NovelToon NovelToon
Suami Dan Anak Ku Bukan Untuk Ku

Suami Dan Anak Ku Bukan Untuk Ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Persahabatan / Cinta Murni / Dijodohkan Orang Tua / Teman lama bertemu kembali / Pernikahan rahasia
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Vismimood_

Menjadi Istri kedua atau menjadi madu dari Istri pertama sudah pasti bukan sebuah mimpi dan harapan, bahkan mungkin semua wanita menghindari pernikahan semacam itu.
Sama halnya dengan Claire yang sudah menyusun mimpi indah untuk sepanjang hidupnya, menikah dengan suami idaman dan menjadi satu-satunya Istri yang paling cintai.
Namun mimpi indah itu harus kandas karena hutang Papanya, uang miliaran yang harus didapatkan dalam dua bulan telah menjadi kan Claire korban.
Claire akhirnya menikah dengan pengusaha yang berhasil menjamin kebangkitan perusahaan papanya, Claire dinikahi hanya untuk diminta melahirkan keturunan pengusaha itu.
Segala pertentangan terus terjadi di dalam pernikahan mereka, Claire yang keras menolak hamil sedangkan jelas tujuan pernikahan mereka untuk keturunan.
Kisah yang sedikit rumit antara satu suami dan dua istri ini dialami Claire, Brian, dan Tania. Akan seperti apa akhirnya pernikahan itu, jika keturunan tak kunjung hadir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vismimood_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Coba Dulu

Brian menghampiri Tania yang sedang berkemas, semalam istrinya itu mengatakan ingin pulang ke kampung halamannya. Tania mengaku rindu orang tuanya yang sudah tiada, ia akan datang ke makam orang tuanya terlebih dahulu.

"Kenapa gak tunggu aku selesai kerja dulu, kita bisa sama-sama ke sana?"

"Gak perlu Mas, aku sudah sangat merindukan mereka. Kalau kamu sudah selesai dan aku masih di sana, kamu bisa nyusul kan bareng Claire juga."

Brian hanya bisa menghembuskan nafasnya pasrah, ingin sekali ia menemani istrinya itu pergi sekarang. Tapi pekerjaannya yang deadline juga jadwal pertemuan yang penting jelas tidak tidak bisa ditinggalkan, sedangkan Tania ingin tinggal di rumahnya beberapa waktu.

"Mas, selama aku gak ada kamu harus perlakukan Claire dengan baik, anggap dia istri kamu satu-satunya. Pokoknya aku gak mau dengar kalian ribut terus, aku akan katakan hal yang sama pada Claire tapi meski begitu tetap kamu yang harus banyak mengalah!"

"Berhentilah membahas dia, kepala ku ini sakit kalau berhadapan sama dia."

"Itu karena kamu tidak berniat membiasakan diri dengan Claire, kamu butuh dia Mas jadi kamu harus perlakukan dia dengan baik."

Brian meraih kedua tangan Tania yang sejak tadi sibuk merapikan barangnya, rasanya begitu sulit untuk bisa membagi antara Tania dan Claire. Enam tahun yang terjalin sudah berhasil mengunci segala dalam diri Brian hanya untuk Tania, kenapa harus seperti ini cerita hidup Brian.

"Gak apa-apa Mas, bagaimana pun juga kamu harus bisa. Jangan hanya karena kamu menikahi dia tanpa cinta, terus kamu bisa seenaknya sama Claire. Dia juga berhak dihargai, pokoknya saat aku gak ada kamu harus baik sama dia."

Tak menjawab, Brian memilih diam memeluk Tania dengan eratnya, kenapa bisa Tania bersikap setenang ini. Tania bahkan memaksa Brian untuk bersikap baik pada madunya itu, melihat kedekatan Tania dengan Claire sudah sangat menjelaskan bagaimana besarnya hati Tania menghadapi semua ini.

"Beberapa hari sama Claire, aku yakin dia itu wanita baik. Sedikit keras kepala tapi masih bisa dikendalikan jika memang kamu mau mengerti, keadaan juga yang membuat dia begitu keras Mas."

"Diamlah, mulutmu terus saja membahas wanita itu."

Tania tersenyum lantas membalas pelukan Brian, jika seperti ini Tania bisa menangis di depan Brian. Selama ini Tania menahannya sendiri berharap semua akan baik-baik saja, matanya yang mulai berembun mengharuskan Tania mengurai pelukan Brian.

"Kita akan bertemu lagi Mas, kamu jangan seperti ini."

"Biarkan Raka mengantarkan kamu ya."

"Tidak perlu, kamu akan lebih membutuhkan dia di sini. Em mungkin lebih baik, Raka disuruh buat jaga Claire saja."

Brian berdecak seraya berpaling, lebih baik sekarang mereka turun dan sarapan bersama. Baik Brian atau Tania akan terlambat jika terus berbincang seperti itu, topiknya pun hanya membuat mood Brian rusak.

