NovelToon NovelToon
Transmigrasi Ke Tubuh Selir Yang Tak Di Anggap

Transmigrasi Ke Tubuh Selir Yang Tak Di Anggap

Status: tamat
Genre:Reinkarnasi / Fantasi Wanita / Tamat
Popularitas:118.9k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Sila, seorang gadis karier dari dunia modern yang tajam lidah tapi berhati lembut, terbangun suatu pagi bukan di apartemennya, melainkan di sebuah istana mewah penuh hiasan emas dan para pelayan bersujud di depannya—eh, bukan karena hormat, tapi karena mereka kira dia sudah gila!

Ternyata, Sila telah transmigrasi ke tubuh seorang selir rendahan bernama Mei Lian, yang posisinya di istana begitu... tak dianggap, sampai-sampai namanya pun tidak pernah disebut dalam daftar selir resmi. Parahnya lagi, istana tempat ia tinggal terletak di sudut belakang yang lebih mirip gudang istana daripada paviliun selir.

Namun, Sila bukan wanita yang mudah menyerah. Dengan modal logika zaman modern, kepintarannya, serta lidah tajamnya yang bisa menusuk tanpa harus bicara kasar, ia mulai menata ulang hidup Mei Lian dengan gaya “CEO ala selir buangan”.

Dari membuat masker lumpur untuk para selir berjerawat, membuka jasa konsultasi percintaan rahasia untuk para kasim.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Pagi itu istana tengah bersemi. Festival ulang tahun Kaisar baru saja usai beberapa hari lalu, dan suasana istana seharusnya penuh ketenangan. Namun, kedamaian itu koyak secepat kilat yang membelah langit.

Seorang pelayan berlari tergopoh ke aula utama istana selir. Wajahnya pucat, tangannya gemetar, dan suara lirihnya nyaris tercekat.

“Yang Mulia… T-Tiga selir agung… ditemukan tak bernyawa di paviliun timur...”

Semua yang mendengar itu pun shock lalu pergi menuju tempat yang di tunjukkan pelayan tadi.

Ketiga selir yang meninggal mendadak itu adalah Selir Xi, Selir Wan, dan Selir Yue. Selir-selir yang pernah menunjukkan kecemburuan pada Mei Lin sejak awal, mereka dikenal sering bergosip, namun tak ada yang menduga akhir tragis semacam ini.

Tubuh mereka ditemukan dalam posisi tidur rapi, tanpa luka. Namun wajah mereka tampak membiru, lidah sedikit menjulur, tanda khas racun.

Seketika, kegemparan pun menyelimuti istana. Desas-desus menyebar secepat api melahap jerami.

Dan satu nama disebut-sebut paling sering di antara para pelayan dan pejabat istana…

"Selir Mei Lin."

...----------------...

Di ruang pertemuan dalam istana wanita, beberapa pejabat istana wanita menghadap Kaisar.

“Yang Mulia,” ucap Kepala Dayang Agung,

“Ketiga selir tersebut diketahui terakhir berinteraksi dengan Selir Mei Lin saat mereka mengikuti Festival Kehormatan. Beberapa saksi melihat mereka berdebat ringan mengenai masakan dan... hadiah khusus Ibu Suri.”ucap Kepala Dayang Agung, lagi

Salah satu selir yang tersisa bahkan bersaksi, “Saya mendengar mereka berencana membalas rasa malu pada Selir Mei Lin… mungkin... dia membalas duluan?”

Kaisar Zhen tidak langsung menjawab. Matanya mengarah pada Mei Lin yang berdiri tegak di tengah aula. Tatapannya tenang, tetapi wajahnya tanpa senyum.

“Aku tidak akan menerima tuduhan tanpa bukti.” ucap Mei Lin tegas, langkahnya maju, suaranya nyaring namun tetap sopan. “Jika benar aku pelakunya, biarkan aku dihukum. Tapi jika ini jebakan, aku ingin keadilan ditegakkan.”

