Cerita Di Balik Luka

Cerita Di Balik Luka

Pertemuan Pertama Dan Ciumana Pertama

Pagi yang cerah, suara burung berkicau terdengar dari pepohonan. Seorang gadis sedang mengendarai motornya menuju Kampus, saat dia tidak sengaja melihat seorang pria sedang berdiri di pinggir jalan. Sepertinya mobilnya mogok entah ban pecah. Akhirnya dia meminggirkan motornya untuk menghampiri pria itu.

"Maaf Tuan, kenapa ya? Apa ada yang bisa aku bantu?"

Pria berkacamata dan bertubuh tinggi itu langsung menoleh padanya. "Ban mobil kami pecah, sementara Bos saya harus pergi ke Kantor tepat waktu"

"Kalo mau, bisa saya antarkan dulu ke Kantor. Nungguin montir datang juga akan lama"

Pria itu terlihat ragu, dia tahu bagaimana temperamen Bosnya yang tidak akan menerima begitu saja. "Tunggu sebentar, biar saya bicara dulu dengan Bos saya"

"Baik"

Pria itu masuk ke dalam mobil dan mungkin membicarakan usulan Shafa barusan. Sampai menunggu beberapa saat, pria berkacamata itu kembali keluar dan dia membukakan pintu belakang untuk Tuannya.

Sepasang sepatu turun memijak tanah, dan keluarlah seorang pria tampan dengan tinggi tubuh yang tegap. Kacamata hitam bertengger di hidung mancungnya. Seketika Shafa terkesima dengan ketampanan pria di depannya. Rasanya dia melihat pria tampan seperti ini hanya untuk dalam drama saja.

"Em, maaf, siapa nama kamu?" tanya pria berkacamata tadi.

"Shafa"

"Ah, baiklah Shafa, saya Byan Asistennya Tuan Barra. Kamu tolong antarkan dia ke Perusahaan ya"

Pria bernama Byan itu menyebutkan nama sebuah Perusahaan dan alamatnya. Shafa hanya mengangguk saja, dia segera menyalakan motornya.

"Ayo naik, Tuan ... Em, tenang saja aku sudah biasa membawa motor. Jangan takut" ucap Shafa ketika dia melihat keraguan di wajah Barra.

"Baiklah, asalkan aku sampai dengan tepat waktu"

Barra naik ke atas jok belakang motor Shafa itu.

Dan disinilah pertemuan mereka terjadi, Barra yang entah kenapa selalu teringat dengan senyuman ceria gadis yang bernama Shafa itu. Namun, dia  tidak sempat mendapatkan nomor telepon atau alamat Rumahnya.

Dan malam ini, dia sengaja datang ke sebuah Klub malam hanya untuk melampiaskan kepenatan atas pekerjaan dan juga keadaan di Rumah yang selalu kacau.

Saat dia sedang minum di sebuah meja VVIP, tiba-tiba dia melihat sosok gadis yang melewatinya dengan seorang pria tua. Pakaian gadis itu benar-benar terbuka, tidak seperti yang pernah dia temui di jalanan waktu itu.

Barra terus memperhatikannya, sampai dia melihat Shafa duduk di sebuah sofa dengan pria tua itu yang lebih pantas menjadi Ayahnya. Bahkan gadis itu bersandar di dada pria tua itu. Tangan Barra mengepal kuat, ternyata selama ini dia telah menilai gadis itu salah.

"Ini uang yang kamu butuhkan"

Shafa tersenyum, dia mengambil amplop coklat berisi uang itu. Tersenyum sedikit di paksakan. "Terima kasih Om, saya akan lebih memuaskan Om"

Ya Tuhan, sampai kapan aku seperti ini?

Shafa mengambil segelas minum dari atas meja dan memberikannya pada pria tua disampingnya ini. Pria tua itu tersenyum, dia ingin memegang bibir Shafa, tapi gadis itu langsung menghindar.

