NovelToon NovelToon
Pelabuhan Terakhir Sang Sekertaris

Pelabuhan Terakhir Sang Sekertaris

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kehidupan di Kantor
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Puji170

Shanaya Sanjaya percaya bahwa cinta adalah tentang kesetiaan dan pengorbanan. Ia rela menjadi istri rahasia, menelan hinaan, dan berdiri di balik layar demi Reno Alhadi, pria yang dicintainya sepenuh hati.

Tapi ketika janji-janji manis tersisa tujuh kartu dan pengkhianatan terus mengiris, Shanaya sadar, mencintai tak harus kehilangan harga diri. Ia memilih pergi.

Namun hidup justru mempertemukannya dengan Sadewa Mahardika, pria dingin dan penuh teka-teki yang kini menjadi atasannya.

Akankah luka lama membatasi langkahnya, atau justru membawanya pada cinta yang tak terduga?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puji170, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

“Siapa itu?” suara Reno dingin, jelas-jelas penuh ketidaksukaan.

Shanaya tak langsung menjawab. Ia hanya menghela napas sambil membuka high heels yang dari tadi menyiksa kaki. Tanpa menoleh, ia berjalan ke dapur, mengambil gelas dan menuangkan air. Baru mau meneguk, gelas itu tiba-tiba direbut kasar oleh Reno.

“Jawab, Shanaya!” bentaknya tak sabaran.

Shanaya menatap sebentar, lalu mengisi ulang gelas lain, tetap tenang. “Cuma orang yang kebetulan lewat, kasih tumpangan. Jangan salah paham.”

“Orang lewat? Aku nggak sebodoh itu, Shanaya!” Reno meninggikan suara.

Shanaya meneguk habis airnya, lalu meletakkan gelas di meja. Tatapannya sekarang tajam, jauh dari lembut. “Jadi sekarang aku yang bodoh?” gumamnya. Ia mengangguk pelan. “Iya... aku memang bodoh. Bodoh karena percaya janji-janji kamu yang ternyata cuma omong kosong.”

Reno terdiam. Kata-katanya menampar keras. Tapi yang lebih menyakitkan adalah mata Shanaya—dingin, kosong, tanpa sisa cinta. Padahal dulu mata itu selalu menatapnya dengan penuh cinta, Reno rindu akan hal itu.

Ia mencoba melunak, mendekat dan menggenggam bahu Shanaya. “Sayang, aku nggak sengaja ninggalin kamu di rumah sakit. Malika, dia butuh bantuan. Aku harus turun tangan. Aku cuma mau lindungi karyawan kita. Jangan marah, ya?”

Ia mengambil paper bag dari sofa, hadiah yang sudah ia siapkan. Sebenarnya Reno baru sampai, tapi melihat Shanaya turun dari mobil orang lain, emosinya langsung meledak.

“Ini buat kamu. Selamat ulang tahun pernikahan kita yang ketujuh dan sepuluh tahun kita kenal. Maaf aku telat.”

Ia membuka kotak merah berisikan perhiasan emas berkilau. Tapi Shanaya hanya menatap tanpa ekspresi. Harusnya sebagai wanita ia senang. Tapi tidak. Ia mengenali perhiasan itu. Ia pernah lihat Malika memakainya dan mengunggahnya di media sosial. Kini, seolah cuma barang sisa yang dilempar ke pangkuannya.

“Taruh aja di situ. Aku mau mandi,” ucap Shanaya datar, lalu berbalik.

Harga diri Reno tersulut. “Shanaya, kamu kenapa sih? Kalau nggak suka, bilang aja! Jangan bersikap seakan aku nggak ada!”

Langkah Shanaya terhenti. Ia menoleh pelan, tatapannya menusuk. “Oh, aku boleh nolak? Kalau gitu... aku tolak,” ucapnya tenang, tapi tajam.

Reno melotot, tak percaya. Baru kali ini Shanaya melawan balik.

“Shanaya, kamu kekanak-kanakan tahu gak?!”

