NovelToon NovelToon
Cerita Di Balik Luka

Cerita Di Balik Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / PSK
Popularitas:11.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nita.P

Dibalik cerita kelam dan kesalahan besar, ada luka yang tersembunyi mencari kesembuhan.

"Aku membelimu untuk menjadi wanita bayaranku seorang!" -Bara-

"Pilihanku menerima tawaranmu, dan perasaanku adalah resiko dari pilihanku sendiri " -Shafa-

*

Hanya seorang gadis yang terjebak dalam dunia malam hanya untuk pengobatan Ibunya. Lalu, bertemu seorang pria kaya yang membelinya untuk menjadi wanita bayaran miliknya seorang. Bisa terlepas dari dunia malam saja, dia sudah bersyukur dan menerima tawaran itu.

Namun, sialnya dia salah melibatkan hati dan perasaan dalam situasi ini. Mencintai pria yang membayarnya hanya untuk pemuas gairah saja.

Di saat itu, dia harus menerima kenyataan jika dirinya harus pergi dari kehidupan pria itu.

"Aku harus kembali pada istriku"

Dengan tangan bergetar saling bertaut, dada bergemuruh sesak dan air mata yang mulai menggenang, Shafa hanya mampu menganggukan kepalanya.

"Ya, aku akan pergi dari kehidupanmu"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apa Ayahku Benar Ada?

Shafa terbangun masih berada di sofa bed. Setelah menangis, dia tidak ingat apa-apa lagi. Hanya merasakan perutnya sakit luar biasa, dan akhirnya terjatuh tak sadarkan diri.

"Kamu minum dulu"

Shafa mendongak, melihat Yuni yang menyodorkan segelas air minum padanya. Shafa menerimanya dan meminumnya sampai setengah.

"Sekretaris Yuni sudah disini ternyata"

"Ya, sejak kau tidur aku sudah disini. Tuan Bara sudah memberitahu sandi Apartemen ini"

Shafa mengagguk mengerti, dia menatap Yuni yang duduk di sofa tunggal sampingnya. Terhalang sebuah meja bundar. "Tuan Bara belum kembali juga?"

"Dia tidak akan kembali malam ini, sedang bersama Aura"

Shafa langsung menoleh pada Yuni, kali ini rasa penasarannya kembali bangkit. Ingin tahu siapa sebenarnya Aura, meski sudah menduga itu adalah istrinya Bara. Tapi, Shafa tidak pernah melihat wajahnya atau melihat satu saja foto Aura yang tersimpan disini.

"Em, sebenarnya Aura itu adalah istrinya Tuan Bara ya? Tapi kenapa tidak pernah terlihat?"

Yuni menatap Shafa dengan wajah datar, tatapannya juga tidak mengadung arti apapun. Benar-benar menunjukan wajah tanpa ekspresi.

"Kau tidak perlu mencari tahu, suatu saat Bara sendiri yang akan menceritakan padamu siapa Aura. Jangan pernah berani membahas atau menyenggol nama Aura lagi, karena itu hal yang Bara tidak suka!"

Shafa langsung terdiam, mengingat ketika Bara yang marah karena dirinya yang sengaja menanyakan tentang Aura. Dan sekarang Shafa bisa tahu karena Bara memang tidak pernah mau seseorang mengusik perempuan yang dicintainya.

Beruntung sekali perempuan bernama Aura itu, pasti sangat dicintai begitu besar oleh Tuan Bara.

"Bukankah namamu juga Shafa Aura?"

Shafa mengangguk sambil tersenyum tipis. "Dulu pas waktu kecil aku di panggil Aura, tapi entah kenapa saat mulai remaja, Ibu merubah panggilanku jadi Shafa. Dan sampai sekarang deh"

Yuni sedikit mengernyitkan dahinya, dari wajahnya menunjukan sebuah rasa penasaran. "Oh begitu ya, mau Shafa atau Aura, namamu memang bagus"

"Ya, meski tidak sebagus jalan hidupku ya"

Shafa berdiri dari duduknya, mengambil ponsel dan tasnya. "Aku ke kamar dulu ya, mau mandi"

"Hmm"

Shafa berlalu ke kamar, menaruh tas di atas nakas dan dia duduk di pinggir tempat tidur. Pikirannya masih tertuju pada apa yang terjadi siang ini. Tentang penyakit yang baru saja dia ketahui, dan banyak hal yang sekarang semakin menambah bebannya.

