NovelToon NovelToon
Gara-gara Mantan

Gara-gara Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duda / Berbaikan
Popularitas:23.2k
Nilai: 5
Nama Author: nenah adja

"Dasar brengsek! Kadal burik! Seumur hidup aku gak mau ketemu kamu lagi. Bahkan meskipun kamu mati, aku doain kamu susah menjemput ajal."

"Siapa yang sekarat?" Kanya terhenyak dan menemukan seorang pria di belakangnya. Sebelah tangannya memegang kantung kresek, sebelah lagi memasukan gorengan ke dalam mulutnya.

"Kadal burik," jawab Kanya asal.

"Kadal pake segala di sumpahin, ati- ati nanti kena tulah sumpah sendiri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Disapa Tetangga

Di sore hari Kanya kembali menjemput Dilan. Menggunakan motor oprasional kantor, Kanya melaju dengan tenang, sebab tak ingin sesuatu terjadi lagi. Apalagi setelah kecelakaan tadi pagi Kanya juga belum sempat memeriksakan dirinya.

"Onti!" Dilan nampak antusias menyapanya, hingga Kanya turun dari motot dan langsung memeluknya.

"Loh, Kan, motor siapa?" tanya Mela melihat motor yang dibawa Kanya berbeda dari biasanya.

"Motor kantor, Tan."

"Terus motor kamu kemana?"

"Di bawa orang bengkel. Tadi pagi abis nabrak mobil orang soalnya." Kanya menghela nafasnya saat mengingat percakapannya dengan Alan tadi siang, yang sialnya begitu mengganggunya.

"Terus mobilnya gak papa?"

Kanya mencebik saat Mela justru menanyakan mobil yang dia tabrak. "Harusnya tante tanya aku, loh, bukan mobilnya."

"Lah, kamu ada di depan tante kok dan kelihatan sehat walafiat. Justru tante gak tahu keadaan mobil yang kamu tabrak. Kalau rusak parah kamu juga kan yang harus ganti?"

"Ya, iya juga sih."

"Nah, kan?"

"Mobilnya udah di bawa ke bengkel, tenang aja keponakan tante ini bertanggung jawab, kok."

Mela mengangguk. "Bagus deh, kamu sendiri udah periksa?"

Kanya menaikan alisnya. "Tadi katanya aku sehat walafiat?"

"Ya, siapa yang tahu luka dalam yang gak kelihatan?"

Kanya cemberut lalu menyentuh dadanya. "Aku sakit disini tante," ucapnya dengan wajah sedih. Selain dadanya yang terbentur, Kanya justru merasakan hatinya lebih sakit karena pertemuannya dengan Alan telah membuka luka lama yang susah payah dia sembunyikan.

Mela yang melihat wajah Kanya memelas malah mengejeknya. "Dramatisir aja."

Kanya cemberut. Padahal kan hati Kanya benar-benar sakit.

"Ya udah deh, tante aku pulang dulu," ucapnya dengan menaikan Dilan pada motor dan memasangkannya helm. "Bilang dada dulu sama, Eyang." Dilan melambaikan tangannya pada Mela.

"Hati- hati, ya! Jangan sampai nabrak lagi!" Kanya mengangguk lalu melajukan motornya untuk pulang.

....

Tiba dirumah seperti biasa Kanya memarkirkan motornya di pelataran rumahnya, lalu menurunkan Dilan untuk segera masuk. Menaiki teras langkah Kanya terhenti saat melihat piring miliknya ada di atas meja teras, di atasnya ada sebuah tulisan yang tertera di secarik kertas.

Terimakasih, kuenya sangat lezat. Lain kali aku yang akan menyapa.

Kanya tersenyum melihat ke arah Dilan. "Dia bilang kue onti enak."

"Tapi, dosong." Kanya mencebik saat Dilan justru mengejeknya. Kanya memberikan kue itu pada tetangganya setelah membuang pinggiran yang gosong lalu memberi krim di atasnya untuk hiasan dan beberapa potong buah agar lebih cantik. Hasilnya terlihat cantik dan tidak terlihat jika kue itu sedikit gosong.

Bukan maksud hati mengejek dengan memberi tetangganya kue yang gosong. Tapi begitulah kemampuan Kanya. Jadi harap di maklum. Tapi jangan di tiru tingkah Kanya ini. Karena jika tidak bisa membuat lebih baik beli saja, apalagi kalau untuk memberi kepada orang lain.

"Tapi dia bilang kue onti lezat." Kanya memeletkan lidahnya lalu masuk setelah membuka pintu.

"Onti tapan Ian pulang?" Kanya menghentikan langkahnya lalu berbalik menatap Dilan.

