Kaira Lestari anak berusia 19 tahun yang dulunya seorang anak kecil yang selalu manja dan bahagia,namun kepergian sang Ibu membuatnya hancur berantakan.Ayahnya menikah lagi dengan seorang janda yang membawa satu anak perempuan yang hampir satu usia dengan nya. Hidup nya di siksa habis habisan,selain Luka batin,luka dan lebam selalu memenuhi tubuh nya. Akankah ada hari bahagia atau senyum lagi muncul di bibir gadis itu?
Bagaimana rasanya hidup satu ginjal?
Fathan melangkah kan kaki di setiap koridor rumah sakit,bahkan langkahnya sesuai dengan langkah para suster yang sedang berlewatan.
Langkah itu terhenti di depan sebuah ruangan.
Ceklek….
Saat dia baru saja sampai,ruangan kembali terbuka.
“Permisi suster apa pasien bernama Kaira sudah selesai melakukan transplasi jantung?”
“Sudah mas,dan pasien masih belum sadarkan diri,sebentar lagi sudah bisa di jenguk kok.”
“Iya makasih dokter…”
Setelah mengangguk kan kepalanya,wanita yang berpakaian serba putih itu segera melangkah kan kaki meninggal kan tempat.
Fathan hanya duduk di depan pintu ruangan,tadi setelah selesai mandi dan makan malam bersama keluarga, pria itu meminta izin lagi untuk pergi ke rumah sakit.
Raisa dan suaminya sempat bertanya kenapa dia harus kembali ke rumah sakit
Jawaban Fathan adalah orang yang masuk ke dalam rumah sakit itu adalah orang yang sudah dekat dengannya di sekolah baru ini.
Akhirnya kedua orang tua nya pun memperbolehkannya pergi ke rumah sakit,asalkan pulangnya jangan terlalu larut.
Fathan mengangkat kepalanya,saat seorang suster yang masuk ke dalam ruangan Kaira, keluar dari dalam ruangan.
“Mas, pasien sudah sadar dari pengaruh obat biusnya,kalau mas mau melihat,silahkan masuk.”
Dengan cepat Fathan berdiri dari duduknya.”iya terima kasih suster..”
Ceklek…
Sedikit pelan ia membuka pintu ruangan,lalu dia melangkah mendekat ke arah brangkar rumah sakit.
Matanya memandang wajah Kaira yang sedikit pucat,dan hidung itu di baluti dengan selang oksigen.
mata itu tidak berkedip sama sekali,melihatnya saja, membuat hati pria itu merasa kasihan kepada gadis malang itu.
“Gimana keadaan lo?”Fathan mendekat ke arah Kaira yang membuat manik mata gadis itu bergerak ke arahnya.
Tidak ada jawaban dari mulut Kaira,ia hanya terus terdiam seakan membisu.
“Gimana rasanya hidup dengan satu ginjal ya?”setelah sedikit lama ruangan itu hening,dan hanya suara alat saturasi oksigen,akhirnya Kaira mengeluarkan suara lemahnya.
Degh..
Kaira yang berbicara,tapi entah mengapa hati Fathan seakan berdenyut.
“Kaira dengarin gue,yang hilang itu hanya satu ginjal, lo pasti masih bisa menjalani hidup seperti biasa dengan baik,hanya ketahanan daya tubuh itu saja yang berkurang.bukan berarti semua dunia lo hancur hanya karena itu,lo harus tetap semangat,karena dunia masih akan terus berjalan..”
Senyum tipis muncul di bibir Kaira,tapi hanya dia yang menyadari itu,walaupun Fathan masih terus menatap nya.”dunia gue udah hancur kok,mau ginjal gue masih lengkap atau nggak,gue udah hancur Fathan..”
Tangan Fathan menyentuh tangan Kaira yang tergeletak di atas tempat tidur.
“Lo harus tetap semangat,pasti ada sesuatu yang mengejutkan di depana sana, dan tentunya itu adalah keindahan dan kebahagaian yang kamu cari selama ini.”
Kaira tidak membalas lagi,dia terdiam, bukannya tidak ingin berbicara,hanya saja perkataan pria itu barusan tidak membuatnya percaya,karena mana mungkin ada keindahan di depan sana dengan dunianya yang seperti ini?
Mata Kaira melihat ke arah pintu rumah sakit,sedari tadi,ia menunggu kedua orang tua itu datang melihatnya,dan bertanya bagaimana keadaannya,tapi harapan itu perlahan musnah,dia sudah menunggu hampir 1 jam an,bukan orangtuanya yang datang,melainkan pria yang termasuk masih baru ia kenal.
“Kenapa lo datang ke sini?”
Walaupun Kaira masih merasa lemah dan suaranya terdengar pelan,gadis itu masih sanggup berbicara.
“Karena gue khawatir sama lo”