Cinta Palsu adalah hal yang amat menyakitkan dibanding apapun. Setidaknya itulah yang Lucyana rasakan. Bukan penghianatan tapi kebohongan yang di ciptakan dengan sengaja oleh orang yang paling dia sayangi.
Lucyana Shava Herman alias Lucy adalah wanita mandiri, kuat dan penuh percaya diri. Namun hidup Lucy mendadak berubah 180 derajat setelah mengetahui sebuah fakta yang di sembunyikan suami nya selama bertahun-tahun.
Apakah Lucy akan bertahan dengan pernikahan nya seteleh mengetahui fakta kelam tersebut....
Happy Reading ✨
Enjoy 💜
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ratu_halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Sementara itu dirumah nya, Fajar sangat terkejut ketika pertama kali masuk ke dalam kamar utama, tidak ada lagi barang-barang pribadi Lucy di kamar tersebut. Melihat meja rias Lucy kosong membuat Fajar memekik memanggil Mbok Tur..
"Mbok!" teriaknya dari lantai atas. Suaranya meledak-ledak.
Si Mbok tergopoh-gopoh naik ke lantai dua..
"Ada apa, Tuan ?" tanya si Mbok sambil mengatur napasnya.
"Kemana semua barang-barang istri saya yang ada di kamar ini, Mbok ? Meja riasnya kosong dan......semua baju milik Lucy yang ada di walk in closet pun hilang. Apa ada maling saat saya dan Lucy tidak ada dirumah ?!"
"Tidak ada maling, Tuan. Nyonya memindahkan semua barang nya ke kamar tamu."
Deg!
Jawaban Mbok Tur membuat hati Fajar mencelos. Fajar seperti tersedak ludahnya sendiri. Wajahnya berubah pucat, heran dan campur aduk.
Fajar yang bibirnya bergetar dan wajahnya memutih akhirnya mampu mengeluarkan suara..
"Pi-pindah ? Ke kamar tamu ??? Sejak kapan, Mbok ? Sejak kapan Lucy pindah kamar ?"
Fajar seperti kehilangan oksigen. Wajahnya shock berat.
"Sejak kemarin, Tuan." Si Mbok menjawab dengan sopan.
Fajar berlari menuruni tangga, disusul si Mbok yang ikut turun ke lantai dasar.
Berkali-kali Fajar menggerakkan handle pintu, tapi pintu kamar tamu sudah di kunci oleh Lucy.
"Dimana kunci cadangan, Mbok ?"
"Semua kunci cadangan rumah ini di pegang Nyonya Lucy, Tuan."
Fajar kembali kaget, melongo tak percaya.
"Apa masih ada yang ingin Tuan tanyakan ? Kalau tidak ada, saya permisi kembali ke belakang.."
Sebelum Fajar sempat menjawab, Si Mbok sudah kembali ke dapur. Berbarengan dengan itu tiba-tiba ponselnya berdering..
"Mama." Gumam Fajar membaca nama kontak yang menghubunginya. Dengan cepat Fajar langsung mengangkat telepon dari sang mama.
"Hal..."
"Fajar! Ini ATM mama nggak bisa di gunakan. Mama lagi belanja loh ini, mama malu sama temen-temen sosialita Mama. Pokoknya sekarang kamu transfer ke rekening temen Mama, ya, nanti Mama kirim nomor rekening nya. Cepetan, ya. 15 juta aja."
"Loh, Ma. Kan itu kartu debit bukan kartu kredit. Masa nggak bisa, sih ? Saldo nya pasti masih banyak, Lucy kan selalu ngirim uang buat Mama tiap bulan. Coba Mama pindah aja belanja nya, siapa tau mungkin mesin edc di toko itu yang bermasalah."
"Udah, Fajar! Mama udah pindah ke dua toko langganan Mama. Semua nya sama, keterangannya 'declined'.. Mama nggak mau tau, pokoknya kamu kirim uang itu sekarang!!"
Sebelum Fajar menjawab lagi, sambungan itu sudah di putus sepihak oleh Mama nya. Dan selang beberapa detik, notifikasi pesan pun masuk.
"Astaga. Mama ini belanja apa sih sampai habis 15 juta.." Fajar pun segera mentransfer sejumlah uang ke nomor rekening yang baru saja Mama nya kirim.
Fajar kembali pada kenyataan..
"Ada apa dengan mu, Lucyana ? Kenapa kamu berubah ??" Fajar masih tak mampu mencerna. Dia seperti kehilangan separuh nyawa.
