Seotang gadis masih duduk di bangku SMA terpaksa menikah karena sebuah insiden yang tidak terduga. Sonev seorang gadis yang hidup berdua dengan ibunya yang seorang buruh pabrik. Baca karya ini untuk selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Umu Salma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mertua.Julid
"Sonev......"
"Apaan.sih lo teriak teriak, malu sama.tetangga." Sonev mencebik.
"Sorry, kenapa.sih lo nggak.bilang kalau afa di rumah nyokap lo."
"Ini gue bilang sama.lo, makanya lo ada di sini."
"Au ah..."
"Siapa yang datang Nev?"
Teriak bu Maria dari dalam.kamar.
"Sonia.bu.." Jawab Sonev
"Oh...." Bu Maria ber oh ria.
"Sudah lama lo di sini?"
"Dari tadi pagi...."
"Tumben lo sendirian, David ga lo ajak?"
"Udah gue telpon tadi, tapi katanya lagi bantuin bokapnya di perusahaan."
"Hari libur dia kerja?"
"Mungkin karena keadaan darurat, libur pun dia terobos."
"Oh Iya Nev, gimana hubungan elo.sama Vano?"
"Masih jalan di tempat, ga ada perubahan."
"Gue mau tanya serius, tapi elo harus jujur sama gue."
"Tanya apa.serius banget."
"Elo sama Vano.udah belah duren belum?"
"Belah duren?"
"Iya belah duren."
"Gue ga suka duren."
"Nev, elo murid yang paling pintar di sekolah, tapi kenapa.untuk urusan yanh satu ini elo oon banget."
"Oon gimana?"
"Ya oon."
"Sialan lo ngatain gue oon"
"Emang lo oon. Masa urusan ranjang aja lo ga ngerti."
"Maksud gue lo.udah kikuk kikuk belum sama Vano."
Sonev tampak termenung mencerna pertanyaan Sonia. "Oh maksud elo gue udah HB gitu, yang jelas.dong. Gue.jadi ga ngebleng."
"Boro boro HB, gue aja milih tidur di sofa dati pada harus tidak bareng Vano, males gue."
"kok gitu?"
"Ya karena.gue nggak suka, kalau bukan karena terpaksa gue ga akan mau nikah sama tuh cowok, nyebelin banget tahu ga sih."
Sonia.dan Sonev berbicara berdua kadang serius kadang tertawa, sedangkan bu Maria setelaj tahu kalau yang datang iru sahabat putrinya memilih.untuk tidur karena tubuhnya terasa sangat lelah sekali.
Hari Sudah sore, Sonev ijin pada bu Maria untuk pulang kembali ke rumah mertuanya walaupun sebenarnya sangat malas untuk kembali, namun karena.bujukan dari bu.Maria, akhirnya Sonev pulang, di antar Sonia, Sonev sampai di rumah berlantai dua dengan pagar yang tinggi. Memang tidak terlihat mewah, namun tetap saja rumah itu sangat besar jika di bandingkan dengan rumah Sonev yang sederhana.
Dengan langkah perlahan, Sonev masuk ke dalam rumah yang pintunya terbuka. Sonev merasa heran ga biasanya pintu terbuka kecuali ada tamu, tapi siapa juga tamunya.
Sonev masuk ke ruang tamu, terdengar suara tertawa bu Kania dan seorang wanita yang terasa sangat asing di telinga Sonev.
Bu Kania yang tadi terdengar dengan jelas sedang tertawa dengan tamunya, tiba tiba saja berhenti. Kemudian melihat ke arah Sonev dengan tetap tajam seolah memperlihatkan kalau dirinya tidak menyukai Sonev.
"Dari mana saja kamu, jam segini baru pulang, lebih baik kamu tidak usah pulang sekalian."
"Maaf bu, tadi...." Perkataan Sonev menggantung karena ternyata Vano juga ada di sana sedang memainkan gawainya.
Vano tidak mengindahkan tatapan Sonev.
"Kenapa kamu diam, Vano akan segera menceraikan kamu, karena ibu akan menikahkan Vano.dengan sahabat lamanya" Bu Kania melirik ke arah tamunya.
Bukan hanya Sonev saja yang terkejut mendengar ucapan bu Kania tapi Vano juga sama terkejutnya. "Vano tidak akan pernah menikah lagi, ibu ada ada saja."
