Siapa yang ingin hidup dalam kekurangan semuanya pasti mau hidup serba berkecukupan. Tapi itu takdir tak seorang pun tau hidup mereka akan seperti apa.
Ira seorang ibu rumah yang dulu berada diatas di hantam badai hingga terjatuh kebawah.
Mana dulu yang mengaku sebagai saudara? Tak satu pun ada yang peduli. Suaminya terpaksa jadi ojol untuk mencukupi kebutuhan hidup. Akankah hidup Ira berubah?Lantas bagaimana dengan keluarganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Ira sudah selesai dengan pekerjaan rumahnya yang setiap hari tidak ada habis - habisnya. Baru kelar membereskan yang ini yang itu ada lagi.
Baru juga mau merebahkan tubuhnya sebentar, terdengar pintu rumahnya ada yang mengetik dan memanggil namanya.
"Ira...Tok.... Tika.... Tok...."
"Ira, buka pintunya kamu di rumah kan?" teriak orang yang da di luar.
Dengan langkah berat Ira turun dari ranjangnya, bergegas kedepan melihat siapa gerangan yang mengedor - gedor rumahnya. Padahal ia baru saja mau istirahat.
Saat pintu terbuka wajah Ira sedikit kaget tapi buru - buru ia bersikap biasa kembali. Dengan sopan menyapa tamunya.
"Eh, kakak sama bude. Mari masuk kak, bude." Ira membuka pintu lebar - lebar dan mempersilahkan kakaknya dan budenya masuk kedalam.
Mia dan Bude langsung duduk di kursi yang ada disana. Mia menatap rumah dengan perasaan jijik begitu juga dengan bude.
"Kamu tinggal di sini tidak bisa apa merawat rumah?" tanya Mia ketus.
"Ya beginilah keadaanya, kak." jawab Ira sekenanya.
"Masa ruamh ga bisa kamu betulin sih, liat plafon sudah banyak yang rusak, ganti kek. Ini juga pintu dari amanat baheula ga pernah di ganti - ganti." ucap Mia dengan kasar.
"Insya Allah kalau rezekinya ada kak, pasti akan aku ganti." Ira menjawab dengan hati menahan tangis.
"Alah, kapan kamu bakal punya rezeki? Uang dari mana? berapa sih hasil ojek laki kamu, paling hanya cukup buat makan saja." hina Bude dengan mencibir.
"Mungkin sekarang belum bude, kita kan ga tau rezeki itu bisa kapan saja." Ira berusaha membela diri.
"Orang miskin ga usah mimpi ketinggian deh, uang dari mana coba?" bude menertawakan nasib keponakannya.
"Bude, kak tunggu sebentar. Ira buatkan minum dulu." Ira berusah menghindari perkataan budenya supaya tidak terus menghina diri.
"Ga usah, kakak kesini cuma sebentar."
Ira kembali duduk di posisinya semula sambil menyapa kakak dan budenya bergantian.
"Jadi gini Ira, rumah ini mau kakak renov, kamu dan suami beserta anak - anakmu harus pindah dari sini." ucap Mia dengan lantangnya.
Jelas saja Ira shock mendengar perkataan kakaknya yang tiba - tiba.
"Apa kak? mengosongkan rumah ini. Apa aku ga salah dengar?" tubuh Ira bergetar tapi ia berusaha menguatkan hatinya.
"Kuping kamu budek ya? Mia mau merenov rumah ini supaya lebih bagus. Kalau nunggu kamu sampai kiamat juga ga bakal mampu." sarkas bude.
"Apa abang - abang yang lain juga sudah tau niat kakak?" tanya Ira.
"Itu urusan gampang, yang penting kamu pergi dulu dari sini." ucap Mia dengan angkuhnya.
"Kalau begitu biar aku tanya abang dulu, kak. Kakak tau kan apa yang pernah abang katakan dulu. Tentu kakak ga bakal lupa dong."
"Kamu kalau sama yang lebih tua nurut kek, urusan abang itu urusan kakak. Kakak ga mau tau dalam waktu seminggu kamu dan keluargamu harus kosongkan rumah ini." perintah Mia.
"Aku akan pergi jika abang yang menyeluruh." tolak Ira mentah - mentah.
Dulu sewaktu almarhumah ibu mereka masih ada rumah ini sudah di berikan untuk Ira sedangkan Mia mendapatkan sawah dan toko almarhum ayah. Dan itu semua sudah pada tau dan setuju.
Ira akan berusaha mempertahankan apa yang sudah sepatutnya jadi miliknya. Ia yakin bahwa kakaknya pasti di hasut oleh seseorang untuk merebut rumah peninggalan Orang tua mereka.
...****************...
Assalamualaikum kk, apa kabar semuanya. Thor doakan semoga kk2 semua sehat wal 'afiat, di mudahkan rezekinya. terimaksih supportnya kk dan jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen serta votenya yang banyak biar thor semakin semangat 😘😘🙏🙏🙏
nauzubillah mindalik