NovelToon NovelToon
REINKARNASI BERANDALAN

REINKARNASI BERANDALAN

Status: tamat
Genre:Kebangkitan pecundang / Action / Time Travel / Romansa / Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Tamat
Popularitas:252
Nilai: 5
Nama Author: andremnm

Arya Satria (30), seorang pecundang yang hidup dalam penyesalan, mendapati dirinya didorong jatuh dari atap oleh anggota sindikat kriminal brutal bernama Naga Hitam (NH). Saat kematian di depan mata, ia justru "melompat waktu" kembali ke tubuh remajanya, 12 tahun yang lalu. Arya kembali ke titik waktu genting: enam bulan sebelum Maya, cinta pertamanya, tewas dalam insiden kebakaran yang ternyata adalah pembunuhan terencana NH. Demi mengubah takdir tragis itu, Arya harus berjuang sebagai Reinkarnasi Berandalan. Ia harus menggunakan pengetahuan dewasanya untuk naik ke puncak geng SMA lokal, Garis Depan, menghadapi pertarungan brutal, pengkhianatan dari dalam, dan memutus rantai kekuasaan Naga Hitam di masa lalu. Ini adalah kesempatan kedua Arya. Mampukah ia, sang pengecut di masa depan, menjadi pahlawan di masa lalu, dan menyelamatkan Maya sebelum detik terakhirnya tiba?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon andremnm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 16. misi penyelamatan...

Maya berhasil kembali ke Bunker B-12, tubuhnya basah oleh keringat dan lumpur, tetapi matanya bersinar dengan kemenangan. Ia menyerahkan buku bersampul kulit hitam itu kepada Arya.

Maya: (Terengah-engah, meletakkan buku itu di meja) "Ini dia! Aku berhasil! Tapi mereka sekarang tahu kita mencarinya di bengkel! Mereka pasti akan ke sini!"

Arya: (Mengambil buku itu, menciumnya, lega yang dalam, to the point) "Bagus, Maya. Kau adalah seorang veteran sekarang. Keberanianmu menyelamatkan kita. Sekarang, mereka tahu kita sudah mendapatkannya, tapi mereka tidak tahu di mana kita. Kita akan bergerak sebelum mereka menganalisis jejak."

Arya segera mengambil Daftar Hitam dan memindahkannya ke dalam kantong plastik kedap air yang ia siapkan. Ia tidak akan pernah lagi mempertaruhkan buku ini.

Arya: "Daftar Hitam ini akan ikut kita ke manapun kita pergi."

Arya menunjuk ke sudut bunker. Arya: "Sambil kau beristirahat, aku sudah menyiapkan rute dan peralatan. Di sana ada perahu karet kecil yang disamarkan dengan lumpur dan persediaan medis darurat. Dan di sana... alat kejut listrik."

Maya: (Melihat ke arah alat kejut listrik, memandang Arya dengan serius) "Kau akan melumpuhkan penjaga Gudang I-9?"

Arya: "Ya. Kita tidak boleh membuat suara. Komandan Jaya menganggap dirinya pintar, menyimpan Dion di Gudang I-9 di bawah gedung perkantoran lama. Tempat itu senyap, yang berarti mereka mengandalkan listrik dan kamera, bukan banyak anak buah. Itu kelemahan mereka."

Arya: "Rencana kita harus berjalan tepat. Pukul 02:00 dini hari. Kita akan keluar dari bunker. Kita akan menyelinap melalui jalur air ke Gedung Perkantoran Lama (Gedung B-2). Di sana, kita akan menemukan Ventilasi Utama yang turun ke Gudang I-9."

Maya: "Kau yakin dengan kakimu? Kau harus bertarung, Arya."

Arya: "Aku akan bertarung dengan otakku. Bukan dengan ototku. Kau akan menjadi mataku dan kakiku, Maya. Kau akan berada di depan."

Arya: "Ventilasi itu tidak dikunci, tapi pasti ada sensor gerak. Kau harus bergerak perlahan. Setelah kau turun ke ventilasi, kau harus melumpuhkan kotak sekering utama di dekat ruang penjaga. Matikan semua listrik."

Maya: "Jika aku mematikan listrik, alarm akan berbunyi!"

Arya: "Tidak. Gudang I-9 tua. Mereka tidak punya alarm yang layak, hanya lampu dan kamera. Begitu listrik mati, mereka butuh waktu lima menit untuk mencari generator cadangan. Itu waktu kita."