Shanaya tertawa kecil, getir. “Aku kekanak-kanakan?” Ia maju selangkah, menatap Reno lurus. “Oke. Dengar, sekarang aku nggak suka emas. Selera aku udah naik level. Aku lebih suka sesuatu yang lebih mahal... permata, red diamonds, misalnya.”

Ucapannya santai, tapi jelas sindiran. Tatapannya mengarah ke Reno dari atas sampai bawah. Pandangannya berhenti di leher pria itu, bekas keunguan samar tak bisa disembunyikan. 'Menjaga karyawan', katanya? Hah.

Dadanya sesak oleh marah, muak, dan kecewa. Ia ingin meledak. Tapi buat apa? Tenaganya tak cukup untuk bertengkar dengan pria yang bahkan tak bisa menjaga dirinya sendiri.

Tanpa sepatah kata lagi, Shanaya berbalik. Ia naik ke lantai atas, masuk kamar, dan menutup pintu. Meninggalkan Reno yang masih berdiri terpaku, tak bisa berkata apa-apa.

Saat Reno tersadar dan Shanaya sudah menghilang ia berteriak memanggilnya.

"Shanaya!"

"Shanaya!" ulangnya.

Sayangnya panggilan itu tidak ada sambutan membuat Reno frustasi.

***

Setelah sejam di kamar mandi, Shanaya keluar dengan rambut masih setengah basah. Wajahnya lelah tapi tenang. Lihat Reno duduk di pinggir ranjang, dia diam saja. Langsung ke meja rias, duduk, dan mulai mengeringkan rambutnya. Sikapnya dingin, seolah Reno nggak ada di situ.

Reno memandangnya gelisah. Ketegangan di udara jelas terasa, dan dia nggak suka didiamin seperti ini. Dia berdiri, melangkah pelan mendekat.

“Sayang,” suaranya dibuat lembut. “Aku minta maaf ya. Demi maaf kamu ini… aku mau pakai kartu itu lagi, boleh kan?” tanya Reno dengan nada mengiba agar Shanaya memberikan dirinya kesempatan.

Shanaya berhenti mengeringkan rambut, tatap Reno lewat cermin, senyum sinis. “Kamu yakin mau pakai kartu itu?” kalimatnya penuh makna, cuma mereka yang ngerti.

Reno jongkok di depan Shanaya, mencoba rendah hati. “Demi rumah tangga kita, aku ngalah. Pakai aja kartunya. Asal kita bisa balik kayak dulu.”

Shanaya hampir tertawa. Demi rumah tangga? Kata-kata itu ironis banget buatnya. Kalau Reno beneran peduli, nggak bakal ninggalin bekas keunguan di leher gara-gara wanita lain. Nggak bakal bikin Shanaya tahan amarah sambil pura-pura cuek. Nggak bakal hanya berjanji, ingkar dan berjanji lagi tanpa adanya perubahan.

Tapi dia sudah terlalu capek buat ribut. Dia senyum kecil, senyum yang lebih tajam dari marah. Lalu ambil kartu itu dari tas.

“Satu kali lagi kamu pakai ini, mau aku yang patahin atau kamu sendiri?” tawar Shanaya.

“Kamu aja,” jawab Reno cepat sambil coba sentuh pipi Shanaya, seolah bisa nyembuhin semuanya.

Shanaya menolak tangan Reno pelan, ambil gunting dari laci. Tanpa ekspresi, dia potong kartu itu di depan mata Reno. Kartu itu patah, kayak dirinya yang udah lama tahan sakit.

Reno diam. Lalu coba pegang kendali lagi.

“Nah, sekarang kita baikan ya? Malam ini, bisa tidur bareng? Aku kangen kamu.”

Shanaya bangkit, jalan ke lemari tanpa lihat Reno. “Aku capek, kepala pusing. Kamu tahu sendiri tadi kepalaku kena bentur dinding. Jadi aku nggak minat buat itu.”

