NovelToon NovelToon
Mata Bathin Laluna

Mata Bathin Laluna

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri
Popularitas:401
Nilai: 5
Nama Author: Melody Cahaya Cinta

Laluna adalah seorang dokter muda yang memiliki keistimewaan tersendiri yaitu dia seorang indigo.
Laluna selalu mengungkapkan setiap kasus kematian yang janggal dengan cara masuk ke masa lalu sang arwah dengan lintas waktu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melody Cahaya Cinta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 13 misteri sosok Arya part 3

Beberapa detik kemudian Luna pun berpindah tempat dengan cara melompati waktu, kali ini dia berdiri didepan sebuah rumah.

Rumah itu terletak di ujung kampung dan didaerah itu sangat jarang ada aktivitas serta letak rumahnya juga sangat jauh dari pemukiman warga.

Dari depan rumah Luna mendengar ada suara jeritan dari dari dalam rumah.

"Mama, Papa" suara itu adalah suara anak-anak yang terdengar sangat banyak.

"Astagfirullah, jangan-jangan mereka ada didalam" gumam Luna.

Luna kemudian buru-buru masuk kedalam rumah itu dan sesampainya didalam rumah dia tidak melihat siapapun namun ada banyak suara anak kecil.

Luna mengikuti suara itu dan akhirnya dia sampai di sebuah ruangan atau kamar.

Didalam ruangan itu ada banyak anak kecil yang berusia sekitar kurang lebih 3-5 tahunan, mereka semua duduk ketakutan dengan air mata yang terus mengalir termasuk juga Arya.

Disana juga terluka ada 4 laki-laki yang 3 diantaranya adalah penc*lik Arya tadi.

Ya benar, mereka adalah Fandi, Keling, Adi dan Maman.

Luna saat itu ada disaat percakapan mereka ketika bilang kalau mereka harus berhenti dulu soalnya pasti polisi keadaan kota sedang sangat kacau dan polisi pasti juga sedang mencari mereka.

"Sudah jangan bahas masalah itu itu lagi, mendingan sekarang kamu bawa salah satu anak itu ke bawah agar kita bisa secepatnya mendapatkan uang" perintah Fandi.

"Siap" jawab Maman dan yang lainnya.

Maman kemudian berjalan mendekati anak-anak itu dan memilih satu diantara mereka.

Akhirnya Maman memilih Arya, karena Arya terlihat sehat dan juga segar berbeda dengan anak yang lainnya.

"Ini bagus deh kayaknya, ayo" gumam Maman sambil menarik tangan Arya.

"Tidak!!! Ibu, Ayah!!" ucap Arya mencoba memberontak.

"Ahhh berisik banget" gerutu Maman sambil menggendong tubuh mungil Arya.

"Adu kamu tunggu disini dan awasi mereka" perintah Fandi.

"Siap, beres pokoknya" jawab Adi.

Maman, Fandi dan Keling membawa Arya pergi dari ruangan itu.

Dan tatapan mata Luna terus mengawasi mereka.

"Mau dibawa kemana Arya" ucap Luna penasaran.

Luna tidak mau menyia-nyiakan saat-saat itu karena dia ingin tau apa yang sebenarnya telah terjadi.

───✱*.。:。✱*.:。✧*.。✰*.:。✧*.。:。*.。✱ ───

Luna terus mengikuti mereka bertiga yang tengah membawa Arya, mereka ternyata membawa Arya kesebuah ruang bawah tanah.

Setelah beberapa langkah kaki akhirnya mereka sampai juga di sebuah ruangan yang ada di bawah tanah.

"Astagfirullah tempat apa ini??" tanya Luna pada dirinya sendiri.

Di ruangan itu ada banyak peralatan medis,pokoknya seperti ruangan operasi bahkan disana ada ada satu dokter yang entah beneran dokter atau tidak dan satu lagi seperti perawat laki-laki.

Mereka berdua terlihat mengenakan pakaian atau seragam operasi.

