Gadis Bocil Milik Ceo Tampan
" Hana, ibu harap kamu juga ikut bersama ibu" ucap bu santi menggenggam tangan hana
" Maafkan aku Bu, bukan aku gak mau ikut, tapi aku lebih nyaman di sini" jawabnya lembut
" Apakah kamu yakin nak?"
" Iya Bu, aku yakin "
" Tapi kamu akan sendirian di sini, dan abangmu masih menempuh pendidikan di sana juga, apakah kamu tidak berniat untuk melanjutkan sekolah mu sama seperti bang Fahri?" Ucapnya masih berusaha membuat Hana berubah fikiran
" Gak dulu Bu, aku memang gak ada niat untuk kuliah lagi Bu" jawabnya
" Baiklah kalo begitu, maafkan ibu bukan maksud ibu untuk meninggalkan mu seorang diri, hanya saja ibu harus ikut dengan ayah budi suami ibu " ucap Bu santi
" Iya Bu gak apa-apa, aku yang harusnya minta maaf karena tak bisa ikut dengan keluarga ibu, dan aku sangat bersyukur serta berterima kasih sekali selama ini ibu, ayah dan bang Fahri sudah mau menerimaku, bahkan kalian sudah sangat baik dan menganggap ku sebagai keluarga, bahkan membiayai semua keperluan dan sekolahku"
" Kamu jangan ngomong seperti itu, ibu memang telah menganggap mu sebagai anak ibu sejak kamu masih di kandungan almarhum ibu kamu sahabat ibu, dan ini juga sebagai balasan lantaran dahulu sejak masih duduk di bangku kuliah ibu dan ayahmu sangat baik pada ibu " jawab Bu Santi mengenang kebaikan kedua orang tua Hana
" Apapun alasannya aku tetap merasa bersyukur dan berterima kasih pada keluarga ibu, jadi kapan rencananya ibu berangkat ke jepang?" Tanya hana kemudian
" Ibu pun sama sangat bersyukur karena selama ini kamu betah tinggal bersama ibu dan keluarga ibu, dan besok pagi sekali ibu akan berangkat ke sana, ibu harap kamu baik-baik di sini dan jika ada waktu datanglah ke sana mengunjungi ibu dan ayah" ucap Bu Santi masih menggenggam tangan hana
" Iy Bu Insyaallah aku akan ke sana jika nanti aku punya kesempatan" jawab Hana tersenyum
********
Pagi itu jam masih menunjukkan angka lima, setelah melaksanakan sholat subuh, dengan menggunakan sepeda motor maticnya, hana pun ikut ke bandara untuk mengantarkan wanita yang telah dia anggap sebagai ibunya, dengan perasaan yang sangat sedih hana mencoba untuk menahan airmatanya dan mencoba kuat agar ibu Santi tak merasa berat karena meninggalkan nya seorang diri
" Maaf Bu aku hanya bisa mengantarkan ibu sampai di sini, tolong sampaikan salam, maaf dan terima kasih ku pada ayah dan bang Fahri" ucapnya dengan suara yang bergetar karena airmata yang sedari tadi dia tahan akhirnya keluar juga
" Hana, kamu jangan nangis dong sayang, ibu jadi sedih melihat mu menangis"
" Maafkan aku Bu, aku harap ibu dan ayah sehat selalu di sana"
" Iya sayang, ibu juga berharap kamu sehat selalu dan jangan lupa selalu memberi kabar pada ibu"
" Iya, Baiklah bu jangan lupa mengabari ku begitu ibu sampai di sana"
" Iya sayang, ibu masuk ya hana, sebaiknya kamu pulang beristirahat " ucap Bu Santi berlalu setelah memeluk dan mencium gadis manis itu
Hana masih terduduk di bangku luar bandara, dia masih menunggu pesawat yang di tumpangi ibunya terbang baru lah dia akan kembali pulang
Hana merasa sangat sedih sebab dirinya kembali menjalani hidup seorang diri tanpa orang tua seperti dulu sebelum Bu Santi mengadopsi nya
Flashback
" Hana, kamu yang sabar ya nak" ucap seorang wanita yang merupakan tetangga rumah Hana sembari menahan tangis di sore hari itu
