NovelToon NovelToon
Mas CEO I Love You

Mas CEO I Love You

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Kantor / Persahabatan / Romansa
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: triani

Aluna, 23 tahun, adalah mahasiswi semester akhir desain komunikasi visual yang magang di perusahaan branding ternama di Jakarta. Di sana, ia bertemu Revan Aditya, CEO muda yang dikenal dingin, perfeksionis, dan anti drama. Aluna yang ceria dan penuh ide segar justru menarik perhatian Revan dengan caranya sendiri. Tapi hubungan mereka diuji oleh perbedaan status, masa lalu Revan yang belum selesai, dan fakta bahwa Aluna adalah bagian dari trauma masa lalu Revan membuatnya semakin rumit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon triani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Aluna sudah sampai di samping mobil, tapi pintu itu tidak juga di buka dari dalam membuat Aluna menggerutu, "Memang dia tidak punya tangan apa untuk membukanya, benar-benar menyebalkan."

"Biar saya bantu buka, Bu Aluna." ucap Bastian hendak maju tapi dengan cepat Aluna menolaknya.

"Nggak perlu, aku bisa sendiri." karena begitu kesal, Aluna menarik handle.pintu dengan cukup keras hingga membuatnya terhuyung ke belakang, beruntung tangan kekar dari dalam itu cukup sigap menangkap tangannya dan menariknya masuk ke dalam mobil.

Brukkkkk

Krikkkk krikkkk krikkkk

Tiba-tiba suasana menjadi hening saat Aluna mantap sengaja mendarat tepat di atas tubuh Revan.

"Suka sekali berada di atas tubuhku." ucap Revan seketika membuyarkan imajinasi liar Aluna. dan dengan cepat memperbaiki posisi duduknya.

"Aku kan nggak sengaja."

Bastian yang melihat interaksi sepasang suami istri itu hanya bisa menahan senyum.

Aluna memberi jarak pada duduknya agar tidak begitu dekat dengan Revan, tapi Revan dengan sengaja menggeser duduknya mendekat ke arah Aluna.

Dia kenapa sih? Batin Aluna kesal.

"Kenapa? Kamu tidak suka di dekati suami sendiri? Lebih suka di dekati pria tadi?" pertanyaan itu seketika membulatkan mata Aluna.

Jadi dia melihatnya ....., batin Aluna. Kalau cemburu bilang aja nggak usah gengsi segala ..., tanpa terasa senyum terus di bibir Aluna.

Cletuk

Sebuah sentilan mendarat di kening Aluna membuat Aluna mengerang kesakitan,

"Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Revan sembari memperbaiki posisi duduknya.

"Bukan apa apa," kilah Aluna sembari mengusap keningnya yang masih terasa kebas.

***

Sebuah butik mewah di tengah kota menjadi tujuan mereka. sepertinya Revan sudah begitu sering berkunjung di sana. Mengingat semua baju Revan tidak ada label produksinya, sepertinya memang semua bajunya di buat khusus untuknya.

"Selamat datang pak Revan. Pak Bastian. Ada yang bisa kamu bantu?" seorang wanita langsung menyambutnya, dan ia sepertinya bukan seorang karyawan melainkan owners butik itu.

"Saya butuh baju untuk dia." ucap Revan sembari menunjuk pada Aluna kemudian memilih duduk di sofa yang sepertinya sengaja di sediakan untuk para tamu.

Aluna hanya bisa tersenyum kikuk melihat wanita itu, wanita itu pun tidak kalah bingung. Seorang Revan tiba-tiba membawa wanita untuk dicarikan gaun khusus.

"Ini Bu Aluna, nyonya Revan Aditya." ucap Bastian menjelaskan seolah memecah kebingungan kedua wanita beda generasi itu.

Wanita itu langsung tersenyum ramah dan meraih tangan Aluna, "Mari Bu Aluna. Saya akan memilihkan gaun terbaik untuk anda malam ini."

"Terimakasih, Bu."

Wanita itu segera membawa Aluna masuk, memilih beberapa baju yang menurutnya cocok, cukup lama hingga akhirnya Aluna menemukannya.

Aluna sudah memakainya dan hendak menunjukkan pada Revan, tapi saat ia keluar, ia hanya mendapati Bastian di sana,

"Dimana pak Revan?" tanya Aluna sedikit kecewa.

"Maaf Bu Aluna, pak Revan harus pergi dulu karena ada urusan mendadak. Kalau sudah selesai, mari saya antar ke salon." ucap Bastian.

Walaupun kecewa tapi Aluna hanya bisa mengangguk pasrah, bagaimana pun apa yang bisa ia harapkan dari sebuah pernikahan kontrak.

***

Restoran itu tidak terlalu ramai malam itu. Cahaya lampu-lampu gantung temaram memantulkan suasana hangat yang kontras dengan dinginnya suasana hati Aluna. Ia berdiri di depan kaca, merapikan rambutnya yang tergerai lurus sebahu sekali lagi, mencoba menenangkan degup jantungnya yang tak beraturan.

Mungkin Revan sudah berada di dalam bersama kedua orang tuanya karena ia tidak menemuinya lagi setelah dari butik.

"Mari Bu Aluna." Bastian terus mengawalnya meskipun sampai di restauran.

"Baiklah," Aluna menarik napas panjang, melangkah masuk.

Srekkkk

Tiba-tiba Aluna dibuat terkejut karena sebuah tangan kekar melingkar di pinggangnya, entah dari mana asalnya pria itu saat ini sudah berada di sampingnya.

"Pak Revan!?"