"Maaf Om, tetap seperti perjanjian pertama. Om boleh melakukan apapun padaku, kecuali ciuman ini"

Dan pria tua itu hanya menghela napas pelan. Dia akhirnya kembali meminum minuman di tangannya.

*

Malam sudah hampir pagi, dan Shafa baru keluar dari Klub Malam ini. Dia membuka sepatu hak tingginya dan menjinjingnya. Wajah lelah, rambut yang sudah dia ikat dengan asal. Bajunya sudah tertutup dengan jaketnya. Berjalan keluar dari tempat hiburan malam, sampai sebuah tangan menariknya dengan erat. Shafa begitu terkejut, dia menoleh dan terdiam melihat pria di depannya ini.

Shafa menatap pria di depannya dengan lekat, merasa tidak asing. Sampai dia ingat dengan seseorang yang pernah dia bantu beberapa minggu lalu.

"Loh Tuan? Ada apa?" tanya Shafa.

Barra tidak menjawab, dia menyingkap sedikit jaket Shafa di bagian lehernya. Dan dia melihat ada beberapa bekas kecupan disana. Tangan Bara langsung mengepal kuat melihat itu.

"Jadi ini pekerjaanmu?"

Shafa langsung terdiam, dia menunduk dengan tangan meremas rok pendeknya itu. Tidak perlu menjawab atau menjelaskan apapun, yang jelas memang dia adalah gadis yang kotor.

"Ikut aku sekarang!"

Barra menarik tangan Shafa dan membawanya ke mobil yang terparkir disana. Asistennya, Byan sudah berada disana. Langsung membukakan pintu mobil untuk keduanya.

"Tuan, kita mau kemana?"

Tatapan tajam Barra, membuat Shafa langsung bungkam. Bahkan dia tidak berani bertanya lagi. Membiarkan saja mobil melaju membawanya entah kemana dengan pria dingin disampingnya.

Dan ternyata Barra membawanya ke sebuah Apartemen mewah. Shafa ditarik keluar dari  mobilnya dan Barra membawanya ke sebuah Apartemen entah di lantai berapa ini. Shafa tidak terlalu memperhatikannya.

"Masuk!"

Shafa menurut saja, masuk ke dalam Apartemen mewah ini. Melirik Barra yang duduk di sofa dengan tatapan yang tajam dan mengerikan.

"Berhenti bekerja disana, dan kau akan menjadi teman ranjang ku sekarang! Tidak perlu melayani orang lain, kau hanya perlu menjadi pemuas untukku saja!"

Shafa masih begitu terkejut dengan ucapan Barra barusan. Sejenak dia hanya membeku ditempatnya, begitu terkejut dengan ucapan Barra barusan.

"Tapi Tuan, bukankah anda sudah punya istri?"

"Memangnya kenapa? Pria tua yang kamu layani tadi, itu juga sudah pasti punya istri. Kenapa kau tidak mau denganku?!"

Shafa langsung terdiam, ternyata memang Barra melihatnya sejak dia bersama dengan pelanggannya disana.

"Kau butuh uang berapa? Aku akan berikan semuanya untukmu"

Lagi-lagi posisi ini yang terjadi, ketika Shafa harus merendahkan dirinya sendiri hanya demi uang. Dia tidak bisa membantah jika memang dia adalah gadis yang kotor.

"Baiklah, akan aku lakukan"

Bara tertawa puas, membuat harga diri Shafa benar-benar jatuh dan hancur berkeping-keping. Dunia seolah tidak pernah berpihak padanya.

Bara mendekatkan wajahnya pada Shafa dan langsung menciumnya kasar. Meluapkan kemarahan yang tiba-tiba menyerang hatinya. Shafa gelagapan, karena ini adalah ciuman pertamanya.

Bara sedikit mengerutkan kening, kenapa Shafa terasa kaku saat berciuman, dan dia terlihat cukup tegang. Padahal dia sudah banyak melayani pria lain di luar sana.