Sampai di ruang makan keduanya dikejutkan oleh sosok Jihan, Tania menghela nafasnya kemudian mencium tangan Jihan. Selalu saja seperti itu jika Jihan datang ke rumah, tiba-tiba saja mengejutkan mereka.

"Oma." Teriak Giska yang datang bersama dengan Bagas dan Yunia.

"Hallo anak manis." Sapa Jihan seraya memangku tubuh Giska.

Diciumi kedua pipi cucu pertamanya itu, Tania selalu merasa sedih ketika melihat tontonan seperti itu. Kenapa Yunia bisa memberikan cucu sedangkan Tania tidak bisa, tapi menyesali keadaannya sendiri pun tidak akan merubah kenyataan.

Jihan meminta mereka untuk duduk dan segera sarapan juga, Giska pun ditempatkan di kursi samping Jihan. Dengan sayang Jihan menawari makanan dan memindahkan ke piring Giska sesuai permintaannya, Tania memilih berpaling dan menikmati makanannya sendiri.

"Ayo makan Sayang."

"Tante kedua mana?"

"Tante kedua?"

"Iya Tante kedua, kenapa gak diajak. Aku mau panggil Tante kedua dulu, dia lagi sakit jadi harus makan banyak."

Giska berlalu meninggalkan mereka semua, Jihan tersenyum seraya mengangguk, bagus sekali karena mereka bisa menerima Claire. Jihan kembali pada mereka semua terutama Brian, ini sudah cukup lama dan seharusnya Brian sudah menyentuh Claire.

"Kalian sudah melakukannya?"

"Melakukan apa?"

"Apa kamu ini malah bertanya seperti itu?"

"Dia sakit Ma, bagaimana bisa. Tania malah marahi aku tuh, ya udah aku biarkan saja."

Tania mengangkat kedua alisnya mendapatkan tatapan Jihan, aktivitas mengunyahnya terhenti karena penjelasan Brian. Itu memang benar adanya tapi hanya ketika Claire sakit, sekarang Claire sudah membaik tapi tetap saja Brian tidak mau mendekati istri keduanya itu.

"Aku-"

Kalimat Tania tertahan karena kedatangan Claire bersama dengan Giska, Jihan tersenyum dan menyambut Claire hangat. Mempersilahkannya duduk di kursi samping Brian, kini lelaki itu diapit kedua istri di kiri dan kanannya.

"Kamu sudah sehat kan?" Tanya Jihan.

"Sudah Ma."

"Syukurlah, ayo makan sekarang. Makan yang banyak jangan sampai kamu sakit lagi ya, kamu gak boleh lemah."

Claire hanya mengangguk saja dan tersenyum ketika Giska kecil itu memberinya minuman, kondisi Claire memang jauh lebih baik sekarang hanya saja Claire belum berani berkumpul dengan mereka semua.

Yunia begitu sering menatap Claire jika sedang bertemu seperti ini, entah kenapa Yunia merasa suka dengan wanita pilihan Brian kali ini. Bukan tak menyukai Tania tapi rasanya Claire akan lebih bisa membuat Brian bahagia, Yunia yakin jika mereka berhasil membuka hati satu sama lain semua akan berubah jadi indah.

"Malam ini orang tua kamu datang ke sini, jadi jangan tidur sebelum mereka datang." Ucap Brian.

"Hem." Sahut Claire dengan gumaman.

Itu bukan kabar yang diinginkannya sekarang atau mungkin sampai kapan pun, Claire sudah kecewa dengan orang tuanya bukankah mereka sudah mendapatkan semuanya sekarang atas pernikahan Claire dan Brian.

"Mama akan menginap di sini, Claire kalau ada hal yang buat kamu tidak nyaman tolong bilang sama Mama."

"Mama tidur di sini, Papa gimana?" Sahut Brian

"Papa kamu ke luar Kota, jadi Mama akan di sini sampai Papa kamu kembali."

Tania tersenyum mendegar itu, baguslah jadi akan ada yang tetap menjaga Claire ketika Tania tidak ada. Jihan pasti akan melakukan apa saja untuk menyatukan mereka, bukankah keinginannya kuat untuk segera mendapatkan cucu dari Brian dan Claire.

*

Langkah Raja terhenti, ia melirik sekitarnya memastikan keadaan normal saja. Beberapa waktu ini Raja merasa selalu diawasi, merasa selalu diikuti setiap ia melangkah.

"Ada apa sebenarnya?" Gumam Raja yang melanjutkan langkahnya.

Suatu hari Raja pernah melihat seseorang memperhatikannya, sekilas saja karena ketika Raja berusaha memperjelas penglihatannya semua seketika menghilang. Ini adalah kali pertama Raja merasa tidak nyaman ketika berada di luar rumah, entah untuk alasan apa karena Raja belum mendapatkan jawabannya.

"Pak Bos." Teriak Raisa

"Berisik kamu ini kebiasaan." Gerutu Raja tanpa menghentikan langkahnya.

"Ah masih galau nih, aduh udah lama kali Pak. Kenapa diam saja, ayo dong mulai pepet tuh istri orang."