Arya: "Setelah listrik mati, kau akan turun melalui ventilasi. Aku akan mengikuti. Kau harus menemukan Dion. Dia kemungkinan besar ada di ruang interogasi di level bawah tanah. Ruangan itu memiliki pintu baja tipis. Aku punya kunci darurat lama untuk gudang itu."

Arya mengambil kunci tua yang berkarat dari tasnya.

Arya: "Dion pasti disiksa. Kita harus bersiap untuk itu."

Maya: (Wajahnya mengeras, tekadnya bulat) "Aku siap. Aku tidak akan membiarkan mereka menyentuhnya lagi. Katakan padaku, apa rute pelarian setelah kita menemukannya?"

Arya, dengan tangan gemetar karena kelelahan dan cedera, memetakan rute pelarian di dinding bunker yang gelap, memanfaatkan arang dan ingatan masa depannya. Maya berdiri di sampingnya, menyerap setiap detail.

Arya: "Dengarkan baik-baik. Kita tidak bisa mengandalkan kejutan lama. Komandan Jaya sekarang tahu kita adalah penyusup yang terorganisir. Begitu Sarana Biru terbakar, dia pasti meningkatkan keamanan di Gudang I-9."

Maya: "Apa yang harus kita antisipasi?"

Arya: "Pasti ada satu atau dua penjaga cadangan yang berpatroli dengan senter di tengah kegelapan. Dan yang terpenting, dia pasti akan menempatkan Komandan Kedua—siapa pun yang menggantikan Bargas—di dekat Dion untuk memastikan Dion tidak melarikan diri."

Arya: "Kita harus menggunakan rute ventilasi yang terhubung ke Level B1, bukan langsung ke Level B2 tempat Dion disandera. Ini lebih aman."

Arya menunjuk ke titik di peta. Arya: "Setelah kau mematikan listrik, kau akan turun di Level B1. Ada koridor yang penuh tumpukan besi tua. Kau harus bergerak di balik bayangan itu. Tidak ada pertarungan di Level B1."

Maya: "Bagaimana aku sampai ke Level B2? Tangga utama pasti dijaga."

Arya: "Kita tidak menggunakan tangga. Di sudut Level B1, ada sistem jalur konveyor tua yang digunakan untuk membuang material ke Level B2. Itu sudah tidak terpakai, tetapi jalurnya masih ada. Kita akan menggunakan jalur konveyor itu untuk meluncur turun. Itu licin dan curam, tapi itu jalur tercepat dan paling senyap."

Arya: "Sesampainya di Level B2, koridornya lurus. Ruang interogasi Dion adalah yang terakhir, di sebelah ruang kontrol utama."

Maya: "Ruang kontrol utama?"

Arya: "Komandan Jaya adalah orang yang sombong. Dia pasti ada di sana, atau setidaknya seseorang yang setingkatnya. Dia ingin mengawasi Dion secara pribadi. Kita harus mengantisipasi perlawanan terakhir di sana."

Arya menyerahkan pisau lipat kecil dan pisau lempar ringan, selain alat kejut listrik.

Arya: "Alat kejut listrik adalah untuk penjaga biasa. Pisau ini adalah untuk jarak dekat. Jangan menggunakannya kecuali benar-benar terpaksa."

Maya: (Menggenggam senjata itu, wajahnya mengeras) "Aku mengerti. Masuk melalui ventilasi, matikan listrik, gunakan konveyor, dan hadapi penjaga terakhir."

Arya: "Tepat. Setelah Dion aman, kita harus melarikan diri melalui Jalur Pembuangan Utara di Gudang I-9. Itu adalah jalur yang mengarah ke sungai dan tempat perahu karet kita."

Arya: "Ini adalah misi senyap. Tidak ada suara, tidak ada pertarungan terbuka."

Arya: "Begitu Dion bebas, kita harus bertindak cepat. Aku sudah mengepakkan perahu karet dan persediaan. Kau harus memastikan Dion bisa berjalan, meskipun ia terluka. Kita tidak boleh menunda pelarian kita sedetik pun."

Arya: "Kau mengerti, Maya? Ini adalah yang terakhir. Setelah ini, kita akan meninggalkan Kota Cakra Manggala selamanya."

Maya mengangguk. Mereka berdua saling menatap, tekad terpancar dari mata mereka. Mereka siap.