"Ada apa ini??kenapa mereka membawa Arya kesini??" tannya Luna lagi.

Awalnya memang Luna berusaha berpikir positif tapi setiap kejadian yang dia lihat benar-benar langsung menghilang pikiran positif itu.

"Cepat letakkan dia disana" perintah dokter itu.

"Ibu Ayah, Arya takut" ucap Arya sambil menangis serta memberontak.

"Diam tidak!!!" bentak Keling.

Karena suara Keling yang begitu keras membuat Arya langsung diam tidak berani memanggil nama kedua orang tuanya lagi.

Tiba-tiba perawat tadi langsung menyuntikkan ob*t bius kepada Arya.

"Mau apa sebenarnya mereka??" tanya Luna lagi.

"Kalian berdua harus hati-hati saat melakukan itu, karena ini adalah barang bagus" ucap Fandi memberikan peringatan pada mereka berdua.

"Baik" jawab dokter itu.

Setelah itu Fandi, Maman dan Keling berjalan keluar dari ruangan itu, mereka duduk di salah satu sudut ruangan itu sambil menunggu kedua orang tadi selesai melakukan pekerjaannya.

Hal selanjutnya yang membuat darah Luna memanas karena emosi adalah kejadian dimana dokter dan perawat laki-laki tadi melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan.

Setelah dokter tadi memeriksa keadaan Arya, mereka langsung memb*dah tubuh Arya dan mengambil org*n dalam tubuhnya atau secara tidak langsung mereka memb*nuh Arya.

Tubuh Luna saat itu langsung luruh keatas lantai dengan air mata berderai deras melihat tubuh mungil Arya yang menjadi korban kebi*dapan orang-orang tidak bertanggung jawab itu.

Singkat cerita setelah beberapa saat akhirnya mereka selesai juga, mereka memasukkan org*n dalam tubuh Arya kedalam sebuah peti pendinginan.

"Sudah selesai" ucap dokter itu memberitahu Fandi.

Fandi dan yang lainnya langsung masuk kedalam ruangan itu lagi.

"Kerja bagus, kalian cepat urus m*yat ini" perintah Fandi.

"Siap" jawab Keling dan Maman.

Arya yang sudah tidak bernyawa itu langsung di masukkan kesebuah plastik berwarna hitam seperti plastik sampah laku mengikatnya.

"Ya Allah, kenapa mereka sekejam ini. Arya!!" teriak Luna.

Sedetik kemudian Luna yang masih lemas berpindah tempat dari dalam ruangan menjadi kesebuah tepi jalanan yang sebelah kirinya adalah jurang tapi jurang itu tidak terlalu dalam hanya sekitar 3-5 meteran saja, jurang itu dijadikan tempat pembuangan sampah oleh para warga.

Disana Luna melihat dengan jelas kalau plastik yang berisi m*yat Arya tadi mereka lemparkan kedalam jurang itu dan setelah itu mereka buru-buru meninggalkan tempat tersebut.

"Ya Allah, aku benar-benar sudah tidak kuat lagi" gumam Luna masih sambil menangis.

Akhirnya Luna memutuskan untuk segera kembali ke alam nyata.

───✱*.。:。✱*.:。✧*.。✰*.:。✧*.。:。*.。✱ ───

Sedetik kemudian tubuh Luna yang ada di dunia nyata langsung membuka kedua matanya, ya benar sekali Luna sudah kembali ke alam nyata.

Air mata Luna menetes membasahi pipinya, karena hal itu langsung membuat Tasya dan yang lainnya khawatir dengan keadaan Luna.

"Lun, kamu kenapa?? Kenapa kamu menangis???" tanya Tasya.

"Tasya!!!" panggil Luna sambil memeluk Tasya.

"Ada apa Lun???" tanya Tasya lagi.

"Arya Sya, Arya" kata Luna.

"Arya kenapa dok?? Dok tolong kasih tau saya" tanya bapak Arya.

"Pak tolong biarkan Luna menata hatinya dulu biar tenang, nanti pasti dia akan menjelaskan semuanya kok" kata Raihan.