Keduanya memasuki lift untuk sampai ke lantai enam, di sana mereka akan bekerja sama melakukan kegiatan Kantor. Raisa masih kepo dengan sosok Claire yang tetap membuat bosnya itu gelisah, dan menjengkelkannya sampai saat ini Raja tidak melakukan apa pun juga.

"Pak, apa wanita itu sudah bahagia sekarang?"

"Tidak."

"Nah kan!"

Raja sedikit terkejut dengan nada bicara Raisa yang tiba-tiba meninggi, Raja menggeleng setelah menghela nafasnya dalam. Raisa hanya nyengir melihat respon Raja yang tetap santai itu, sebenarnya Raja harus merelakan wanita itu jika tidak berani memaksakan keinginannya.

Ting....

Keduanya keluar setelah pintu lift terbuka, Raisa tetap mengekori Raja karena sudah dua hari ini Raisa turut berkerja di ruangan Raja. Aneh memang karena biasanya mereka bekerja di tempat berbeda, tapi Raja sangat memaksa Raisa untuk pindah.

"Sa, hari ini ada pertemuan?"

"Tidak ada, kita ada pertemuan lusa dengan Pak Rian."

"Sewaktu saya tidak di Kantor apa pernah ada yang mencari saya, atau mungkin ada seseorang menghubungi mu bertanya tentang saya?"

"Tidak ada, memangnya kenapa?"

Raja menoleh dan duduk di kursi kejayaannya begitu juga dengan Raisa yang duduk di tempatnya juga, melihat Raja yang langsung membuka laptopnya membuat Raisa juga mengikutinya.

"Pak, ada masalah lain?"

"Tidak, hanya sedikit aneh saja. Sudah kamu bekerja saja, biarkan saja saya yang urus sendiri."

"Baiklah, Bapak bisa minta tolong saya kalau memang perlu. Kalau bisa saya pasti bantu, kalau gak bisa maka saya akan bisa-bisakan untuk bisa bantu Bapak."

Raja mengangguk saja dan memilih fokus dengan laptopnya, Raisa menggeleng dan turut fokus dengan pekerjaannya. Pertanyaan Raja memang sedikit aneh setelah sekian ribu pertanyaan yang pernah dilontarkannya, tapi sudahlah mungkin itu efek galau yang dialami Raja karena wanita yang disukainya itu.

*

"Claire, tunggu sebentar." Titah Tania.

"Kenapa Mba?"

"Aku perlu bicara sama kamu, sini."

Tania membawa Claire ke halaman belakang rumah, Brian sudah pergi sekarang dan sepertinya Bagas juga pergi bersama dengan anak dan istrinya. Tinggal Jihan yang masih sibuk dengan dirinya sendiri di kamar, sekarang Tania bisa berbicara dengan tenang berdua saja.

"Kenapa sih Mba?"

"Claire, sekarang aku mau pergi dan untuk beberapa waktu juga. Selama aku pergi tolong kamu urus Mas Brian ya, jangan biarkan dia repot sendiri atau dia akan ngamuk nantinya."

"Mba mau kemana?"

"Aku mau pulang dulu Claire, aku rindu dengan orang tua aku. Tapi tidak lama kok, hanya untuk beberapa hari saja."

Claire diam menatap Tania, kenapa Claire jadi ingat ucapan Tania jika wanita itu akan siap pergi meninggalkan Brian bersama Claire. Claire tersentak ketika Tania menyentuh kedua pundaknya, bisa-bisanya Claire berfikir tentang kalimat itu bukankah sangat tidak mungkin jika Tania bisa meninggalkan Brian.

"Claire dengar aku, terima tidak terima tapi kamu sudah menikah dengan Mas Brian. Tolong kamu harus paham perubahan situasinya sekarang, mulailah bersikap sebagai seorang Istri."

"Mba bicara apa sih Mba, sudahlah biarkan aku dengan cara ku sendiri jangan memaksa ku seperti ini. Sudah cukup kalian memaksa aku untuk pernikahan ini, sekarang sisanya biarkan aku dengan hak aku sendiri tanpa paksaan dari kalian lagi!"

Claire berlalu begitu saja, rupanya dengan menghargai Tania tak lantas membuat Claire mendapat dukungan. Semua hanya bisa menekan Claire saja, mereka semua memang egois, mereka baik karena ada maunya saja.

Tania berpaling, kenapa Claire jadi marah seperti itu bukankah selama ini dia selalu baik. Apa karena Claire sudah sehat dan merasa sangat lebih baik, sehingga Claire merasa bisa melawan mereka semua.

"Biar Claire jadi urusan Mama, kalau kamu mau pergi silahkan saja."

"Mama."

"Tidak perlu memaksakan diri terus menerus, kamu pergi untuk menenangkan diri kamu kan jadi lupakan tentang di sini. Mama akan mengurusnya sendiri soal Brian dan Claire, kamu bisa tenang dalam kesendirian dan bisa kembali kalau kamu sudah membaik."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!