"Ian mau pulang?"

Dilan mengangguk. "Hum, Ian tangen Mama," ucapnya dengan wajah murung, membuat Kanya merasa kasihan. Bagaimana pun anak seusia Dilan sedang ingin- inginnya bersama orang tua.

"Hari jumat sore Onti antar Ian pulang, ya? Besok Onti masih sibuk kerja, atau nanti Onti telepon Papa, siapa tahu, Papa bisa jemput?" Dilan mengangguk.

Kanya tersenyum lalu menggendong Dilan, "Sekarang kita mandi dulu ya, abis itu kita beli makan malam ke luar. Onti lagi malas masak soalnya." Dia sudah terlalu lelah untuk memasak, apalagi bukan cuma fisiknya yang lelah, tapi juga hatinya. Kalau tak memikirkan Dilan, Kanya mungkin bukan hanya malas masak, tapi mungkin malas membeli. Yang akan Kanya lakukan mungkin hanya diam dan tidur berharap bisa melupakan pertemuannya dengan Alan. Beruntung ada Dilan, dia jadi tidak terpaku pada masalahnya.

Setelah mandi dan berganti pakaian santai Kanya melajukan motornya ke arah warung makan.

"Bli nasi dua, sama tahu, tempe, ayam goreng, sama sup ayam," ucap Kanya saat memesan makanan di warung makan. Itu makanan kesukaan Dilan. "Berapa Bli, semuanya?" Baru saja akan membayar seseorang di belakangnya menyerahkan beberapa lembar uang kepada penjaga warung.

"Pakai uangku saja," ucapnya dengan suara tegas.

Kanya merasakan dadanya kembali terasa panas. Dengan wajah kesalnya Kanya menoleh. Benar saja sudah dia duga, dia tahu suara siapa itu.

"Nggak usah Bli. Pakai uang saya saja." Kanya membuka dompetnya mengabaikan Alan, lalu menyodorkan uangnya pada penjaga warung.

"Jadi yang mana nih yang mesti di ambil?" tanya si penjaga warung. Mengingat kedua tangan dari Kanya dan Alan menyerahkan uang.

"Uang, saya!"

"Uang, saya!" Mereka berucap berbarengan membuat si penjaga warung terkekeh.

"Kompak banget sih Bli, Mbok. Jodoh kali?"

"Ogah," decak Kanya.

"Atau kalian sudah menikah terus lagi berantem?" candanya. Alan mengangguk cepat.

"Iya, Bli. Istri saya salah paham. Makanya dia marah." Kanya membelalakan matanya, dan menatap Alan dengan tajam.

"Oh, gitu toh. Ya sudah, saya ambil punya Bli-nya saja. Kan kepala keluarga harus menafkahi." Si penjaga warung mengambil uang Alan, dan mengabaikan tangan Kanya.

"Nah, Mbok-nya. Jangan salah paham terus. Dengarkanlah penjelasan suaminya," ucap si penjaga warung sambil menyerahkan kantung pesanan Kanya.

Dengan kesal Kanya meraih kantung tersebut, matanya yang tajam menatap pada Alan. "Salah paham apa sampai lima tahun," dengusnya.

Kanya segera menggandeng Dilan yang sejak tadi hanya diam menyaksikan Kanya dan Alan berdebat.

Alan menyusul langkah Kanya untuk segera keluar dari warung. Namun baru saja beberapa langkah, penjaga warung kembali memanggilnya. "Bli kembaliannya?"

"Buat kamu saja Bli." Penjaga warung tersenyum lebar sambil memasukkan uang kembalian Alan kedalam saku.

"Terimakasih Bli!" teriaknya, dan di balas Alan dengan mengangkat tangannya.

Tiba di depan warung Alan melihat Kanya mengenakan helm pada Dilan dan menaikan bocah itu ke atas motor.

"Mau aku antar?" Kanya berdecih tak peduli. Setelah memastikan Dilan aman, Kanya menaikan dirinya.

"Anya, ini udah mau hujan. Gimana kalau Dilan kehujanan?" Kanya menghentikan gerakannya, lalu menatap Alan.

"Kamu tahu nama Dilan?"

Alan mengedikkan bahunya, "Dia anak Arga kan?"

"Ya, kan Dilan?"

"Ya Om, Danteng." Alan tersenyum saat Dilan mengingatnya.

Mata Kanya semakin di penuhi kemarahan. Sialan memang Si Alan ini. Apa saja yang sudah dia ketahui tentangnya. Apa Alan juga tahu jika selama ini dia belum bisa melupakannya sepenuhnya hingga dia masih melajang? Tapi tentu saja! Karena Alan tidak akan berani mendekatinya seintens ini hingga mengaku jika mereka suami istri pada orang lain, jika Alan mengira dia sudah menikah. Alan bahkan mengenal, Dilan?