Ia lalu membungkuk pada Kaisar. “Saya mohon izin untuk menyelidiki bersama Pengawal Mo.”

Kaisar memandang Mei Lin lekat bukan karena tidak percaya tapi karena takut ada bahaya yang mengancam Mei Lin.

sedangkan Mei Lin yang melihat kediaman kaisar pun memberikan kepastian jika tidak akan terjadi sesuatu ataupun itu.

Karena melihat keyakinan Mei Lin akhir kaisar menurunkan titah, yang berisi izin untuk Mei Lin dan pengawal Qin Mo melakukan penyelidikan menyeluruh.

Dengan izin langsung dari Kaisar, Mei Lin dan Pengawal Mo memulai penyelidikan. Mereka memeriksa dapur utama, tempat para selir sering mengambil bahan makanan.

Mei Lin menyadari sesuatu aneh: tabung rempah milik Selir Wan berbau logam aneh. Saat diuji oleh tabib istana, ternyata tabung itu mengandung serbuk arsenik merah yang sangat halus.

“Ini bukan racun biasa,” gumam Mo. “Dibuat oleh tangan ahli, bercampur dalam lada hitam agar tak terdeteksi.”

Mei Lin mengangguk. “Siapa pun pelakunya, dia tahu betul seni racun dan memiliki akses istana tingkat tinggi.”

Mereka menemukan satu hal janggal lagi, karena seorang pelayan baru yang bekerja di dapur selir Wan tidak terlihat sejak pagi kematian para selir.

“Dia menghilang begitu saja,” ucap kepala dapur.

Berbekal sketsa wajah dari beberapa pelayan, Qin Mo menyisir seluruh area istana. Ternyata, pelayan itu menggunakan identitas palsu, dan setelah diperiksa lebih dalam, ia adalah bekas anggota keluarga selir Xi yang diasingkan karena kasus suap di masa lalu.

Akhirnya, pengawal berhasil menangkap pelayan tersebut di luar tembok istana saat mencoba kabur dengan gerobak sampah. Setelah diinterogasi selama tiga hari, ia mengaku…

“Aku hanya diperintah. Tapi bukan oleh Selir Mei Lin… justru Selir Xi yang menyuruhku membubuhi racun dalam ramuan anggur untuk Selir Mei Lin. Tapi mereka salah menuang. Ketiganya meminumnya lebih dulu sebelum diberikan padanya.”

Istana terdiam. Sebuah rencana pembunuhan terhadap Mei Lin berbalik arah. Racun itu malah menelan pelakunya sendiri.

Setelah kebenaran terungkap, dan pelaku di adili Kaisar Liang Xu memanggil Mei Lin kembali ke aula kehormatan. Di hadapan semua selir yang tersisa dan pejabat wanita, Kaisar Liang Xu menyampaikan:

“Selir Mei Lin tidak bersalah. Justru nyawanya hampir melayang oleh kedengkian. Kematian tiga selir itu adalah akibat dari jebakan mereka sendiri.”

Seluruh istana terdiam.

Ada selir yang berbisik, “Sungguh karma datang cepat…”

Ada juga yang berkata, “Dia seharusnya takut… tapi dia malah meminta penyelidikan.”

Namun Mei Lin hanya menunduk hormat. “Saya hanya melakukan apa yang benar, Yang Mulia.”

Kaisar memandangi wanita itu pintar, tenang, tak goyah. Diam-diam hati kaisar merasakan hal yang lebih kuat saat melihat pada keberanian dan kejernihan Mei Lin dalam menghadapi tekanan.

Saat malam datang, Mei Lin duduk di taman istana bersama Pengawal Mo.

“Aku tak ingin dikenal karena skandal,” gumamnya sambil mengaduk teh.

Mo tersenyum tipis, “Tapi anda dikenal karena keberanian dan kepala dingin. Itu lebih langka dari permata.”

Mei Lin tertawa kecil. “Kalau begitu, bantu aku jaga leherku. Sepertinya semakin banyak yang mengincarnya.”