Reno berusaha ngerti, ikut jalan, melingkarkan tangannya di pinggang Shanaya, lalu menghembuskan napasnya di telinga Shanaya. “Kalau nggak mau ya udah. Malam ini aku lepaskan kamu, tapi besok-besok aku bakal makan kamu.”

Tangan Shanaya mengepal. Jijik rasanya disentuh suaminya, apalagi bayangin sentuhan ini juga buat Malika. Pengin muntah, tapi dia tahan. Masih ada lima kartu lagi. Dia harus tahan.

“Aku mau ganti baju dulu. Tolong lepas,” pinta Shanaya.

Reno lepas pelukan. lalu berbicara dengan nada menggoda, “Sebenarnya kamu tanpa baju lebih aku suka.”

“Reno, aku beneran nggak minat," ucap Shanaya dengan nada lemah.

“Aku bercanda. Oh ya, kamu bilang suka red diamonds? Aku transfer uang, kamu beli sendiri. Besok aku keluar kota,” kata Reno.

“Keluar kota?” Shanaya tahu jadwal Reno, nggak ada agenda keluar kota.

“Iya, dadakan. Malika belum bilang ke kamu? Klien ngajak lihat pergudangan, cek bisa nampung bahan kimia kita nggak. Jadi aku diminta follow up,” jelas Reno.

“Oh…” jawab Shanaya singkat, ia sungguh tak ingin peduli.

“Jangan salah sangka. Aku serius, cuma kamu wanita yang aku cintai,” Reno meyakinkan. Shanaya cuma angguk.

“Kalau gitu, aku mandi dulu,” pamit Reno masuk kamar mandi.

Shanaya lirik pintu kamar mandi yang tertutup, tarik napas panjang, legain dada yang sesak. Baru mulai lega, ponselnya nyala—muncul notifikasi pesan di layar.

1
css
next 💪💪💪
knp update nya Arsen buk bgt y🫢🫢🫢
Sadewa JD anak tiri 🤔
Hayurapuji: biar cepet tamat dan fokus dimari kak hehehhe
total 1 replies
css
next kakak, tak tunggu karyaMu 💪
Hayurapuji: siap kakak terimakasih
total 1 replies
Nunung Nurhayati
bagus aku suka
Hayurapuji: terimakasih kakak, ditunggu ya updatenya
total 1 replies
Nunung Nurhayati
lanjutkan kakak aku suka novel mu
css
next 💪
Miss haluu🌹
Apa jangan-jangan emg si Reno kampret mandul??🤔
Miss haluu🌹
Suruh aja calon mantu barumu itu, Bue😐
Miss haluu🌹
Reno, lu emg anj!!🔪
Hayurapuji: jangan erosi mak
total 1 replies
Miss haluu🌹
Baru nyadar, Shanaya??😏
Miss haluu🌹
Dih, kocak lu, Ren!😌
Hayurapuji
kalau ada yang kesal sama kelakuan reno, autor mau pinjemin sepatu ini buat nimpuk dia 🤣⛸️
Greenindya
ada yg lebih horor dibanding batu nisan ga🤣🤣🤣
Hayurapuji: hahahah ada kak, batu kuburan
total 1 replies
Miss haluu🌹
Shanaya habis ketemu kulkas lalu ketemu kampret😌
Hayurapuji: kyk gak da tenangnya hidup shanaya
total 1 replies
css
vote ku meluncur kak💪
Hayurapuji: terimakasih kakak, udah nyampai sini
total 1 replies
Miss haluu🌹
Ahaiii langsung gercep nih camer😆
itu jodohmu, Shanaya🤭
Miss haluu🌹
Ngasih kesempatan itu mmg ga salah, Shanaya, tapi.. itu harus ke orang yg tepat! Kalo Reno sama sekali bukan orang yg tepat😟
Miss haluu🌹
Kaget kan, lu, Ren? Dasar suami ga egois, ga guna!
Miss haluu🌹
Reno mau lu apa, sih?? Mau Shanaya atau Malika si kedele item😌
Hayurapuji: dirawat dengan sepenuh hati
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!