perusahaan yang selama ini sudah menjadi hak mu. Jadi pemimpin yang baik nak." ucap Raihan.
"Iya om, Terima kasih atas bantuan om, selama ini om yang selalu mengajarkan saya cara mengelola perusahaan." jawab Arvin.
"Sama - sama nak! Om pulang dulu."
Raihan melangkah keluar dan Arvin langsung di temani oleh Putra menuju keruangan nya. Saat Putra membukakan pintu ruangan bos nya. Aska memanggil nya dengan nada yang sedikit keras.
"Arvin!" panggil Aska setelah melihat Raihan calon besan nya pergi dia langsung menemui Arvin.
"Oh tuan Aska Damian Alexander. Kejutan sekali di hari pertama saya bergabung anda sudah datang." ucap Arvin menyambut Aska dengan santai.
"Iya. Karena di hari pertama anda memimpin anda sudah berani menyenggol perusahaan saya. Apa maksud mu membuat saham saya turun?" tanya Aska.
"Sebenar nya saya tak ingin mengusik siapa pun tapi putri mu sudah berani mempermalukan calon istri saya di depan umum dengan menyiram air ke wajah calon istri saya. Hanya sedikit saham yang saya sentil anda sudah kebakaran jenggot bagaimana jika saya hancurkan anda pasti kena serangan jantung." jawab Arvin dengan duduk santai di kursi pimpinan.
Mendengar apa yang di katakan Arvin membuat Aska marah dia tak terima dengan semua ucapan Arvin tentang perusahaan. Tapi dia tak bisa berbuat apa pun dia tau bagaimana kuat nya perusahaan itu.
"Saya mohon Arvin kembali saham perusahaan saya. Saya janji putri saya tak akan lagi membuat masalah dengan calon istrimu." mohon Aska.
Ini pertama kali Aska yang sombong dan angkuh memohon di hadapan orang, karena melihat perusahaan yang begitu besar membuat Aska tak bisa berbuat apa pun di hadapan perusahaan milik Arvin. dia memohon ke Arvin agar tak membuat usaha menjadi bangkrut.
"Saya mohon Arvin." ucap Aska.
Arvin belum memberi jawaban atas permohonan Aska dia hanya menatap saja Aska dengan tatapan tajam. Aska yang sombong tunduk di hadapan Arvin demi perusahaan nya.
kan kalian sepasang kekasih
Dasar daffa lelaki brengseknya gak ketulungan😠😠😠😠
mau Sam Vania,tapi tidak mau melepaskan anak manja itu
dan rakus
untung z Arvin keburu datang,, nikahin Vania Vin,, Vania udah minum obat buat P*r*n*s*ng, kasian dia takutnya malah tersiksa,,,
Arvin lg luka z bisa²nya ya curi² kesempatan/Facepalm/ btw Arvin harus bangga loh karena dia pria pertama yg bisa cium Vania/Chuckle//Chuckle/
siapa ya kira² yg mau culik Vania??Daffa kah??
yakin bgt si pasti orang tuanya si Daffa gak bakalan merestui hubungan kalian.