Ting.. Notifikasi pesan masuk ke dalam ponselnya. Shafa membuka pesan dari Irena ternyata. Shafa tersenyum, merasa mempunyai teman baru.

Shafa, jika ada waktu luang kita bertemu ya.

Shafa langsung membalas pesan itu dengan mengiyakan ajakan Irena. Shafa tidak punya teman dekat, selama sekolah hingga kuliah hidupnya hanya menyendiri, semuanya karena dia takut jika suatu saat identitasnya sebagai Laurent akan terbongkar oleh teman-temannya. Jadi, dia lebih memilih menjaga jarak dari setiap orang.

"Seandainya Irena tahu siapa sebenarnya aku, tentang masa laluku. Apa dia masih mau berteman denganku ya?"

Hah... Shafa menghembuskan napas kasar, sebelum dia beranjak dan pergi ke kamar mandi.

*

Yuni tidur di kamar tamu, dia tetap tinggal disini karena sudah di perintahkan oleh Bara. Dan semalaman Shafa tidak bisa tidur dengan nyenyak, banyak beban pikiran yang mempengaruhi kantuknya. Semalam pihak rumah sakit menghubungi Shafa untuk menjalani pengobatan pertama minggu depan. Dan tentu Shafa harus mempersiapkan tentang itu.

"Shafa, kamu harus berjuang untuk tetap hidup. Karena ini adalah takdir yang harus kamu terima, dan kamu tidak boleh menyerah begitu saja. Ingat Ibu yang masih membutuhkan kesembuhan"

Pagi ini Shafa bersiap untuk pergi melihat kondisi Ibunya. Rasanya ingin sekali menceritakan semuanya pada Ibu, tentang beban, rasa sakit, dan perasaannya yang mulai tidak menentu. Namun, sandarannya sedang tidak kokoh sekarang. Ibu adalah satu-satunya sandaran bagi Shafa, tempat mengadu, tempat berlindung, dan tempat dia pulang. Tapi sekarang sandarannya pun sudah tidak kokoh. Bisa ambruk jika Shafa terus bersandar padanya.

Tanpa memberitahu Yuni yang masih di kamarnya, Shafa pergi menemui Ibunya di rumah sakit. Belum ada pertanda yang benar-benar baik untuk kesehatan Ibunya. Namun kali ini karena cukup stabil, jadi Shafa bisa membawa Ibunya jalan-jalan ke taman rumah sakit.

Shafa berjongkok di samping kursi roda Ibu, memegang tangan Ibu yang selalu terasa hangat. Tadi, Shafa sudah membersihkan tubuhnya dan menyisir rambutnya. Sehingga Ibu terlihat lebih rapi sekarang.

"Bu, Shafa rindu tangan ini memeluk Shafa, mengelus lembut kepala Shafa. Cepat sembuh ya Bu. Shafa rindu Ibu"

"Sha-Shafa"

Suara lembut yang sudah 5 tahun berlalu tidak pernah lagi terdengar memanggil namanya. Dan sekarang? Benarkah apa yang Shafa dengar barusan? Benar Ibunya yang memanggil namanya?

"Iya Bu, ini Shafa"

Hanya sebuah panggilan saja, setelah itu fokus Ibu kembali hilang. Tatapan matanya kembali kosong. Shafa hanya menghela napas pelan, tapi bisa mendengar suara Ibu yang memanggil namanya saja sudah cukup membuatnya senang.

"Cepat sembuh ya Bu" ucap Shafa dengan meletakan kepalanya di pangkuan Ibunya. Dan sebuah usapan lembut membuat Shafa terdiam dengan tertegun. "Hiks.. Bu, Shafa kangen Ibu"

"An-anakku bukan anak har*am. Yang salah adalah aku. Dan anakku jelas punya Ayah, tapi dia tidak mau menerimanya"

Isakan Shafa terhenti, dia mendongak dan menatap Ibu yang baru saja berbicara cukup panjang. "Bu, apa maksudnya? Apa Shafa punya Ayah? Dimana Ayah Shafa?"

