Lily harus bekerja menggantikan sang ibu menjadi pelayan yang bertugas merawat tanaman di kediaman orang kaya dan terpandang yaitu keluarga Thomson. Keluarga Thomson memiliki perusahaan besar dan sudah memiliki anak perusahaan di berbagai kota bahkan di luar negri.
Lily mengira awalnya dia akan bekerja dengan lancar di kediaman Thomson untuk mengakhiri kontrak sang ibu yang tersisa 1 tahun lagi. Namun siapa sangka, takdir membuatnya menjadi rumit saat Lily bertemu dengan putra kedua keluarga Thomson yang bernama Ethan. Keduanya terlibat takdir yang rumit. Ethan yang sudah memiliki tunangan merasa sesuatu yang berbeda pada Lily. Pria dingin itu mencoba mengelak dan mulai menyadarkan dirinya untuk kembali ke jalur yang seharusnya. Namun lagi-lagi sesuatu dalam dirinya menolak dan membuat dirinya menjadi egois.
Lalu bagaimana Lily menghadapi takdir yang rumit tersebut? Apakah dia bisa bertahan selama 1 tahun di kediaman Thomson?
Ikuti kisah mereka..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Maria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Nyonya Tertua Thomson
Lily berjalan kearah penjaga dan menghampirinya,
"Permisi, aku.. aku ingin mengantarkan bunga ini. Ketua pelayan Donna bilang aku harus menyerahkan bunga ini pada penjaga untuk di simpan di ruang tamu dan kamar Nyonya Brenda" ucap Lily gugup.
Penjaga itu menatap Lily dan mengambil bunga nya,
"Terimakasih" balas penjaga itu ramah.
Lily mengangguk dan hendak berbalik pergi, namun seketika ia melihat seorang wanita tua yang tengah duduk di kursi roda yang di dorong oleh seorang pelayan yang berpakaian seperti Donna. Penjaga yang berdiri di depan Lily seketika membungkuk padanya,
"Selamat pagi Nyonya" sapanya sambil memegang dua pot bunga di tangannya.
Brenda mengangguk pelan dan menatap bunga itu,
"Apa itu bunga yang akan di letakan di dalam rumah dan kamarku?" tanyanya.
"Iya Nyonya" balas penjaga itu.
Tatapan Brenda pun menatap kearah Lily yang hanya menunduk,
"Kau.. apa kau putri dari Linda?" tanyanya.
Lily mengangkat kepalanya dengan canggung dan mengangguk,
"Iya, Nyonya" jawabnya pelan.
Brenda menatap karangan bunga Lily di pot dan mengangguk pelan,
"kau mempunyai selera yang sama dengan ibumu" ucapnya.
Lily hanya menunduk menanggapi ucapan Brenda. Brenda menatap penampilan Lily dan menilai,
"Berapa usiamu? Dan siapa namamu?" tanyanya.
Lily menatap Brenda dan menjawab dengan sopan,
"Namaku Lily, aku berusia 19 tahun" jawabnya.
Brenda mengangguk mendengar jawaban Lily,
"Masih sangat muda. Apa kau tidak kuliah?" tanyanya.
Lily terdiam beberapa saat dan menggeleng pelan. Brenda pun mengangguk dan tersenyum tipis,
"Baiklah kalau begitu, kau boleh pergi" ucap Brenda.
Lily kembali membungkuk dan hendak berlalu pergi. Namun terlihat Mike berjalan kearah sang nenek dan menyapanya,
"Selamat pagi nenek" sapanya.
Tatapan Lily dan Mike kembali bertemu kala gadis itu akan berlalu pergi. Lily pun dengan segera menundukkan pandangannya dan berlalu pergi. Mike terdiam sesaat dan kembali menatap neneknya. Brenda melihat punggung Lily yang menjauh dan kembali beralih pada Mike,
"Dia pelayan baru" ucap Brenda tiba-tiba.
"Dia menggantikan ibunya yang sedang sakit. Kontrak ibunya akan habis dalam waktu satu tahun lagi, jadi dia yang menggantikannya" lanjutnya.
Mike hanya diam seolah tak peduli dengan ucapan sang nenek. Mike pun mengalihkan pembicaraan dan setelah itu ia mendorong kursi roda sang nenek untuk masuk ke dalam rumah.
~
Hari sudah menjelang malam, Lily telah selesai bekerja dan kembali ke kamar. Gadis itu membersihkan diri dan merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Hari pertama bekerja tidaklah menyulitkan dan membuat Lily merasa cukup nyaman. Orang-orang yang berada di taman dan rumah kaca sangat baik dan ramah, mereka juga membantu Lily jika kesulitan.
Lily menatap ke sebelah kamarnya dan tidak melihat Anne. Mungkin wanita itu belum selesai bekerja pikir Lily. Lily pun mendekati meja belajar dan mengambil handphonenya. Ia mencari sebuah nomor dan menelfon nya,
Tut..
Sambungan telpon terdengar, lalu tidak lama seseorang mengangkat panggilan itu,
("Halo, Lily?")
Lily tersenyum dan menjawab,
"Halo bu" ucapnya.
