ini squelnya dokter tampan, sarangheo yang menceritakan kisahnya Alvian.
Alvian Pratama Atmaja dijodohkan oleh sang kakek dengan gadis bercadar yang bernama Nafisah Adelia putri. Alvian tidak mencintai Nafisah karena dia sudah mempunyai wanita dambaannya.
Alvian memberikan perjanjian perceraian setelah enam bulan mereka menikah.
Akankah Nafisah menyetujuinya atau Mala bertahan dengan suami dingin yang tidak mencintainya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umi ayi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26
Seperti janji Alvian tadi pagi, kini ia menjemput istrinya Nafisah di ponpes Raudhatul Jannah sekitar jam lima sore, dan mereka langsung menuju rumah utama keluarga atmaja, tanpa harus balik dulu kerumah mereka karena mama rosa sudah berkali kali menelpon minta segera datang.
Sekitar satu jam mereka sampai di kediaman keluarga atmaja, Mobil mewah itu memasuki halaman yang cukup luas dan ditumbuhi berbagai macam bunga.
Alvian mematikan mesin mobilnya membuka setbelt nya juga istrinya.Ia menatap meneliti wajah cantik istrinya yang damai terlelap.
"Lelah banget yah?" Tanya nya berbisik mengelus pipi Nafisah,kemudian ia keluar dan membuka pintu mobil sebelah istrinya, tak ingin membangunkan istrinya, Alvian menggendong Nafisah memasuki rumah.
"Lho mantu mama kenapa?" mama rosa panik melihat Alvian menggendong Nafisah.Papa dan Kakek yang juga sedang duduk bersama mama rosa ikut bangkit menghampiri Alvian.
"Ssstttthh.... gak papa ma, Nafisah cuma tertidur, kelihatan dia sangat lelah, jadi Al gendong aja."
"Oohh.." jawab mereka pelan
"Ya sudah sana biar mantu mama istirahat, nanti mama panggil makan malam."
"Ya udah Al keatas dulu". Alvian berjalan menaiki tangga dan memasuki kamarnya. Dengan pelan ia menaiki ranjangnya dan merebahkan Nafisah di ranjang,saat hendak bangun lengannya ditarik dan dipeluk oleh Nafisah sehingga ia terjatuh berbaring sebelahan Nafisah.
Dengan pelan Alvian membuka jilbab Nafisah,menyelipkan rambut yang berantakan di telinga nya.
"Terima kasih ya Allah,kau menjadikan Nafisah sebagai istriku, akan ku jaga ia dan bahagiakan dia selamanya." Ucapnya dalam hati sambil memandangi Nafisah.
Mata Nafisah terbuka saat terusik oleh tangan Alvian menyentuk kulit wajahnya, matanya bertemu dengan manik mata Alvian, pandangan mereka saling mengunci memancarkan kerinduan yang mendalam.
Alvian mendekatkan wajahnya dan menempelkan bibirnya dengan bibir lembut Nafisah yang menjadi candunya,lalu mengecup dan ******* nya, nafas mereka memburu dengan penuh gairah, kemudian Alvian melepaskan pagutannya. Ada rasa kecewa dihati Nafisah yang menginginkan lebih dari sentuhan Alvian.
"Ayo kita sholat Maghrib". Alvian bangkit dan menggendong Nafisah kekamar mandi, mereka mandi bersama untuk mempersingkat waktu, hanya sekedar mandi, karena waktu Maghrib sudah masuk dan sangat singkat. Mereka sholat berjamaah hingga selesai.
"Sini sayang". Alvian menepuk sisi tempat tidur sebelah nya mengajak Nafisah duduk disebelahnya. Nafisah langsung datang dan duduk disebelahnya.
"Kenapa mas?"
Alvian melepaskan tali mukenah Nafisah dan membuka nya hingga terpampang lah wajah cantik Nafisah.Ia mendekatkan wajahnya mencium kening Nafisah dengan penuh rasa sayang kemudian ciumannya turun kebibir mungil Nafisah.
Keduanya pun melepas rindu karena seharian tidak bertemu, meneguk mesra manisnya madu cinta.
"Apakah kau tidak lelah mas?" tanya nya disela tarikan nafas mereka.
"Kau adalah obat lelah diriku sayang, bagaimana bisa aku menolak pesonamu." Alvian kembali meneguk manis madu dari istrinya.
"Nafisah memejamkan mata menikmati setiap sentuhan lembut dari sang suami, nafasnya sedikit memburu terjeda. Mata keduanya pun bertatap tanpa satupun berkedip. Nafisah merona setiap sentuhan dan perlakuan manis sang suami. Alvian selalu bisa memanjakan Nafisah dengan permainan cintanya.
