NovelToon NovelToon
Kau Ambil Anakku, Ku Rebut Suamimu

Kau Ambil Anakku, Ku Rebut Suamimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Hamil di luar nikah / Selingkuh / Pengantin Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Siti Fatimah

Memiliki mimpi hidup membina rumah tangga dengan kasih sayang yang tulus nyatanya mimpi itu hanya tingal kenangan. Dijual sahabat terbaiknya sendiri menjadikan awal derita baru bagi kehidupan Wanita bernama Tyara Alkyara Putri, dibenci, dimusuhi. Bahkan dijauhkan dari orang-orang yang dulu menyayanginya. Bahkan status orang tua yang juga tidak memperdulikan akan nasib dan deritanya. Akankah Wanita berumur 20 tahun memiliki sebutan Ara akan mampu bertahan dengan membawa status dirinya yang sudah tidak perawan?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Fatimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 { Ikatan batin seorang Putri Kandung }

Setelah dibuang dengan cara tak manusiawi, dijalanan yang sepi rasa sakit yang tidak tertahan telah Tyara rasakan, dengan berusaha ia mendekap dan terus mendekap tubuhnya sendiri yang seketika mati rasa. Bahkan tenaga yang sedari tadi ia keluarkan untuk bertahan kini seolah-olah telah sirna.

Air matanya mengalir deras tak membayangkan nasibnya akan strategis ini, mengingat persahabatannya masa SMA yang penuh dengan kebersamaan, kini Tyara masih tak mampu mempercayai sahabatnya sendiri telah tega berbuat sekeji ini. Berusaha keras bangkit, namun apa daya tubuhnya seakan-akan tidak ada otot-otot yang menopang.

"Tuhan ...hamba mohon berikan hamba waktu untuk lebih lama hidup, berikan hamba waktu agar hamba bisa melihat senyum mengembang dari wajah cantik Putriku ketika ia sudah dewasa nanti ...berikan Hamba kesempatan melihat keluarga hamba kembali berkumpul, hamba mohon!"

Kedua mata yang tadinya terbuka dengan lebar, kini dalam hitungan detik pejaman mata itu mulai kusut. Meringis kesakitan di rerumputan dengan banyak darah, sesaat kelopak mata Tyara pun terpejam.

30 menit.

Jalanan yang sepi tanpa kendaraan yang berlalu lalang, kebetulan ada seorang pencari rumput yang melintasi wilayah ini, melihat orang tergeletak sesaat dua orang itupun memeriksa keadaan. Seketika suasana itupun menjadi rame, dipanggilnya Ambulan tak berapa lama Tyara dilarikan kerumah sakit.

Dikediaman lain, Arvan tak mampu menahan rasa cemasnya melihat Putri semata wayangnya menangis separah ini tanpa adanya sebab.

Tubuhnya yang tak bersuhu panas, bahkan tak demam, akhirnya Arvan tak memiliki pilihan ia larikan kerumah sakit, mendapatkan penanganan tepat rasa lega belum sepenuhnya pulih sebelum ia mendengar sendiri pernyataan Dokter jika putrinya baik-baik saja.

Sesaat hadirnya suara sirine ambulan yang terdengar menggelegar, lalu ketika korban dikeluarkan dari dalam Ambulan wajah terkejut Arvan mulai nampak.

Melihat langsung tubuh salah satu pasien berlumuran banyak darah bahkan hampir disemua tubuhnya, hingga Arvan tak sengaja menjatuhkan sesuatu bergegas menghampiri ketika Brangkar dikeluarkan dari dalam sana.

"Tyara? Apa yang terjadi dengannya? Kenapa bisa kondisinya seperti ini? Ada apa?"

Wajah panik Arvan kian tak terkendali , ucapannya tak juga dibalas orang bergegas mereka melarikannya keruang gawat darurat, Polisi lantas menghampiri Arvan yang penuh dengan wajah paniknya.

"Anda siapa korban?"tanya Polisi.

"Dia temanku,"ujar Arvan.

"Teman anda kemungkinan jadi korban pembunuhan. Kami masih mendalami kasusnya."

