"Lebih baik, kau mati saja!"
Ucapan Bram membuat Cassandra membeku. Dia tidak menyangka sang suami dapat mengeluarkan pernyataan yang menyakiti hatinya. Memang kesalahannya memaksakan kehendak dalam perjodohan mereka hingga keduanya terjebak dalam pernikahan ini. Akan tetapi, dia pikir dapat meraih cinta Bramastya.
Namun, semua hanya khayalan dari Cassandra Bram tidak pernah menginginkannya, dia hanya menyukai Raina.
Hingga, keinginan Bram menjadi kenyataan. Cassandra mengalami kecelakaan hingga dinyatakan meninggal dunia.
"Tidak! Kalian bohong! Dia tidak mungkin mati!"
Apakah yang terjadi selanjutnya? Akankah Bram mendapatkan kesempatan kedua?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Mencari Bukti
Langit Jakarta sore itu tampak mendung, seolah mencerminkan suasana hati keluarga Wijaya. Di ruang tamu rumah yang megah itu, ketegangan menggantung pekat. Melinda duduk membisu, menahan isak dengan sehelai tisu kusut di tangannya. Di seberangnya, Bram berdiri dengan rahang mengeras, merasa seperti terdakwa dalam ruang sidang.
Kedatangan Raina dan Rini menjadikan Melinda shock. Dia pernah mendengar rumor kedekatan Raina. Namun, tidak menyangka bila putranya bisa melakukan pengkhianatan seperti itu.
"Seharusnya, kita tidak pernah menyetujui perjodohan ini. Agar Cassie tidak pernah menderita," gumam Melinda.
Tidak ada yang menyahuti gumaman Melinda. Adrian begitu marah mengetahui informasi tentang janin yang kemungkinan merupakan cucunya. Belum lagi, hubungan kedua keluarga yang terus merenggang karena persoalan putra dan menantunya.
Adrian berdiri di dekat rak buku, tubuhnya tegap namun sorot matanya tajam menusuk. Dia telah menahan emosi cukup lama, dan kali ini, ia tak berniat melunak lagi.
"Jadi benar," ucap Adrian pelan, tapi jelas. "Raina datang ke rumah ini bersama ibunya, menuntut tanggung jawab. Dan kau, Bram... kau membuat kami harus menerima semua tudingan itu?"
Bram menggeleng cepat, wajahnya tegang. "Tidak seperti itu, Ayah. Aku tidak pernah berhubungan sejauh itu dengan Raina. Dia hanya—"
"Hanya apa?" potong Adrian. "Hanya teman kerja? Hanya teman perjalanan dinas? Hanya teman semasa kecil?"
Bram menelan ludahnya. Ia tahu ayahnya tidak semudah itu diyakinkan. Apalagi ada luka lama yang belum sembuh.
"Raina itu bukan siapa-siapa, Ayah. Aku memang sempat dekat dengannya, tapi aku tidak pernah menyentuhnya. Aku bahkan minta dia tes DNA, tapi dokter bilang itu baru bisa dilakukan setelah bayi lahir karena kondisi kandungannya."
Adrian mendengus panjang. "Sudah berkali-kali Ayah katakan padamu. Cassie adalah menantu yang terbaik untuk keluarga ini. Tapi, kau memilih putri dari pegawai rendahan. Kau tahu mengapa aku memecat ayahnya?"
Bram terdiam. Ia mengerutkan dahi, baru sadar ada yang terlewat.
Adrian dingin kemudian melanjutkan. "Dulu, dia kutemukan menyalahgunakan jabatan untuk mengatur proyek fiktif. Dia mencoba mencatut namaku demi proyek pribadi, dan ketika ketahuan, dia menuduh orang lain. Semua diselesaikan secara kekeluargaan, Wira menerima pemecatannya. Namun, kamu malah membawa mereka kembali dalam keluarga ini."
Melinda memejamkan mata, air matanya jatuh kembali. "Itulah kenapa kami menolak Raina sejak awal. Dia dan keluarganya membawa bencana. Bukan karena kami memandang status, tetapi kami yakin kamu bahagia dengan Cassie."
