Istri Rahasia Presdir

Istri Rahasia Presdir

Bab 1

Tepat di anniversary tiga tahun pernikahannya, Nazeera mendapatkan kejutan yang sangat luar biasa membuatnya senang. Setelah tiga tahun lama nya ia menikah, akhirnya Zeera positif hamil. Ia berniat untuk memberitahukan pada suaminya disaat sudah pulang nanti.

Selama ini, pernikahannya memang tidak baik-baik saja. Namun ia masih mempertahankan itu berharap keajaiban datang. Seperti saat ini contoh nya.

Hari ini kebetulan Zeera libur, ia hanya menghabiskan waktunya di dalam rumah menantikan suaminya pulang kerja.

["Pulang jam berapa hari ini?"] isi pesan Zeera yang di kirimkan pada suaminya.

Hari menjelang sore, Zeera melihat ponselnya berharap ada balasan dari sang suami, namun itu hanya harapannya saja. Zeera tidak ingin membesarkan masalah itu, ia bergegas ke dapur untuk menyiapkan makan malam.

Zeera memasak beberapa hidangan makan malam yang merupakan makanan favorit suaminya. Setelah membersihkan tubuhnya, ia memoles wajahnya dengan make up tipis.

Berjam-jam sudah Zeera menunggu, namun suaminya masih belum juga pulang. Ia sudah mencoba menghubungi nya berulangkali tapi semua itu juga sia-sia.

Zeera duduk di sofa depan televisi menonton sebuah tayangan hanya untuk sekedar menemani kesepiannya. Jam menunjukkan pukul sembilan malam, namun suaminya masih belum juga pulang.

Drrtt ... Drrtt ...

Sebuah panggilan masuk di ponsel Zeera, dengan antusias ia mengambil ponselnya berharap itu panggilan dari suaminya. Namun dugaan nya salah, karena yang menghubunginya adalah Kanya yang merupakan teman dekatnya Zeera.

Tidak lama mereka berbincang, Zeera menutup panggilan nya. Bersamaan dengan itu, pintu terbuka menampakkan seorang pria yang berpakaian rapi disana.

"Sayang, kenapa gak kasih tau aku kalau kamu lembur?" Tanya Zeera bergegas menghampiri suaminya.

Ragil mengabaikan itu, menerobos masuk dan bergegas kamar nya di susul oleh Zeera yang membawakan tas nya.

"Udah makan belum? tadi aku masak makanan favorit kamu." Ucap Zeera menaruh tas suaminya.

"Aku udah makan." Sahut Ragil agak ketus.

"Ya udah gak papa, aku mau nunjukin sesuatu sama kamu." Ucap Zeera dengan semangat.

"Aku juga punya sesuatu buat kamu." Sahut Ragil mengambil sebuah map dari dalam tas nya.

Belum sempat Zeera memberikan hasil tas kehamilannya, Ragil sudah lebih dulu memberikan map yang di pegang nya pada Zeera.

Wanita itu segera membuka map tersebut dan mengeluarkan selembar kertas yang berisi surat cerai.

Kaget bukan main, rasanya bagaikan disambar petir di siang bolong. Air mata Zeera pun menetes begitu saja, ia mendongak menatap suaminya dengan tatapan tidak percaya.

"Aku mau kamu tandatangani itu sekarang juga." Ucap Ragil dengan tanpa rasa belas kasihan.

"Enggak, katakan kalau semua ini bohong! Selama ini aku bertahan sama kamu berharap suatu saat nanti kamu akan berubah."

Ragil menoleh menatap Zeera, "gak ada yang harus aku rubah, karena dari dulu aku gak pernah serius sama kamu."

Deg!

Hati Zeera benar-benar hancur saat ini ketika mendengar hal yang sangat menyakitkan keluar dari mulut suaminya. Air matanya terus mengalir begitu saja bagaikan air sungai yang mengalir dengan deras.

"Tapi sekarang aku lagi hamil, kamu gak bisa menceraikan aku begitu saja."

Ragil kembali menatap Zeera dengan tatapan tajam nya, "apa kamu bilang? Hamil?"

Zeera mengangguk, "hal itu yang ingin aku beritahukan sama kamu."

"Gugurkan, karena aku tidak pernah menginginkan anak dari kamu!" Tegas Ragil.

"Kamu udah benar-benar gila, Ragil! Kamu bahkan rela membunuh anak kamu demi wanita murahan itu!" Bentak Zeera dengan deraian air mata yang terus mengalir.

Pria itu mencekik leher Zeera dengan cukup kuat hingga membuat gadis sulit untuk bernafas.

"Berani kamu mengatai dia, aku pastikan hidup kamu akan menderita lebih dari ini!" Ragil mendorong Zeera hingga gadis itu tersungkur.

Ia berjongkok dan menaruh surat cerai itu di depan Zeera lengkap dengan sebuah pena.