Setelah mendapatkan telepon dari Mama nya, ponsel Fajar berdering lagi. Sekarang sambungan datang dari nomor adiknya. Rini.
"Kenapa ?" Fajar langsung bertanya tanpa basa basi..
"Kak! Tadi aku di panggil ke bagian tata usaha. Mulai bulan ini Uang bulanan sekolah aku dan Rani sudah tidak di bayar oleh Kak Lucy lagi. Pihak sekolah berkali-kali menghubungi nomor Mama untuk membicarakan ini, tapi nggak di angkat. Makanya aku yang di panggil."
Fajar membeku.
"Nanti sepulang sekolah aku dan Rani mampir ke rumah kakak, ya. Aku mau tanya sama Kak Lucy, kenapa dia nggak bayarin uang sekolah kami lagi.."
"Nggak usah. Nanti biar kakak saja yang bicara. Kalian belajar saja yang rajin. Sudah kelas 12, kan ? Sebentar lagi lulus. Soal biaya nggak usah di pikirkan, kakak masih sanggup biayain sekolah kalian."
"Terimakasih, ya, kak. Aku jadi tenang sekarang. Yaudah, aku mau balik ke kelas lagi."
"Hem." Jawab Fajar singkat.
Masih di posisi yang sama, untuk ketiga kalinya, ponsel Fajar berdering. Terhitung dari panggilan pertama dari Mama nya, kedua dari Rini, adiknya, dan sekarang........Ravi.
"Astaga! Sekarang apa lagi!!" Fajar mengusap wajahnya kasar. Inginnya tak mengangkat telepon dari Ravi, tapi ponsel nya terus meraung, berisik.
"Halo, Rav.. Bisa nggak, nggak usah telepon sekarang, aku sedang sibuk!"
"Nggak bisa!! Huuu..Huuu..Hu..."
"Hey. Kamu nangis, Rav ? Ada apa ? Kamu sakit ?" Awalnya Fajar mau langsung mematikan telepon, tapi mendengar suara Ravi seperti menangis dia jadi khawatir.
"Ak-aku...huu..huuuu..." Suara Ravi tercekat. Tangisannya mendominasi membuat Fajar bingung..
"Rav. Nangisnya di tahan dulu. Sekarang kamu bilang, kamu kenapa, hem ?" Suara Fajar berubah lembut.
"Ak-aku habis kontrak... Lucy.. Hu... Hu....dia...ka-katanya.... aku nggak di perpanjang lagi... Akhir bulan tinggal 2 hari, itu artinya aku kerja di sini tinggal 2 hari juga... Hu...huuuu.." Ravi terus menangis sambil terisak-isak.
Fajar mencerna informasi sampai terperangah. Dia menyandarkan punggungnya di dinding tepat di samping kamar tamu.
"Kamu kan karyawan lama, kok bisa Lucy nggak perpanjang lagi kontrak kerja kamu ?? Apa kamu membuat kesalahan ??"
Sistem kerja di L.S Skincare milik Lucy memang tidak ada yang nama nya karyawan tetap. Menghindari resiko yang mungkin akan ditimbulkan, Lucy sengaja membuat sistem kontrak yang di perpanjang persatu tahun berjalan. Tapi, selama ini Lucy tidak pernah tidak memperpanjang kontrak para pegawainya. Makanya Fajar kaget mendengar Ravi tidak lagi di perpanjang kontrak.
"Tidak! Aku tidak melakukan kesalahan apapun. Aku bekerja seperti biasa dan masuk selalu tepat waktu." Seruan Ravi di ujung telepon terdengar sengit. Mungkin Ravi tersinggung karena ucapan Fajar.
"Yasudah, nanti aku bicara sama Lucy. Sudah kamu tenang saja. Masih ada sisa waktu 2 hari lagi, bekerja sungguh-sungguh, tunjukkan pada Lucy bahwa kamu pantas untuk di pertahankan di L.S skincare."
Suasana hening menyesakkan setelah Ravi memutus telepon. Fajar menutup mata rapat-rapat, merasakan kepalanya hampir pecah.
Fajar memutuskan untuk mandi terlebih dahulu setelah itu dia akan pergi menemui Lucy dan menanyakan tentang semua hal yang terjadi hari ini.
Sat set biar cepat Lucy menemukan kebahagiannya dengan orang lain (Garuda) 🤭
Kasihan Fajar, lama banget pingsannya 😛
Jangan kelamaan untuk menghempaskan suamimu & keluarganya Lucy 😉