Pukul 02:00 dini hari. Udara dingin dan lembap. Arya dan Maya berdiri di mulut pipa pembuangan di Bunker B-12. Di luar, kegelapan malam yang pekat menyelimuti dermaga, memberikan mereka penutup yang sempurna.

Arya: (Berbisik, to the point) "Ingat. Begitu kita di dalam, aku akan mengandalkanmu. Kakiku hanya akan melambatiku. Kita bergerak seperti bayangan."

Maya: "Aku siap. Kita bawa Dion pulang."

Mereka merangkak melalui jalur air, bergerak menuju Gedung Perkantoran Lama (Gedung B-2). Setelah dua puluh menit merangkak dalam kegelapan yang menjijikkan, mereka tiba di bawah gedung itu. Arya menunjukkan Maya celah sempit di dinding bata, tempat jalur ventilasi dimulai.

Arya: "Ventilasi. Sekarang, senyap. Gerak lambat di atas sensor."

Maya menyelinap masuk ke dalam ventilasi yang gelap dan sempit. Arya mengikutinya dengan susah payah, menggunakan lengannya untuk menyeret tubuhnya yang sakit.

Di dalam ventilasi, mereka merangkak pelan. Terdengar samar suara percakapan dari bawah. Gudang I-9 aktif.

Maya: (Berbisik) "Aku mendengarnya. Mereka ada di bawah."

Mereka mencapai lubang besar yang mengarah ke gudang Level B1. Cahaya redup dari bawah menunjukkan dua penjaga sedang berjaga, salah satunya sedang melihat ponselnya, yang lain meminum kopi.

Arya: "Dua penjaga. Kotak sekering ada di belakang penjaga kopi. Pelan-pelan, Maya."

Maya turun dari lubang ventilasi, mendarat di atas tumpukan karung bekas dengan keheningan luar biasa. Dia berjalan senyap seperti bayangan di belakang penjaga kopi.

KLAK!

Maya menggunakan alat kejut listrik ke punggung penjaga itu. Pria itu ambruk tanpa suara. Penjaga kedua, yang sedang melihat ponselnya, masih tidak menyadari.

Maya dengan cepat melumpuhkan penjaga kedua, lalu berlari ke dinding. Ia menemukan kotak sekering.

BZZZZTTT! KLAK!

Seluruh Gudang I-9 tiba-tiba gelap gulita. Hanya ada keheningan, diselingi suara alarm darurat kecil di pintu yang tidak berfungsi.

Arya: (Monolog Internal) Dia berhasil!

Arya meluncur turun dari lubang ventilasi. Ia berdiri di Level B1.

Arya: (Berbisik, to the point) "Sempurna. Sekarang, konveyor! Cepat, sebelum mereka menemukan generator cadangan!"

Mereka bergerak cepat melintasi Level B1 yang penuh tumpukan besi tua, memanfaatkan kegelapan. Mereka mencapai jalur konveyor tua yang licin dan curam, mengarah ke Level B2.

Maya: "Setelah kau, Arya. Aku akan memastikan tidak ada yang datang dari belakang."

Arya mengangguk. Dia merosotkan dirinya ke jalur konveyor, tubuhnya meluncur cepat menuruni jalur yang curam, menahan rasa sakit.

BRAKK!

Dia mendarat dengan keras di Level B2, tepat di samping tumpukan peti.

Maya: (Segera menyusul) "Kau baik-baik saja?"

Arya: "Aku akan baik-baik saja. Sekarang, ke ruang interogasi. Dion menunggu."

Mereka berlari menyusuri koridor Level B2 yang kini diterangi oleh lampu darurat merah yang redup dan berkedip. Di ujung koridor, terlihat pintu baja tebal.

Arya: "Itu dia. Ruang interogasi."

Mereka mendengar suara batuk dan erangan lemah dari balik pintu itu. Dion masih hidup. Di sinilah mereka akan memulai pertarungan sebenarnya melawan Komandan Jaya.

1
Calliope
Duh, hati jadi bahagia setelah selesai baca karya ini!
andremnm: makasih🙏🙏
total 1 replies
Deqku
Aku jatuh cinta dengan ceritamu, tolong update sekarang juga!
andremnm: makasih ya
total 1 replies
tae Yeon
Terlalu emosional, sampai menangis.
andremnm: makasih 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!