"Cepat tandatangan!"

"Setelah apa yang sudah aku lakukan selama ini, kamu menyuruh aku untuk melepaskan kamu begitu saja? Jangan harap Ragil!"

Pria itu menjambak rambut Zeera dengan cukup kuat hingga membuat Zeera mendongak.

"Sekarang kamu udah gak artinya buat aku Zeera, dengan melepaskan kamu maka aku akan menjadi seorang direktur di perusahaan milik keluarga Santoso. Maka dari itu, cepat tandatangani!"

"Aakkhh!" pekik Zeera disaat Ragil menjambaknya semakin kuat.

"Baik, aku akan menuruti kemauan kamu, aku harap kamu gak akan pernah menyesal dengan keputusan yang sudah kamu buat."

Akhirnya Zeera menandatangani surat itu, Ragil yang merasa senang langsung mengambil surat tersebut dan kembali berdiri dengan wajah yang sumringah. Namun tidak hanya sampai disitu, ia menyeret Zeera keluar dari rumah nya dan memaksanya untuk masuk kedalam mobil.

Ragil membawa Zeera pergi jauh dari rumah nya dan menurunkan sebuah jalan cukup sepi. Ia mendorong Zeera dari dalam mobilnya hingga membuat wanita itu tersungkur di jalanan dengan begitu kuat.

"Aakhh ... sakit.." Rintih Zeera memegang perutnya.

Dahi yang terluka akibat benturan keras membuat Zeera merasa pusing dan penglihatannya mulai kabur. Sampai dimana sebuah mobil berhenti di dekat nya, seorang sopir keluar dari mobil itu untuk melihat kondisi Zeera yang tergeletak di jalanan dengan luka-luka di tubuhnya serta darah yang keluar mengalir di kaki nya.

"Tolong ..." Lirih Zeera dengan suara yang sudah lemah serta gemetar.

"Ada apa?" Tanya pria lainnya yang merupakan boss dari pria itu.

"Dia ..."

"Tolong ..." Ucap Zeera kembali.

Pria itu menghampiri Zeera dan melihatnya lebih dekat. Terlihat Zeera yang sudah kesakitan dengan wajah yang begitu pucat.

"Bantu aku buka pintu nya!" Ucap pria itu yang langsung menggendong Zeera.

Ia mendudukkan Zeera di samping nya dan menyuruh Aldi yang merupakan sopir sekaligus asisten pribadi nya untuk segera membawanya ke rumah sakit.

Seorang dokter keluar dari ruangan IGD, "Siapa wali dari pasien ini?" Tanya dokter tersebut.

Dokter itu hanya melihat Devan disana karena Aldi sedang mengurus administrasi.

"Apa kau suaminya?" Tanya dokter itu kembali.

"Ah itu ..." Devan mengangguk, "bagaimana keadaannya?"

"Pasien mengalami keguguran di usia kandungan yang baru berusia satu bulan, kemungkinan juga ia akan mengalami trauma. Saya sarankan setelah nanti dia sadar, harap memberikan perhatian dengan lebih."

Tidak bisa berkata apapun, Devan hanya mengangguk, "makasih dok." Sahutnya sebelum dokter itu pergi.

Devan sedikit kebingungan dengan apa yang harus ia lakukan ketika Zeera sadar nanti. Wanita itu baru saja kehilangan calon anak nya, tapi Devan bukanlah suaminya, bagaimana caranya ia memberikan perhatian lebih pada Zeera?

"Bagiamana keadaannya?" Tanya Aldi yang baru saja kembali.

"Katakan, bagaimana cara seorang suami memberikan perhatian pada istrinya?" Ucao Devan balik bertanya.

"Ha?" Aldi cukup kebingungan dengan pertanyaan Devan yang secara tiba-tiba.

Ia saja bahkan belum menikah, bagaimana bisa memberikan saran untuk boss nya itu.

"Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?"

Devan menceritakan semua apa yang di katakan oleh dokter tadi hingga membuat Aldi mengerti dengan situasinya. Sebuah ide cemerlang pun muncul dalam pikiran Aldi.

"Sepertinya aku punya saran." Ucap Aldi tersenyum.

"Katakan!"

"Bukannya nyonya Intan selalu mendesak mu untuk menikah? Bagiamana jika tuan menikahinya dengan sungguhan?" Ucap Aldi dengan agak ragu.

Devan menatap Aldi dengan ekspresi yang sulit di artikan, entah itu ide yang bagus atau justru sebaliknya yang jelas saat ini Aldi cukup takut jika boss nya itu akan memotong gaji nya karena salah memberikan saran.

***

TBC. . .

Terpopuler

Comments

Abimanyu Rara Mpuzz

Abimanyu Rara Mpuzz

udah mulai ngikutin semoga tidak mandek

2025-03-27

1

LISA

LISA

Aq mampir Kak

2025-04-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!