"Tidak apa-apa kok Han, aku memang harus mengatakan ini semua. Pak sebelumnya maafkan aku karena aku tidak bisa melakukan apa-apa, aku juga mohon bapak kuat dan tegar hatinya saat tau apa yang terjadi dengan Arya" ujar Luna.

"Memangnya ada apa dok??? Apa yang terjadi pada Arya??" tanya bapak Arya lagi.

"Sebenarnya..." ucap Luna.

Luna lalu menceritakan semuanya secara jelas dan gamblang tanpa ada yang ditambah ataupun dikurangi.

Duarrrr... Hati bapak Arya spontan seperti tersambar ribuan petir, tubuhnya juga langsung lemas seakan-akan seluruh tulangnya copot sendiri dari tubuhnya.

"Tidak mungkin!!! Itu tidak mungkin terjadi, ARYA!!!!" teriak bapak Arya sambil menangis.

"Astagfirullah ya Allah, betapa kejamnya mereka pada Arya" ucap Tasya juga meneteskan air mata.

"Lun maaf aku mau tanya, jadi maksud kamu Arya menjadi korban penc*likan serta penjualan org*n tubuh??" tanya Bima pada Luna.

"Iya" jawab Luna.

"Lalu dimana mereka membawa jasad Arya??" tanya Raihan.

"Mereka membungkusnya lalu membuangnya di sebuah tempat pembuangan sampah" jawab Luna dengan nada lemas.

"Astagfirullah!!!!" teriak bapak Arya lagi.

"Pak sabar ya pak" ucap Bima mencoba menenangkan orang tua Arya.

"Lun apa kamu tau dimana tempat itu??" tanya Raihan dan Luna menganggukkan kepala.

"Baiklah aku akan segera mengatur penangkapan para pelaku dan pencarian jasad Arya, maaf aku tinggal telepon sebentar" ucap Raihan.

Raihan mengambil ponselnya untuk menghubungi para anggotanya yang ada di kantor polisi, dia sengaja menelepon mereka untuk segera melakukan penangkapan terhadap para pelaku kejahatan.

Sedangkan Luna, Tasya dan Bima masih berusaha menguatkan bapak Arya.

Lun dan yang lainnya sangat merasakan bagaimana rasanya menjadi bapak Arya itu, anak semata wayangnya telah menjadi korban kekejaman dunia hanya karena uang. Bahkan nyawa Arya seakan-akan tidak ada artinya sama sekali bagi mereka.

Dan hati bapak Arya pastinya sangat hancur sehancur-hancurnya saat ini.

"Kenapa mereka tega melakukan itu pada anak saya, apa salah saya??" tanya bapak itu dengan air mata masih berderai.

"Pak, kami tau bagaimana perasaan bapak saat ini tapi kita juga tidak bisa berbuat apa-apa selain mencari para pelaku itu untuk memberikan keadilan pada Arya" jawab Tasya.

"Pak polisi, tolong hukum para penjahat itu seberat-beratnya. Kalah bisa kasih mereka hukuman mati" mohon bapak itu.

"Bapak tenang saja, kami pasti akan memberikan hukuman seberat-beratnya pada para pelaku kejahatan itu" jawab Bima.

Hari itu Raihan dan yang lainnya menunggu para anggota datang ke rumah bapak Arya dulu karena mereka akan berangkat bersama-sama dengan Luna sebagai penunjuk jalan.

Bagaimana aksi penangkapan itu???

Penasaran??

Yuk tunggu update bab terbarunya besok ya... 

Selamat membaca semuanya dan semoga terhibur.. 

1
Octavio Gonzalez
Buatku terbawa suasana banget. Gimana thor bisa bikin ceritanya seperti itu?
Melody Cinta Shafira: alhamdulillah klo kakak suka, Terima kasih dah mampir kakak
total 1 replies
Bridget
Thor, kapan update lagi nih?
Melody Cinta Shafira: hari ini kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!