Alexa Hazelyn Smith adalah siswi cantik, jenius dan humble, cuek bagi orang asing. Dia bahkan banyak menciptakan obat-obatan dan tekhnologi baru, meskipun anak orang terkaya nomer dua di negaranya dia tidak pernah berperilaku sombong ataupun membully teman-temannya.
Semuanya bisa dicapai olehnya namun tidak dengan hati seseorang yang merupakan anak dari yang mempunyai yayasan, terkaya nomor Satu di Negaranya, Samuel Walton, Selain Tampan dan dingin dia menjadi Mafia yang berkedok ketua OSIS.
"Aku mencintaimu, sangat. Mulai dari dulu sampai sekarang rasa itu sama. Sama-sama membuatku senang, rindu dan luka dalam waktu bersamaan, sampai kapan? Kau bahkan tak melirik ku sama sekali. Apakah rasa ini akan ku pendam selamanya?" Lirih Alexa.
Yukk jangan lupa mampir di ceritaku ya! jangan lupa Tinggalkan komen....!!?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rzz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
As
Setelah itu terdengar ketokan pintu yang menjadi pusat perhatian seorang laki-laki yang sudah tua namun aura wibawanya masih terlihat, dia George dengan Asistennya.
George menghampiri dan memeluk cucu kesayangannya "Alexa"
Alexa membalas pelukan kakeknya "Maafin Lexa ya kek terlalu lama, setelah ini Lexa akan menceritakan semuanya"
"Tidak apa-apa sayang, pelan-pelan kakek mengerti" ucap George, dia mendengar cucunya sudah kembali dari maut sudah begitu senang.
Alexa mengurai pelukannya "Baiklah"
Kemudian terdengar derit pintu terbuka lagi disana tampak pria yang sudah tua namun masih terlihat bugar meskipun sudah banyak kerutan di wajahnya, dengan aura yang sangat tajam dan dominan, masuk di dampingi Asistennya, menghampiri Samuel.
"Sam" panggilnya dingin
Samuel memandang ke arah kakeknya "Ada apa kek"
Sang kakek menatap tajam ke arah cucu kesayangannya "Kenapa sampai lengah"
Samuel hanya mengedikkan bahunya, toh ini sebenarnya tidak bisa di prediksi
Wlliam menoleh ke brankar samping dan melihat anak kecil yang familiar baginya.
"Ho ho siapa ini, ternyata pak tua Walton" terdengar suara George membuyarkan lamunannya
William melirik ke arah George "CK CK, seperti tidak tua saja"
William menghampiri pasien anak kecil di samping cucunya yang di sambang oleh sahabatnya ini, dia mulai curiga apalagi seperti ada magnet menariknya, kemudian menoleh ke arah George "Apakah cicitmu"
George menoleh ke arah sang cucu kemudian Alexa mengangguk "Te, tentu saja "
George canggung, pasalnya dia tidak mendengar berita apa-apa tentang cucunya tiba-tiba sudah mendapat cicit. "Cicit kakek yang ganteng ini siapa namanya"
Axelo tersenyum akhirnya dia mempunyai keluarga yang banyak tidak seperti di desa "Axelo Kylian Smith, Kek"
"Bola mata itu, kenapa wajahnya juga sama persis malah" gumam George sambil melirik Samuel yang saat ini menatapnya.
William yang melihat sahabat nya melirik sang cucu tidak bisa diam untuk tidak bertanya "Ada apa pak tua, kenapa lirik-lirik"
"Tentu saja, karena kamu tidak punya cicit" ucap George asal, William hanya mendengus kesal dia semakin mendekatkan posisinya ingin melihat dari dekat hitung-hitung ingin melihat cicit sahabatnya. Namun saat menatap cicit sahabatnya, dia merasa dejavu, dia berfikir keras, mengingat-ingat.
"Aa ternyata__"
George yang melihat perubahan raut wajah sang sahabat "Ada apa pak tua" William tak menjawab hanya membalas senyum penuh makna.
Terdengar suara pintu terbuka, ternyata seorang dokter yang ingin mengontrol pasiennya "Permisi,"
"Silahkan Dok " Ujar Cassy
Dokter memeriksa nya, Samuel sudah terlihat sehat dan akan pulang hari ini sedangkan Axelo masih harus di rawat tiga hari lagi jika tidak ada perubahan.
Setelah dokter keluar mereka pun bercengkrama heboh terutama The Queen, Kate kembali ke posisi semula bersama semua sahabatnya dan untuk dua sahabat jompo itu mereka meninggalkan ruangan setelah dokter pergi.