"Kenapa kau kaku sekali?" tanya Bara saat melepaskan ciumannya.

Shafa menatap Bara dengan mata berkaca-kaca, dia tidak bisa menghindar hingga Bara terlanjur mencium bibirnya. Sementara hanya itu yang sedang dia pertahankan saat ini.

"Kenapa Tuan mencium saya?"

Bara menatap Shafa dengan mata yang menyipit tajam, mengusap bibirnya yang basah. "Kau bertanya seperti itu, pantaskah? Bahkan kau sudah melayani banyak pria"

Air mata mengalir di pipinya, dan sial itu membuat Bara tidak suka. Ada gemuruh dalam dadanya yang dia sendiri tidak tahu kenapa.

"Selama ini, saya hanya mempertahankan bibir saya untuk tidak di cium siapapun yang jadi pelanggan saya. Karena saya berharap bisa lepas dari dunia malam ini, dan masih ada yang tersisa tanpa sentuhan pria lain untuk saya berikan pada seseorang yang mungkin akan menerima saya apa adanya suatu saat nanti. Tapi Tuan malah menghancurkan semuanya"

Bara terdiam mendengar ucapan Shafa barusan.

Bersambung

Selamat menikmati.. Tolong bantu ramaikan dengan like komen ya.. Jangan nabung Bab, tolong kerja samanya..

Terpopuler

Comments

A.M.G

A.M.G

kesini karna direkomendasikan sama othor ima

2025-09-03

1

dika edsel

dika edsel

kata orang klo ada kupu-kupu datang itu tandanya akan ada tamu tp klo yg datang kupu-kupu malam pegimana ya??? komen pertama dapat apa nih...????

2025-08-31

1

Kar Genjreng

Kar Genjreng

ciuman maut ternya bibirnya masih perawan terus apa sepetak miliknya masih perawan atau sudah banyak di jajah pria hidung zebra 😄😄