("Huh... ibu senang kau menelpon. Bagaimana pekerjaanmu, apa kau mendapat kesulitan, apa orang-orang disana baik padamu?") tanya ibu Lily.
"Hari pertama pekerjaanku berjalan dengan baik. Orang-orang disini juga baik" jawab Lily.
Gadis itu pun menceritakan apa yang ia kerjakan hari ini dan siapa saja orang-orang yang telah ia jumpai. Lily juga menceritakan tentang teman sekamarnya dan tentang dirinya yang bertemu dengan Nyonya Brenda. Sang ibu terdengar sedikit lega mendengar bahwa sang putri tidak mendapat kesulitan di kediaman Thomson,
("Baguslah, ibu sejak tadi mengkhawatirkan mu. Jika ada kesulitan atau apapun yang ingin di tanyakan, kau bisa telpon ibu. Ibu disini baik-baik saja, ada nenekmu yang menjaga ibu. Jangan khawatirkan kesehatan ibu, fokuslah bekerja dan jangan sampai terlibat masalah") ucap sang ibu mengingatkan.
"Baik bu, aku menyayangi ibu" ucap Lily sebelum mengakhiri telpon.
CKLEK!
Pintu kamar seketika terbuka, Anne masuk ke dalam dan terlihat kelelahan. Wanita itu menghela nafasnya cukup keras sebelum ia merebahkan tubuhnya di kasur,
"Ya Tuhan, hari ini benar-benar melelahkan!" keluhnya.
Lily menatap Anne dan menghampirinya. Anne pun menatap Lily beberapa saat namun seketika senyuman muncul di wajahnya. Anne pun duduk dan menyentuh dadanya,
"Tapi, walaupun hari ini sangat melelahkan, setidaknya besok semuanya akan terbayar" ucap Anne dengan senang.
Lily mengernyitkan keningnya mendengar ucapan Anne,
"Kau tau, besok Tuan Ethan akan pulang!!" ujar Anne bersemangat.
"Ini adalah hari yang ku tunggu-tunggu! Akhirnya.. akhirnya setelah sekian lama Tuan Ethan akan kembali" lanjutnya lagi.
Lily hanya diam dan terlihat tidak begitu tertarik dengan kabar tersebut,
"Ahh!! Aku tidak sabar, walaupun Tuan Ethan kabarnya akan kembali bersama tunangannya, tetapi aku tidak peduli. Setidaknya aku bisa kembali bertemu dengannya. Rumah Thomson ini akan terasa kembali berwarna" ucap Anne yang membuat Lily tersenyum geli.
Anne pun menatap Lily dan memberikan kode pada gadis itu untuk duduk di sampingnya,
"Bagaimana pekerjaanmu hari ini? Apa kau mendapat kesulitan? Apa ada pelayan yang jahat padamu?" tanya Anne.
Lily menggeleng pelan,
"Tidak ada, mereka sangat baik dan membantu pekerjaanku. Semua berjalan dengan lancar" jawab Lily yang membuat Anne bernafas lega.
"Hah, untung saja pelayan yang ada di bagian taman dan rumah kaca memang sudah cukup tua dan baik. Tetapi jika kau bekerja di bagian dapur sepertiku, orang-orang disana sangat menyebalkan dan pemarah" ucapnya bergidik.
"Mereka selalu berteriak dan memerintah seenaknya. Ada yang seusia denganku tapi dia sangat picik" lanjutnya dengan wajah kesal.
Lily hanya tersenyum menaggapi cerita Anne,
"Oh iya, Tuan Mike kabarnya juga sudah kembali, tapi.. aku belum melihatnya" ucapnya kecewa.
Lily terdiam sejenak dan menatap Anne,
"Aku sudah bertemu dengannya" ucap Lily yang membuat Anne terbelalak.
"Benarkah?? Dimana?? Dia tampan kan??" tanyanya excited.
"Di halaman belakang kediaman Thomson, saat aku mengantarkan bunga, aku sempat berpapasan dengannya, tapi itu hanya sekilas saja" ujar Lily.
Anne merasa iri dan terlihat menggerutu. Ia terus mengoceh tentang ketampanan putra-putra Thomson yang tidak masuk akal. Ia juga bercerita panjang lebar tentang pertemuan pertamanya dengan Mike dan Ethan dulu. Lily hanya mengangguk dan menanggapi cerita Anne dengan mendengarkan. Sampai ia pun merasa matanya mulai terasa berat. Anne pun yang melihat itu mulai terkekeh,
"Sepertinya kau sudah bosan mendengar ku berceloteh. Tidurlah, ini sudah cukup larut, kita harus bangun lebih pagi untuk mempersiapkan kepulangan Tuan Ethan" ujar Anne bersemangat.
Lily pun bangkit dan mulai merebahkan dirinya ke tempat tidur miliknya. Ia tidak tau mengapa Anne sampai begitu bersemangat untuk menyambut kepulangan putra kedua keluarga Thomson itu. Lily tidak mau ambil pusing dan dia hanya berharap semoga esok hari pekerjaannya semakin lancar dan ia bisa bertahan sampai satu tahun ke depan di tempat ini.
Bersambung..
Jangan lupa bantu like, komen, vote dan gift untuk cerita ini ya, boleh bantu share juga ☺️🙏