Petualangan seorang pemuda tampan melaksanakan tugas dari sang guru gaib
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
malam Pengantin
Dika Yanto , Sony yang melihat Bima datang langsung menyambut dan memberikan ucapan selamat pada Bima dan Intan
" hei bro, selamat menempuh hidup baru, semoga mawadah sakinah dan warohmah." Ucap Sony, sambil menyalami Bima, Yanto dan Dika juga ikut menyalami
" terima kasih sobat, thanks yah " ucap Bima terharu.
Resepsi berjalan hingga jam 10 malam, kini para tamu undangan pulang satu persatu.
Bima masuk ke kamar pengantin, Intan yang biasa suka memancing mancing birahi bima saat ini hanya diam dan menunduk malu,
" Kenapa sayang??" Goda Bima, kini sudah sah baginya menyentuh Intan
" ga apa-apa, aku hanya grogi sayang" ucap Intan pelan , Bima memeluk intan dengan penuh kasih sayang, intan membalas pelukan Bima, perlahan Bima mengecup bibir Intan , Intan membalas ciuman itu, kini ia kembali agresif. Ia mendorong tubuh Bima dan perlahan ia melepas seluruh pakaian yang di pakai Bima, Bima tak mau kalah tangannya meraba raba intan dan melepaskan pakaian intan hingga kini mereka berdua polos tanpa sehelai benang pun
Bima dan Intan menikmati malam pengantin mereka, satu jam kamar itu menjadi penuh dengan erangan dan desahan
Bima mendesah panjang saat racun surgawi nya keluar , Bima berbaring di sisi intan yang kecapean menggapai puncaknya
" terima kasih sayang " ucap Bima, intan memeluk Bima mendengar nya, ia tertidur di dengan memeluk Bima . Bima menarik selimut dan menyelimuti mereka berdua, ia pun tertidur.
Dini hari Bima terbangun, ia seperti bermimpi , tapi saat ia melihat intan tidur dengan memeluknya ia sadar ini kenyataan, ia mencium kening intan. Intan terbangun merasakan ciuman hangat Bima.
" sayang jam berapa sekarang??" Tanya intan , Bima melirik jam dinding yang tergantung di sana
" masih jam 5 sayang, aku mau mandi kamu mau ikut??" Goda Bima
" ih sayaaang," intan berbisik " punya ku masih linu" ucapnya malu, Bima menunduk sedikit ia ingin menyembuhkan intan, tapi di tahan oleh intan
" Kenapa?" Tanya Bima bingung
" biar sembuh sendiri, ini kenangan aku buat seumur hidupku" ucap intan pelan.
Bima tersenyum dan membelai rambut intan.
" ya sudah kamu istirahat dulu, aku latihan sebentar yah" Bima turun, dari ranjang dan duduk di lantai . Ia merasa tenaga dalamnya mengalami peningkatan sesudah melakukan hubungan suami istri, namun tidak stabil, ia ingin menstabilkan tenaganya terlebih dahulu. Dua jam berlalu Bima akhirnya bisa menstabilkan tenaga dalam nya, ia membuka matanya, di lihat nya intan telah mandi dan berganti pakaian.
" sayang, mandi dulu " tegur intan, ia melangkah ke lemari pakaian dan mengambil satu stel baju Bima, Bima melihat jalan intan yang agak mengangkang merasa kasihan
" sini obati , biar cepat pulih" ucap Bima yang kasihan melihat Intan kesakitan
" ga usah, ga apa-apa kok." Dah sana mandi dulu. Bima mengambil handuk dan bergegas ke kamar mandi, setelah selesai mandi dan berganti pakaian , Bima dan Intan duduk di balkon sambil berpelukan
" yang, ke bawah yuk?" Ajak bima, Intan menggeleng,
" nanti aja kalau udah biasa lagi jalannya" bisik Intan" nanti aku di ledek papa" lanjutnya sambil tersenyum malu
" kamu lapar ga, aku ambilkan makanan yah?" Tawar Bima, Intan mengangguk
" sepiring aja , kita makan bareng yah" pinta Intan, Bima mengangguk dan segera turun ke lantai satu .