Mo membungkuk main-main, “Dengan senang hati, Nyonya Leher yang Dicari Semua Orang.”

Mei Lin menyipratkan air tehnya ke arah Mo. Malam itu meski penuh bayangan, ada sedikit tawa yang tetap bertahan di dalam istana.

...----------------...

Pagi itu, angin bertiup lebih kering dari biasanya. Langit berwarna kelabu pucat. Burung-burung tidak berkicau, dan aroma aneh tercium dari arah utara istana. Para pelayan mulai batuk-batuk, suhu tubuh mereka naik. Tabib dipanggil, tapi tak ada ramuan yang berhasil menurunkan demam aneh itu.

Dalam waktu dua hari, dua desa di luar istana juga melaporkan gejala yang sama. Orang-orang mendadak lemas, wajah mereka pucat kehijauan, dan tubuh menggigil tak terkendali. Bahkan dua pengawal istana tumbang.

Kaisar Zhen mengumpulkan semua tabib kekaisaran. “Apa ini kutukan? Racun? Atau wabah?” tanyanya.

Namun tak satu pun bisa menjawab pasti. Ramuan jamur hangat? Tak mempan. Teh akar teratai? Tak ada efek.

Ibu Suri mulai cemas dan memerintahkan penutupan gerbang istana.

Saat melihat para pelayan terbaring dengan tubuh berkeringat dingin dan pernapasan berat, Mei Lin termenung di serambinya.

“Aku pernah membaca ini…” bisiknya lirih.

Ia teringat pada buku pengobatan kuno yang ia baca diam-diam di perpustakaan kota saat menyamar dahulu bersama Pengawal Mo. Buku itu menuliskan tentang wabah langka dari wilayah barat jauh, disebut sebagai “Demam Ular Tanpa Luka” karena menyebabkan gejala seperti digigit ular berbisa, tapi tanpa luka luar.

Ramuan untuk menyembuhkannya pun langka, namun ada.

Mei Lin segera berlari ke kediaman Pengawal Mo dan meminjam kembali buku yang sempat ia selundupkan. Di dalamnya, tertulis bahan-bahan untuk ramuan