Tidak bisa. Kanya tidak akan membiarkan Alan merasa di atas angin karena merasa dia belum move on darinya.

"Brengsek!"

Alan menggerakkan jarinya untuk menutupi mulutnya. "Kamu gak boleh mengumpat di depan anak kecil, Sayang!" Mata Kanya kembali membulat saat berani- beraninya dia memanggilnya, 'Sayang'.

Mendengus, Kanya memilih melajukan motornya tanpa bicara lebih lanjut pada Alan.

Kanya menoleh ke belakang saat merasa seseorang mengikutinya, dan dia hanya bisa berdecak saat melihat mobil Alan di belakangnya.

"Mau apa lagi sih. Si Kadal burik itu!"

"Apa, Onti?”

"Enggak. Ian pegangan ya!" Kanya mempercepat laju motornya hingga dia tiba di depan rumahnya dan membuka pagar untuk segera masuk. Menurunkan Dilan lebih dulu untuk memasuki rumah, dengan membawa kantung berisi nasi yang mereka beli. Lebih tepatnya di belikan Alan. Terserah! Lagi pula Kanya tidak bermaksud meminta, Si kadal itu saja yang memaksanya, dan terus bersikap tak tahu malu. Kanya mendorong motornya untuk memasukkannya kedalam rumah. Namun Kanya mengurungkan niatnya untuk segera masuk melihat mobil Alan benar-benar terus mengikutinya hingga di depan rumah.

Tunggu! Mobil itu berhenti di sebelah setelah melewati rumahnya.

Terdengar pagar berdecit hingga Kanya mengerutkan keningnya. Tak berapa lama Kanya di kejutkan dengan wajah Alan yang melongok di balik tembok penghalang rumah mereka.

"Hai, tetangga. Makasih kuenya, ya. Kue kamu memang yang terlezat." Kanya tertegun. Bahkan saat Alan sudah pergi dan terdengar pintu terbuka lalu tertutup dia masih berdiri disana seperti orang bodoh.

1
Rabiatul Addawiyah
Semoga cepat sehat kembali thor 🤲🤲
Rahmawati
kanya masih peduli sm Alan, berati masih cinta
Aningrum
GWS thor..
semangat..
Rahmawati
oooo gitu toh ceritanya
Hamsiyah Hasta
cepat sembuh thor...
tata sugandhi
smg cepat sembuh y Thor...
Anna Kusbandiana
semoga lekas sehat lagi ya thor...
semangat..💪
Mom Dee 🥰 IG : devinton_01
orang tua gak bener ... fakta klo pilih kasih ke anak itu memang jahat banget
Isma Nayla
jng sampai kanya di perkaos sm alan thor,gk rela aq.
alan sj blm cerai kasian kanya bs di blng pelakor wlu pernikahan alan tnpa cinta.
yuning
semoga lekas sembuh dan bisa beraktivitas seperti biasa , istirahat yang cukup Thor
Rahmawati
bener kata anye jgn jual murah jg ma
Rahmawati
lanjuttt
Ceu Nah
cuma kamu yang mau mereka balikan kk😅
Rabiatul Addawiyah
Wah klo Kanya mau dengar penjelasan Alan bakal balik ga ya mereka? semoga lah Kanya balik sm Alan
Marta Meilinda
hebat sekali akan, selain jd sapi perah, bs jadi kambing hitam dan jg tumbal.
bisa laku tinggi, gk lama lg kan idul adha/Silent/
azalea_lea
mau dijadiin apapun itu udah gak ngaruh udah telat penjelasan mu alan 😞👍🌹🙏❤
Isma Nayla
rasakan tuh alan,knp dlu gk km jelasin sm kanya malah nikah sm sonya.
wlu sekrng kanya tau tetap aja kanya dpt bekas alias duda apalagi blm resmi cerai lg sm sonya.
bikin greget si alan ini,makan tuh rs kasihanmu
3sna
trus ortu ini jadiin sapi perah anak yg lain dijadiin kambing hitam ,harus bertnggung jwb pdhl gk ngelakuin kesalahn,hah ini lebih egis
3sna: egois
total 1 replies
3sna
urusan sm sonya blm kelar mlh ngejar2 kanya jgn smpe aja tr kanya dislhin jd pelakor gr2 keegisan sonya terutama kamu sialan yg gk tegas sm sx
kiya
sptnya alan bkn anak kandungnya karna mm nya ga mau si mak lampir jd mantunya, pdhal ydah nikah sm alan, brarti alan bkn anaknya dong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!