Zoey Charlotte Brianna, ia terbangun kembali di kamarnya sebelum kiamat datang.
Awalnya dia terkejut mengapa dia kembali lagi kerumah peninggalan orangtuanya ia beranggapan bahwa ia disurga setelah kematian.
Nyatanya dia sadar bahwa ia mengalami kelahiran kembali 2 bulan sebelum virus zombie melanda dunia.
Zoey menggunakan waktu dua bulan itu untuk belanja sepuas-puasnya, menjual semua aset peninggalan orang tuanya dan kakeknya. Dia juga menyempatkan diri untuk memperkuat tubuhnya.
Pada hari kiamat kita tidak bisa mengharapkan orang lain untuk membantu kita, harus diri kita lah yang berjuang sendiri jika ingin hidup dalam dunia yang kacau ini.
Sebagai wanita Zoey harus kuat untuk melindungi dirinya, karena didunia kacau wanita tidak berguna hanya digunakan untuk memuaskan nafsu bagi orang kuat dan berkuasa.
***
Saksikan perjalanannya Zoey yang penuh tantangan melawan zombie dimana-mana dan juga melawan tumbuhan dan hewan yang telah bermutasi.
.
.
.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jasmine Oke, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Damian datang
Beberapa preman menghampiri Zoey dan Rachel, Zoey melihat para preman sudah mulai bertindak ia memberikan tongkat listrik secara diam-diam kepada Rachel.
"Rachel guna ini sebagai senjata, ini adalah tongkat listrik, cukup untuk melumpuhkan mereka, tapi ingat Rachel jika lawan lebih kuat dari mu secara mundur, apakah kamu paham."
Sebelum melawan Zoey memperingati Rachel lebih ddahulu.
"Iya, aku tahu" jawab Rachel ia mengambil tongkat itu.
"Tangkap dia untukku." Ucap si bos preman, sambil menunjuk Zoey, begitu pula dengan Zoey ia melihat bos itu dengan senyuman.
Zoey melawan sebuah anak buah preman tersebut dengan cepat, ia menangkis serangan dengan mudah lalu melumpuhkan beberapa preman lebih kuat.
Sisanya ia serahkan kepada Rachel untuk melatihnya, melakukan pertempuran dengan nyata.
Zoey mengikat semua preman yang telah ia kalahkan, lalu ia menghampiri bos yang tadi hanya memerintah.
Ia tidak khawatir lagi meninggalkan Rachel sendirian melawan preman itu, karena ia yakin Rachel bisa mengatasinya.
"Mengapa bukan kamu saja yang datang untuk menangkap ku, kamu lihat sendirikan mereka tidak berguna!" Ucap Zoey setelah ia sampai di hadapan bos preman, ia jaga jarak sekitar tiga meter dengan bos tersebut.
"Sepertinya aku meremehkan mu meskipun begitu kamu tidak akan pernah lepas dariku! Benar katamu mereka tidak berguna karena itu aku sendiri yang bertindak." Ucap bos preman langsung menerjang dan mengayunkan tinjunya kepada Zoey.
Zoey dengan mudahnya mengelak lalu ia melawan bos tersebut. Beberapa menit kemudian Zoey melakukan tendangan memutar lalu menghantam dada bos preman dengan kuat.
Uuaag!
Bos preman memundahkam darah di mulutnya, ia terduduk lemas di tanah ia berusaha untuk bangkit lagi, baru kali ini dia dikalahkan oleh wanita.
"Apa kamu masih sanggup untuk melawan ku." Ucap Zoey tenang, lalu ia melihat Rachel masih bertarung dengan satu orang preman, kekuatannya lebih kuat dari Rachel karena itu Rachel cukup lama mengatasinya.
"Kamu jangan senang dulu, aku belum menyerahkan." Ucap bos tersebut sambil tersenyum menyeramkan lalu ia mengeluarkan pistol dari saku nya.
"Haha, sekarang giliranku yang menyerang." Ucap nya sambil menodong pistolnya kepada Zoey.
Zeoy tetap tenang, ia bisa mengatasinya dengan kekuatan mentalnya, karena ia juga mengiginkan pistol itu untuk is simpan.
Door!!
"Zoey....!" Rachel khawatir ia mendengar suara tembakan, ia memukul premam terakhir dengan kuat dengam sengatan listrik preman tersebut pingsan, lalu ia berlari kearah Zoey berteriak memanggilnya.
"Aku disini, aku tidak apa-apa." Ucap Zoey saat melihat Rachel menghampirinya dengan cemas.
"Apakah kamu ada luka, tadi aku dengar suara tembakan." Ucap Rachel sambil melihat keadaan Zoey.
"Bukan aku tapi dia" ucap Zoey dengan kesal karena ia gagal mendapat pistol itu untuk menambah koleksinya diruang.
