NovelToon NovelToon
Titik Balik Kehidupan Elena

Titik Balik Kehidupan Elena

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / One Night Stand / Keluarga
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: CHIBEL

Kehidupan Elena awalnya baik-baik saja, tapi semuanya berubah saat dia melihat adiknya--Sophia berselingkuh dengan kekasihnya.

Tak hanya itu, Sophia juga memfitnahnya dengan tuduhan pembunuhan terhadap Kakek mereka. Hal itu membuat Elena harus mendekam di dalam penjara selama 5 tahun. Dia kehilangan semuanya dalam sekejap mata.

Elena akhirnya menyadari bahwa Sophia telah merencanakan semuanya sedari awal. Sang adik menggunakan kepribadian yang manis untuk menjebaknya dan mengambil alih harta keluarga mereka.

Setelah keluar dari penjara, dia bertemu dengan seorang pria yang membawa perubahan besar dalam hidupnya. Apakah Elena bisa memulihkan namanya dan membalaskan dendamnya pada sang adik?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CHIBEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21 - Mimpi buruk mulai menghantui

"Aku akan datang setiap hari, dan kamu sudah ku pilih untuk mengisi gelasku, mengerti?"

Alex merangkul seorang pelayan wanita di atas sofa dan membisikkan kalimat tersebut.

"Tetapi sepertinya saat ini Tuan sedang kesulitan, aku takut Tuan tidak mampu untuk membayarnya" balas Nancy--si pelayan wanita dengan nada lembut tetapi berisi sindiran.

Emosi Alex tersentil begitu mendengar jawaban itu, dia membanting gelas yang berada di genggamannya. "Kau pikir siapa dirimu? Berani-beraninya menghinaku!" amuknya, pria itu

menampar pipi Nancy dengan keras.

Nancy berteriak merasakan sakit akibat tamparan itu. Alex mencengkeram dagunya hingga mulutnya terbuka lebar lalu membuka botol minuman keras di atas meja dan menuangkannya langsung ke dalam mulut Nancy.

"Manajermu berbicara dengan sopan saat memintaku masuk, dia bahkan akan membayar tagihanku dan menyuruhmu untuk menemaniku. Berani-beaninya kamu bersikap kurang ajar padaku!" ucap Alex, pikirannya sudah di kuasai oleh alkohol sepenuhnya.

Di dalam ruangannya, Andreas menyaksikan semua itu lewat rekaman CCTV di laptopnya, manajer Royal Palace juga ada di sana untuk melihat.

"Tuan, kenapa anda memberikan ijin kepada bajingan itu? Anda bahkan membayar tagihannya dan menyuruh Nancy untuk menemaninya. Bajingan seperti itu harusnya di kirim ke kantor polisi dan membayar ganti rugi," komentar manajer itu.

"Tidak perlu terburu-buru. Kesenangan berlebihan melahirkan kesedihan, biarkan dia bersenang-senang terlebih dulu sebelum kesedihan menghampirinya," balas Andreas.

Ceklek!

Pintu ruangan Andreas terbuka dan Johnny masuk ke dalam. "Kalau begitu saya permisi dulu, Tuan," ucap sang manajer dan keluar dari ruangan atasannya.

"Apakah semuanya sudah siap?" tanya Andreas saat hanya mereka berdua yang berada di dalam.

Johnny meletakkan bungkusan berwarna putih di atas meja Andreas. "Ada begitu banyak cara untuk membunuhnya, kenapa mengambil resiko untuk melakukan hal seperti ini?" ujar pria itu.

"Anda bahkan tidak pernah menyentuh benda ini sebelumnya, jadi kenapa melakukannya? Jika polisi melakukan investigasi bisa-bisa seluruh Royal Palace menjadi kacau," lanjutnya.

Andreas melirik sekilas benda yang dibungkus kertas putih itu, "Kau tidak berpikir aku akan melakukan hal bodoh seperti menaruh sesuatu padanya, kan? Jangan khawatir, aku tahu apa yang kulakukan, lakukan saja seperti yang kukatakan."

"Tapi...."

Andreas menyela, "John, ingat. Aku tidak akan melakukan tindakan ilegal," peringatnya.

"Begitu aku menyuruhmu untuk melakukan hal ini, aku sudah mempunyai jalan keluarnya."

Johnny terdiam sejenak, tetapi dia keluar dengan membawa bungkusan itu lagi. Di luar ruangan Andreas, dia menarik napas panjang dan menghubungi seseorang.

"Halo, kau bisa masuk dan bawa sebotol wine," perintahnya.