Di bawah ternyata pak handoko dan pak rt sedang asik berbincang
" Wah pengantin baru turun " sindir pak rt, Bima tersenyum malu, sedangkan pak Handoko celingak celinguk tak melihat Intan di sisi Bima
" intan mana bim??" Tanyanya penasaran,
" Eh, oh itu pah Intan kurang sehat , ini mau ngambil makan buat Intan pah" ucap Bima tergagap menjawab pertanyaan mertuanya, pak handoko dan pak rt tertawa mendengar jawaban Bima
Ha ha ha
" Wah parah kamu Bim, masa nak intan kamu buat ga bisa jalan" sindir pak rt, Bima tersenyum malu dan menggaruk kepalanya dengan canggung.
" dah sana ambil makanan nya, bibi udah masak tadi , buruan nanti malah sakit beneran intan" canda pak Handoko di sela tertawanya. Bima langsung pergi ke dapur , kalau lama lama di sana pasti dia di ledek terus oleh pak rt dan mertuanya.
" Kenapa sayang," tanya Intan melihat
Bima yang mukanya masih agak merah gara gara di ledek pak rt dan mertuanya
" ga apa-apa sayang, cuma aku tadi di ketawain sama papa dan pak rt , saat aku bilang kamu kurang sehat " Jawab Bima
Intan tertawa mendengar jawaban Bima
" tuch kan bener, kalau aku yang turun pasti papa juga meledek ku, makanya aku ga mau turun" kata Intan sambil tersenyum.
Bima dan Intan beberapa hari di kamar terus, Bima memperdalam ilmu ilmunya, khususnya ilmu batin, karena kata sang guru musuhnya nanti kebanyakan dari alam gaib. Setelah beberapa hari di rumah Intan , Bima pamit pulang, karena stock untuk dagangan ibu hanya sampai hari ini.
" yang kalau papa suruh buat rumah di gunung Sulah mau ga ya?" Tanya Bima saat sedang berduaan dengan Intan di balkon.
" Kenapa memang nya sayang??" Tanya intan bingung
" Maksudku kalau papa buat rumah di sana kita bisa menjaga kedua orangtua kita, kalau ada apa-apa kita bisa cepat tahu" jelas Bima
" nanti kita bilang aja ke papa , soalnya papa mau apa ga itu terserah papa" ucap Intan
" ya udah kita temui papa , skalian kita minta izin ke gunung sulah" ajak bima
" papaaa " teriak Intan memeluk papanya
" Eh, udah punya suami masih manja" goda pak Handoko
" ih papa , pa ada yang mau aku bicarain sama papa" kata Intan serius
" ada apa emang??" Tanya pak Handoko heran
" begini pa, papa kan di sini sendiri, Bima juga ga mungkin kalau ninggalin ibu , gmana kalau papa ikut kami ke gunung sulah?" Saran Bima, " papa bisa buat rumah di sana yang berdekatan dengan kami bila perlu jadi satu dengan kami rumahnya " lanjut Bima, mendengar itu pak Handoko berbinar
" boleh tuh, papa juga tadinya ada niat buat bikin rumah di sana, suasana nya sejuk, oh iya emang ada tanah kosong yang dekat rumah kamu??" Tanya pak handoko semangat
" ada pa, itu di samping rumah Bima kosong, dan udah punya Bima sekarang. " Jawab Bima
" ya udah besok papa kesana sambil bawa desain rumah yah ," ucap pak handoko
" iya pa" Intan dan Bima serempak menjawab dengan senang pak Handoko mau ikut ke Gunung Sulah
" oh iya , kalau buat rumah di dekat mata air boleh ga??" Tanya nya lagi
" ga boleh pa"
" Kenapa ???"
" tanah orang pa, dan itu tempat umum, warga sekitar mengambil air dari mata air itu, " ucap Bima menjelaskan , Bima dan intan berbincang bincang sejenak sebelum pamit pulang ke gunung Sulah
lanjutkan bang dhani, semoga menjadi yang terbaik.. 👍
salam santun 🙏