DALAM PROSES REVISI
"Lebih baik, kau mati saja!"
Ucapan Bram membuat Cassandra membeku. Dia tidak menyangka sang suami dapat mengeluarkan pernyataan yang menyakiti hatinya. Memang kesalahannya memaksakan kehendak dalam perjodohan mereka hingga keduanya terjebak dalam pernikahan ini. Akan tetapi, dia pikir dapat meraih cinta Bramastya.
Namun, semua hanya khayalan dari Cassandra Bram tidak pernah menginginkannya, dia hanya menyukai Raina.
Hingga, keinginan Bram menjadi kenyataan. Cassandra mengalami kecelakaan hingga dinyatakan meninggal dunia.
"Tidak! Kalian bohong! Dia tidak mungkin mati!"
Apakah yang terjadi selanjutnya? Akankah Bram mendapatkan kesempatan kedua?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Pembuktian
Dengan seizin sang Ayah, Bram meminta anak buahnya untuk mempersiapkan konferensi pers. Berita tentang Raina yang mengaku mengandung anak Bram sudah tersebar di seluruh penjuru kantor.
"Kalau kamu yakin dengan semuanya, lakukan saja, Bram. Hal ini dapat kamu gunakan juga untuk memperbaiki hubunganmu dengan istrimu. Papa mengenal dengan jelas, keluarga Wijaya pun tidak akan tinggal diam," ujar Adrian.
"Ya, Pa. Aku akan membuktikan kalau anak itu bukanlah anakku. Semua harus kembali seperti semula. Aku sangat menyesal telah memberikan perhatian lebih pada Raina," balas Bram.
Bila mengingat masa lalu, tentunya dirinya tidak dapat memungkiri. Semua yang dilakukannya tidak pantas dilakukan oleh seorang suami. Bram mengabaikan Cassie, dan selalu memprioritaskan Raina.
Lampu sorot kamera menyilaukan. Bram duduk di belakang meja panjang yang sudah dipenuhi mikrofon dari berbagai media. Di sisi kiri dan kanannya, Adrian dan Melinda tampak tenang.
Hari itu, Bram Wijaya akhirnya berdiri di hadapan publik—menjawab semua tudingan yang telah viral tentang dirinya.
"Aku ingin menjelaskan bahwa semua tuduhan perselingkuhan yang ditujukan kepadaku tidak benar," suara Bram lantang, walau lelah terdengar di ujung nada.
Beberapa wartawan menggiring pertanyaan, menyebut nama Raina, mempertanyakan kehamilan dan tanggung jawab.
"Tapi, bagaimana dengan bukti yang diberikan oleh saudara Raina?"
Bram lalu mengangkat sebuah flashdisk kecil dan memberikannya ke moderator. Semua bukti telah dia kumpulkan untuk memperbaiki namanya.
"Rekaman CCTV dari hotel tempat kami menginap saat perjalanan dinas membuktikan bahwa aku dan Raina tidak pernah bermalam di kamar yang sama. Perjalanan itu murni urusan kantor. Saya rasa itu sudah menjelaskan semuanya."
Melinda menahan napas, lalu menoleh pada Bram dengan tatapan penuh haru. Ia tahu, putranya telah berjuang membersihkan namanya. Namun, apakah semuanya akan kembali seperti semula?
Sementara itu, di rumah keluarga Wijaya, pagi yang seharusnya tenang berubah menjadi kekacauan kecil. Cassie mendadak merasa mual dan berlari ke kamar mandi. Jessie yang melihat itu ikut panik, mengira adiknya terkena flu perut atau kelelahan karena stres.
Cassie merasakan ada sesuatu yang salah pada tubuhnya. Setiap pagi dirinya selalu dilanda oleh mual yang hebat. Seperti saat ini, dia telah mengeluarkan semua makanan yang dia konsumsi. Ketika Cassie terus muntah dalam selang waktu singkat, ia mulai merasa ada yang tak biasa.
Dengan langkah gemetar, Cassie pergi diam-diam ke klinik. Cassie duduk terpaku di bangku ruang konsultasi. Matanya membelalak menatap hasil monitor. Detak jantung kecil itu terpantul di layar, dan air matanya langsung jatuh.
Dia hamil...
Ingatannya kembali pada peristiwa yang dia dengan bodohnya melakukan hubungan dengan Bram. Namun, waktu tidak bisa diulang kembali. Ada janin yang kini berada dalam rahimnya.
Ada sesuatu yang berbeda dalam hatinya, nukan kebahagiaan yang langsung memenuhi dirinya. Yang muncul justru kegamangan. Bukan ini caranya ia ingin kembali membangun hidup bersama Bram.
Ia tidak ingin Bram bersamanya hanya karena rasa bersalah. Ingatan-ingatan tentang bayi pertama mereka yang meninggal perlahan kembali. Cassie teringat wajah Bram saat kehilangan itu—kelam, dingin, hampa. Dan kini, ia merasa mungkin Bram kembali bukan karena cinta... tapi karena ingin menebus rasa bersalah itu.
Sore harinya, Cassie memanggil sang ayah, Gunawan. Mereka duduk berhadapan di ruang keluarga, tanpa gangguan.
"Ayah, aku ingin pergi sejenak," ucap Cassie pelan, tetapi mantap.
Gunawan menatap putrinya penuh tanya. "Ke mana?"
"Ke rumah Tante Lydia di New York. Aku butuh waktu untuk menenangkan diri, untuk memikirkan semuanya."
Gunawan terdiam. Ia mengira putrinya telah siap melanjutkan hidup. Keputusan ini terasa mendadak. Gunawan telah memperkirakan kalau Cassie menginginkan untuk kembali pada Bram. Semua ucapan Cassie diluar ekspektasinya.
Namun, ia juga tahu, Cassie bukan perempuan yang akan mengambil langkah impulsif tanpa alasan kuat.
"Kalau itu yang kamu butuhkan... Ayah izinkan. Tapi janji, tetap kabari kami."
Cassie tersenyum tipis, menahan perih yang menghunjam dari dalam. "Terima kasih, Yah."
Di hari keberangkatannya, Cassie menatap rumahnya sekali lagi sebelum masuk ke dalam mobil yang akan mengantar ke bandara. Jessie memeluknya lama, menahan tangis, dan bertanya kenapa harus pergi saat semuanya mulai membaik.
Cassie hanya membisikkan, "Karena ini caraku untuk pulih."
Di dalam pesawat yang mengudara menuju tempat yang baru..Cassie mengelus perutnya yang masih datar. “Kita akan baik-baik saja,” bisiknya pada janin di dalam rahimnya.
“Kamu bukan alasan Ayahmu harus mencintaiku. Aku ingin mencintaimu tanpa syarat, seperti yang seharusnya," ucap Cassie.
***
Bersambung...
Terima kasih telah membaca...
Mohon maaf baru bisa update lagi ya, Kak. Insya Allah akan kembali rutin update... 😍
Dan juga Bram sekarang sudah bisa bersikap tegas sama Raina & emaknya, setelah dia menyadari kesalahannya dan gak mudah menggapai hati cassie
Dan kamu Bram memang harus sabar dan menunggu bumil untuk membuka hati lagi?? 🤔😇😇💪💪💪
semoga bumil kali ini bisa menjalani kehamilannya dengan happy dan kerjain Bram dengan ngidammu yg menyusahkan ya calon dekbay?? 🤔😇😇
Selamat menikmati buah kebodohanmu? dan selamat berjuang menaklukan bumil yg sensitif karena hormonal dan rasa kecewanya padamu??? 🤔😇😇😇