NovelToon NovelToon
25 ATURAN IBLIS

25 ATURAN IBLIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual
Popularitas:241
Nilai: 5
Nama Author: muhamad aidin

Sarah sang pemeran utama beserta para survivor lainnya telah berada di sebuah dunia tiruan yang nampak aneh. Mereka harus bisa bertahan hidup dengan melewati permainan yang di sebut dengan " 25 aturan iblis ", dimana permainan ini memiliki setiap aturan dan teka teki yang cukup menyulitkan. yang berhasil bertahan hidup sampai akhir, adalah pemenangnya. lalu hadiah yang akan di terima adalah satu permintaan apa saja yang diinginkan...... Mampukah Sarah dan para survivor lainnya keluar dari dunia aneh itu..? lalu bagaimana caranya Alena adik perempuan Sarah yang telah menghilang selama 12 tahun berada di dunia itu....?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon muhamad aidin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 : hadiah kemenangan

Malam itu menjadi saksi bisu, dari permainan berdarah yang terjadi. Arena yang tersebar di setiap penjuru, ikut bergema bersamaan seiring game telah berakhir. Mereka yang bertahan sangat terpukul atas kematian orang-orang di sekeliling mereka. Entah perasaan bahagia ataukah marah, hanya saja patut satu hal yang mereka syukuri adalah mereka masih hidup untuk sekarang.

   Sarah memeluk tubuh Kinan yang sudah tak bergerak, jasadnya terlihat begitu damai seolah beban kehidupannya telah terlepas. Di tempat lain, Bara menangis dengan sangat kencang, melihat kematian sahabatnya, sementara Alena hanya bisa duduk sedikit menjauh dan tertunduk lesu. Di tempat lain para survivor yang tersisa merayakan kemenangan mereka, tertawa, dan tangis haru bahagia karena masih di berikan hidup sampai saat ini. Namun di sisi lain mereka menahan kesedihan mendalam. Mayat-mayat tergeletak di setiap tempat di stadion berlantaikan lima. Darah-darah yang menggenang sebagian telah mengering. Jasad-jasad dari para survivor yang gugur tergeletak di biarkan saja.

    Jumlah survivor yang berhasil selamat tidak mencapai lima puluh persen. Total dari seratus orang yang mengikut game aturan kedua ini, enam puluhnya telah gugur.

   " Selamat, atas kemenangan para warga dalam mempertahankan wilayahnya dari para serigala. Sebagai hadiahnya silahkan berkumpul di tengah lapangan ". Suara sistem bergema di seluruh stadion.

   " Kak Sarah ... ". Luna memegang tangan Sarah. Tangisannya sesaat berhenti setelah sentuhan Luna kecil. Setelah penguman itu, Elang dan Luna bermaksud untuk mencari Sarah dan yang lainnya. Beruntungnya mereka berdua mendengar tangisan Sarah tidak jauh dari tempat persembunyian mereka. Elang mulai membaik setelah demamnya turun, Keajaiban....? Entahlah, mungkin hanya keberuntungan saja.

    " Kak Sarah kenapa menangis.... ? ". Luna mengusap wajah Sarah dengan tangan mungilnya.

" Gak apa-apa, Kakak hanya bahagia saja karena kita masih bisa hidup untuk saat ini ". Sarah mencoba untuk terlihat tegar di depan Luna. Elang melirik jasad Kinan yang sudah terbujur kaku. Matanya sedikit sayu, namun dia juga harus terlihat kuat di depan para wanita.

 " Loh, kok kak Kinan tertidur di sini..... ". Luna mencoba menggoyangkan tubuh Kinan yang sudah mulai dingin. " kok kak, Kinan gak bangun-bangun ". Luna polos terlihat lucu dengan wajahnya itu.

" Luna ikut kak Elang yah, nyari yang lain ". Elang yang peka dengan keadaan langsung memegang tangan Luna dan mengajaknya untuk mencari yang lain. Sarah tidak mau lama-lama bersedih, dia membuka jaket miliknya lalu menutup sebagian tubuh Kinan dengan jaketnya itu.

" Selamat tinggal Kinan.... ". Sarah memberi penghormatan dan doa untuk Kinan.

   Bara yang cukup terluka akibat pertarungannya melawan serigala, tak sanggup untuk berjalan. Kesedihannya sampai berlarut-larut hingga tak bisa membuatnya kuat untuk merasakan duka yang mendalam. Alena membantu Bara untuk berjalan, merangkul tangannya.

