Masa remaja, masa yang penuh akan rasa penasaran, rasa ingin mencoba dan juga rasa yang sulit dimengerti bernama Cinta.
Ini adalah kisah Cinta enam orang remaja SMA, dengan segala problematika mereka yang beragam rasanya.
Pahit, asam dan manis seperti rasa Jeruk, Blueberry dan juga Cherry.
Yuk ikuti keseruan cerita mereka di sini. 🐢
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Writle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tentang Ari dan Yuri
...🫐🫐🫐...
Waktu masih menunjukkan pukul 8.30 pagi saat Yuri, Ari dan Ambu telah selesai sarapan, mereka juga telah membereskan meja makan serta mencuci piring, ya walaupun yang mengerjakan itu semua hanya Ari, karena Yuri tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah sama sekali, sedangkan Ambu harus mengerjakan hal lain lagi.
“Yur, masih setengah jam lagi gue mandi dulu nggak apa-apa?” Tanya Ari pada gadis yang masih duduk di meja makan itu.
“Yar yur yar yur, anata kira watashi tukang sayur.” Balas Yuri sewot
“Ya kalau gue panggil Ri kan nama gue juga Ari, mirip.” Elak Ari, tidak nyaman juga dia, rasanya seperti memanggil diri sendiri
“Terserah.” Jawab Yuri
“Lo mau nunggu di ruang tamu atau di-“ Ari menatap Yuri lamat-lamat
“Ya dimana lagi.” Potong Yuri cepat
“Yakali mau di kamar gue.”
“Hentai!” (Mesum!) Tuding Yuri pada Ari
“Enak aja! Ya siapa tahu kan lo nggak nyaman harus nunggu di ruang tamu.” Sergah Ari, karena sungguh dia tidak ada pikiran jahat apa-apa
“Udah gih sana mandi!”
Sekitar 15 menit Yuri menunggu di ruang tamu rumah teman sekelasnya ini, ia memperhatikan sekeliling ruangan yang tak begitu besar namun tampak nyaman, di perjalanan tadi ia menyadari bahwa rumah itu terletak di blok yang sama dengan rumah Irsyam yaitu di blok A, namun bangunannya tampak lebih sederhana dari bangunan mewah lain di sekitarnya.
“Mikirin apa?” Tanya Ari yang ternyata telah selesai mandi dan berganti baju
“Rumah ini-“ Jawab Yuri ragu
“Oh, ini masih masuk rumah Andhanu, mereka beli 3 unit blok A terus keluarga gue dikasih rumah di sini, kayaknya ini cuma setengah bagian dari salah satu unitnya.” Jelas Ari kemudian
Ari adalah tetangga Irsyam, meskipun tidak termasuk golongan keluarga kaya tapi Ari bisa memiliki rumah di kompleks elite itu karena keluarganya adalah kepercayaan keluarga Andhanu.
Ayah Ari adalah asisten pribadi tuan Andhanu Rifqi. Maka dari itu Irsyam dan Ari bersahabat sejak dini, karena Ari sering menemani sang Ayah bekerja, sedangkan Ibu Ari adalah seorang penjahit yang memiliki butik kecil-kecilan.
“Berarti rumah Irsyam udah deket baget.”
“Iya, lo tinggal jalan kaki juga nyampe.”
“Terus kenapa anata nyuruh watashi nunggu?”
Ari termenung, ia juga tidak tahu kenapa ia tidak langsung mengantar Yuri ke rumah Irsyam, melainkan membawa gadis itu ke rumahnya terlebih dahulu, benarkah hanya untuk mengantar kain pesanan Ambu? Apa karena ia merasa ingin lebih lama bersama gadis itu? Atau Ia tidak rela membiarkan Yuri berdua saja dengan Irsyam Andhanu Rifqi? Entahlah Ari pun tidak mengerti. 🐢Author ngerti tapi rahasia ilahi.
“Ya daripada lo bosen nunggu di sana.” Kilah Ari pada akhirnya
‘Iya juga’ batin Yuri dalam hatinya.
Yuri juga sebenarnya sedikit banyak bersyukur telah diajak Ari ke rumahnya, karena berkat itu, untuk pertama kalinya setelah sekian lama Yuri bisa merasakan makan bersama layaknya sebuah keluarga.
“Ayo kita pergi sekarang aja, mau naik sepeda lagi atau jalan kaki?” Kata Ari
“Jalan aja, ribet naik sepeda.”
“Oke.”
“Bu kita pamit, Assalamu’alaikum.” Teriak Ari
“Iya A, wa’alaikumsalam.” Balas Ambu.
...🫐🫐🫐...
Tidak sampai 3 menit berjalan kaki mereka berdua sampai di depan gerbang yang tinggi menjulang. Gerbang itu memiliki sensor otomatis yang membuatnya terbuka sendiri ketika seseorang mendekati.
“Pagi pak.” Sapa Ari pada satpam yang berjaga di sana
“Pagi nak Fachri.” Jawab satpam itu seolah sudah familiar dengan wajah Ari
Sedangkan Yuri hanya tersenyum saja lalu mengekori Langkah Ari ke manapun ia pergi.