Shafa kembali menghembuskan napas berat, saat melihat ibu kembali pada tatapan kosongnya. Entah itu hanya sebuah racauan karena pikirannya, atau bukan, tapi Shafa merasa jika ucapan Ibu barusan adalah nyata.

"Jika Ayahku masih hidup, dan aku adalah anak yang jelas Ayahnya. Maka, kenapa dia tidak pernah mau mencariku?"

*

Shafa kembali ke Apartemen, melihat suasana cukup tegang. Yuni terduduk di sofa dengan wajah menunduk, dan Bara yang berdiri di depannya dengan wajah dingin. Shafa sedikit ragu untuk mendekat, tapi dia juga penasaran apa yang sedang terjadi saat ini.

"Em, Bara ada apa ini?"

Bara langsung menoleh, menatap dingin padanya. "Kau tidak bisa seenaknya pergi dan pulang tanpa izin. Sepertinya aku sudah terlalu baik padamu ya!"

Shafa menunduk, sekarang dia mengerti kenapa Bara terlihat marah. Mungkin karena dirinya yang pergi tanpa memberitahu siapapun, termasuk Yuni yang bersamanya semalaman.

"Maafkan aku, tadi aku pikir hanya pergi sebentar. Kamu jangan menyalahkan Sekretaris Yuni, semuanya jelas salahku. Karena aku yang pergi tanpa memberitahunya"

Tanpa berkata-kata Bara menarik tangan Shafa masuk ke dalam kamar. Menutup pintu dengan kasar, dan menyudurtkan tubuh Shafa di pintu kamar yang tertutup itu.

"Karena kesalahanmu, kau harus mendapatkan hukuman dariku!"

Bara langsung menyambar bibir Shafa dan melumatnya dengan lembut. Rasa panas mulai terasa ke seluruh tubuh keduanya.

Bersambung

Misterinya tuh bukan tentang Bara, atau Shafa.. Tapi....

1
Aras Diana
lanjut thor
Milla
G thorr g ada aku nabung bab percaya deh ✌️ aku tu malah nungguin othor up karena g sabar sama kelanjutan cerita shafa 🥺 sedih deh jadi seorang shafa 🥺 semangat up ya thorrrr 💪🌹
dika edsel
dia kan labil mak..udah gitu si bara juga udah terkena aura mistis..,noh buktinya dia ter aura aura sampe saat ini..
A.M.G
penasaran pov aura kok bisa dia ngaku ngaku jadi shafa
suryani duriah
🤧🤧🤧
edelweis🌻
klu shafa sdh pergi baru sadar bara siapa yg sbnarnya d cari selama ini
ken darsihk
Semangat thor nggak sempet nabung bab thor , karena bab selanjutnya selalu di tunggu
Aras Diana
lanjut thor
🌷Vnyjkb🌷
aku spi bab ini jg bingung kak ( masih ),,, blm ada hilal tujuan bara, jg aura yg koma, makanyaaaaa kukejarrrrr trs lanjutannya kak, gak kutabung,, lg butuh soalnya,,🤭🙏🙏🤣🤣😍😍💪💪💪💪💪
A.M.G
semangat
A.M.G
sakit banget jadi shafa 😭😭😭😭
A.M.G
hadeh salah paham 😔😔😔
A.M.G
🤣🤣🤣🤣 kasian aaa kasian saatnya hukum kurma
A.M.G
curiga si bara bere salah orang 🤣🤣
A.M.G
kok curiga aura masih saudara seayah sama shafa ya 😏😏😏
A.M.G
😭😭😭😭😭😭😭😭
A.M.G
tapi othornya ya kan 🤭💉💉
A.M.G
semangat
A.M.G
kira kira kalo tau bara bakalan kasian gak ya
A.M.G
kasian banget jadi dia😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!