Rachel mengalihkan pandangannya kearah yang di tunjuk zoey, ternyata bos itu lah terluka, tangannya nya memegang pistol tadi sudah berdarah, ia sedang di hajar oleh seseorang.
"Bukankah dia tetangga kita yang tidak pernah terlihat." Kata Rachel pelan ia melihat Damian beserta teman-temannya.
"Wow..!! Dia membawa pria tampan lainnya, " teriak Rachel dengan antusias saat melihat para sahabatnya Damian.
Damian menelpon anak buah nya untuk membawa para preman tersebut ke markasnya untuk di atasi.
Zoey menghentikan Damian membawa para preman kemarkas.
"Lepaskan saja mereka dan kirim kembali ke negara A, supaya dia dapat melapor kembali hasil kerjanya." Ucap Zoey saat mendengarkan Damian berbicara lewat telepon.
"Kamu yakin, mereka ingin mencelakaimu tapi kamu tidak membalasnya." Kata Damian lembut ia menghampiri Zoey jarak mereka hanya satu meter, Damian tidak berani lagi lebih dekat, meski dalam hati ingin lebih dekat lagi.
"Ya, mereka hanya suruhan pamanku, biarkan saja mereka kembali." Ucap Zoey lagi.
"Baiklah." Ucap Damian memerintahkan anak buahnya membawa para preman tersebut ke stasiun kereta api, untuk membawa mereka kembali kenegara A.
Damian memperhatikan beberapa preman yang diikat dengan akar yang kuat, ia juga ingat saat di pesawat para pembunuh itu mereka juga diikat seperti ini.
"Jadi kemampuannya sudah muncul lebih awal, ternyata kemampuannya eleman kayu." Gumam Damian ia tersenyum dan pura-pura tidak tahu.
ia semakin yakin dengan mimpinya bahwa itu adalah kehidupan sebelumnya. Ia juga berpikir Zoey pasti juga mengingat masa lalunya.
Teman lainnya yang sudah selesai mengurus para preman bersama anak buahnya, mereka melihat Damian mendekati Zoey mereka tercengang.
Karena Damian alergi wanita selama ini ia tidak pernah berinisiatif mendekati wanita, justru wanita itu sendiri yang berani mendakat meski Damian mengusir mereka dengan kasar, mereka tidak pernah lelah mendekati Damian.
"Sepertinya sebentar lagi akan ada nyonya Riley." Ucap Ryan kepada mereka.
"Apakah itu baik untuk Damian dia tidak bisa bersentuhan dengan wanita, dari pada ada tersakiti lebih baik hentikan dari sekarang, sebelum perasaan mereka tumbuh mendalam." Ucap Daniel ia cukup khawatir dengan keadaannya Damian,
bagaimana alergi Damian kambuh jika ia bersentuhan dengan Zoey. Dan jika dia tidak menyentuh Zoey maka Zoey sendiri yang curiga dan merasa Damian hanya mempermainkannya.
"Mau kemana?"
Leon menghentikan langkah Daniel untuk menghentikan tindakan Damian.
"Aku mau mengatakan sesuatu kepada Damian, supaya dia berhenti mendekati Zoey, karena itu akan berbahaya untuk tubuhnya juga keselamatannya." Ucap Daniel.
"Apa kamu tidak ingat apa yang di katakan psikolog alerginya terjadi jika Damian sendiri jijik dengan wanita tersebut, apakah kamu lupa bahwa Damian hanya memiliki gangguan psikologis bukan penyakit, setelah dia menemukan obatnya apakah kamu ingin melihat Damian seperti itu selamanya." Ucap Leon lagi.
"Benar kata leon niel, lihat lah apakah Damian ada rasa jijik kepada Zoey, dengan sedekat itu apakah ada tanda-tanda alerginya kambuh." Ucap samuel juga setuju apa yang dikatakan Leon.
Daniel baru teringat dengan perkataan dokter itu.
"Ya aku baru ingat, sepertinya dia juga tidak mengingat nya lihat lah tindakan hati-hati itu." Ucap Daniel ia melihat kegugupan dimata Damian saat melihatnya ingin mendekati Zoey.
"Biarkan saja, jangan memberitahu nya kita cukup melihat bagaimana perjuangannya untuk memiliki wanita yang ia suka" ucap Ryan kepada mereka.
"Itu juga ide bagus." Ucap Leon juga setuju dengan ide Ryan.
Sedangkan Rachel yang di tinggal sendiri, dari pada jadi obat nyamuk ia menjauh dari Zoey dan Damian, lalu menghampiri para sahabat Damian yang berbicara pelan dari tadi.
"Hey, apa yang kalian bisikkan kalian pasti temannya Damian ya!" Ucap Rachel kepada mereka dengan tersenyum.
"Hm!.. Kamu temannya Zoey sejak kapan kamu kenal dengan Damian, sepertinya kamu tidak terkejut lagi saat melihatnya." Ucap Ryan kepada Rachel.
.
.
.