 " Kita harus terus hidup demi mereka yang telah mati.... ". Hanya kalimat itu yang terucap di mulut Alena.

   Setelah berhasil menuruni tangga hingga sampai ke lantai empat, akhirnya mereka bertemu. Sarah langsung memeluk Alena, dan Elang langsung membantu Bara berdiri menggantikan tugas Alena.

 " Syukurlah loe masih hidup Bar..... ". Elang tersenyum sumringah. Namun tampaknya masih ada yang kurang, Sahlan, Elang mencari keberadaan Sahlan.

" Dimana Sahlan...? Apa kalian terpisahkah...? ". Elang sama sekali belum mengetahui soal kematian Sahlan.

  " Maaf kawan...... Sahlan.....Sahlan..... ". Bara sama sekali tak sanggup untuk melanjutkan kata-katanya. Elang terdiam tanpa ekspresi, matanya sama sekali tak berkedip. Di dalam kepalanya, sudah terpikir apa yang akan di lanjutkan oleh Bara, terlihat dari ekspresinya.

   " Tak apa .... ". Tiba-tiba Elang langsung memotong kalimat Bara. " Setelah ini, kita buatkan makam untuknya. Yang terpenting kau selamat ". Elang mencoba tetap tegar, walau dalam pikiran dan hatinya ia menangis.

" Benar sekali, kita buatkan makam ". Bara menangis berlinang air mata. Dia tertunduk tak berani menatap wajah sahabatnya itu.

Kami berjalan beriringan menuju tengah lapangan stadion, seperti yang di intruksikan oleh suara program. Beberapa survivor telah berkumpul, mereka berdiri mematung mengerumuni sesuatu yang berada di hadapannya. Luna berlari duluan untuk melihat lebih dekat.

" Semuanya, cepat sini..... Ada banyak makanan, minuman dan obat-obatan ". Luna memanggil ke arah kami.

kami mempercepat langkah dan ikut menimbrung diantara kerumunan. Benar saja, di hadapan kami sekarang terpampang meja panjang sekitar sepuluh meter lebih. Di atas meja itu sudah tersedia berbagai macam buah-buahan, makanan, minuman dan peralatan medis lengkap.

" Apakah ini ujian juga kah...? ". Sahut seraya salah satu survivor. Belum ada satupun survivor yang berani menyentuh semua itu. Secara mengejutkan memang tiba-tiba meja panjang dengan berbagai macam persediaan terlahir tersedia, seperti sihir saja.

" Aku akan membuktikannya secara langsung... ". Lelaki kekar itu maju tiba-tiba. Dia menjawab keraguan yang lain. Dia mengambil sebuah apel segar dari meja panjang itu. Memakan perlahan lalu mengunyah. Yang lain masih diam memperhatikan, sebagian tetap waspada di sekitar, mereka merasa masih berada dalam ujian.

" penjara lasernya masih ada.... ". Teriak salah satu survivor yang baru saja kembali mengecek ke luar stadion. Satu menit berselang, lelaki kekar itu nampak baik-baik saja.

" Tidak ada racun, tidak ada yang menembak. semua yang di meja ini aman.... ". Begitu mendapat jawaban yang memuaskan. Seluruh survivor mulai menyerbu apa yang berada di meja. Mereka melahap makanan ,meminum minuman, dan ada juga yang mengambil kotak medis.

" Jangan saling berebut, semua yang ada di meja sangat cukup untuk kita semua.... ". Instruksi dari lelaki kekar itu. Persediaan yang berada di meja memang sangat banyak. Diperkirakan porsi ini untuk porsi seratus orang. Jumlah yang sama ketika Meraka pertama kali memulai game aturan kedua ini.

" Biar saya rawat luka kalian...". Riga tiba-tiba menghampiri dengan kotak medis. Sangat kebetulan, di pihak mereka, Elang terluka cukup parah di punggung, dan Bara mendapat luka sebetan di beberapa tempat, lalu Alena juga. Untunglah Sarah dan Luna tidak mengalami cedera karena mereka berhasil bersembunyi sampai game berakhir

" Tenang ,jangan khawatir , saya ini mahasiswa jurusan kedokteran. Untuk menangani luka luar sudah bisa kok ". Riga tersenyum ramah.

1
🍧·🍨Kem tình yêu
wah, jalan ceritanya bikin gue deg-degan 😱
LaConstieConsti
Benar-benar merinding dan merasa terobsesi dengan cerita ini, thor! ❤️
muhamad aidin: terima kasih untuk masukannya.... semoga ke depannya bisa terus menulis untuk para pembaca.....
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!