" Dimana ibu dan ayahku Tante? Kata Tante mereka sedang berada di ruangan itu, tapi kenapa mereka lama sekali di dalam?" Tanya hana penasaran
" Huhuhu... Kasihan sekali kamu nak" tangis wanita itu pun pecah
" Kenapa Tante menangis? Apa yang terjadi pada ayah dan ibuku?" Tanya hana yang saat itu masih berusia 9 tahun
" Ayah dan ibumu telah meninggal nak, kamu yang sabar ya hana" tutur wanita itu masih dalam keadaan menangis
" Bohong, Tante bohong kan? Ibu dan ayahku masih hidup, mereka masih baik-baik saja, tadi pagi sebelum berangkat kerja mereka berjanji membawakan ku pizza kesukaan ku sepulang mereka kerja" ucap hana
" Tante gak bohong nak hana, dan pizza kesukaan mu mereka juga tak melupakannya, namun mereka mengalami kecelakaan setelah mereka mengambil pizza pesanan mereka untukmu" jawab wanita itu tertunduk tak sanggup menatap wajah hana
" Tidak... Tidak mungkin, Tante pasti bohong, ayah dan ibuku tidak mungkin tega meninggalkanku sendiri, Ayah... Ibu... " Teriak hana memanggil kedua orang tuanya
" Ayo kita masuk untuk melihat jenazah ayah dan ibumu nak hana" ajak wanita itu
Dengan perasaan yang tak karuan dan takut akan kebenaran ucapan wanita itu, Hana akhirnya masuk ke dalam ruangan tempat ayah dan ibunya terbaring kaku
" Mereka adalah ayah dan ibumu" tunjuk wanita itu pada kedua jenazah di depan matanya
" Ayah..... ibu.... huhuhuhu..... bangun Bu, bangun ayah, jangan tinggalkan aku sendiri, maafkan aku harusnya aku tak meminta pizza pada ayah dan ibu, huhuhu.... Bu bangun, ayah bangun" tangis Hana pun pecah dan berusaha membangunkan kedua orangtuanya dengan cara menggoyangkan tubuh keduanya
" Hana sudah nak iklhas kan saja mereka" ucap wanita itu makin mengeluarkan airmata melihat anak kecil itu menangis
" Tidak, aku tidak mau, aku mau bertemu ibu dan ayahku" teriak Hana lagi dan kemudian tak lama Hana pun pingsan
*******
Hana terbangun dan mendapati rumahnya telah ramai oleh para tetangga dan juga rekan kerja kedua orang nya sembari membaca surat yasin
" Hana, kamu sudah bangun nak" tanya seorang rekan kerja ibunya sembari mengusap air matanya
" Ayah... Ibu... Bangun.... Jangan tinggalkan aku " ucap hana menangis mendekati jenasah kedua orangtuanya yang sudah berada di dalam keranda
" Nak hana, hari sudah sore sebaiknya kita kuburkan langsung jenasah mereka" ucap pak ustadz yang merupakan imam mesjid sekaligus guru mengaji hana dan anak-anak yang lain
" Jangan pak ustadz, jangan bawa mereka aku akan sendirian jika pak ustadz membawanya" tutur hana
" Apakah kamu mau melihat ayah dan ibumu menderita karena tak di kuburkan?" Tanya pak ustadz
" Tidak pak ustadz "
" Kalo begitu izinkan bapak dan yang lain membawa dan menguburkannya ayah dan ibumu" ucap pak ustadz langsung meminta para remaja mesjid membantu mengangkat kedua jenasah itu ke dalam mobil ambulance tanpa menunggu jawaban hana
Setelah sampai di penguburan, hana hanya terdiam namun airmata nya tidak berhenti keluar membasahi kedua pipinya
" Ayah... Ibu... Jangan tinggalkan aku" teriak hana memeluk gundukan tanah yang masih basah secara bergantian
" Hana ayo nak kita pulang, hari sudah gelap" ajak beberapa orang padanya
" Tidak, aku tidak mau, lepaskan aku, aku mau di sini, aku mau ikut bersama ibu dan ayahku" teriak Hana mencoba memberontak saat mereka membujuknya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
memby wijaya
Sedih
2025-03-18
0