Di dalam ruangannya, Andreas tersenyum miring, "Elena, kamu mungkin tidak ingin berurusan lagi dengan pria itu, tapi tidak denganku. Dia sudah menyakitimu selama 9 tahun, sudah saatnya dia membayar kembali sekaligus bunganya," monolognya.

...****************...

Kediaman Adipati Atamadewa

"Siapa saja tolong aku!"

"Tolong biarkan aku keluar!"

Sophia berteriak dan menggedor-gedor pintu kamarnya dengan keras.

"Bagaimana rasanya diasingkan?"

Tiba-tiba sebuah suara terdengar dari belakangnya, wanita itu menoleh dan melotot kaget dengan apa yang dia lihat. Kakek Surya berdiri tak jauh darinya dengan kepala yang berlumuran darah.

"Harusnya kamu ikut denganku dari lama," ucap sang Kakek lagi, pria paruh baya itu berjalan ke arah Sophia.

Sophia sudah ketakutan setengah mati, punggungnya menyandar di atas pintu yang tidak bisa di buka.

Kakek Surya mencekik lehernya, dia berontak ingin melepaskan tangan dilehernya, tetapi suatu hal tak terduga datang. Di belakang Kakek Surya, ada Elena yang wajahnya berlumuran darah dengan mengangkat guci.

"Kakak! Aku salah, biarkan aku pergi!" teriak Sophia susah payah. "Kakak, jangan! AAAAAAA-----"

Hah! Hah! Hah!

Sophia terbangun dari tidurnya, dia memengangi kepalanya. "Itu hanya mimpi, syukurlah itu hanya mimpi," gumamnya.

"Aku lahir karena diberkati oleh Tuhan, tidak seharusnya aku mati dengan cara seperti itu. Aku memiliki hati yang bersih, bahkan jika Elena dan tua bangka itu datang untuk mengambil nyawaku, aku tidak keberatan untuk membunuh mereka untuk kedua kalinya," sambungnya.

Sekarang pukul 2 malam, wanita itu bangun dari atas tempat tidur dan meneguk segelas air putih. Tak lama kemudian ponselnya berbunyi di tengah sunyinya kamar yang mana langsung membuatnya terkejut.

Dia mengambil ponselnya dan melihat si penelepon. "Kak Andreas?" ucapnya pelan, dia bedehem sebelum menggeser tombol hijau.

"Kak Andreas," sapanya dengan suara sedih yang mendayu.

Di seberang sana, Andreas bingung saat mendengar suara Sophia. "Ada apa denganmu? Kenapa suaramu seperti itu?" tanyanya.

"Aku baru saja mendapatkan mimpi buruk, dan juga kamu mengabaikanku pagi ini, aku merasa sangat sedih," balas Sophia.

"Maaf, aku benar-benar sibuk."

Sophia masih dengan aktingnya. "Hm, aku pikir kamu tidak ingin bertemu denganku lagi. Insiden di pesta ulang tahunku, aku bisa menjelaskannya...."

"Baiklah, berhenti menangis. Yang lalu biarkan berlalu, kenapa kamu seperti anak kecil?" balas Andreas.

Ekspresi Sophia berubah sumringah dalam sekejap. "Kak Andreas, aku merindukanmu. Bisakah kita bertemu besok? Tapi jika aku mengganggu pekerjaanmu, anggap saja aku tidak pernah mengatakannya."

"Beberapa hari ini aku sudah bertanya kesana kemari untuk berhutang uang, tetapi tidak ada satupun yang membantuku. Sekarang Kak Andreas meneleponku, aku tidak boleh melewatkan kesempatan ini," batin wanita itu.

Andreas menyeringai, "Oke, aku akan meluangkan waktu untukmu, kamu bisa memilih waktu dan tempatnya. Sampai jumpa di sana," ucapnya dan langsung menutup panggilan telepon.

Bersambung

Terima kasih sudah membaca 🤗

1
neur
lanjuuuut KK 👍😎
Cha Sumuk
kirain setelah klr dr penjara lebih badas dn jd wanita tangguh eh ga taunya lemah lembek mf ga lnjut bc lh bikin greget aja
Sindy Puspita: Sebelumnya terima kasih sudah mampir🤗 kalau ada waktu lagi, bisa baca bab 10 ke atas ya kak, nnti bisa lihat balas dendam Elena di mulai
total 1 replies
Sindy Puspita
Yang mau ikutan ngelabrak si Sophia besok kumpul di pertigaan rumahnya Elena ya🤭
tutiana
cepetan Ndree,,, awas hilang jejak lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!