2025-09-03

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Pertama Dan Ciumana Pertama
2 Cerita Di Balik Luka
3 Pesan Lagi?
4 Wanita Bayaran
5 1M?
6 Pasang Kontrasepsi
7 Siapa Aura?
8 Diri Yang Sudah Hina
9 Jaga Hati
10 Apa Tujuannya Membayarku?
11 Kenapa Aku?
12 Siapa Sebenarnya Aura?
13 Sadar Akan Posisimu
14 Pingsan
15 Bentuk Hukuman Dari Tuhan
16 Apa Ayahku Benar Ada?
17 Tidak Akan Bersamaku Selamanya
18 Mungkinkah Jatuh Cinta?
19 Harus Tetap Kuat
20 Mata Besar Seperti Boneka
21 Perasaan Yang Tidak Bisa Dibohongi
22 Hari Kelulusan
23 Foto Bersama
24 Tidak Ada Alasan
25 Harus Hamil?
26 Jatuh Cinta Pada Orang Yang Salah
27 Lepas Kontrasepsi
28 Cinta Yang Tidak Akan Terbalas
29 Kenapa Aku Memilihnya
30 Dilatih Untuk Tetap Kuat
31 Mencintai Terlalu Salah
32 Aura Sadar
33 Keputusanku Dan Pilihanku
34 Teman?
35 Sebuah Perbedaan
36 Perbedaan Yang Menjadi Penghalang
37 Akhir Dari Semuanya
38 Harus Memilih Satu Diantara Dua
39 Bukan Akhir, Tapi Awal Kehidupan Baru
40 Suamiku Sudah Meninggal
41 Aku Kalah, Ternyata Aku Merindukanmu
42 Tidak Menyentuh Aura
43 Kotak Di Bawah Tempat Tidur
44 Kemarahan Bara
45 Belum Selesai Hukuman Dari Tuhan
46 Bertemu Mom Erlin
47 Tentang Rani, Masayu, Dan Reno
48 Sidang Perceraian
49 Sebuah Kenyataan Part 1
50 Sebuah Kenyataan Part 2
51 Terbiasa Sendiri
52 Bukan Kamu Yang Salah
53 Kau Tetap Aura-ku!
54 Jangan Ganggu Kami Lagi!
55 Butuh Penggantiku
56 Tidak Selamanya Bisa Menemanimu
57 Ibu Mengetahui Semuanya
58 Jangan Berikan Aku Kabar Kematianmu
59 Jika Dunia Jahat, Aku Yang Melindungimu
60 Menemukan Rumahku
61 Tidak Merestui
62 Terima Kasih Karena Masih Menerimaku
63 Kebohongan Yang Menghancurkan
64 Persidangan
65 Menulis Cerita Kita Sendiri
66 Gaun Pengantin Yang Kebesaran
67 Alvino Dan Aku Membutuhkanmu
68 Pernikahan
69 Epilog
70 Napas Dulu Bentar
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Pertemuan Pertama Dan Ciumana Pertama
2
Cerita Di Balik Luka
3
Pesan Lagi?
4
Wanita Bayaran
5
1M?
6
Pasang Kontrasepsi
7
Siapa Aura?
8
Diri Yang Sudah Hina
9
Jaga Hati
10
Apa Tujuannya Membayarku?
11
Kenapa Aku?
12
Siapa Sebenarnya Aura?
13
Sadar Akan Posisimu
14
Pingsan
15
Bentuk Hukuman Dari Tuhan
16
Apa Ayahku Benar Ada?
17
Tidak Akan Bersamaku Selamanya
18
Mungkinkah Jatuh Cinta?
19
Harus Tetap Kuat
20
Mata Besar Seperti Boneka
21
Perasaan Yang Tidak Bisa Dibohongi
22
Hari Kelulusan
23
Foto Bersama
24
Tidak Ada Alasan
25
Harus Hamil?
26
Jatuh Cinta Pada Orang Yang Salah
27
Lepas Kontrasepsi
28
Cinta Yang Tidak Akan Terbalas
29
Kenapa Aku Memilihnya
30
Dilatih Untuk Tetap Kuat
31
Mencintai Terlalu Salah
32
Aura Sadar
33
Keputusanku Dan Pilihanku
34
Teman?
35
Sebuah Perbedaan
36
Perbedaan Yang Menjadi Penghalang
37
Akhir Dari Semuanya
38
Harus Memilih Satu Diantara Dua
39
Bukan Akhir, Tapi Awal Kehidupan Baru
40
Suamiku Sudah Meninggal
41
Aku Kalah, Ternyata Aku Merindukanmu
42
Tidak Menyentuh Aura
43
Kotak Di Bawah Tempat Tidur
44
Kemarahan Bara
45
Belum Selesai Hukuman Dari Tuhan
46
Bertemu Mom Erlin
47
Tentang Rani, Masayu, Dan Reno
48
Sidang Perceraian
49
Sebuah Kenyataan Part 1
50
Sebuah Kenyataan Part 2
51
Terbiasa Sendiri
52
Bukan Kamu Yang Salah
53
Kau Tetap Aura-ku!
54
Jangan Ganggu Kami Lagi!
55
Butuh Penggantiku
56
Tidak Selamanya Bisa Menemanimu
57
Ibu Mengetahui Semuanya
58
Jangan Berikan Aku Kabar Kematianmu
59
Jika Dunia Jahat, Aku Yang Melindungimu
60
Menemukan Rumahku
61
Tidak Merestui
62
Terima Kasih Karena Masih Menerimaku
63
Kebohongan Yang Menghancurkan
64
Persidangan
65
Menulis Cerita Kita Sendiri
66
Gaun Pengantin Yang Kebesaran
67
Alvino Dan Aku Membutuhkanmu
68
Pernikahan
69
Epilog
70
Napas Dulu Bentar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!