"Panggil aku Revan. Atau suami juga bagus." ucap Revan lugas. Tanpa bantahan akhirnya mereka pun berjalan masuk ke dalam restauran.

Begitu tiba di meja, kedua orang tuanya tampak, tersenyum kaku. Ibunya menyambut dengan tatapan tajam, ayahnya lebih kalem, tapi tetap menyiratkan penilaian.

"Ma, Pa… ini Aluna. Istri Revan." sapa Revan memperkenalkan diri.

"Selamat malam, Aluna." tuan Frans segera menyambut dengan mengulurkan tangannya. setidaknya setelah hampir tiga puluh tahun putranya tidak pernah membawa pulang seorang wanita dan kini memperkenalkan seorang wanita sebagai istrinya.

Aluna tersenyum sopan, "Selamat malam, Om, Tante."

"Duduklah." pinta Bu Sindi kemudian,

Mereka pun akhirnya duduk tidka lupa Revan menarik kursi untuk Aluna seperti pasangan-pasangan pada umumnya, Aluna berusaha menyatu dengan atmosfer yang kaku dan penuh tekanan.

"Kamu masih kerja di kantor Revan sebagai anak magang itu kan?" tanya Bu si di menyelidik.

"Iya. Masih, Tante. Posisi saya sekarang sudah pindah ke divisi pengembangan konten."

"Bagus. Tapi semoga pekerjaan tidak membuat rumah tangga kalian kosong. Saya harap kalian segera memikirkan momongan."

Aluna hampir saja tersedak dengan salifanya sendiri, beruntung Revan dengan cekatan mengambilkan air minum untuknya.

"Ma, kami baru menikah beberapa hari. Mana bisa kami langsung memikirkan momongan." protes Revan.

"Mau bentar atau lama, kan tetap saja, yang menjadi tujuan menikah kan mendapatkan keturunan, bener nggak pa?" Bu Sindi meminta dukungan dari suaminya.

"Yang mama kamu katakan ada benernya, Van. Usia kamu sudah nggak muda lagi, jangan sampai nanti pas kamu punya anak kamu sudah kakek-kakek."

"Usia Revan masih tiga puluh dua tahun, belum terlalu tua. Jadi ya sudah lah pa, ma. Revan dan Aluna masih mau menikmati masa berdua dulu." Revan segera memberi alibi agar kedua orang tuanya tidak menyundutkan mereka berdua.

"Ya..., seharusnya kamu tidak menolak permintaan sederhana mama sama papa Van, asal pernikahan kamu ini bukan main-main." ucap Bu Sindi sedikit menyindir.

Beruntung makanan datang, seolah membuyarkan perdebatan mereka.

"Ayo makan dulu." tuan Frans segera memperlihatkan semuanya untuk makan.

Hidangan tersaji dengan cantik, tapi tidak ada yang benar-benar menikmati. Hanya sendok dan garpu yang sesekali berbunyi, diselingi percakapan singkat yang tak menyentuh sisi emosional.

Setelah makan selesai, Bu Sindi membuka percakapan lebih serius.

"Untui selanjutnya kamu harus bawa Aluna pulang ke rumah, Van. Pokoknya mama nggak mau tahu. kamu sendiri yang bilang, akan kembali ke ruang setelah menikah."

"Bukannya nggak mau ma, tapi Aluna butuh adaptasi. Ia masih terlalu baru. Nanti kalau kami sudah benar-benar siap kami akan segera beritahu mama."

"Mama kasih waktu kalian satu bulan. Kalau setelah satu bulan kalian nggak pulang, mama sendiri yang akan jemput istri kamu pulang."

"Maka kok jadi ngancam sih."

"Kamu keras kepala Van, nggak bisa kalau nggak di ancam.coba aja kalau kemarin papa sama mama nggak ancam kamu, kami pasti juga belum menikah sampai sekarang."

Revan tahu keputusan mamanya adalah yang akhir, ia tidak bisa mendebatnya lagi. Lagi pula ia juga berharap hubungan mereka akan lebih baik setelah satu bulan.

Bersambung

Happy reading

1
Entin Fatkurina
tetap semangat
yuning
dia jodohmu Tifani 😁
yuning
asisten sama bosnya sama
yuning
pak CEO keren
Entin Fatkurina
sebelas dua belas dengan bosnya.
Lina Herlina
yg bner aja pagi sampe jm 11 malem
Entin Fatkurina
revan benar benar keren.
Entin Fatkurina
menunggu detik detik penyelamatan aluna.
Entin Fatkurina
intinya, tetap semangat aluna.
yuning
Revan gak mau nurunin gengsi , Aluna gak punya kepercayaan diri 🥴
Entin Fatkurina
lanjut kak tri.
Tri Ani: siapppppp
total 1 replies
yuning
hmmm
Tri Ani: hmmmmm
total 1 replies
Entin Fatkurina
kuatkan imanmu Aluna😊😊😊
Tri Ani: mantap
total 1 replies
yuning
Revan tukang gengsi 😁
Tri Ani: setuju
total 1 replies
Entin Fatkurina
so sweet.
Tri Ani: makacihhhhhh😘😘😘😘
total 1 replies
yuning
pak Revan, sweet juga ya
Tri Ani: menyala
yuning: langsung lunglai kita 😅
total 3 replies
Entin Fatkurina
jadi terharu.
Tri Ani: aku juga kak
total 1 replies
yuning
terhura 🥺
Tri Ani: 🥲🥲🥲🥲🥲
total 1 replies
Entin Fatkurina
lanjut kak tri.
Tri Ani: siap kak
total 1 replies
yuning
kejutan ulang tahun
Tri Ani: mantullll
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!