Beberapa menit menunggu Dokter melakukan penyelamatan sesaat keluarnya suster membangkitkan tenaga Arvan.

"Suster? Gimana kondisinya? Dia baik-baik saja kan? Katakan dia tidak kenapa-kenapa?" Pertanyaan bertubi-tubi itu terus saja Arvan layangkan.

"Kami dengan berat hati harus menyampaikan jika kondisi Teman anda tidak sedang baik-baik saja. Luka tusukan yang ia alami terbilang cukup parah! Terdapat tiga tusukan yang ia alami, besar kemungkinan hidupnya tak akan selamat! Ada pula kesempatan ia bisa bertahan, tapi dengan kondisi koma!"

Bagaikan disambar petir disiang bolong, Arvan tak percaya mendengar fakta ini, ia hanya bisa terdiam tak percaya dengan semua fakta yang barusan ia dengar.

"Baiklah lakukan apapun yang menurut anda bisa menyelamatkannya, soal nasib semua sudah diatur yang diatas saya hanya bisa terima, baiklah."

"Ya sudah saya tinggal dulu."

"Baiklah."

"Tiga tusukan apa yang sebenarnya terjadi padanya? Ia menjadi korban pelecehan, ataukah ini sungguh niat pembunuhan berencana?"gumam Arvan tak mengerti lagi, sesaat Arvan baru teringat kondisi sang Putri bergegas ia berlari menuju ketempat tersebut.

Sesampainya ia terlihat lega melihat kondisi sang Putri telah membaik, berhenti dari tangisannya kecemasannya itupun mulai reda.

"Katakan sesuatu yang buruk tidak menimpa Putriku kan Dok?"

"Saya sendiri juga heran, fenomena seperti ini baru sekali saya alami saat ini?"

"Maksud Dokter?"ujar Arvan menanyakan balik.

"Dalam masa pemeriksaan tak ditemukan luka dalam yang serius. Tak ada pula masalah pada daya tahan tubuh, ataupun permasalahan yang ditemukan lainnya, tapi yang membuat saya sedikit heran apa yang membuatnya bisa menangis sekeras itu?"

Dokter muda itupun nampak ikut terheran, tak memahami maksud dan arti jika dijelaskan dalam masalah medis.

"Tapi, kalau saya boleh tau apa Ibu dari Putri anda telah pisah dengan sang Ibu? Ataukah sudah dalam waktu yang lama keduanya tak saling bertemu?"

Tiba-tiba Suster disampingnya memberikan pertanyaan yang terbilang masuk akal, namun tidak dengan Arvan ia sedikit tak mengerti maksudnya.

"Maaf, tapi istriku tidak lagi bepergian jauh. Bahkan hampir setiap hari mereka ketemu, tapi bisa jadi Putriku rindu dengan perlakukan Mamanya karena selama ini yang pegang dalam urusan momong itu sudah kami siapkan tenaga dua baby sitter pribadi, tapi apa mungkin itu mempengaruhi?"

"Mungkin itulah alasannya Putri anda menangis sekeras tadi? Dia hanya butuh sosok Ibu, memang bisa separuhnya jadi tanggung jawab sang Baby sister, tapi menurutku status sosok ibu kandung juga penting,"ujar Dokter menimpali.

"Baiklah saya bakal bilang pada istriku, sekali lagi terima kasih telah memberikan arahan seperti ini."

"Sama-sama sudah seharusnya kita saling berbagi pengetahuan apalagi jika ini menyangkut soal buah hati,"ujar Dokter lagi.

Bersambung

1
new user
D tunggu next up
Siti Fatimah: Terima kasih banyak atas dukungannya ya Kak 🥰
total 1 replies
kalea rizuky
bales dendam apa wong tyara boodoh
kalea rizuky
lala buang aja di panti nanti bakal jd penghalang kebahagiaan anak kandung mu lo ar
Siti Fatimah: Sabar dulu ya kak 😊
total 1 replies
kalea rizuky
cantika anak kandungnya bukan
Siti Fatimah: Iya, anak kandung Tyara Kak 😊
total 1 replies
kalea rizuky
indosiar
echa purin
/Good/
Siti Fatimah: Terima kasih Atas dukungannya Kak 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!