Zue, seorang gadis muda yang telah kehilangan kedua orang tuanya dalam insiden pembunuhan bandit. Saat itu, dia tanpa sadar mengaktifkan kekuatannya yang misterius, menyebabkan para bandit terbantai habis.
Sherina dan Sheila, dua orang yang kebetulan berada di tempat kejadian, menyaksikan kejadian itu dan menemukan bahwa Zue tidak memiliki Mana, sebuah energi magis yang dimiliki oleh sebagian besar orang di dunia. Mereka memutuskan untuk mengadopsi Zue, karena mereka tidak ingin dia diasingkan atau ditolak oleh masyarakat karena kekurangannya.
Selama beberapa tahun, Zue dilatih oleh Sherina dan Sheila dalam berbagai keterampilan dan teknik pertarungan.
Tepat pada ulang tahunnya yang ke-12, Zue melakukan upacara kedewasaan untuk mendapatkan kemampuan khusus. Namun, apa yang terjadi selanjut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon The Beta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kingdom of Asium
—Kerajaan Asium.
Pada malam hari saat Zue dalam perjalanan ke Kerajaan Asium, terjadi kejadian yang menggegerkan kerajaan. Terjadi pembunuhan terhadap lima bangsawan. Jasad kelima bangsawan anehnya ditemukan tanpa jantung.
Penyelidikan lebih lanjut dilakukan oleh pihak kerajaan. Penggeledahan dilakukan juga tidak jauh dari tempat kejadian untuk menemukan barang bukti, dan juga orang-orang di interograsi. Saat proses interograsi, ada satu saksi mata yang melihat sosok misterius berpakaian aneh.
Saksi mata itu berkata, "Saat itu tengah malam, aku saat itu baru pulang dari berkerja, dan kebetulan baru pulang karena ada sedikit urusan di tempat kerja. Seperti biasa aku pulang berkerja selalu melewati depan rumah bangsawan itu. Di malam itu, terlihat seorang tampak aneh keluar dari rumah bangsawan itu. Orang aneh itu berpakaian, dan berjubah serba hitam, dia juga mengenakan topeng gagak."
Orang-orang menjulukinya sebagai "Jack the Bob".
Poster-poster buronan beserta ilustrasi dibuat berdasarkan pernyataan saksi mata. Bagi siapa yang berhasil menangkap sesuai yang ada di poster akan mendapatkan 10.000.000 Rep. Saat ini masih belum ditemukan bukti lebih mengenai si Jack the Bob tersebut.
—Siang hari setelah kejadian pembunuhan tadi malam.
Bersandar di antara barang bawaan dan menyilangkan kedua kaki, "Berapa jauh lagi?" tanya Zue kepada pak kusir.
Pak kusir menoleh kebelakang, menjawab, "Masih jauh, malam ini kita akan beristirahat lagi seperti sebelumnya, dan melanjutkan perjalanan besok pagi."
Zue menghela nafas. "Huhh, oke-oke."
"Dari kota mana kamu berasal?" tanya pak kusir.
"Entahlah aku sudah lupa."
"Ouh, mau bagaimana lagi kalo lupa. Kalo tujuan mu ke Asium untuk apa?" tanya Pak kusir.
"Tidak ada tujuan khusus, hanya menjelajahi tempat baru," jawab Zue.
"Seberapa jauh kamu sudah menjelajah?" tanya pak kusir.
"Sangat jauh, dan sampai di dunia ini," jawab Zue.
"Apa maksud dari "sampai di dunia ini" itu apa," gumam pak kusir.
"Fokus saja ke perjalanan, aku ingin tidur sebentar. Bangunkan aku jika terjadi sesuatu," memejamkan matanya.
"Baik," ucap pak kusir.
—Malam hari, perjalanan dihentikan sementara untuk beristirahat.
"...Kita beristirahat disini, siapkan tempat untuk tidur."
"...Penjagaan dilakukan bergantian."
Mereka semua menentukan siapa yang akan berjaga pertama. Penjagaan dibagi menjadi dua shift, shift pertama berjaga sampai tengah malam, shift kedua berjaga sampai pagi hari.
Zue terbangun, dan mengucek matanya. "Ada apa ini, kenapa berisik sekali."
Salah satu pak kusir melihat Zue terbangun. "Kamu terbangun, maaf sedikit berisik. Kita sedang mempersiapkan tempat istirahat."
"Ouh, tidak apa lanjutkan saja," ucap Zue.
"Kalo begitu, silahkan istirahat kembali."
—Persiapan sudah selesai.
Turun dari gerobak. "Sudah tidak bisa tidur lagi." Tubuh diregangkan. "Eghh, energi ku sudah pulih kembali," ucap Zue.
"...Yo kamu sudah tidur dengan pulas?" tanya pak kusir.
Zue menguap. "Huaahh, ya."
"...Ayo kita makan, kamu lapar kan?" tanya pak kusir.
Zue duduk bersila bersama dengan pak kusir. "Sedikit lapar."
Mengambilkan makanan. "...Kalo begitu, ini makanlah sepuasnya."
Menerima makanan dari pak kusir. "Terimakasih."
Mereka melanjutkan penjagaan sampai tengah malam.
Pak kusir berdiri dan menepuk-nepuk belakang celananya, untuk membersihkan. "...Ini sudah waktunya kita bergantian penjagaan. Kamu tidak perlu berjaga juga, kamu bisa kembali beristirahat," ucap pak kusir kepada Zue.