"Kamu jangan membantah Vano." bu Kania tampak emosi.
"Sudahlah tante jangan di bahas dulu, mungkin Vano masih terkejut, kamo sudah lama tidak bertemu, mungkin saja Vano masih terkejut."
"Iya sayang, biar nanti kita bicarakan lagi."
"Kamu ngapain masih di situ, apa kamu tidak mendengar apa yang saya katakan."
"Maaf bu, Sonev ke atas dulu." Sonev berjalan menuju ke arah tangga kemudian masuk ke dalam kamar Vano.
"Vano nanti kamu ajak Melanie jalan jalan ya, kalian sudah lama tidak bertemu, mungkin saja kalian mau bernostalgia."
"Santai saja tante, Melan juga masih lama kok berada di rumah tante, jadi masih banyak waktu untuk jalan jalan bersama Vano, iya kan Vano?"
"Iya kak...."
Melania tetangga rumah Vano saat masih di Surabaya, mereka dulu sangat dekat, walaupun perbedaan usia di antara mereka, Melania terpaut tiga tahun lebih tua dari Vano.
"Sayang kamu istirahat dulu ya, biar Vano antar ke kamar kamu, di atas sebelah kamar Vano."
"Iya tante..."
"Vano kamu antar Melan ke atas."
"Iya bu, ayo kak, Vano antar ke atas."
"Iya Vano terima kasih, biat kopernya kakak yang bawa, berat loh."
"Nggak apa apa biar Vano saja."
"Ya sudah sayang, kamu ke atas saja istirahat dulu, nanti makan malam tante bangunkan."
"Iya tante terima kasih, Melan di terima di rumah ini."
Vano berjalan lebih dulu naik ke lantai atas membawa koper milik Melania. Hingga sampai depan kamar tamu, Vano mempersilakan Melan untuk masuk.
"Vano terima kasih ya, kamu sudah membantu kakak membawa koper."
"Iya kak, Vano juga mau masuk ke kamar dulu"
Cup..
Melania mengecup pipi Vano. "Terima kasih Vano."
Melania masuk ke dalam kamar duduk di pinggir tempat tidur. "Kamu masih belum berubah Vano, kakak akan mendapatkan kamu dan menyingkirkan istri mu itu." Melania tersenyum menyeringai.
Sementara Vano masuk ke dalam kamar tidak melihat Sonev, namun dari kamar mandi terdengar Suara gemericik dari dalam kamar mandi, tidak lama kemudian Sonev keluar dari kamar mandi menggunakan celana pendek serta kaos oblong sebesaran dengan rambut di gelung dengan handuk, kemudian duduk di depan meja rias lalu mengaplikasikan skincare dan juga lotion di wajah dan kakinya, Sonev tidak menyadari kalau Vano berada di kamarmya sedang duduk di sofa memperhatikan Sonev melakukan aktivitasnya. Setelah selesai Sonev berjalan ke arah balkon " Loh elo sejak kapan ada di sini, kok gue ga tahu?" Sonev bertanya karena tidak tahu kalau ada Vano di dalam kamar.
"Dari tadi.juga gue di sini, elo aja yang ga sadar kalau ada orang lain ada di sini, ckckckck itu sangat bahaya, gimana kalau.yang ada di sini bukan gue tapi orang lain, elo pasti ada dalam bahaya."
"Tadi ibu bilang kalau elo mau bercerai sama gue, terus elo mau nikah sama tuh cewek, gue ga masalah malahan gue bahagia karena bisa lepas dari elo." Sonev mengalihkan pembicaraan.
"Perlu lo tahu, sampai kapan pun gue ga akan pernah bercerai sama elo, walaupun kita menikah tanpa cinta dan tidak sengaja, tapi buat nikah itu cuma satu kali. Jadi elo jangan pernah berharap kita akan berpisah."
"Tapi kenapa tadi elo diam saja waktu ibu bilang kalau kita akan bercerai?"
"Gue hanya mau lihat reaksi elo bagaimana."
"Hanya gitu?"
Vano tersenyum smirk.
...****************...
Hai Reader, terima kasih ya masih membaca karya othor, tapi jangan lupa.like sama komennya..Love U. HAPPY READING