Alika Khumairoh gadis berjilbab nan tangguh yang berubah menjadi gadis diam seribu bahasa karena kecelakaan yang menimpa adiknya. Kesedihan yang mendalam ia rasakan ketika adik satu-satunya terbaring koma karena kecelakaan tersebut.
Dan ketika dia harus bertemu dengan Farel Adiputra Wijaya, manusia menyebalkan menurut Alika.
Farel sendiri adalah putra dari pemilik perusahaan Wijaya Group.
Kehidupan mereka yang berubah drastis karena sifat di antara keduanya yang bertolak belakang.
Sampai akhirnya mereka memulai untuk melakukan kerjasama di perusahaan ayah Farel agar mengetahui siapa dalang di balik runtuhnya perusahaan Wijaya Group.
Akankah mereka dapat memahami satu sama lain?
Dan bisakah keduanya mengungkap siapa yang berkhianat pada perusahaan Wijaya Group?
IG : miena_checil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rapat Umum
Siang hari di kantor Wijaya Group ada seseorang yang menggunakan setelan jas rapi berjalan ke dalam perusahaan ketika dia baru turun dari sebuah sedan mewah.
Terlihat di belakangnya ada orang yang selalu setia menemaninya kemanapun dia pergi. Saat memasuki kantor pusat Wijaya Group dapat dilihat semua karyawan membungkuk hormat padanya.
Kedatangannya seolah menjadi sorotan para karyawan ketika dirinya datang ke kantor setelah hampir sebulan pergi. Memasuki lift dan menuju ke lantai teratas gedung Perusahaan Wijaya Group.
"Pak Hendra ingin menemui anda Pak," kata sekretaris junior yang tadi sempat mengetuk pintu sebelum masuk.
Herlambang tersenyum sinis. "Suruh dia masuk," katanya.
Setelah beberapa saat Hendra Wijaya yakni adik kandung dari Herlambang Wijaya memasuki ruangan kakaknya, di belakangnya Bagas selaku sekretarisnya selalu berada di belakangnya.
"Selamat siang kakakku tercinta," kata Hendra berjalan sembari merentangkan tangannya.
"Kau pulang juga ternyata, apa kau sudah puas jalan-jalan hampir selama sebulan?" jawab Herlambang yang memang tidak pernah akur dengan adiknya, bukan tanpa alasan tetapi adik kandung satu-satunya itu selalu membuat masalah di kantor. Dia selalu ingin menjadi Direktur utama di Perusahaan Wijaya Group, meski dia mempunyai saham disini tetapi cara kerjanya selalu saja mementingkan dirinya sendiri.
"Aku hanya mempergunakan waktu cuti ku dengan baik," katanya setelah duduk di depan kakaknya. "Oh iya, aku dengar Pak Andi tertangkap polisi. Bagaimana caramu mengungkap semua kejahatan Pak Andi? Aku tidak menyangka setelah kau mempercayakan semua keuangan perusahaan padanya, dia malah menusuk mu dari belakang salah satunya mencemarkan nama baikmu," kata Hendra.
Herlambang tertawa sinis. "Bagaimana kau tau? Apakah kau yang menyuruhnya melakukan semua ini?" tanya Herlambang.
Hendra diam seketika lalu sesaat dia tertawa "Apa kau mencurigai ku? Kak bagaimana kau bisa menuduhku seperti itu? aku bahkan tidak ada disini selama hampir sebulan." Lalu dengan bertumpu dengan kedua tangannya Hendra memajukan wajahnya ke depan. "Jika kau memang mencurigai ku, maka buktikanlah," lalu Hendra tertawa mengejek dan langsung melangkah pergi keluar dari ruangan kakaknya.
Herlambang sudah dari tadi menahan geram dengan kedatangan Hendra. Sampai adiknya hilang di balik pintu ruangannya. "Hubungi semua para pemegang saham dan kumpulkan para Dewan Direksi bilang pada mereka kalau aku akan mengadakan rapat dadakan."
Seperti sudah tau atas kekesalan sang tuan besar, Doni selalu bergerak cepat jika ada perintah langsung dari atasannya.
*
Selang satu jam kemudian para pemegang saham dan anggota Dewan Direksi berkumpul di ruang rapat yang telah di sediakan. Terlihat ada sebagian orang yang bisik sana-sini mengira-ngira apa tujuan dari rapat dadakan seperti ini.
Jarang sekali rapat seperti ini diadakan, para pemegang saham dan Dewan Direksi berkumpul menjadi satu.
Hendra yang sudah duduk di kursinya terlihat sangat santai dengan rapat dadakan ini, entah apa yang ada di pikirannya saat ini. Sampai ia di kejutkan oleh kedatangan Farel dan Alika sang sekretaris.
"Farel?" Kata Hendra seraya berdiri.
"Om Hendra," Farel berjalan mendekat ketika namanya di sebut oleh pamannya. "Apa kabar om?" kata Farel seraya mengulurkan tangannya.