Bersambung

1
kurnia rahayu
👍👍👍💪💪💪
mong air
sesuai untuk bacaan santai2...tiada intrik berat..
myukai pwatakan Pemaisuri mei lin.jarang2 sbegitu..Author,,tbaik..😚
Asihfitr
endingnya mei lin hamil LG brarti anaknya 5 tp blm melahirkan udh end
Asihfitr
endingnya mei lin hamil LG brarti anaknya 5 tp blm melahirkan udh end
Hastin71
sayang kalau di lewatkan setiap episodenya...ceritanya pembelajaran sekali,Thor
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒃𝒂𝒈𝒖𝒔 👍👍👍👏👏👏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒐𝒌 𝒂𝒏𝒆𝒉 𝒚𝒂 𝒅𝒊 𝒑𝒂𝒓𝒕 𝒆𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒂𝒏 𝒚𝒈 𝒌𝒆𝒎𝒃𝒂𝒓𝒂𝒏 𝑳𝒊𝒂𝒏𝒈 𝒀𝒖𝒆 𝒊𝒕𝒖 𝑹𝒖𝒆 𝑭𝒆𝒏𝒈 𝒕𝒑 𝒌𝒆𝒏𝒂𝒑𝒂 𝒋𝒅 𝒀𝒖𝒏 𝒁𝒉𝒊 𝒅𝒏 𝒅𝒖𝒂"𝒏𝒚𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒆𝒎𝒑𝒖𝒂𝒏 𝒕𝒓𝒖𝒔 𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒓 𝒑𝒆𝒓𝒕𝒂𝒎𝒂 𝒋𝒈 𝒈𝒂𝒌 𝒂𝒅𝒂 𝒅𝒊 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂𝒊𝒏 𝒌𝒂𝒊𝒔𝒂𝒓 𝒕𝒆𝒓𝒅𝒂𝒉𝒖𝒍𝒖 𝒕𝒑 𝒌𝒐𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒅𝒂𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒅𝒂 𝒋𝒖𝒋𝒖𝒓 𝒃𝒂𝒓𝒖 𝒔𝒌𝒓𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒃𝒂𝒄𝒂 𝒏𝒐𝒗𝒆𝒍 𝒆𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈𝒏𝒚𝒂 𝒈𝒂𝒌 𝒏𝒚𝒂𝒎𝒃𝒖𝒏𝒈 𝒅𝒓 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒕𝒂𝒎𝒂 𝒑𝒅𝒉𝒍 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒂𝒘𝒂𝒍 𝒅𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒓𝒖 𝒌𝒂𝒓𝒏𝒂 𝒑𝒂𝒔 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒃𝒂𝒄𝒂 𝒆𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈𝒏𝒚𝒂 𝒋𝒅 𝒃𝒊𝒌𝒊𝒏 𝒂𝒎𝒃𝒚𝒂𝒓 𝒅𝒆𝒉 𝒃𝒂𝒄𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒋𝒅 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒂𝒚𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒃𝒂𝒈𝒖𝒔 𝒉𝒓𝒔 𝒂𝒏𝒋𝒍𝒐𝒌 𝒈𝒂𝒓𝒂" 𝒆𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈 𝒚𝒈 𝒌𝒂𝒄𝒂𝒖 🤦‍♀️🤦‍♀️😏😏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒋𝒅 𝑳𝒂𝒏𝒈 𝒀𝒖𝒆 𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒆𝒎𝒃𝒂𝒓𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒊𝒏 𝑹𝒖𝒆 𝑭𝒆𝒏𝒈
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒎𝒂𝒌𝒊𝒏 𝒔𝒆𝒓𝒖 𝒏𝒊𝒉 😅😅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑱𝒊 𝑭𝒆𝒏𝒈 𝒋𝒅 𝒎𝒂𝒏𝒕𝒖 𝒏𝒊𝒉 😅😅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒍 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏𝒈𝒈𝒂𝒑 𝑳𝒊𝒂𝒏𝒈 𝒀𝒖𝒆 𝒃𝒐𝒅𝒐𝒉 😒😒
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑳𝒊𝒂𝒏𝒈 𝒀𝒖𝒆 𝒃𝒆𝒏𝒆𝒓" 𝒚𝒂 😄😄
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒃𝒌𝒏𝒏𝒚𝒂 𝒚𝒈 𝒌𝒂𝒌𝒂𝒌 𝒊𝒕𝒖 𝑹𝒖𝒊 𝑭𝒆𝒏𝒈 𝒚𝒂 𝒌𝒐𝒌 𝒅𝒊 𝒑𝒂𝒓𝒕 𝒊𝒏𝒊 𝒚𝒈 𝒌𝒂𝒌𝒂 𝒊𝒕𝒖 𝒎𝒂𝒍𝒂𝒉 𝑳𝒊𝒂𝒏𝒈 𝒀𝒖𝒆 🤔😏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒊𝒓𝒂𝒊𝒏 𝒕𝒓𝒊𝒑𝒍𝒆𝒕 𝒃𝒂𝒃𝒚 𝒏𝒚𝒂 😅😅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒏𝒂𝒏𝒕𝒊 𝒃𝒂𝒃𝒚 𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒆𝒎𝒃𝒂𝒓 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒆𝒏𝒈𝒈𝒂𝒌 𝒚𝒂 😄😄
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒏𝒂𝒌 𝒍𝒈 𝒏𝒊𝒉 😅😅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒄𝒊𝒓𝒊 𝒌𝒉𝒂𝒔𝒏𝒚𝒂
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒑𝒊𝒏𝒕𝒂𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 👏👏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑹𝒖𝒊 𝑭𝒆𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒏 𝑳𝒊𝒏𝒈 𝒀𝒖𝒆 👏👏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑳𝒊𝒏𝒈 𝒀𝒖𝒆 👍👍👏👏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!