Hingga tak tau siapa yang pertama kali memulai,membawa mereka kembali berpetualang panas halal, yang pasti setiap lenguhan ******* menghiasi dinginnya malam ini. Hingga mereka tidak memperdulikan orang yang mengetuk pintu kamar mereka dari tadi.
"Mana Al dan Nafisah?" tanya kakek pada safira yang baru kembali untuk memanggil Al dan Nafisah untuk makan malam.
mama risa dan papa melirik safira menanti jawaban dari Safira.
"Gak tau kek, dari tadi dipanggil gak ada sahutan sama sekali." Safira mencebikkan bibirnya.
"Ya sudah biarkan saja, jangan diganggu. Kita makan saja duluan,nanti kalau mereka lelah dan lapar pasti akan keluar.papa seperti gak pernah muda aja." Mama menyendokkan nasi untuk suaminya.
Mereka makan tanpa Alvian dan Nafisah yang sedang sibuk bermadu kasih. Tidak ada yang bersuara diruang makan, hanya suara dentingan sendok dan piring yang menggema.
"Bagaimana sekolah mu Fira" Tanya papa selesai mengelap mulutnya dengan tisu.
"Biasa aja pah" Jawab Safira ditengah kunyahannya.
"Papa gak mau lagi mendengar kabar kenakalan mu disekolah, jika kamu berulah lagi, papa gak akan segan menghukum mu." Ucap papa tegas.
"Glek..Safira menelan saliva nya gugup, bagaimana tidak, batu saja tadi siang ia mendapat masalah karena terlambat masuk kelas dan bolos entah kemana. Jika sampai papa nya tahu tamatlah riwayat nya.
Safira mengambil air minum disebelah nya dan meneguk nya hingga tandas, dan mengelap mulutnya dengan tisu barulah ia bicara.
"Iya pah, Fira gak akan buat ulah disekolah."
"Baguslah". Papa beranjak dari meja makan dan disusul mama rosa juga kakek kemudian Safira.Mereka kembali kekamar masing masing.
Nafisah melenguh terbangun karena cacing diperutnya berdemo dari tadi, entah berapa kali mereka melakukannya malam ini hingga mengabaikan makan malam mereka.merasa ada pergerakan dari Nafisah Alvian juga terbangun.Ia melihat jam diatas nakas ternyata sudah pukul lima pagi.
"Sudah subuh ternyata". Ucap Alvian lalu mengecup kilat bibir Nafisah "Morning kiss sayang." ucapnya santai dan bergegas bangkit.
Nafisah menggeleng melihat sikap suami nya.
" Mau mandi bareng?" tanya Alvian
"Mas saja duluan nanti naf_ ah" Belum sempat Nafisah menyelesaikan ucapannya Alvian sudah menggendong nya dan berjalan kekamar mandi.
Selesai sholat, Nafisa menyiapkan pakaian untuk Alvian kenakan kekantor pagi ini.
"Pilihan kamu sangat bagus sayang". Ucap Alvian sambil memberikan dasi pada Nafisah.
"Naf cuma mengambil yang ada dilemari mas!" Nafisah tersenyum memasangkan dasi dileher Alvian, dan Alvian merengkuh pinggang Nafisah hingga tubuh mereka rapat tak berjarak.
"Sudah mas." Nafisah mencoba melepaskan tangan Alvian di pinggangnya.
"Kiss dulu". Alvian menempelkan jari telunjuknya di bibir nya.
Tak mau berlama lama Nafisah langsung menempelkan bibirnya di bibir Alvian, namun Alvian menahan tengkuk Nafisah dan ******* bibir Nafisah dengan lumayan lama.
"Sudah mas, ntar telat, emang masih kurang semalaman?". Ucap nafisah ditengah tarikan nafasnya.
" Gak akan pernah puas sayang."
"Iihh..mesum banget sih mas!"
"Mesumin istri sendiri kok, bukan orang lain."
Nafisah membolakan matanya, "Awas aja mas sampai mesum sama wanita lain, Senjata mas bakal Nafisah potong potong dan diberikan pada kucing."
Alvian membekap senjatanya merasa ngilu dengan ucapan Nafisah. "Serem amat yang. dan mana mungkin mas mesum dengan wanita lain, karena hati mas sudah kamu ambil sepenuhnya dan tak bersisa." Alvian merangkul pinggang Nafisah dan berjalan keluar.
"Gombal". Nafisa bersemu merona mendengar perlakuan manis suaminya.
"Gak gombal sayang, ini sungguh dari dalam lubuk hati mas yang terdalam."
"Mas mencintai Naf?"
Wajah Alvian berubah mendengar pertanyaan Nafisah. "Apa kamu meragukan mas? Apa perlakuan mas selama ini gak cukup?
.
.
.
Bersambung.
.
jangan lupa tinggalkan jejak ya 🥰
like coment dan vote nya ya kak 🥰🥰