"Tidak masalah, lagian aku sudah beristirahat tadi. Jadi energi ku sudah terisi kembali," ucap santai Zue.
"...Kalo begitu, kita tidur dulu," pak kusir meninggalkan tempat dan membangun kan shift kedua.
—Shift kedua dibangun kan, untuk bergantian berjaga.
Menguap. "...Huahh, kayaknya baru juga tidur udah gantian berjaga. Hmph, kamu tidak tidur?" tanyanya kepada Zue.
"Aku tidak merasa kantuk," jawab Zue.
Sh shs sbh.
Suara semak-semak bergesekan, ada sesuatu dibalik semak-semak.
Zue menoleh ke sumber suara dengan waspada. "Siapa disana?"
Suara semak-semak semakin terdengar jelas, dari dalam situ muncul seseorang yang lengan kanannya sedang terluka akibat terkena panah, dengan keadaan panah yang masih tertancap.
"...Tolong aku." Suara lirih nyaris tidak bersuara dan setelah meminta tolong dia jatuh pingsan.
"Oi oi, kamu kenapa?" tanya Zue dengan gelisah.
Pak kusir mengecek keadaan tubuhnya, dan dengan pelan-pelan mencabut panah yang tertancap. "...Dia pingsan, tidak ada luka lain ditubuhnya hanya di lengan kanannya."
"Perlihatkan panah itu," ucap Zue.
Memperlihatkan panah. "Ini."
Mengecek panah tersebut, saat dicek ditemukan panah mengandung racun.
"Panah ini beracun, berhati-hatilah," ucap Zue.
Dengan spontan pak kusir melemparkan panah itu. "Hahk, jadi bagaimana dengan orang itu, kalo begini dia bakal terbunuh."
"Tenang saja, Flame..."
Orang terselimuti oleh api.
Pak kusir melihat itu panik dan juga bingung. "APA YANG KAMU LAKUKAN?!!" seru pak kusir.
Tapi api itu tidak panas dan tidak juga membakarnya, tapi menyembuhkan lukanya.
Pak kusir melongo, kaget tidak percaya apa yang baru dilihatnya. "Apa ini? Kenapa dia tidak terbakar dan malah sembuh?" tanya pak kusir kepada Zue.
Zue mengeluarkan api di telapak tangannya dan berkata, "Karena api ini adalah api yang paling awal."
"Apa maksudmu?" tanya pak kusir dengan bingung.
Zue mengalihkan pembicaraan, "Tidak ada. Cepat baringkan dia ditempat tidur."
"Baik." Pak kusir memindahkannya di tempat tidur.
"Kita harus waspada, mungkin yang menyerang orang itu tidak jauh dari tempat kita berada," ucap Zue.
Wush.
Tidak berselang lama dari kemunculan orang terkena panah itu, ada sebuah panah yang melesat kearah Zue dari balik hutan.
Zue reflek menangkis panah tersebut. "Siapa disana?"
Segerombolan pria berpostur badan besar mengenakan alat-alat panah muncul dari balik pepohonan. Zue dan pak kusir lainya terkepung.
Semua orang shift satu terbangun mendengar kebisingan itu dan kaget sekaligus takut karena mendapati dirinya sedang di kepung.
"...Ada apa ini?"
"...Siapa orang-orang ini?"
Satu orang pria muncul dari balik gerombolan pemanah itu. Pakaian maupun busurnya beda dari yang lain, terutama pada aura yang dipancarkan, dia mendekati Zue.
"...Serahkan orang itu," ucapnya dengan tenang sambil menunjuk orang yang terkena panah sebelumnya.
"Siapa kamu?" tanya Zue kepada pria itu.
"Aku? Aku pemimpin suku," ucapnya.
"Kenapa kamu menyerangnya?" tanya Zue.
"Dia memata-matai desa kami, dia harus menerima konsekuensinya."
"Memata-matai?"
"Ya dia mata-mata dari kerajaan Asium."
"Hah, apa hubungan kerajaan dengan desa?" tanya Zue.
"Semenjak kejadian kemarin malam, yang baru-baru jadi topik pembicaraan di kerajaan Asium tentang pembunuhan kepada lima bangsawan. Kerajaan mencurigai pembunuh itu berasal dari desa kami."
"Ada pembunuhan di kerajaan Asium?" Gumam Zue, "Kenapa kalian bisa dicurigai?" tanya Zue.
"Gagak sebagai simbol desa kami karena itu kami membuat topeng gagak sebagai layaknya mahkota raja dan pembunuh itu memakai topeng gagak yang hampir sama dengan kami, karena itulah mereka mencurigai kami," jelas ketua suku.
"Jadi begitu, jadi gimana tentang mata-mata ini?" tanya Zue.
Pemimpin dengan tegas berkata, "Kamu tidak perlu ikut campur, kami akan."
Zue memotong pembicaraannya, "Jika kalian membunuhnya kalian malah akan semakin dicurigai dan kerajaan kemungkinan besar mengerahkan prajurit untuk menyerang kalian."
Pemimpin baru menyadari dari ucapan Zue, apa yang akan terjadi jika dia membunuhnya. "Terus apa yang harus dilakukan?" tanyanya kepada Zue.
Zue dengan percaya diri mengajukan diri untuk membantu. "Tenang saja, aku tahu cara menyelesaikan masalah ini."
Next...
cek profil aku ada cerita terbaru judulnya
THE EVIL TWINS
atau langsung tulis aja judulnya di pencarian, jangan lupa mampir dan favorit kan juga ya.
terima kasih