"Kamu?" Hendra masih bingung dengan kedatangan Farel di rapat tersebut.
"Ah, om pasti belum tau kalau aku sudah dua hari ini bekerja disini. Papa menempatkan ku di jajaran Dewan Direksi," kata Farel.
Saat wajah Hendra sudah sangat pias mendapat penuturan dari Farel. "Kenapa tiba-tiba? Bukankah kamu tidak mau di tempatkan di perusahaan ini?" tanya Hendra yang memang sedikit terganggu dengan kehadiran Farel.
"Karena perusahaan ini membutuhkan orang berbakat seperti Farel," kata-kata Herlambang mengagetkan Hendra yang saat ini tengah berdiri berhadapan dengan Farel.
Seketika pula semua orang berdiri begitu melihat sang Direktur utama sudah memasuki ruang rapat. Hendra dan Farel pun menempati kursi mereka. Para sekretaris masing-masing juga setia berdiri agak jauh di belakang bos mereka.
Isi rapat kali ini adalah memperkenalkan Farel sebagai jajaran Dewan Direksi. Mengumumkan bahwa dirinya adalah putra sang Direktur utama.
Membahas kembali kejadian beberapa minggu lalu sampai penangkapan terhadap Pak Andi. Memang benar saat ini nama baik Herlambang Wijaya dapat kembali di pulihkan tapi suatu saat nanti Herlambang yakin kejadian serupa pasti akan terulang kembali karena banyaknya rekan bisnisnya.
"Bukankah Farel tidak memiliki saham di perusahaan ini? Biar ku ingatkan ketentuan masuk dalam jajaran Dewan Direksi harus mempunyai saham?" tanya Hendra yang memang tidak menyukai kedatangan Farel di perusahaan ini.
Terlihat beberapa orang mengiyakan kata-kata Hendra, namun sebagian orang juga tidak peduli dengan masalah saham karena Farel merupakan anak dari pemilik perusahaan Wijaya Group.
"Jika itu masalahnya, maka saya akan memberikan separuh saham saya ke Farel," kata Herlambang penuh keyakinan.
Farel menatap sang ayah, mencerna semua kalimat dari orang tua tunggalnya. Semua yang di katakan Papanya dari tadi hanya membelanya. Farel tau masuk kedalam Perusahaan Wijaya Group tidaklah mudah apalagi tanpa memiliki saham sepeserpun.
"Baiklah jika itu sudah keputusan dari anda, tapi kita disini juga harus tau kemampuan dari Farel. Seperti yang anda lihat kami masuk dalam jajaran Dewan Direksi mempunyai kemampuan untuk membawa Perusahaan ini maju." Kata Hendra yang tidak mau kehilangan untuk memojokkan keponakannya itu.
Semua orang yang ada di ruangan rapat itu juga tak henti-hentinya mengiyakan apa yang di katakan oleh Hendra selaku kepala Dewan Direksi.
"Sekarang adalah waktu yang tepat untuk melihat kemampuan dari Farel, apakah dia benar-benar layak untuk ada di perusahaan ini," lanjut Hendra dengan senyuman sinisnya.
Farel tertawa mendengar semua ucapan dari pamannya itu. "Jadi anda mempertanyakan kemampuan saya?" kini Farel menatap Hendra yang tempatnya saat ini duduk memang berhadapan dengan Farel.
Semua orang di ruang rapat terlihat bingung atas perilaku Farel. Adegan saling tatap menatap terjadi disana.
"Saya akan membuktikan pada kalian semua, bahwa saya akan membawa Perusahaan ini kembali berjaya," kata Farel penuh tekad.
Apa yang ingin Anda lakukan Pak? batin Alika yang dari tadi mendengar kontroversi di ruang rapat.
"Berikan saya waktu dua minggu untuk membawa nama Perusahaan ini kembali menjadi sorotan di mata dunia," kali ini Farel berbicara dengan berdiri, semangatnya yang memang saat ini meledak-ledak.
Apa lagi ini? Saya mohon, hentikan semua ini Pak. Alika kembali berkata dalam hati, terkejut dengan semua perkataan atasannya.
"Dalam waktu dua minggu ini, saya akan membuktikan bahwa Perusahaan sepatu milik ayahku akan menjadi Perusahaan nomor satu di kota ini," kali ini kata-kata Farel membuat terkejut semua orang di dalam ruang rapat.
Ya Allah apa yang dia lakukan, dalam waktu dua minggu ini dia mau melakukan apa?Jika dia bukan atasanku, ingin ku pukul kepalanya saat ini.
Kini Alika seperti di hantam ombak keras, ingin sekali dia terbangun jika ini adalah mimpi.
Projek baru dalam waktu dua minggu? itu mustahil. Bahkan perencanaan belum ada sama sekali. Mungkin kali ini Alika benar-benar akan memukul kepala Farel.
Bersambung
secara ga langsung, ia mengungkapkan cinta buat Alika🤭
.