Beberapa menit kemudian terdengar pintu terbuka disana tampak seorang laki-laki dengan setelan formalnya dia masuk dengan hati-hati menghampiri ranjang Samuel "Tuan"
Ya, dia adalah asisten Samuel, Daniel Taylor dia membawa beberapa berkas menghampiri Samuel.
Samuel memandang Daniel "Sudah selesai pa yang aku minta"
"Sudah Tuan, ini berkasnya" ucap sang Asisten menyerahkan berkasnya, Samuel berdegup kencang membukanya, Dia membaca dengan hati-hati seakan-akan takut terlewati dan Bom!
"Dia benar-benar anakku" gumamnya nyaris tak terdengar, untunglah di ruangan masih terbilang rame karena sahabat -sahabat ibunya.
Stev, Raka dan Leon yang melihat perubahan wajah Samuel tidak bisa untuk tidak membacanya juga "Sam ini__" Steven benar-benar tak bisa bicara apa-apa lagi.
"Lo jangan keras-keras suaranya" bisik Raka
"Orang tua Lo kocak Sam, padahal yang sakit anaknya tapi berkumpul disana" ucap Leon saat melihat ibunya dan teman-temannya heboh bergosip.
"Orang tua kita kali, padahal anaknya ada disini semua tapi mereka memilih disana"
Samuel tak mengindahkan ucapan mereka dia fokus melihat Alexa yang sesekali tertawa kemudian dia mengelus rambut anaknya yang sudah bangun.
"Aku sangat bahagia, dia benar-benar mirip denganku" batinnya
"Ternyata malam itu benar-benar tumbuh" gumamnya tak berhenti tersenyum.
****
"Tuan anak itu masih hidup" terdengar suara pengawalnya di seberang
"Lanjutkan rencana B" ucap Gerald menutup telponnya
Gerald menyesap tehnya "Walton, Walton kalian akan berada di bawah kakiku sebentar lagi
Sambil memainkan teh hangat yang ada di gelasnya "Salahmu William, dan semua keturunanmu akan menanggung semuanya, tidak akan bisa hidup bahagia kecuali meminta kematiannya sendiri"
"Aku tak menduga anak itu benar-benar hebat dia bisa kembali dengan keadaan sehat, bolehlah nanti aku bermain-main dengan gadis muda itu" ucapnya sambil terkekeh sinis.
****
Keadaan yang sudah mulai sepi semua teman mamanya sudah pulang Alexa memutuskan membeli keperluannya sebentar karena Axelo masih tertidur pulas "Ma, Lexa kebawah dulu ya"
Cassy mengangguk "Iya sayang, Axelo biar mama saja yang menjaganya "
Samuel yang melihat Alexa keluar dia langsung bangun melepas infus yang terpasang di tangannya kemudian bergegas keluar kebetulan sahabat-sahabatnya sudah pulang duluan, Samuel sudah bisa pulang dari kemaren namun dia sengaja ingin berlama-lama karena ada Alexa apalagi dia sudah tahu kalau Axelo anaknya.
Alexa duduk di kursi kantin rumah sakit, dia seperti menghubungi seseorang yang terlihat serius dari raut wajahnya.
"Alexa "
Alexa langsung menoleh saat melihat wajah seseorang yang berusaha untuk di lupakannya, dia benar-benar rindu sosok ini, namun dia segera menyadarkan dirinya "Ada apa"
Samuel menatap Alexa dengan tatapan yang sulit di artikan "Ada yang ingin aku bicarakan"
Alexa menahan degup jantungnya karena Samuel terus menerus metapnya."Duduklah"
Dengan tatapan yang sama "Kenapa menyembunyikan keberadaan Axelo" tanya Samuel nya to the point.
Alexa mengernyitkan dahinya bingung "Maksudnya"
Samuel menghela nafas memandang Alexa dengan tatapan yang sulit di artikan "Axelo anak saya, kenapa kamu menyembunyikannya"
Duar!!!
Alexa terkejut dia benar-benar tidak tahu soal ini "Dari mana__"
"Tes DNA" potong Samuel langsung memberikan kertas yang berisi tulisan tinta hitam komputer yang sudah ada label rumah sakit.
Alexa mengambil kertas itu dan membacanya dengan hati-hati , dia sangat terkejut, ternyata ayah Axelo adalah sosok pria yang iya idam-idamkan mulai dari kecil hingga saat ini, tapi kenapa dia tidak mencari keberadaan nya selama ini. Senang sekaligus kecewa, apalagi semalam dia melihat Samuel bersama seorang wanita yang iya pernah lihat main ke rumahnya bersama mama Samuel yang kemungkinan mereka sudah dijodohkan atau bertunangan, mungkin.
Alexa membuang pandangannya "Maaf untuk hal ini aku benar-benar tidak tahu, kalau Kamu ayah Axelo, malam itu apakah orangnya adalah kamu"