"Dan sekarang mereka menyeretmu," tambah Adrian tajam. "Kau pikir ini semua kebetulan?"
Bram tertunduk. Ia mengerti sekarang—semuanya terasa seperti potongan puzzle yang mulai menyatu. Hubungannya dengan Cassie yang tidak pernah membaik, hingga pemecatan ayah Raina... semuanya terhubung.
Raina yang datang memohon meminta pekerjaan, kemudian malam dalam perjalanan dinas itu Bram yakin dia tidak meminum alkohol. Akan tetapi, bagaimana bisa dia berakhir bersama Raina.
"Kau tahu kenapa aku begitu marah?" tanya Adrian lagi, suaranya kini rendah namun menusuk. "Karena aku sudah kehilangan kepercayaan orang-orang yang kupedulikan. Aku mempertahankan harga diri keluarga ini, tapi kau malah menjatuhkannya."
Langkah kaki tergesa-gesa terdengar dari arah pintu. Semua orang menoleh ketika langkah kaki semakin mendekat.
"Berarti semua ini benar?"
Reyhan muncul dari ambang pintu, masih mengenakan jaket dan membawa tas kecil di tangannya. Tatapannya tajam menatap Bram, seakan menelanj4ngi kebohongan yang belum sempat diucapkan.
"Reyhan..." gumam Bram terkejut.
Reyhan menatap ibunya yang terisak, lalu beralih pada ayahnya yang tampak frustasi. Amarahnya meletup tanpa bisa ditahan.
"Aku pergi keluar negeri selama ini karena ingin menjaga jarak. Karena aku tahu perasaanku pada Cassie salah. Tapi aku menghargai pilihan kalian. Dan kau... kau malah menyia-nyiakannya seperti ini?"
"Reyhan, aku tidak seperti yang kalian pikir—"
"Kalau begitu buktikan!" potong Reyhan tajam. "Kalau kau memang tidak bersalah, tunjukkan. Jangan cuma diam dan menunggu semuanya hancur."
Melinda menyentuh tangan Reyhan, mencoba menenangkannya. Tapi Reyhan sudah terlanjur terbakar.
"Aku mungkin bukan siapa-siapa. Tapi aku tidak akan biarkan Cassie terus tersakiti. Bahkan jika aku harus berdiri di hadapanmu, Kak."
Bram hanya bisa terpaku. Dunia yang semula ia kenal, kini tampak asing. Ia telah kehilangan kepercayaan dari orang-orang yang paling ia cintai—dan hanya satu cara untuk mengembalikannya: membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah.
Reyhan mendekati Bram dan berbisik padanya. "Sudah kukatakan, bila kau menyakitinya sedikit saja, aku akan merebutnya dariku," gumam Reyhan.
"Reyhan! Jangan mengatakan hal sembarangan. Cassie, kakak iparmu!" tukas Adrian menatap tajam putra bungsunya.
"Bukankah dulu aku sudah meminta dengan baik pada kalian? Aku meminta Cassie yang dijodohkan denganku. Bukan pria pecundang ini," balas Reyhan dengan mata yang penuh amarah.
***
Bersambung...
Terima kasih telah membaca....
Dan juga keluarga Adrian kenapa tdk menggunakan kekuasaannya untuk menghadapi Rania yg licik?? dan membiarkan Bram menyelesaikannya sendiri?? 🤔😇😇
Untuk mendapatkan hati & kepercayaannya lagi sangat sulitkan?? banyak hal yg harus kau perjuangan kan?
Apalagi kamu harus menghadapi Rania perempuan licik yg berhati ular, yang selama ini selalu kau banggakan dalam menyakiti hati cassie isteri sahmu,??
Semoga saja kau bisa mendapatkan bukti kelicikan Rania ??
dan juga kamu bisa menggapai hati Cassie 😢🤔😇😇
🙏👍❤🌹🤭
😭🙏🌹❤👍