“Halo yang mulia, kami telah tiba.” Kata Ari begitu melihat si tuan Rumah
“Ohayou.” Sapa Yuri pada Irsyam
“Hmm” Irsyam hanya menanggapi dengan gumaman
“Ara belum dateng bro?.” Tanya Ari
“Belum, kalian ke gazebo duluan gih!” Perintah Irsyam
“Ri lu tahu kan tempatnya?” Tanyanya lagi memastikan
“Oke siap boss, tahu kok lo pikir gue pikun.” Balas Ari
“Yakali lo khilaf malah belok ke kamar.” Canda Irsyam
“Istighfar bro, nyebut.” Ari menggeleng-gelengkan kepala sambil mengelus dadanya.
Sedangkan Yuri diam saja, sedikit kaget dengan candaan dua anak laki-laki ini
Irsyam pergi ke arah gerbang depan sedangkan Ari masuk ke dalam rumah itu.
“Anata beneran tahu tempatnya?” Tanya Yuri sangsi, takut-takut ia dibawa ke tempat yang salah oleh Ari
“Ya kalau nyasar juga nggak mungkin ke kamar si kayaknya gue juga masih punya iman, atau lo yang mau ngamar beneran?” Canda Ari
“Ish nyebelin.”
“Iya kan kalau gemesin itu mah lo.”
“Hah?” Heran Yuri
“Heh?” sahut Ari yang juga terheran mengapa kalimat itu bisa keluar begitu saja dari mulutnya.
“yang gemesin mah Lo, Lo itu Hello, Hello Kitty maksudnya hehe.” Kata Ari cepat sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal
“Oh iya sih gemes.” Balas Yuri seolah acuh padahal hatinya sempat bergemuruh
“Itu gazebonya.” Kata Ari
Mereka pun duduk di sana agak sedikit berjauhan
“Ngomong-ngomong soal iman.” Kata Yuri tiba-tiba membuka suara
“Kenapa si Iman?” Tanya Ari
“Ish serius.” Jawab Yuri lagi kesal
“Iya kenapa?”
“Kamu muslim?” tanya Yuri
“Iya.”
“Oh gitu.” Yuri menundukkan kepala sambil menggigit bibir bawahnya
“Kenapa emangnya?”
“Nggak apa-apa.”
Yuri mengepalkan tangannya, ia tahu sejak awal, baik Irsyam, Ara maupun Ari memeluk kepercayaan yang sama, sedangkan dirinya yang sejak kecil dibesarkan oleh perawat tak pernah diajarkan agama. Mamanya yang pergi sejak Yuri masih berusia dini, serta Daddy-nya yang tidak peduli pada pribadi Yuri membuat gadis itu tidak memiliki pemahaman akan kepercayaan sama sekali.
Yuvarani Jessany adalah seorang anak dari pengusaha farmasi terkemuka, sedangkan Mamanya seorang Lady Companion di sebuah tempat karaoke berkelas.
Meskipun begitu Mama Yuri adalah seorang yang sangat menjaga kesucian dirinya, meski bekerja sebagai Lady companion Mama Yuri tidak pernah membiarkan pelanggan berperilaku tidak senonoh padanya.
Sampai suatu ketika seorang yang terkenal sebagai cassanova jadi pelanggan di tempat karaokenya, orang itu tak lain dan tak bukan adalah Daddy-nya Yuri.
Pada awalnya Mama Yuri tentu saja menolak mentah-mentah rayuan pria itu, tapi seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Daddy-nya Yuri merupakan pengusaha farmasi, yang juga ternyata memiliki bisnis gelap obat-obatan. Dengan liciknya Daddy-nya membius mama Yuri hingga tak sadarkan diri dan persetubuhan paksa itu terjadi.
Singkat cerita mama Yuri mengandung Yuri, awalnya Daddy-nya mau bertanggung jawab menikahi sang mama dan masih bersikap baik, namun saat Yuri memasuki bangku sekolah dasar sifat asli Daddy-nya keluar, pria itu tempramental dan ringan tangan, setiap malam ia pulang dalam keadaan mabuk dan melampiaskan amarahnya pada Mama Yuri.
Menampar, memukuli, menendang, mengatai jal*ng, dan segala macam hal-hal yang menjijikkan telah pria itu lakukan, sampai mungkin Mama Yuri tidak kuat lagi menghadapi tingkah suaminya, akhirnya sang mama memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
Yuri masih ingat ketika pagi-pagi ia hendak mengajak sang mama sarapan, tapi yang ia temukan hanya tubuh yang tanpa kehidupan. Mamanya overdosis obat-obatan, dokter bilang beliau menenggak terlalu banyak pil anti depresi sehingga nyawanya tak dapat tertolong lagi.
“Yur? Yur! Yuri!”
“Hah? Iya apa?”
Yuri yang tanpa sadar sempat melamun, teringat kilas balik hidupnya itu pun kini kembali ke realita.
“Lo mikirin apa?” Tanya Ari, ia agak khawatir juga karena mata gadis itu tampak berkaca-kaca.
“Bukan apa-apa.” Balas Yuri
Lalu kemudian mereka berdua memilih berdiam diri, menunggu sampai Ara dan Irsyam datang menghampiri.
...☆🍊🫐🍒☆...